Reyhan baru saja menunaikan shalat isya. Dia melafadzkan beberapa kalimat dzikir penutup shalat dan Kini dia mulai menengadahkan tangannya ke atas. Berharap penantiannya selama ini akan segera berakhir.
Ada tiga hal di dalam dunia ini yang menjadi rahasia sang Ilahi. Hak mutlak prerogatif Allah yang menjadi hujah pada setiap diri hamba-hambanya yang berpikir. Dan tiga hal itu adalah, Rejeki, jodoh dan maut.
Reyhan sudah sangat bersyukur atas rejeki yang telah Allah berikan kepadanya selama ini, baginya semua itu sudah lebih dari cukup. Tapi yang hingga kini masih menjadi tanda tanya baginya, yaitu perihal Jodoh dan maut. Tak ada yang tahu di antara ke dua hal itu, mana yang lebih dulu akan menjemputnya.
Mautkah? Atau jodoh?
Hardin sudah mulai gelisah. Pasalnya sampai saat ini Katrina belum juga mau di ajak pulang ke Podomoro.Sementara dia sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi untuk menyalurkan hasrat seksualnya yang sudah cukup lama dia pendam. Sudah hampir satu bulan berlalu dan Hardin hanya bisa menyalurkannya melalui mimpi-mimpi basahnya setiap malam. Keterlaluan!Sementara Hardin sendiri merasa gengsi untuk meminta hal itu kepada Luwi. Meski dia tidak menampik perasaannya yang kian hari kian aneh pada wanita itu.Sebenarnya Luwi itu cantik. Kulitnya putih, bersih, mulus dan bau harum tubuhnya itu selalu mampu menghipnotis Hardin. Tapi entah mengapa Hardin merasa enggan memulai hubungan intim dengan wanita itu mengingat Luwi itu hanya bisa diam sambil menangis juga bert
Hari ini Katrina pulang ke Podomoro.Pagi tadi Bi Lisa meneleponnya kalau Yumna demam dan dia sangat rewel seharian ini. Biasanya kalau sudah seperti itu, hanya Katrina yang bisa menanganinya. Lagipula, sebenarnya Katrina sudah di suruh pulang sejak beberapa hari yang lalu oleh pihak keluarganya, tapi Katrina tetap tidak mau. Hatinya masih belum siap jika harus kembali menyaksikan kebersamaan Hardin dan Luwi. Sementara Hardin sendiri, hampir setiap hari meneleponya untuk meminta Katrina pulang. Tapi Katrina masih terus mencari alasan untuk tidak pulang.Jika bukan karena Yumna, Katrina masih merasa berat untuk pulang.Katrina sampai di Podomoro sekitar pukul 19.45 WIB. Katrina sengaja tidak memberitahu Hardin sebab dia tidak mau merepotkan suaminya.
Hardin benar-benar dibuat naik pitam.Belum selesai masalah rumah tangganya, lalu dia mendapati kenyataan bahwa Katrina saat ini hamil dan kini ditambah lagi dengan masalah yang terjadi di perusahaannya di Jakarta.Masalah besar yang mau tak mau harus memaksa Hardin turun tangan langsung untuk menanganinya.Selepas fajar tadi, Hardin berangkat ke Jakarta di antar Pak Budiman. Semalaman tadi Hardin tidak tidur karena harus stand by menjaga Katrina. Bahkan ketika Luwi menyuruhnya untuk istirahat, Hardin tetap tidak bisa memejamkan matanya barang sedetikpun. Dia terus terjaga di samping Katrina sepanjang malam itu. Dokter mengatakan kandungan Katrina sangat lemah, dia harus benar-benar istirahat total di kamar dan tidak boleh stress.&n
Reyhan sudah berniat untuk menguntit aktifitas Dimas sepulang kantor hari ini. Rencana Dimas mendapatkan kode rahasia perusahaan itu sudah berhasil, meski tak sepenuhnya berhasil, sebab Reyhan lebih pintar dari mereka semua. Reyhan yang secara diam-diam, sudah mengubah kode itu dan menggantinya dengan kode yang baru, yang hanya diketahui oleh dirinya dan Pak Sigit, juga Opah Hardin. Reyhan yakin Dimas akan langsung menemui rekan-rekannya yang terlibat dalam hal ini. Dan Reyhan hanya ingin memastikan siapa dalang di balik semua ini. Itulah sebabnya Reyhan tidak mau gegabah untuk melaporkan masalah ini ke pihak yang berwajib, selain belum ada bukti, Reyhan juga takut hal itu justru akan membahayakan nyawa Kisya. Malam itu Reyhan melihat Dimas
Hari itu Omah dan Opah langsung kembali dari batam saat mengetahui kondisi sang menantu kesayangan mereka yang kini sedang hamil.Omah dan Opah merasa sangat khawatir terhadap kondisi kehamilan Katrina saat ini. Seharian ini mereka stand by di rumah untuk memastikan Katrina benar-benar istirahat.Hardin sampai di Bandung saat senja tiba. Dia langsung kembali ke rumah tanpa ke kantor lagi setelah sebelumnya dia mengantar Nadia pulang. Dia benar-benar harus memastikan keadaan sang istri tercinta dalam keadaan baik-baik saja."Ini mba, makan dulu. Tadi aku buatkan bubur untuk Mba Trina. Ini ada campuran sayur-sayurannya juga, baik untuk kesehatan janin Mba." ucap Luwi yang baru saja menaruh senampan makanan berisi bubur, susu dan buah melon yang sudah di poton
Senyum terus mengembang di wajah tampan nan menggemaskan Gibran Adhyatama Sastro Sudiro.Malam itu Gibran merasa hidupnya sempurna. Bahkan seperti di negeri dongeng. Dia berjalan di gandeng oleh Papa di tangan kanannya dan Mama di tangan kirinya. Bermain sepuas hatinya dan membeli apa saja yang ingin dibelinya. Semua permintaan Gibran dikabulkan oleh sang Papa tercinta. Meski Mamanya berulang kali melarang apa-apa yang diminta Gibran tapi Gibran tidak perduli, toh dia meminta pada Papanya bukan Mamanya."Kakak jangan terlalu memanjakan Gibran, nanti dia jadi kebiasaan. Sekali permintaannya tidak dituruti dia langsung ngambek. Aku tidak mau Gibran tumbuh jadi anak yang manja," keluh Luwi pada Hardin. Gibran sedang asyik bermain di Time Zone saat itu."Kamu i
Pagi ini, saat hendak berangkat ke kantor, Reyhan justru dikejutkan oleh kedatangan Luwi ke apartemennya.Luwi yang wajahnya terlihat sangat kusut dengan mata sembab dan lelah. Bahkan dia langsung menghambur memeluk Reyhan detik itu juga.Luwi hanya butuh bahu untuk bersandar. Dia hanya butuh kekuatan dan semangat untuk tetap melanjutkan hari-harinya, yang dia anggap sempurna setelah pernikahannya dengan Hardin. Tapi kenyataannya sekarang, hari-harinya kian sulit dan runyam. Bahkan kini Gibranpun tidak ada disini menemaninya.Luwi sengaja tidak mengajak Gibran, karena jika Luwi tetap memaksakan diri untuk mengajak anak itu, yang ada Luwi akan semakin merasa kehilangan, karena dia yakin, Gibran pasti tidak akan mau dia ajak pergi dari sana.
Luwi sedang memasak di dapur saat pintu bel apartemennya berbunyi. Pasti Kak Reyhan, pikirnya.Luwi berjalan menuju pintu masuk dan membukanya.Seorang laki-laki dengan style machonya, terlihat berdiri di depan pintu.Kak Hardin? Pekik Luwi membatin.Luwi yang masih merasa kesal langsung buru-buru menutup kembali pintu itu, tapi Hardin menahannya dari luar."Luwi, aku minta maaf, aku bisa jelaskan semuanya, jangan seperti ini," ucap Hardin dari luar. Laki-laki itu mendorong sekuat tenaga pintu itu hingga akhirnya Luwipun terkalahkan. Luwi terdorong kebelakang dan terjatuh terduduk di lantai apartemen.