Share

73. Peran Nyonya GM

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 09:38:32

"Seisi rumah ini bisa kamu akses kapanpun. Termasuk kamar yang saya pake," ucap Ryu setelah menunjukkan kamar paling depan untuk tempat tidur Rara. Ia tidak mau memaksa Rara harus sekamar dengannya karena mereka memang akan lebih sering terlibat kecanggungan saat bersama.

"Boleh tidur di sana juga?" goda Rara tersenyum nakal.

"Silahkan kalau kamu nggak keberatan. Tapi jangan salahkan saya kalau kamu hamilnya kecepetan," jawab Ryu sembarangan.

"Kok horor," desah Rara. "Takut di KDRT saya sih," kekehnya.

"Mbak Susi libur sebulan ini, apa nggak pa-pa?" gumam Ryu setelah menyeringai tajam menanggapi kekehan Rara.

"Nggak pa-pa Mas. Nanti saya yang urus kerjaan rumah tangga. Ya asal di kantor saya nggak dikasih kerjaan berat aja," cengir Rara masih bercanda.

"Kamu boleh resign kalau keberatan."

"Mas mau cari PA baru yang lebih cantik, gesit, pinter dan lincah daripada saya? Nggak puas sama yang begini sintal, seksi menggo
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   131. Lika-Liku Ngidam Nyonya

    "Yakin aman? Kamu nggak pa-pa?" tanya Ryu meremas jemari istrinya."Aku udah minum anti mual, Mas," jawab Rara, sesekali ia tersenyum cantik, membalas jabat tangan orang-orang yang datang ke pesta resepsinya dengan Ryu."Kalau capek bilang ya, kita bisa istirahat aja, sambil duduk," kata Ryu lagi, perhatian sekali pada sang istri.Pesta resepsi pernikahan yang keseluruhannya diurus dan disiapkan sendiri oleh Mika akhirnya berhasil terselenggara. Segenap keluarga besar Dhanapati dan Indrajaya berkumpul, momen penuh kebahagiaan sang putra mahkota tidak boleh dilewatkan begitu saja. Meski Rara harus berjuang tetap ceria dalam kondisi hamil muda yang dihantam mual muntah setiap saat, acara tidak bisa diundur lebih lama lagi. Mengingat bahwa resepsi itu terselenggara berkat kepiawaian Mika mengatur jadwal para tamu undangan yang sibuk tak keruan, apapun kondisinya, pesta harus tetap berjalan."Rara, aman?" tanya Mika mendekat pada menantunya saat pelaminan cukup lengang dari tamu yang data

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   130. Kebaikan Bermunculan

    Sebulan setelah kepulangan Ryu dan Rara dari Swiss, proses hukum terhadap Bu Endah mulai naik ke pengadilan. Ryu terus memantau pelaksanaan sidang di sela-sela kesibukan bekerja, dan beruntung, Hera kini sudah tinggal bersama mereka di kebun."Rada pusing ya Mas, perasaan aku nggak kepikiran apa-apa semalam ini," desis Rara mengurut keningnya, sepulang dari kantor, sementara membantu suaminya sambil menunggu datangnya PA baru."Obat dari Dokter Luna masih ada kan? Masih sedia?" tanya Ryu sesekali menoleh istrinya khawatir, membagi perhatian dengan kemudinya."Masih Mas, tapi lupa kutaroh di mana ya? Seingetku setelah pulang dari Swiss itu, barang-barang printilan asal kutaroh di lemari kamar tamu, kamarnya Hera," gumam Rara mengingat-ingat."Nanti coba dicari lagi. Kalau nggak, pake paracetamol dulu sementara, ada di kotak kayaknya," sebut Ryu. "Parah banget nggak sakitnya?""Dikit sih, badan rasanya kayak lemes banget gitu, di bawah ulu hati tuh kayak panas banget," keluh Rara."Bent

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   129. Memupuk Cinta (21+)

    "Aku minta satu, tapi Allah ngasih 10, luar biasa banget ya Mas," gumam Rara nyaman dalam pelukan suaminya. Keduanya tengah berbaring memandang Pegunungan Alpen berlatar langit biru yang cerah ceria dari ranjang peristirahatan."Sepuluh itu apa aja?" tanya Ryu iseng."Mas Ryu, Mas Ryu, Mas Ryu, Mas Ryu, Mas Ryu, Mama Mika, Papa Rain, Raya, Reiga, dan para Opabro," jawab Rara."Aku banyak banget?"Rara makin menyusup ke bawah ketiak Ryu, "Soalnya Mas emang sebanyak itu maknanya di hidupku. Mas yang nggak pernah ninggalin aku di saat-saat terburukku," ucapnya."Kalau satu yang kamu minta itu tadi apa?""Kebahagiaan," ujar Rara mantap. "Kalianlah kebahagiaan yang kudapat secara cuma-cuma dari Allah," tandasnya.Ryu mengusap kepala istrinya sayang, "Kamu udah melalui banyak hal mengerikan, banyak terluka, jadi kebahagiaan yang sekarang kamu nikmati itu bukan sekedar cuma-cuma," ujarnya meyakinkan. "Kamu pantas ngedapetin ini dan jangan pernah mikir kalau yang kamu dapet setelah perjalanan

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   128. Masa Depan Bahagia

    "Udara di sini kerasa bersih banget ya Mas," ujar Rara menghela napas dalam-dalam, matanya terpejam."Mau tinggal di sini aja?" tawar Ryu setengah bercanda."Emang boleh?" mata Rara membulat. "Pasti susah, kerjaan Mas gimana kalau kita tinggal di sini," gumamnya. "Lagian, udah bisa sampe sini aja aku udah bersyukur banget. Kalau nggak jadi istri Mas, mana mungkin aku bisa sampe ke Swiss," desahnya penuh rasa syukur."Seneng?" tanya Ryu."Banget Mas, seneng luar biasa. Ini adalah pengalaman pertamaku ke luar negeri. Dan asal Mas tau, semasa aku masih SMP, aku nggak pernah berani bermimpi untuk bisa pergi ke luar negeri begini," cerita Rara. "Seandainya aku bisa ajak Ayah dan Bunda," sebutnya."Surga lebih indah, Azura. Kamu tenang aja," hibur Ryu.Senyum Rara terbit, ia peluk pinggang suaminya sesaat, matanya mengitar. Hamparan gunung hijau begitu memanjakan mata, pun dengan barisan sapi perah di peternakan Opa Kemal yang menambah keindahan alam di sekitarnya."Kenapa Opa Kemal mutusin

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   127. Menyembuhkan Trauma

    Ryu yang bertanggungjawab atas segala keperluan perawatan dan pemakaman Pak Darwis, pun juga rangkaian pengajian di tiga hari setelahnya. Selama masa itu pula, ia tidak pernah meninggalkan istrinya, setia mendampingi, menjaga Rara dan memperhatikannya. Si malang ketua OSIS yang terkenal cantik dan ceria itu kini tak lagi memiliki orang tua, Ryu menyandang peran ganda baginya. "Maaf ya Mas, Mas yang sejauh ini direpotin dan harus nanggung semua biaya," desah Rara dengan wajah pucat dan mata sembabnya. Beruntung, hati dan mental Rara sudah jauh lebih kuat dan terlatih. Jadi, meski jiwanya terguncang oleh kepergian Pak Darwis yang tiba-tiba, Rara tak lagi histeris, pikirannya sudan tertata, hatinya sudah jauh lebih siap menghadapi luka. Rara tumbuh mendewasa di sisi Ryu yang selalu ada untuknya. "Itu kewajibanku, Azura," jawab Ryu mengembangkan senyum. "Maaf karena masih harus terlibat sama makhluk tamak kayak Bu Endah. Seharusnya uang dari para pelayat dipake untuk keperluan pengaji

  • CINTA UNTUK GADIS TERNODA   126. Kehilangan Tanpa Peringatan

    "Lakukan! Coba laporin aja, saya nggak peduli! Biar mati sekalian aja mertua nggak bergunamu itu!" sentak Bu Endah berusaha keras untuk tak terlihat terdesak oleh ancaman Ryu. "Keadaan berbalik Bu, Ayah masuk rumah sakit begini, bukan disengaja dibikin sakit sama Bu Endah kan?" "Gila kamu!" cerca Bu Endah segera beranjak pergi, tak mau semakin dibuat panik oleh Ryu karena perbuatannya sendiri. Ryu tak lagi mengejar Bu Endah, ancamannya sudah pasti membuat ibu tiri Rara itu cukup terdesak sekarang. Setelahnya, ia memilih untuk membelokkan arah langkahnya ke bagian pelayanan terpadu, mengurus administrasi Pak Darwis. Namun, belum juga Ryu mencapai ruangan yang akan ia tuju, Rara nampak berlari tergesa dari kejauhan, mendekat ke arahnya. "Kenapa? Ayah mau dicariin makan?" sambut Ryu polos sekali. Rara menggeleng keras, ia terlihat berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh. Ingin memeluk suaminya, ia masih sadar bahwa mereka ada di ruang publik. Jadi, alih-alih meraun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status