Share

BAB 5

Author: Ede Thaurus
last update Last Updated: 2024-04-04 22:54:08

"Kita mau kemana, paman?" tanya Emma mulai khawatir begitu mereka keluar dari lift. 

Semua tampak seperti pintu kamar dan tidak ada satu ruanganpun yang tampak seperti ruang pertemuan.

"Seseorang sedang menunggumu di kamar VVIP. Dia adalah teman paman yang makan bersama paman semalam. Apa kau tahu bahwa dia adalah seorang konglomerat? Dia sangat menyukaimu. Layani dia dengan baik, maka kau pasti akan mendapatkan uang yang banyak."

Emma terbelalak. Dia mundur dan menatap Mike Palaru dengan bingung.

"Apa maksud paman? Mengapa aku harus melayaninya? Bukankah hotel ini punya pegawai yang siap melayani setiap tamu?" tanya Emma dengan suara bergetar.

"Emma, dia menginginkanmu. Apa kau tahu betapa sulitnya mencari wanita yang sesuai dengan seleranya? Dia bersedia membayarmu puluhan juta demi melayaninya. Lagipula ini kan juga pekerjaanmu," paksa Mike sambil menarik lengan Emma.

"Paman aku mohon, aku tidak mau masuk ke sana. Aku sudah katakan, aku tidak mau menerima pekerjaan yang paman tawarkan ini," mohon Emma mulai terisak ketakutan.

Wajah Mike Palaru berubah menjadi semenakutkan iblis dan bulu kuduk Emma berdiri karena merinding. Emma memang selalu merasa ada yang salah dengan pamannya itu, tapi untuk pertama kalinya dia melihat wajah asli Mike.

Mike Palaru terus menarik Emma yang tidak memiliki tenaga untuk melawan. Emma terus memohon tapi Mike tidak peduli dan terus menariknya hingga mereka berhenti di depan pintu sebuah kamar. Wajah Mike tampak senang membayangkan uang yang akan dia dapatkan dari pria yang berada di dalam kamar itu.

Mike mengetuk beberapa kali. Emma semakin ketakutan, air matanya semakin deras dan suaranya semakin kuat memohon agar Mike membiarkannya pergi.

Pintu kamar itu terbuka dan seorang pria tua dengan pakaian mandi berdiri di hadapan Emma dan pamannya. Pria berperut buncit itu langsung tertawa senang melihat Emma yang sedang menangis di hadapannya.

"Ada apa gadis kecil? Mengapa menangis? Jangan takut aku ada disini," ucap pria tua itu sambil membelai pipi Emma. 

"Ayo, bawa dia masuk," lanjutnya sambil  tertawa.

Mike menarik Emma yang terus melawan. Emma sadar kalau Mike sedang menjualnya dan tahu kalau dia sampai masuk, maka hidupnya pasti akan hancur. Emma berusaha sekuat tenaga untuk melawan, namun Mike bukan tandingannya. Pria itu sangat kuat hingga tubuh Emma terseret masuk ke dalam kamar.

"Paman, lepaskan aku paman. Tolong paman!" teriak Emma sambil menangis. 

Namun Mike Palaru tidak peduli. Dia hanya memikirkan uang yang akan dia dapatkan. Mike langsung menutup pintu kamar begitu mereka masuk.

"Mana baju pelayanmu gadis kecil?" bisik pria tua itu di telinga Emma.

Emma bisa mencium aroma alkohol yang dari mulut pria itu. Aromanya membuat Emma merasa mual dan jijik.

"Saya sudah siapkan semuanya, Tuan."

Mike segera menyerahkan tas yang dia bawa sejak tadi. Lalu menyerahkan kepada Emma.

"Tidak ada gunanya melawan. Lebih baik lakukan apa yang diperintahkan oleh Tuan Lawson atau kau akan kehilangan nyawamu!" ancam Mike sambil memegang dagu Emma hingga mata Emma menatap matanya.

"Sudah, tinggalkan kami. Pergilah! Aku akan mengabarimu bila kami sudah selesai," perintah pria itu sambil tertawa senang.

Mike mengangguk cepat lalu segera berdiri. Dia baru saja membuka pintu ketika seseorang mendorongnya hingga dia terjatuh kebelakang. 

"Siapa kau?" tanya Mike dan pria tua itu bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Mike dengan panik.

Emma mengangkat wajahnya dan terkejut melihat pria yang baru masuk itu.

'Bukankah dia pria yang kemarin?' batin Emma lalu segera berdiri dan berlari ke arah pria itu.

"Kau Ethan, bukan?" tanya Emma dengan dada naik turun karena napasnya yang tersengal-sengal karena ketakutan.

Ethan tidak mengatakan apapun dan langsung menarik tangan Emma dan membawanya keluar. Emma mengikuti Ethan tanpa mengatakan apapun. Setibanya di lobi hotel, Ethan segera menghentikan taksi kosong yang baru saja mengantarkan penumpang ke hotel itu.

"Kita akan ke kantor polisi dan melaporkan kejadian tadi," ucap Ethan dingin.

"Tidak! Jangan ke kantor polisi. Pria tadi adalah pamanku. Aku yakin dia punya alasan kuat hingga berbuat seperti itu kepadaku. Aku mohon antarkan saja aku pulang," potong Emma cepat.

"Dimana kau tinggal?" tanya Ethan tanpa menatap Emma.

Emma menyebutkan alamat apartemen Alice, lalu taksi yang mereka tumpangi segera melaju.

"Bagaimana kau bisa ada di sana?" tanya Emma pelan. 

Ethan tidak menjawab dan hanya memandang keluar jendela.

"Terima kasih, karena kau sudah menyelamatkan aku untuk kedua kalinya. Aku berjanji akan membayar semua bantuanmu," ucap Emma ragu-ragu.

Ethan tetap diam. Dia sama sekali tidak bergerak atau menunjukkan reaksi terhadap perkataan Emma. Matanya terus menatap keluar.

'Apakah dia bisu?' gerutu Emma dalam hati.

Emma menghela napas perlahan. Dia pun ikut diam dan memandang keluar jendela. Perlahan Ethan melirik Emma yang masih tersengguk sisa-sisa tangisnya tadi.

'Apakah kau polos atau bodoh?' batin Ethan sambil melirik Emma.

Ethan sedang berada di lobi ketika dia melihat Mike Palaru, pria yang sudah terkenal sebagai mucikari yang menyediakan gadis-gadis muda dan perawan bagi para konglomerat dan petinggi negeri ini. Tadinya dia tidak memedulikan pria sampai dia melihat Emma masuk dan menemui Mike Palaru.

Emma tampaknya sangat mengenal Mike tapi tidak nyaman berada di dekatnya. Ethan tadinya ingin mengacuhkan kedua orang itu, namun melihat Emma menghindari rangkulan Mike membuat Ethan penasaran apa yang membuat Emma ada di sini bersama Mike Palaru.

Ethan tiba di lantai 29 sesaat sebelum Emma masuk ke dalam kamar. Dia bisa mendengar teriakan Emma yang panik dan ketakutan. Saat itu Ethan menyadari kalau gadis itu dijebak oleh Mike Palaru. Ethan tidak bisa membiarkan gadis itu dirusak oleh Mike, karena itu dia menolongnya.

"Keluarlah dan beristirahat. Aku akan membayar biaya taksinya," perintah Ethan dengan suara basnya setelah mereka sampai di depan apartemen Alice.

"Terima kasih untuk semuanya," ucap Emma lalu keluar dari taksi.

Dia segera berlari ke dalam apartemen Alice dan melemparkan tubuhnya ke atas sofa. Emma menangis dengan keras hingga tubuhnya bergetar. Dia melepaskan semua emosi yang sudah dia tahan sejak tadi. Emma  berteriak sambil menutup wajahnya dengan bantal dan terus menangis hingga kelelahan. 

Emma sudah tertidur ketika Alice pulang. Dia melompat kaget begitu mendengar pintu terbuka.

"Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?" tanya Alice yang terkejut melihat Emma melompat dan lebih terkejut lagi setelah mendengar jawaban Emma.

"Pamanku ... dia ingin menjualku kepada laki-laki hidung belang."

"Apa? Pamanmu ingin menjualmu?" ulang Alice tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Dia ingin aku melayani pria tua gemuk yang menjijikkan. Alice ... aku takut," ucap Emma kembali menangis.

"Aku ingin pulang saja. Aku tidak ingin tinggal di kota ini," isak Emma dalam dekapan Alice yang ikut merasakan kesakitan sahabatnya itu.

"Aku mengerti, kalau kau memang ingin kembali ke Calamba, besok aku akan mengantarkanmu ke terminal bus."

***

Sementara Ethan segera memerintahkan supir taksi untuk kembali ke Empire. Dalam perjalanan, Ethan menghubungi seseorang.

"Lakukan sesuatu untukku. Usir Mike Palaru dari Empire, jangan sampai aku melihat wajahnya ketika aku tiba disana. Selain itu, peringati pria itu agar tidak pernah muncul lagi di Empire atau aku akan menghancurkannya!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN   BAB 120

    Emma kembali ke rumah sakit saat malam. Dia benar, keadaan sekarang sudah sepi jadi Emma bisa dengan leluasa menemui Ethan. Dia masuk ke dalam kamar Ethan dan sangat bahagia begitu melihat Ethan yang sedang duduk sambil bersandar tersenyum padanya."Apa kau benar baik-baik saja?" tanya Emma sambil berlari ke arah Ethan."Aku baik-baik saja, tapi aku merindukanmu. Mengapa kau baru datang sekarang?""Tadi banyak sekali orang yang ingin menemuimu. Karena itu aku menunggu mereka pulang, agar bisa berduaan denganmu," jawab Emma sambil tersenyum menggoda.Emma melihat sekelilingnya."Mengapa kau sendirian? Apa tidak ada orang yang menjagamu di sini?" "Aku akan pindah malam ini, Tony sedang mengurusnya dan kedua orangtuaku menunggu di rumah sakit Atlantis.""Malam ini?" tanya Emma terkejut."Ya, kau cukup beruntung karena masih sempat bertemu denganku," goda Ethan.Tidak lama kemudian Tony masuk bersama rombongan paramedis. Mereka memindahkan Ethan ke kursi roda dan membawanya."Tuan Tony,

  • CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN   BAB 119

    "Keluarga pasien Ethan," panggil perawat dari pintu masuk UGD.Emma segera berdiri dan mendekati perawat, karena kedua orangtua Ethan belum datang. Hazel sudah pulang duluan agar dapat mengistirahatkan kakinya dan Tony sedang menghubungi rumah sakit milik Atlantis meminta mereka untuk mengurus kepindahan Ethan kesana."Ya, saya," jawab Emma."Ada beberapa tindakan yang harus kami lakukan namun membutuhkan izin dari dari keluarga. Apakah anda istrinya?" tanya sang perawat.Emma menggelengkan kepala."Adiknya?"Emma kembali menggeleng."Sepupu? Ibu? Tante?" tanya perawat lagi.Emma terus menggeleng sambil menangis."Kalau begitu anda tidak bisa menandatangani surat ini. Saya mohon, tolong hubungi keluarganya dan minta mereka datang untuk menandatanganinya, kami akan menunggu," ucap sang perawat kepada Emma.Emma benar-benar putus asa dia sedang berbalik ketika melihat ayah dan ibu Ethan berlari ke arahnya."Itu! Itu ayah dan ibunya!" seru Emma senang.Jonathan dan Vivi segera mendekati

  • CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN   BAB 118

    [Aku harus kembali ke ibukota karena ada hal mendesak yang harus aku kerjakan. Aku sudah meminta Tony untuk mengurus kalian berdua.]Emma membaca pesan yang dikirimkan Ethan kepadanya. Dia bisa merasakan ada yang berubah dari cara Ethan bicara dengannya meski hanya melalui pesan. Meski berusaha tetap memberikan perhatiannya, tapi seperti ada jarak yang diciptakan oleh pria itu."Ada apa?" tanya Hazel melihat perubahan wajah Emma."Ethan pulang duluan ke ibukota, karena ada pekerjaan mendesak," jawab Emma berpura-pura baik-baik saja."Apa benar karena pekerjaan, atau dia menghindarimu karena kejadian semalam?""Tidak mungkin. Kami bicara baik-baik dan dia sangat bisa menerima penjelasanku. Aku yakin dia benar-benar bekerja," jawab Emma yang sebenarnya juga tidak yakin.Sebenarnya Emma ingin tetap berada di Calamba dan berencana membiarkan Tony dan Hazel pulang berdua saja. Namun Hazel mengancam tidak akan ke rumah sakit kalau bukan Emma yang menemaninya. Gadis itu sangat takut disuntik

  • CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN   BAB 117

    Ethan berdiri mematung dengan tangan yang masih menggenggam sebuah cincin berlian di dalam kantongnya."Apa maksudmu?" tanya Ethan bingung dan berusaha keras mencerna maksud perkataan Emma."Mengapa kau tidak mau menikah denganku? Apa kau tidak mencintaiku?" lanjut Ethan mulai sedikit kecewa.Emma menghela napas dalam sambil menatap Ethan sungguh-sungguh."Aku sangat mencintaimu dan kau tahu itu. Tapi ... pernikahan adalah hal lain, dan aku belum siap untuk menjalaninya," jawab Emma sambil berdiri hingga berhadapan dengan Ethan."Apa kau ragu kepadaku? Kau takut tidak akan bahagia bila menikah denganku?""Ethan, ini sama sekali tidak seperti yang kau duga. Bukannya aku tidak percaya kepadamu, aku hanya belum siap menjalani pernikahan," jawab Emma hampir putus asa karena melihat wajah kecewa Ethan."Bagaimana kalau aku memberimu pilihan menikah atau kita putus?" tanya Ethan dengan wajah serius.Emma menatap Ethan dengan tatapan tidak percaya, lalu kembali duduk. Dia tidak menyangka Eth

  • CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN   BAB 116

    Tony berdiri mematung begitu pintu dibanting oleh Hazel."Apa? Apa yang sudah aku lakukan?" gumamnya pelan. Dia meremas rambutnya dengan keras, karena menyesali kebodohannya. Dia sangat menyukai Hazel, bahkan dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis itu.Dia mencari tahu semua tentang Hazel dan itu membuatnya semakin menyukai gadis itu. Tapi dia juga sadar akan kedudukannya dan merasa tidak percaya diri mendekati Hazel.Pada saat Hazel mengatakan kalau dia menyukai Tony, pria itu hampir pingsan. Dia tidak menyangka kalau Hazel juga akan menyukainya. Tapi sistem pertahanan diri yang dia miliki, membuatnya mengeluarkan reaksi yang bertolak belakang dengan yang dia rasakan.Kini, dia mengulanginya lagi. Dia kembali mengatakan hal yang tidak dia maksud karena ketakutan. "Aku harus bagaimana sekarang?" Tony menghela napas dalam dengan penuh penyesalan, lalu tiba-tiba teringat kalau Emma dan Ethan belum kembali, jadi Hazel pasti tidak punya tempat menginap. Tony segera keluar

  • CINTA YANG BERAWAL DARI KEBOHONGAN   BAB 115

    Tony menatap Hazel yang berlari begitu cepat. Dia tidak mengerti mengapa Hazel tiba-tiba mengamuk dan meninggalkannya. Setelah beberapa saat, Tony menyadari gadis itu berlari tanpa tujuan dan dia pasti akan tersesat.Tony segera mengejar Hazel, tapi dia sudah menghilang. Tony mulai merasa khawatir dan mencari Hazel dengan panik. Tiba-tiba dia mendengar suara minta tolong dan segera berlari ke arah suara itu. Tony terkejut ketika melihat Hazel duduk di tanah sambil menangis."Nona Hazel, anda tidak apa-apa?" tanya Tony khawatir dan langsung berjongkok mendekati Hazel.Hazel yang ketakutan dan kesakitan langsung memeluk Tony dan menangis dengan kuat."Ayo, kita kembali ke penginapan," ajak Tony sambil melepaskan dekapan Hazel yang masih menangis."Kakiku sakit, aku tidak bisa berdiri," jawab Hazel sambil menangis.Tony kembali berjongkok."Letakkan tangan anda di leher saya," perintah Tony lalu langsung mengangkat tubuh Hazel seperti mengangkat seorang bayi.Hazel begitu terkejut hingga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status