Ethan segera masuk ke kamarnya dan melanjutkan pembicaraannya dengan Lea. Dia tidak ingin Emma mendengarnya. Sementara Emma melanjutkan makan meski sudah kehilangan selera makannya. "Sepertinya mereka memang benar-benar memiliki hubungan. Siapa aku ini bila dibandingkan dengan Lea sang diva? Emma, Emma kau memang gadis pemimpi!" guman Lea sambil menatap pintu kamar Ethan. "Apa pembicaraan kita kemarin kurang jelas? Sudah aku katakan jangan pernah lagi muncul di hadapanku!" tegas Ethan dengan kesal. "Ethan, dengarkan aku dulu. Aku menghubungimu bukan untuk masalah pribadi, namun masalah pekerjaan," ucap Lea cepat sebelum Ethan menutup teleponnya. "Kau bisa menghubungi sekretarisku untuk masalah pekerjaan. Aku tidak mau membicarakan pekerjaan di saat aku sedang beristirahat!" "Jadi, sekarang kau sudah berubah? Seingatku kau adalah penggila kerja. Kau bahkan masih bekerja saat kita sedang berkencan dulu," jawab Lea sambil tertawa kecil. "Aku tidak perlu menjelaskan apapun kepadam
"Apa ini?" tanya Emma bingung, karena tidak ada apa-apa di layar telepon genggam Hazel."Oh aku pasti tidak sengaja mematikannya, tunggu sebentar," ucap Hazel, membuat Emma kembali panik.Bagaimana kalau ternyata kekasih Lea adalah Ethan. Apa yang harus dia lakukan bila itu benar?"Ini dia fotonya," seru Hazel sambil memperlihatkannya kepada Emma.Emma menatap foto itu dengan seksama. Dia tidak mengenali pria yang bersama Lea, karena yang terlihat hanya kepala bagian belakangnya. Selain itu tubuhnya tertutupi oleh tumbuhan dan pria itu menggunakan topi. Tapi Lea terlihat jelas karena dia sedang menatap pria itu sambil tersenyum, jadi wajahnya terlihat sebagian."Bagaimana kita bisa mengenali pacarnya kalau yang terlihat hanya kepala bagian belakangnya?" keluh Leon setelah melihat foto itu."Mereka pasti sangat berhati-hati karena takut dikenali. Apalagi kabarnya pacar Lea adalah anak salah satu pria terkaya di negeri ini, dia juga memiliki perusahaannya sendiri. Jadi pasti mereka seng
"Apa yang kau lakukan?" seru Emma yang sangat terkejut dengan pernyataan Ethan."Jangan dengarkan dia. Saya akan mengosongkan rumah itu hari ini dan menyerahkan semua kuncinya kepada anda. Kami permisi," ucap Emma lalu segera menarik tangan Ethan keluar dari penginapan."Apa kau sudah gila? Darimana kau akan mendapatkan uang untuk membayar rumahku dua kali lipat?" bentak Emma kesal.Ethan diam, dia menyadari kesalahannya. Seharusnya dia tidak terbawa emosi tadi. Hampir saja dia ketahuan oleh Emma."Lebih baik sekarang bantu aku untuk mengosongkan rumah itu," ucap Emma sambil membalikkan tubuhnya.Ethan segera menarik tangan Emma sebelum gadis itu melangkah."Apa kau akan diam saja? Apa kau tidak sedih kehilangan rumah tempat kau bertumbuh?" tanya Ethan tidak percaya.Emma membalikkan tubuhnya dan melepaskan genggaman Ethan."Tentu saja aku sedih, marah dan sangat membenci pamanku. Tapi Ethan, apakah membeli kembali rumah ini dengan harga dua kali lipat akan membuat perasaanku lebih ba
Ethan yang tidak menduga tindakan Emma itu langsung mematung karena terkejut. Matanya membesar karena tidak menyangka Emma akan mengecup bibirnya begitu tiba-tiba.Emma melepaskan ciumannya lalu menatap Ethan."Maafkan aku," bisik Emma sangat pelan. Ethan mendeham berusaha menenangkan pikirannya dan bersikap seolah-olah dia tidak terpengaruh dengan kecupan bibir Emma."Maaf Oliver, aku bukannya sok suci. Aku hanya tidak suka disentuh oleh pria dengan wajah dan hati sepertimu. Tapi untuk pria setampan dan sebaik Ethan, apapun akan kuberikan termasuk tubuh dan jiwaku," ucap Emma dengan senyum kebencian, lalu menarik tangan Ethan dan meninggalkan kedua orang yang paling dibenci Emma itu."Brengsek kau Emma!" teriak Oliver hingga semua orang yang berada disekitar mereka mendengarnya.Emma tetap berjalan dengan kepala terangkat dan dada membusung sambil terus menarik lengan Ethan. Dia sama sekali tidak berhenti hingga mereka tiba di depan mobil Ethan.Ethan juga tidak mengatakan sepatah k
Emma terbangun sebelum alarmnya berbunyi. Semalam dia tidur dengan nyenyak meskipun Ethan tidak memainkan gitar. Mungkin karena perutnya kenyang karena makanan lezat yang dimasak Ethan.Emma segera mandi, lalu keluar dari kamarnya. Dia berharap pagi ini dia bisa kembali bertemu Ethan dan sarapan bersama. Tapi ternyata tidak ada seorangpun disana. Meja makan pun kosong."Apa dia masih tidur?" tanya Emma sambil berjalan mendekati kamar Ethan.Dia menempelkan telinganya ke pintu kamar Ethan, tapi tidak terdengar suara apapun dari sana."Kemana dia pergi sepagi ini, di hari libur?" tanya Emma sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa.Tiba-tiba telepon genggam Emma berbunyi saat dia sedang melamun memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh Ethan."Selamat pagi, Nona," sapa Tony dengan sopan."Selamat pagi," jawab Emma tidak kalah sopan."Nona, saya punya kabar baik untuk anda. Atlantis Grup menyediakan tempat tinggal gratis untuk anak perusahaannya. Tempat nona bekerja termasuk di dalamnya.
"Aku baik-baik saja. Maaf Tuan Dods, aku sedang bicara di telepon dengan seseorang," jawab Emma dengan sopan."Oh maaf, aku tidak tahu. Silakan lanjutkan, aku akan menunggumu di dalam," jawab Dods lalu segera masuk."Halo Ethan," sapa Emma sekali lagi."Apakah aku mengganggumu?" tanya Ethan sedikit ketus."Oh tidak, aku hanya sedang karaoke bersama rekan-rekan kerjaku. Tadi supervisorku, sepertinya dia mengkhawatirkan aku karena keluar terlalu lama," jelas Emma dengan hati berbunga-bunga. Dia sangat bahagia karena akhirnya bisa mendengar suara Ethan lagi. Emma seperti mendapat tenaga dan semangat baru, hanya dengan mendengar suara Ethan."Aku hanya ingin memberitahu kalau Williams sudah ditangkap. Selain itu, semua petugas polisi di Calamba dari kepala polisi hingga petugas berpangkat paling rendah, sudah diganti. Jadi kau tidak perlu khawatir lagi kalau ingin kembali ke Calamba," ucap Ethan dengan suara yang sama sekali tidak hangat."Terima kasih banyak, Ethan. Aku sangat-"Emma be
"Ethan?" guman Emma pelan."Ya, Tuan Ethan Navarro. Dia memiliki kemampuan musik dan olahraga yang sangat luar biasa, selain itu dia juga sangat detail, ketat dan perfeksionis. Aku cukup khawatir dengan kehadirannya besok. Tapi kita tetap harus percaya diri. Jadi kau harus menampilkan yang terbaik. Ingat itu!"Emma mengangguk dengan sopan lalu keluar dan membereskan barang-barangnya sebelum pulang."Ethan, ternyata namamu benar-benar sama dengan nama bosmu," guman Emma sambil membereskan barang-barangnya.Mendengar nama Ethan disebut, entah mengapa Emma jadi merindukan pria itu lagi."Teman-teman, maaf aku harus meninggalkan kalian bekerja sendirian hari ini. Setelah lomba ini selesai, aku berjanji akan bekerja lebih keras lagi!" seru Emma kepada Dods, Leon dan Hazel.Mereka bertiga hanya tersenyum, tentu saja seperti biasanya, Leon bertepuk tangan untuk Emma."Jangan khawatirkan kami. Beristirahatlah dan lakukan yang terbaik. Besok kami semua akan hadir untuk mendukungmu," jawab Dods
Semua orang bertepuk tangan untuk menyambut kehadiran Ethan. Emma juga ikut bertepuk tangan, dia sangat penasaran dengan pria yang namanya sama dengan orang yang dia sukai itu."Apa kau tahu, kabarnya Ethan Navarro sangat tampan. Tapi sayangnya dia jarang mau tampil di hadapan orang banyak, jadi hanya segelintir orang yang mengenali wajahnya," ujar salah satu peserta yang berdiri di samping Emma.Tiba-tiba seorang pria berlari ke arah pembawa acara, lalu membisikkan sesuatu kepadanya."Oh, sayang sekali. Tuan Ethan Navarro tidak dapat hadir karena ada pekerjaan penting yang mendadak harus dia kerjakan. Jadi untuk itu mari kita panggilkan penggantinya," ucap pembawa acara dengan suara kecewa."Lihatkan? Aku sudah menduga dia akan menghindari tempat-tempat ramai," ujar peserta yang tadi membahas tentang Ethan.***"Kau sudah berjanji akan bekerja dengan baik di Atlantis, karena itu kami membiarkan kau membangun perusahaanmu sendiri. Tapi apa yang kau lakukan? Menemui para pegawai yang m