Share

Bahagia saat bersamamu

Aвтор: Andi Sasa
last update Последнее обновление: 2021-10-10 19:00:59

Bab 7

"Emang dia sudah punya pacar?" Indri bertanya kepadaku

"Dia pernah bilang kalau pacarnya anak Unhas" kataku 

"Iya sih aku juga pernah dengar dia punya pacar anak Unhas" kata Indri sambil menatapku lekat , dia kemudian melanjutkan

"Tapi aku tak yakin mereka masih pacaran deh, sudah dua malam mingguan ini kalian jalan kan? Berarti mereka mungkin sudah tidak pacaran lagi Aya!" Tebak Indri.

"Itulah Indri, aku juga bingung, sebenarnya perasaan Kak Adit itu seperti apa kepadaku, aku juga masih bingung!" kataku sambil memainkan handphone ditanganku seraya berfikir apakah kuceritakan saja kepada Indri tentang kehamilanku ini?

 Tapi tiba-tiba berdering ponsel Indri membuat aku mengurungkan niatku untuk bercerita tentang kehamilanku.

"Telfon dari Lenny, katanya hari ini dia izin karena pesanan katering Mamanya lagi banyak" kata Indri begitu selesai berbicara di telepon.

"Oh pantesan dia nggak masuk kuliah tadi" kataku.

"Iya emang gitu, kalau pesanan katering mamanya banyak, Lenny pasti ga masuk lagi, karena yang bantuin mamanya cuma dia doank, adiknya kan semua laki-laki, mana mau terjun ke dapur" sergah Indri.

"Oya Aya, kamu sudah makan? Ayo deh kita makan dulu" ajak Indri sambil membuka makanan yang tadi di belinya di warung.

"Ayo lah, aku juga lapar ini" kataku sambil berdiri dan berjalan mengambil piring dan sendok dan akhirnya kami makan ala anak kos-kosan.

"Enak juga makanan anak kos yah?" sambil menyuap makanan tersebut.

"Enaklah, kalau gak enak yah di enak-enakin ajah" kata Indri sambil tersenyum.

Aku juga akhirnya tersenyum dan melupakan sejenak kerisauanku tentang Kak Adit atau Kakak Bermata Dinginku itu

Sesudah makan, aku dan Indri membuka laptop dan mengerjakan tugas kuliah kami dan biasanya tugas ini kami simpan saja di dalam hardisk yang kemudian tinggal di print kalau kami ingin mencetaknya. Hampir seratus lembar tugas ketikan yang harus di selesaikan belum lagi tugas-tugas yang lainnya, ternyata menjadi seorang mahasiswa itu tidak semudah seperti yang dibayangkan.

Handphoneku berdering. "Haloo Assalamualaikum!" sahutku melihat ada panggilan masuk dari Kak Adit

"Lagi dimana?" tanya Kak Adit

"Aku di kosan Indri, Kak" sahutku

"Ohya, bentar aku kesitu yah, tungguin yah" ujarnya di ujung telepon. 

"Okey kak, sip" kataku dan Kak Adit menutup teleponnya dan aku dan Indri melanjutkan kembali ketikanku. Banyak nya tugas kuliah membuat kami siang malam harus menyelesaikan tugas.

Pukul empat lewat lima menit Kak Adit nongol di kosan Indri dan wajahnya yang lelah dari seharian bertugas di laboratorium tidak menutupi wajahnya yang tampan dan nampak dingin. 

"Assalamualaikum" sapanya saat nongol di depan pintu.

"Waalaikum salam, ayo masuk, Kak" aku membalas salamnya dan Kak Adit pun melangkah masuk ke dalam kos.

"Tugas kalian banyak yah?" Kak Adit pura-pura bertanya padahal dia pasti tahu begitu banyak tugas dari kampus.

"Lumayanlah kak, ketikan aku ini aja ada seratus lembar" kataku sedikit meringis

"Dibawa santai saja, nanti juga kelar kok, Sayang" ujar Kak Adit santai.

"Iya bener, aku sependapat dengan Kak Adit" Indri nimbrung dan ketawa kemudian bertanya kepada Kak Adit

 "Oya, kakak mau minum apa nih?" tanya Indri.

"Apa ajalah, yang dingin sejuk juga boleh" kata Kak Adit sembari duduk di sampingku dan membacakan bahan ketikanku.

"Ok sipp, di tunggu yah, Kak" kata Indri dan berjalan ke dapur mengambil minuman dingin.

"Kak Adit, minum dulu yuk!" Indri datang membawa segelas minuman dingin.

"Okey makasih yah" Kata Kak Adit sambil menyeruput minumannya

Aku memperhatikan Kak Adit menghabiskan minumannya dan berbisik pelan "Kak Adit, makasih yah sudah bantuin aku selama ini"

Kak Adit tersenyum sambil berkata"It's okey Aya, aku seneng bantuin kamu kok" kata Kak Adit sambil menatapku dengan tatapan sayang.

"Kak, aku tidak tahu mau ngomong apa, soalnya Kak Adit baik banget sama Aya, semoga kita bisa bersama selamanya yah sayang" bisikku perlahan ditelinga Kak Adit dan Kak Adit mengecup pipiku sekilas dengan gerakan cepat.

"Ihh, genit deh!" seruku tersenyum geli melihat gercep Kak Adit saat mengecupku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • COWOK BERMATA DINGIN   Rencana liburan

    "Ayahmu ingin mengajak kita berlibur ke Bali." Ucap ibuku saat aku baru sampai ke rumah."Oh ya, asik dong, dalam rangka apa ayah akan ke Bali, Bu?" Aku menghempaskan pantatku di kursi teras."Biasalah, ayahmu kan senang pesiar apalagi di masa pensiun begini dia sudah lama ingin merencanakan pergi ke Bali cuma baru kesampaian sekarang." Ibuku dengan bersemangat menjelaskan kepadaku."Tapi sekarang kan lagi musim pandemi kan, apakah ibu tidak takut kita akan terkena virus Corona atau virus omicron selama di Bali?" Aku antara senang dan ragu dengan rencana mereka."Makanya itu kita harus protokol kesehatan, sayang." ucap ayahku yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah dan langsung duduk di kursi sebelahku. "Maksud aku, kita kan ke Bali dalam rangka liburan pasti kita akan ke pantai Kuta di mana disitu banyak turis lokal dan asing. Apakah ayah tidak takut bila di sana kita akan terkena virus yang selama ini lagi melanda negeri kita?" Aku

  • COWOK BERMATA DINGIN   Dingin

    Tatapan matanya sangat dingin. Dia menatap tanpa berkedip kepadaku. Aku mencoba memperhatikan wajahnya. Dia sangat tampan, mempesona dan berkharisma menurut ku. Sayang sekali, tatapan matanya sangat dingin seakan akan ingin menelanjangi seluruh tubuhku,. Aku mencoba berdehem. "Hemm.. hemmm.." Dia cuma mengernyitkan sedikit alisnya, tanpa ekspresi. Kalimat yang sudah kususun kurangkai dan ingin kuucapkan seakan terbang entah kemana. Aku tertunduk lesu dan dengan lemah berkata, " Mas, aku ingin menyampaikan sesuatu". Ujarku terbata- bata nyaris tak terdengar. Dia kembali mengernyitkan alisnya sambil bergumam :" hmm". "Mas , aku tidak enak badan belakangan ini,. " " Hm ya? ". Ah , ingin rasanya aku membawa kedua kakiku berlalu dan pergi saat itu juga. Aku harus mengatakan nya. Walaupun saat kejadian malam itu aku tahu bahwa pria didepanku ini tidak menyadari apa yang sudah dia lakukan, karena pengaruh minuman yang kami tenguk malam itu, hingga kami hampir dan

  • COWOK BERMATA DINGIN    Rindu

    "Assalamualaikum, Mamaa..!" Aku mengetuk pintu sembari memanggil Mama sesampainya di rumah. "Waalaikum salam, Sayang" Seru Mama dan pintu terbuka. "Alhamdulillah, kamu sudah pulang, Nak. Ayo masuk." Kata Mama dan menarik tanganku masuk. "Kamu langsung istirahat saja, yah. Tadi Indri nelfon Mama katanya kamu sakit perut di bus." Kata Mama sembari mengantarku ke kamar. "Iya, Ma. Perut Aya kok perih banget tadi, Ma." Kataku "Mungkin kamu kecapean, Nak. Istirahat saja, yah" kata Mama sembari mengecup keningku. "Baik, Ma.!" Kataku dan langsung merebahkan tubuh di kasur. "Okey, selamat malam, sayang." Kata Mama kemudian berjalan ke luar kamar dan menutup pintu kamarku. Aku merebahkan tubuh dan mencoba menghubungi Kak Adit sekali lagi "Nomor telepon yang anda hubungi sedang sibuk." Dengan kesal kumatikan handphoneku. "Kenapa dia gak bisa di hubungi, yah?" Ujarku dan semakin kesal sampai aku

  • COWOK BERMATA DINGIN    Ke Patung Yesus Tertinggi di Dunia

    Bapak harap kita cuma dua jam disana yah, setelah itu kita kembali ke Makassar. Okey, sekarang silahkan menikmati destinasi Studi Tour terakhir kita ini. "Betapa kilo perjalanan ini, Pak?" Tanya Indriani kepada Pak Dosen. "Sekitar empat kilo meter dari Kota Makale, yah. Lima belas menit lagi kita sudah sampai kok" kata Pak Dosen dan benar saja, tidak lama kemudian Mobil bus kami telah parkir di dalam Kawasan Wisata Bukit Burake. "Kita sudah sangat yah, anak-anak. Bapak ingatkan sekali lagi, jam 12:00 kalian sudah berada semua di atas bus,ok!" Seru Pak Dosen dari pengeras suara "Okey Pakk..!" Jawab kami serentak dan berlarian turun dari bus kemudian berjalan menaiki anak tangga menuju Puncak Bukit Burake Toraja "Kalau malam kedinginan kalau siang kepanasan dong!" Kata Indri membuat kami tertawa. "Iya, semalam dingin banget, minta ampun dinginnya." Ujarku "Maka itu kita bera

  • COWOK BERMATA DINGIN   Sunrise di Negeri Atas Awan

    Jam 5:00 subuh aku terbangun karena hawa dinginnya udara pegunungan Lolai yang mempunyai ketinggian 1300 mdpl ini. Aku bergegas memakai jaketku dan membangunkan Lenny dan Indri. "Len, Indri. Bangun yuk.!" Kataku sembari menggoyangkan tubuh Lenny dan Indri. "Hmm. Udah jam berapa, Ya?" Bisik Lenny yang masih mengantuk. "Sudah jam lima. Bangun dong, kita lihat sunrise yuk!" Anakku lagi "Oh iyaa.. aku mau lihat sunrise!" Seru Lenny dan bergegas bangun. "Indri.. ayo bangun. Kita lihat sunrise, yuk" Lenny membangun kan Indri yang masih meringkuk di selimutnya. "Yaaaa, tungguin..!" Seru Indri dan kemudahan bangun duduk "Ayuh, cepetan!" Kataku dan kami bergegas keluar tenda Ternyata di luar sudah banyak yang berdiri menunggu terbitnya Matahari Pagi. Momen ini banyak di tunggu oleh para pendaki karena hamparan awan seakan terhampar di depan kami seakan kita berada di kayangan. Bapak Dosen dan te

  • COWOK BERMATA DINGIN   Menakjubkan

    Pak Guide melanjutkan ceritanya lagi "Lubang makam ini disesuaikan dengan arah rumah keluarganya. Biasanya bayi yang di kubur dalam lubang yang mengarah ke rumahnya, lalu di tutupi dengan ijuk agar oksigen bisa tetap masuk." Pak Guide melanjutkan lagi "Sayangnya, ketika sang bayi meninggal, Ibu Kandung mereka tidak dibiarkan melihat hingga jangka waktu kurang lebih setahun, bahkan ketika bayi itu di makamkan." "Kenapa begitu, Pak?" Tanyaku kepada Pak Guide. "Karena menurut kepercayaan masyarakat Toraja masa lalu, melihat bayi yang meninggal dianggap tidak pantas dan akan mengurangi kemungkinan sang Ibu mendapatkan Bayi sehat lagi di masa mendatang." "Strata sosial juga menentukan dalam prosesi pemakaman ini, sehingga letak makam tidak boleh sembarang. Yaitu yang mempunyai Strata Sosial lebih tinggi letak makamnya harus lebih tinggi, dan arahnya ke rumah yang berkabung itu di maksudkan untuk menghargai keluarga yang berkab

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status