Share

8. YA AYO BERTEMU

Author: Dinnost
last update Huling Na-update: 2024-05-22 15:27:16

YA AYO BERTEMU

Abian menatap ke arah sumber suara dan detik berikutnya dia mengumpat dalam hati.

"Abian, kamu udah menikah?" tanya wanita itu seraya menatap Abian dan Melda bergantian. Tanpa di persilahkan, wanita itu menarik salah satu kursi lalu duduk.

"Duduk, Pa!" titahnya pada sang suami yang masih menatap Abian dengan pandangan bertanya-tanya.

"Hallo, Melda!" ujar Melda seraya mengulurkan tangan ke arah wanita itu lalu ke arah pria yang baru saja berjalan ke sisi Abian untuk duduk disana.

"Aku istrinya Abian, Kakak ini teman Abian?" lanjut Melda ingin tahu. Dalam hati, dia ingin sekali menendang Abian karena pria itu langsung kicep seolah-olah tertangkap basah selingkuh oleh kekasih.

"Istri? Wow, kapan nikahnya? Aku Maya dan dia suamiku Ferdinan, teman satu kantor Abian," ujar wanita itu seraya menunjuk suaminya yang hanya menyunggingkan senyum tipis lalu menatap Abian tajam untuk mencari jawaban sebenarnya.

Melda langsung mengangguk dan suasana hatinya tenang karena yang menjadi teman Abian adalah suami dari wanita bernama Maya itu. Lalu tangannya terulur menjawil pipi embul batita yang ada di gendongan Maya. "Cakepnya!" ucapnya gemes.

"Berapa tahun, Kak?"

"Bentar lagi dua. Kalian memang udah menikah? Kok Abian nggak pernah undang," jawab Maya tapi masih penasaran dengan kalimat yang sempat dia dengar tadi.

Melda tersipu. "Hampir tiga bulan lalu, Kak. Nggak ada pesta memang. Cuma ijab kabul dan hanya di hadiri keluarga inti saja," jawab Melda tenang.

Sementara Abian, pria itu sedang berusaha terlihat biasa aja walau dia merasakan tajamnya tatapan temannya yang masih syok mendengar penjelasan Melda. Sesekali pria bernama Ferdinan itu menyikut lengan Abian bahkan menendang kakinya di bawah meja.

Ferdinan langsung menuliskan pesan di grup mereka bahwa ada kabar terbaru soal Abian. Dia juga menyertakan foto mereka dan juga tempat mereka berada sekarang.

Abian menghela dengan pelan setelah membaca pesan di group tersebut dan kini dia pasrah akan terbongkarnya statusnya. Sementara Melda, wanita itu sudah asyik bercerita dengan Maya. Memberitahukan kehamilannya yang baru berusia dua bulan.

Dia juga menceritakan soal hubungannya selama ini dengan Abian, menciptakan cerita yang tidak pernah ada menjadi ada.

"Kami pacaran udah lama, Kak. Cuma karena aku kerja di luar kota, kami jadi LDR. Beberapa bulan terakhir aku di mutasi ke kota ini lagi dan kami memutuskan untuk menikah saja."

"LDR?" tanya Maya. Dia menatap Abian dan dari tatapannya dia sedang menghunuskan pedang tajam pada Abian karena dulu dia pernah bertemu dengan Abian yang sedang bersama seorang gadis mungil hendak menonton di bioskop. Bahkan beberapa bulan lalu, dia juga melihat Abian dan gadis mungil itu sedang makan lesehan di sebuah warung makan.

"Hmm, dua tahun lah kurang lebih," jawab Melda dengan bangganya.

*****

Tak perlu waktu lama, para lelaki berdatangan ke tempat dimana Abian berada, mereka membuat kehebohan yang menjadi sumber perhatian semua orang yang hadir karena ucapan selamat kepada Abian. Ada yang pura-pura marah karena tidak di undang di pernikahan dan menagih Abian harus membuat pesta lajang agar mereka bisa minum-minum sepuasnya.

Abian tidak bisa mengelak lagi dan akhirnya mengikuti alur yang di ciptakan Melda sebelumnya. Hal yang tidak dia ketahui adalah bahwa salah satu penghuni counter itu yang ikut tersita oleh kehebohan mereka adalah seorang gadis mungil yang berusaha menahan air mata yang menggenang dan berdesakan hendak keluar. Dengan mengumpulkan tenaga, dia mengangkat tangan dan memanggil pelayan untuk mengantarkan tagihannya.

"Mas, tolong billnya dan ini di bungkus saja yah. Maaf yah, ada yang mendesak soalnya,"ucapnya berusaha tegar.

Tak menunggu lama, pesanannya sudah di bungkus dan sudah di antarkan ke meja. Lalu dia menguatkan kakinya yang bergetar dan menyampirkan tas di bahunya.

Sreeeeeggg

Suara kursi di dorong saat dia berdiri. Wanita itu menghembuskan nafas pelan lalu berjalan melewati sekumpulan orang yang masih bercengkrama itu. Dia sengaja menoleh sedikit lebih lama agar wajahnya di lihat oleh bintang utamanya, Abian.

Mata Abian terbelalak kala bertatapan langsung dengan wanita mungil itu. Mulutnya menyebutkan "Gina" tanpa suara.

Saat melihat Gina sudah di luar, Abian beralasan ke kamar mandi sebentar. Dia langsung berdiri dan berjalan santai keluar dari counter itu dan setelah dia tidak terlihat lagi oleh rekan-rekan terutama istrinya, dia melakukan panggilan pada kekasihnya Gina namun tidak di angkat.

Abian:

"Yang, ayokk bertemu. Aku akan menjelaskan semuanya pada kamu."

Pesan centang dua tapi tidak berubah warna.

Abian:

"Benar, aku sudah menikah dan dia pilihan orang tuaku. Aku di paksa."

Abian:

"Tolong jangan salah paham. Aku tetap cinta sama kamu. Ayo bertemu aku akan jelaskan semua dan rencana apa yang aku punya,"

*****

Pertama kalinya Gina menangisi Abian. Jika dulu dia pernah menangis, itu tangis karena rindu atau bahagia karena di bahagiakan oleh Abian. Kali ini, dia menangis karena sudah begitu di hancurkan oleh Abian.

"Cihh, tiga bulan lalu?" ujarnya pada diri sendiri. Sesekali tangannya mengusap mata yang mulai mengabur karena tergenang air matanya sendiri. Dia berkendara sangat lambat dan mengabaikan getaran ponselnya yang dia tahu pasti itu dari Abian.

"Kurang ajar sekali, dia udah menikah tapi masih mencumbuku dan apesnya aku malah suka," gumamnya lagi.

Miris yah! Saat kita udah begitu percaya pada orang, sampai-sampai memberikan segalanya, ternyata dia malah sedang memanfaatkan untuk kesenangan diri sendiri.

Setiba di kost, Gina langsung mengurung diri. Tidak menangis sesenggukan tapi air mata tidak pernah berhenti.

Tiba-tiba dia berlari ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan cepat. Dia melepas semua pakaiannya dan melemparkannya secara asal lalu menggosok seluruh badannya.

"Aku menjijikkan, menjijikkan, menjijikkan," ucapnya beberapa kali saat dia mengingat apa saja yang sudah mereka lakukan akhir-akhir ini.

Gina menggila, menggosok seluruh tubuhnya dengan sabun berkali-kali. Dia bahkan menggunakan sikat baju untuk membersihkan bekas-bekas yang di tinggalkan oleh Abian di tubuhnya. Sesekali dia memukul kepalanya sendiri karena sudah sadar sejauh apa dia berjalan dengan Abian.

Telapak tangan dan kakinya sudah memutih dan keriput karena kedinginan lain dengan kulitnya yang memerah karena bekas sikat.

Dengan menyeret tubuhnya, Gina keluar dari kamar mandi masih dengan titik air mata yang tidak mau berhenti dari matanya. Matanya bengkak dan memerah pun dengan hidungnya,

Dia meraih baju dasternya dan asal memakainya lalu dia membaringkan tubuhnya di lantai di dekat kasur.

Isakan pilu memenuhi kamar itu hingga beberapa menit lalu hening karena dia tertidur dengan tetesan air mata di pipinya pun dengan di rambutnya yang belum dia keringkan.

"Abian, kamu benar-benar badjingan. Kamu memanfaatkan cintaku yang besar dan dalam untuk kesenanganmu. Setelah ini, bagaimana aku harus memandangmu? Memandang diriku sendiri saja aku jijik, apalagi memandangmu," ungkap Gina di dalam tidurnya.

****

Tiga hari berlalu.

Selama tiga hari itu, Gina mengurung diri di kamar. Tidak berangkat bekerja dengan alasan sedang tidak sehat.

Dia juga mengabaikan semua panggilan di ponselnya bahkan panggilan dari teman kantornya.

Sampai tiga hari, dia masih saja meneteskan air matanya hingga membuat matanya tetap bengkak dan wajahnya sembab.

Perutnya perih karena tidak makan dengan teratur. Tenggorokannya sakit karena kering. Semua itu karena Abian.

Di hari ketiga ini, Gina mulai bangkit. Dia mulai merawat dirinya. Dia mandi lalu memasak. Makan dalam diam walau ingatannya masih mengarah pada kejadian tiga hari lalu.

"Kurang ajar, masih berani juga dia menghubungi aku sebanyak ini," ucapnya saat dia melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Abian juga pesan masuk yang mencapai ratusan.

Gina membaca pesan itu satu per satu lalu mendengus karena sudah tidak percaya pada apapun yang tertulis di pesan itu.

"Di jodohkan? Kalau benar di jodohkan, bukankah seharusnya kamu mengatakannya padaku sebelum pernikahan kalian?"

Gina menggelengkan kepala beberapa kali ketika dia mencoba melawan apa yang ada di pikirannya dengan membandingkan apa yang dia sedang baca.

Lalu dia teringat dengan kalimat wanita di mall itu dan di tanggapi oleh Abian juga bahwa mereka LDR dan memutuskan untuk menikah begitu wanita itu di mutasi ke kota ini lagi.

"Mulutmu memang mungkin sudah teruji untuk mengatakan kebohongan," lanjut wanita itu.

Tiba-tiba tangannya terhenti kala ia mengingat beberapa minggu lalu ketika Abian menjelaskan siapa perempuan yang dia bawa membeli makanan. Bukankah waktu itu dia mengatakan bahwa wanita itu sepupunya? Lalu, apakah wanita itu yang sering di panggil 'bebe' oleh Abian?

Tangan Gina mengepal kala beberapa hari lalu Abian pamit pulang dengan alasan Melda takut sendirian di rumah.

"Heheh," tawanya sinis pada diri sendiri.

Gina menengadahkan wajahnya seraya menghela nafas dengan berat. Pada saat itu, ponsel di tangannya bergetar dan Gina membuka pesan masuk itu.

Abian:

"Yang, Ayo bertemu. Aku akan jelaskan semua."

Gina:

"Ya, aku juga butuh kejelasan. Ayo bertemu."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • CINTA LAMA BELUM USAI   50. KARMA?

    Gina POVMenjadi yang kedua bagi seorang pria tidak pernah terbersit dalam pikiranku bahkan sejak aku mulai jatuh cinta di usia muda.Aku ingin menjadi satu-satunya tapi takdir berkata lain.Aku harus menerima bahwa pria yang menikahiku adalah mantan pacarku yang pernah menikah lalu bercerai. Cerai hidup.Cerai hidup ternyata tidak semuanya berjalan mulus tanpa menyimpan dendam atau kemarahan yang terang-terangan.Aku tidak tahu siapa yang benar dan salah di antara mereka berdua tapi apa pun itu Abian akan menjadi pihak yang benar dalam pikiranku.Abian mengatakan kalau dia mengajukan cerai karena istrinya Melda berselingkuh dan kepergok sama dia. Sementara Melda pernah berkoar-koar Abian yang selingkuh dan menuduhku juga salah satu selingkuhan Abian.Tapi balik lagi karena cinta dan mungkin sudah takdirku menjadi pasangan Abian.Aku melawan orang tuaku hanya untuk bisa bersama Abian. Ayahku meninggal karena shock dan kena serangan jantung lalu ibuku berhari-hari tidak bicara padaku k

  • CINTA LAMA BELUM USAI   49. INGAT STATUS

    Di malam hari, Gina sering bertanya-tanya dalam hati tentang perjalanan rumah tangganya.Semakin kesini Abian semakin menjadi.Ketika di tanya dan di perjelas apakah Abian mencintai Gina dengan tulus, jawabannya selalu sama."Tulus. Jangan pernah meragukan cintaku. Hidupku tidak akan bermakna tanpa kamu, tanpa Moses."Namun kenyataannya seperti tidak sesuai dengan apa yang selalu dia katakan."Apa ini karmaku Tuhan?" bisik Gina ketika mengingat kembali sikap Abian.Menurutnya itu jauh berbeda ketika mereka berpacaran. Sekarang, Abian lebih senang bermain di luar dengan teman-temannya tapi akan mengeluh dan mengelak dengan berbagai alasan jika Gina mengajaknya sekedar healing tipis-tipis.Macet, cuaca yang panas dan tidak ada tempat menarik buat refreshing di sekitar tempat tinggal kita, itu lah alasan yang sering Abian ucapkan ketika menolak.Alhasil Gina pun hanya bisa menerima kenyataan kalau dirinya sekarang hanya akan berada di kantor dan di rumah"Kamu lagi senggang?" tanya Abian

  • CINTA LAMA BELUM USAI   48. AKU JUGA CAPEK

    Menangis dalam diam dan di kesendirian.Itulah yang Gina lakukan akhir-akhir ini.Dua bulan masa cutinya sudah berakhir dan dalam dua bulan itu benar-benar luar biasa baginya karena dia bisa bertransformasi dari gadis tidak tahu apa-apa menjadi ibu yang serba bisa. Tidak tidur di malam hari tapi harus melek juga sepanjang hari.Bulan ini dia sudah mulai bekerja dan untungnya ibunya masih tinggal bersama mereka jadi dia tidak begitu kerepotan."Bu, coba tanya di kampung, ada nggak yang mau kerja sama Gina? Nanti kalau ibu pulang, yang bantu rawat adek siapa."Aaaa, lupa. Bayinya dinamai Moses Junimanta."Kayaknya nggak ada yang cocok deh Nak. Kalau cari disini nggak ada? Cobalah tanya tetangga atau teman satu kantor kamu."Selama dua bulan lebih setelah Gina bekerja, ibunya masih tinggal bersama mereka untuk menjaga Moses karena belum ada yang cocok untuk menjadi babysitter. Walaupun ibunya sudah mulai merengek minta pulang tapi tetap bertahan karena melihat Gina yang masih bekerja."A

  • CINTA LAMA BELUM USAI   47. SELAMAT MENJADI IBU

    "Operasi aja ya," pinta Abian pada Gina yang sudah berkeringat dingin.Ya, hari ini Abian tidak ngantor karena saat hendak berangkat tadi Gina langsung meringis kesakitan sambil membungkukkan badannya.Mengeluhkan sakit mulas dan tiba-tiba air ketubannya udah merembes.Gina yang sudah cuti dan memang sudah mempersiapkan semua keperluan melahirkan sejak dia cuti.Namun, dia tidak menyangka mules dikit tadi subuh berkelanjutan hingga pagi dan sekarang sampai tidak tertahan lagi.Sudah seharian di rumah sakit namun pembukaannya tidak bergerak.Jalan mondar mandir di ruangan bahkan menggunakan gymball tetap saja tidak ada perubahan tetapi dia ngotot harus lahiran normal."Dokter bilang kan masih bisa menunggu sebentar lagi. Kita tunggu aja," jawab Gina seraya meringis karena kebetulan dia mules lagi.Di tengah gelombang cinta yang sedang naik, Gina meraih tangan Abian sambil mengomel."Lihat ini perjuangan bini kalau mau lahiran. Tapi masih berani-beraninya kalian selingkuh atau berniat s

  • CINTA LAMA BELUM USAI   46. KALIAN TERIKAT

    "Kamu kenapa basah begitu?"Gelas di tangan Abian jatuh ke lantai hingga menimbulkan suara yang nyaring di tengah malam."Yang, kamu nggak apa-apa?" Gina gegas melangkah dn berniat untuk membersihkan pecahan gelas itu."Maaf ya, aku bikin kamu kaget ya."Abian yang tadinya sudah takut karena menduga bahwa Gina mengetahui apa yang barusan dia lakukan dan pemikiran itu membuat otaknya berhenti berpikir untuk mencari jawaban yang pas untuk Gina. Namun setelah mendengar satu kalimat Gina, pijar di otaknya langsung menyala."Jangan! Biar aku aja!" Abian langsung merampas sekop dan sapu dari Gina.Di lihat dari respon Gina, sepertinya moodnya sudah balik ke awal.Abian berdehem beberapa kali sambil menyusun kalimat bohongnya."Aku nggak bisa tidur dari tadi. Aku udah coba ketuk pintu kamar mau minta bantal dan selimut tapi kami nggak buka," ujar Abian dengan lancar dan wajahnya benar-benar di buat sendu."Aku push up biar capek terus tidur, ternyata nggak bisa juga."Gina yang cinta mati se

  • CINTA LAMA BELUM USAI   45. RAYUAN MANTAN

    Malam itu,Melda menari di depan cermin karena sebentar lagi dia akan pergi dengan Abian.Ya, baru saja dia menerima pesan kalau Abian akan datang dan mengajak putra mereka, Arion jalan-jalan.Itu semua karena Melda memaksa Arion mengirim pesan suara pada Abian padahal setelahnya dia mengirim Arion ke rumah neneknya."Malam ini kita akan pesta, Sayang!" ujarnya pada diri sendiri.Tak lama, pintu di ketuk dan begitu dia membuka pintu, dia langsung menyeret Abian ke rumah dan langsung menciumnya membabi buta."Sayang, aku kangen. Kenapa lama sekali datang."Abian mendorongnya hingga mundur tiga langkah. "Apa-apaan kau? Mana Arion. Kami mau pergi sebentar," jawab Abian sambil mengusap bibirnya yang masih basah.Dia tidak mau kena jebakan Melda yang licik itu."Kerumah Mama."Abian langsung berbalik dan bermaksud ke rumah mantan mertuanya yang hanya ada dua blok dari rumah Melda.Namun kalimat Melda menghentikannya, "Aku yang suruh dia kesana agar kita punya waktu bersama. Aku kangen Bi.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status