Bab 8
Jam 7:00 malam, aku dan Kak Adit masih berada di kosan Indri, tugas ketikanku sudah selesai kukerjakan, dengan bantuan kakak terdahsyatku yang jago mengetik sepuluh jari membuat tugas ketikanku cepat selesai.
"Capek juga yah, habis ini jalan cuci mata, yuk" ajak Indri.
"Aku sih okey aja," jawabku cepat.
"Kalau aku kayaknya gak bisa deh, soalnya masih ada tugas Lab malam ini," Kak Adit menjawab
"Yah gitu deh, Kak Adit sibuk banget," kata Indri kemudian
"Gimana dong,emang kayaknya gitu tugasnya," Kak Adit menjawab kemudian tersenyum
"Iyadeh gak papa kalau Kak Adit gak bisa ikut, kita berdua aja Indri, aku juga mau tinta printer ini" kataku kepada Indri.
"Iya kalian jalan berdua aja yah, nnti aja kita jalan lagi" Kata Kak Adit kepada ku.
"Baiklah kak, siapp!" Kataku kepada Kak Adit.
"Ayuh deh kalau Kakak mau pulang, aku antar dulu yuk" kataku kepada Kak Adit
"Ayuh, Indri aku pulang dulu yah," Kak Adit pamitan kepada Indri
"Okey Kak Adit, makasih sudah bantuin kami yah" Indri mengatupkan kedua tangannya kemudian tersenyum kepada Kak Adit
"Okey sipp," Kak Adit kemudian berdiri dan melangkah keluar.
Mengikuti dari belakang kemudian menuju motorku untuk mengantar Kak Adit kembali ke kosannya.
Setelah mengantar Kak Adit, aku balik ke kosan Indri, dan bersiap-siap berangkat ke Mall Ratu Indah untuk cuci mata.
Aku terpaksa mandi dulu di kosan Indri, gak mungkin aku balik ke rumah dulu untuk mandi kemudian balik lagi ke kosan Indri karena kami akan ke Toko Agung untuk membeli Tinta Printer dan Kertas porto folio untuk nanti ngeprint tugas kuliah kami.
Aku memilih untuk menelfon Mama dulu untuk memberi tahukan kalau aku terlambat pulang.
"Halo Ma," Begitu Mama mengangkat telfonnya.
"Iya sayang, ada apa nak?" Tanya Mamaku
"Aya mungkin terlambat pulang ini Ma, Aya masih di kosan Indri selesaikan tugas kuliah sekalian kita sebentar mau ke Toko Agung, mau beli kertas sama tinta printer Ma," aku menjelaskan ke Mamaku panjang lebar.
"Oh begitu, okelah Nak, kamu hati-hati di jalan yah, nanti Mama beritahu Papamu kalau kamu terlambat pulang!" Kata Mamaku.
"Oke siap Ma, makasih Ma!" Aku menutup telfon dan sudah lega karena sudah memberi tahukan Mamaku kalau aku akan terlambat pulang.
Aku takut mereka khawatir kalau aku terlambat pulang.
Kami sudah bersiap-siap untuk jalan, tiba-tiba Lenny telfon "Aya, kamu dimana?" Tanya Lenny
"Aku di kosan Indri nih Len, ngerjain tugas ketikan kita" jawabku
"Ohya Aya, aku baru mau datang kesitu, tugas aku juga belum ku kerjakan ini!" Kata Lenny di ujung telepon.
"Ya sudah kesini saja, karena kita juga mau ke Toko Agung ini, buat beli kertas sama tinta printer" kataku ke Lenny.
"Tungguin aku dong Aya, aku sudah mau On The Way ini!" Kata Lenny kemudian.
Aku melirik Indri meminta persetujuan apakah kita harus menunggu Lenny.
Indri kulihat menganggukkan kepalanya.
"Okey deh baiklah kamu nunggu kamu, cepat yah Len!" Sahutku
"Okey beb, tunggu yah" sahut Lenny menutup telfon nya.
Selang beberapa menit kemudian, Lenny sudah datang. Kami kemudian berangkat bertiga ke Toko Agung. Sekitar satu jam perjalanan untuk sampai ke Toko Agung. Walaupun agak jauh dari tempat kosan Indri di Minasa Upa tapi kami suka belanja di Toko Agung ini karena sangat lengkap menjual perlengkapan kantor dan pernak-pernik kebutuhan mahasiswa dan paling murah harganya di bandingkan dengan toko-toko yang menjual perlengkapan serupa. Aku parkir motorku di parkiran Toko Agung. Parkiran yang cukup luas di depan toko ini bahkan tidak cukup untuk menampung semua kendaraan pengunjung yang datang ingin berbelanja, sehingga kendaraan biasanya mengambil badan jalan untuk tempat parkir mereka. Maklum Toko Agung ini sangat terkenal sekali di kalangan pelajar, mahasiswa dan para pekerja karena harganya yang murah dan berkualitas.
"Ayuh masuk!" Kataku ke Indri
"Tungguin Lenny dulu Aya, kok dia belum sampai ya?" Kata Indri sambil matanya mencari Lenny
"Ituloh Lenny lagi parkir motornya!" Ujarku sambil menunjuk ke arah Lenny
"Oh iya, Lenny!" Indri melambaikan tangan ke Lenny
Lenny mengangkat tangan kemudian berjalan ke arah kami.
Kami kemudian masuk dan langsung menuju rak sebelah kanan depan kasir tempat tinta printer di jual.
"Ini aja Aya, tinta ini kan sesuai dengan Merk Printer kamu" kata Indri
"Oiya ambil itu aja Aya" Lenny juga mengiyakan.
"Oke deh, ambil itu aja kalau begitu!" Kataku sambil meraih tinta tersebut dan memasukkan ke keranjang belanja ku.
"Tinta Printer suda ada, sekarang kita cari kertasnya yuk" kataku.
"Ayuh, di pojok kiri sana tempat rak kertas Aya!" Tunjuk Indri.
"Ayo kita kesana!" Ajakku
Kami menuju ke rak kertas, ada banyak pilihan kertas di pajang, kami memilih salah satu yang menurut kami kualitas kertasnya lumayan bagus. Aku mengambil satu rim kertas dan memasukkan ke keranjang belanja.
"Keperluan ku sudah beres, sekarang giliran kamu Indri, kamu mau beli apa? Terus kamu Len, kamu mau beli apa?" Tanyaku ke Indri dan Lenny.
"Aku cuma mau beli buku bacaan Aya,! Kata Indri
"Kalau aku cuma mau beliin Mamaku kertas kue saja Aya, kayaknya kertas kue Mamaku sudah hampir habis" kata Lenny yang selalu memperhatikan keperluan katering Mamanya.
"Ayuh deh, kita cari kertas kue dulu, tempatnya tidak jauh dari sini kok!" Kata Indri
"Ayuh!" Sahutku berbarengan dengan Lenny
Kami kemudian menuju ke rak tempat kertas kue, bermacam-macam motif kertas kue tersedia disitu, Lenny memilih salah satu.
" Ini aja yah, cantik banget ini motifnya" Lenny memperhatikan kertas kue yang di pilihnya.
"Iya itu aja bagus!" Kataku dengan Indri berbarengan.
Lenny kemudian mengambil kertas kue itu kemudian menaruh di keranjang belanja nya.
"Sekarang giliran aku yah, kalian temenin aku cari buku yah!" Kata Indri kemudian
"Okelah, ayo kita ke rak buku!" Kataku.
Kami kemudian menuju rak buku bacaan yang memajang berbagai macam buku bacaan.
Tapi Indri tidak menemukan buku bacaan yang ingin dia beli, "Kayaknya bukunya gak ada di sini Aya, gimana dong? Padahal aku ingin sekali membaca buku itu!" Kata Indri kemudian.
"Kalau gak ada disini, gimana kalau kita cari di Gramedia? Kita kan tinggal nyebrang jalan saja ke Mall Ratu Indah, Gramedia kan ada di Lantai tiga tuh". Kataku kepada Indri
"Okey ayolah ke sebelah, kita bayar dulu belanja kita ini baru kesebelah yuk". Kata Lenny kemudian.
"Ayo lah kalau gitu, kita ke kasir!" Kataku menuju kasir
Setelah aku dan Lenny membayar belanjaan kami, kami kemudian menyeberang ke seberang jalan untuk menuju Mall Ratu Indah, kebetulan Mall ini berhadapan langsung dengan Toko Agung.
Memasuki Mall Ratu Indah, kami langsung menuju lift untuk naik ke lantai tiga, kebetulan Gramedia berada di lantai tiga Mall ini. Gramedia terbesar di Makassar memang yang ada di Mall ini, setelah menitipkan barang kami di tempat penitipan, kami masuk ke Gramedia.
Indri langsung menuju ke rak buku bacaan umum, rupanya dia mencari Novel bacaan, maklum lah Indri kan suka banget baca Novel.
"Itu Indri, Novel-novel dari GoodNovel itu ceritanya bagus-bagus loh!" Kataku sambil menunjuk sebuah rak.
"Ayo kita kesana!" Kata Indri kemudian menuju ke rak tersebut. Aku dan Lenny mengikuti dari belakang.
Indri kemudian memilih beberapa Novel yang ingin di belinya. Aku juga memilih satu Novel karya Penulis kesukaanku, demikian juga Indri memilih satu Novel.
Kami bertiga sama-sama hobi membaca Novel, sehingga kami tidak melewatkan kesempatan ini untuk membeli beberapa Novel favorit kami.
"Udah banyak ini Aya, kayaknya cukup ini buat stok bacaan ku selama sebulan!" Kata Indri setelan memilih tiga Novel.
"Okey, aku juga mau beli yang satu ini" kataku menunjukkan Novel pilihan ku.
"Bagus ini Aya, nanti kita tukaran baca yah!" Seru Indri begitu melihat Novel pilihan ku.
"Okey sipp deh kalau begitu" kataku sambil tersenyum.
"Tunggu yah, aku mau lihat-lihat dulu sebelah sana yah!" Lenny menunjuk pojok kanan yang di penuhi dengan Majalah-majalah remaja. "Ayo lah kita kesana!" Kata aku dan Indri barengan.
Setelah puas cuci mata di Gramedia yang di penuhi koleksi Buku-buku dan Majalah, kami kemudian ke kasir untuk membayar buku-buku belanjaan kami. Setelah itu kami memutuskan untuk makan dulu sebelum pulang.
"Kita cari makan dulu yuk!" Ajakku kepada Indri dan Lenny.
"Ayolah, kita juga lapar nih" Indri dan Lenny kompak menjawab.
Akhirnya kita masuk ke Stand Makanan yang memang banyak tersedia di Mall Ratu Indah. Setelah mengisi perut, kami langsung kembali ke menyeberang jalan ke Toko Agung untuk mengambil motor kemudian bergegas menuju pulang.
Setelah mengantar Indri terlebih dahulu di kosannya, aku dan Lenny kemudian pulang ke rumah kami masing-masing.
Bab 9 Sejak Kakak Bermata Dingin bermalam minggu bersamaku saat syukuran ulang tahun Indri di Pantai Losari Lego-lego, setiap malam Minggu pasti aku akan menjemput Kakak Bermata Dingin di Kampus kemudian kami akan jalan untuk bermalam minggu berdua. Entah kami hanya sekedar nongkrong di Pantai Losari, atau hanya sekedar keluar makan kemudian pulang. Aku merasakan Kakak Bermata Dingin mulai menaruh perhatian kepada ku. Tentu saja aku bahagia dengan keadaan ini, tapi juga aku masih di liputi keraguan, bukanlah Kak Adit pernah mengatakan kalau dia sudah punya pacar? Lantas hubungan dengan aku, apa dong? Apakah hubungan kami bisa dikatakan pacaran? Sementara dia belum pernah mengatakan menyukai ku? "Halo, Kak Adit lagi dimana?" Aku menelepon Kak Adit. "Aku ada di Kampus,Aya. Kamu sendiri dimana?" Balik tanya Kak Adit. "Aku di kosan Indri ini Kak, Kakak kalau ada waktu kosong, Kakak kemari yah?" Sahutku kemudia
Hari ini aku bersemangat sekali mau ke kampus karena ada kuliah praktek sebentar, automatis akan bertemu dengan Kakak Bermata Dingin lagi di Laboratorium Sebelum berangkat aku mematut diriku di depan cermin dan memperhatikan perutku yang masih datar dan kemudian aku pamitan ke Mama "Ma, Aya berangkat dulu Mah!" Kataku sambil mencium tangan Mama. "Okey sayang, hati-hati di jalan yah!" Kata Mama sambil mencium pipiku. Aku mengangguk dan tersenyum kemudian ke Papa dan mencium tangannya juga " Aya berangkat dulu Pa!" "Oke sayang, hati-hati di jalan yah!" Kata Papa sambil mengelus rambutku. "Okey Assalamualaikum!" Jawabku sambil menuju keluar untuk mengambil motor dan langsung gas menuju ke kampus. Sesampai di kampus, aku langsung berjalan menuju ke lantai tiga tempat ruangan Lab Komputer. Sampai di atas ternyata ruangan Lab K
Ayo dong Lenny, jangan menangis, mari fikirkan bersama masalah mu ini!" Ujarku mencoba menghibur Lenny. "Gimana aku nggak sedih Aya, sudah 3 tahun aku gak bertemu Papaku, dan sekarang beliau sakit keras, apakah aku tega sebagai anak untuk tidak pergi menengoknya?" Kata Lenny lirih. "Kamu pergi aja nengok Papamu Len, kalau kamu gak pergi nanti kamu juga akan kepikiran, gimana dong?" Indri memberikan solusi. "Iya Len, kamu berangkat aja, gimana kalau kamu berangkat dengan aku? Aku kepengen lihat kampung, soalnya kampungku jauh sihh!" Aku tiba-tiba saja pengen ke kampung nya Lenny. "Beneran Aya kamu mau ke kampung aku?" Tanya Lenny gak percaya. "Iya bener Len, aku pengen ke kampung kamu, bentar kita izin dulu di kampus kalau kita mau izin 2 hari, gimana?" "Okeylah Aya, kalau aku mah seneng aja kalau kamu ikut, aku ada temen di perjalanan" sahut Lenny dengan gembira. "Iya Len, Insya Allah, semoga Mama dan Papaku juga mengizin
Oke baiklah, kamu siapkan semua yang mau kamu bawa, entar Papa panggil kalau Papa sudah mau berangkat, ok!" "Oke Pah, Aya siap-siap dulu yah!" Kataku sambil berlari ke kamar ku, dan memasukkan beberapa lembar pakaian ke dalam tas ransel yang akan aku bawa. Tiba-tiba Handphone ku berdering, aku lihat ada panggilan masuk dari Lenny "Halo Aya, gimana? Jadi nggak kamu?" Kata Lenny di telfon "Iya Len, jadilah. Papa dan Mama sudah ngizinin kok, ntar aku ke rumahmu sama Papa yah!" Kataku ke Lenny. "Oh syukurlah Aya, aku tunggu yah!" Kata Lenny kemudian. "Okey Len, sipp!" Kataku sambil menutup telfon. Akhirnya aku sudah siap berangkat, aku menuju ke teras untuk menunggu Papa yang lagi berpakaian mau ke kantor nya. Tidak lama kemudian Papa muncul "Ayo kita berangkat!" "Ayoh Pah, Mah Aya berangkat dulu yah!" Kataku sambil mencium tangan Mama. "Okey sayang, hati-hati di jalan yah!" Kata Mama sa
Aku memperhatikan keluar jendela mobil, ternyata kita melewati Kota Maros dan sedang memasuki Kota Pangkep atau Pangkajene Kepulauan. Jalur yang di tempuh berkelok-kelok melewati hutan dan bukit serta berhawa sejuk. Nampak bukit-bukit Karts atau bukit-bukit kapur menjulang tinggi di antara kendaraan yang melintas. Bukit-bukit kapur inilah yang di manfaatkan oleh Pabrik Tonasa untuk membuat semen di Pangkep ini. Setelah mendekati Soppeng, jalur sudah tidak berliku-liku lagi, jalur sudah mulai rata dengan latar gunung dan sawah dimana-mana. Maklumlah Bone dan Soppeng merupakan enam besar lumbung padi terbesar di Sulawesi Selatan sehingga sawah terlihat jelas di manapun. Aku melihat Lenny sudah tertidur di samping ku. Rupanya jalan yang lurus dan sudah mulus memasuki Kota Soppeng membuat dia terbuai di alam mimpi. Aku teringat kalau di Soppeng ini mempunyai tempat wisata menarik seperti Permandian Air Dingin Ompo dan Permandian Air Panas Lejja, dan t
Acin menemani kami menuju Taman Kalong yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Lenny. Acin berjalan sambil menjelaskan kepada kami, bahwa di Kalong-kalong itu akan datang setelah Matahari terbenam dan akan pergi lagi pada keesokan harinya pada saat Azan Subuh mulai berkumandang. "Ohya Kak, disini ada mitos yang salah bahwa bila ada pendatang yang melintas di bawah pohon asam yang di tinggali Kalong kemudian tiba-tiba terkena kotoran Kalong, maka di yakini akan mendapatkan jodoh orang Soppeng!" Begitu katanya mitosnya Kak. Kata Acin sambil tertawa menatap ku. "Ah yang bener aja kamu Cin, emang beneran tuh mitosnya benar-benar terbukti?" Aku juga tertawa tapi masih kurang percaya dengan mitos tersebut. "Namanya juga mitos Kak, kadang bener kadang nggak" kata Acin kemudian. "Oh kirain beneran deh Acin. Ini kita udah sampai di Taman Kalong, Boleh kamu fotoin Kakak dulu disini yah?" Kataku sambil menyodorka HP ku ke Acin.
Jam 10:00 pagi, Acin sudah datang dari tempat kerjanya. Dia langsung mendatangi dan menyapaku "Pagi Kak Ayaa, lagi bikin apa?" Tanya Acin kepada ku. "Duduk-duduk aja ini Cin, sambil minum teh." Jawabku. "Ohya Kak Aya, gimana kalau aku temenin Kak Aya ke Permandian Air Panas Lejja? Sekalian buat bahan cerita Kakak kalau sudah balik kalau Kakak pernah juga ke Permandian Lejja!" Kata Acin memberiku usul. "Yang bener kamu Cin? Aku sih mau banget lihat kesana Cin!" Kataku berharap bisa ke Permandian Air Panas itu. "Kalau Kakak mau kesana aku siap ngantar kok, tapi tunggu setengah jam aku mandi dulu yah!" Kata Acin lagi. "Okey Cin, aku tunggu yah!" Seruku kepada Acin yang langsung bergegas untuk mandi. Aku mencari Lenny di kamar Papanya dan mengutamakan niatku untuk pergi ke Permandian Air Panas Lejja. "Lenny, boleh nggak aku ke Permandian Air Panas Lejja? Acin barusan bilang dia mau nganterin kalau aku mau kesana!" Kataku kep
Setelah membayar Karcis, kami kemudian masuk dan menuju ke tempat permandian nya. Acin menunjuk sebuah Kolam yang uap nya menggepul- gepul menandakan suhunya yang lumayan panas "Uap Air yang lumayan panas ."Kolam yang itu Kak, saking panasnya kolam tersebut bahkan bisa di gunakan untuk merebus telur karena suhunya yang 60 derajat Celcius!" Kata Acin menunjuk sebuah kolam. "Ah nggak usah kesitu Cin, panas banget. Kita ke kolam yang panasnya sedang aja," Ajakku ke Acin. "Ayuh yang disana Kak, disana bisa berendam bahkan berenang!" Kata Acin dan kami pun menuju kesana. Aku benar-benar ingin menikmati hangatnya uap air panas Lejja yang tersohor ini. Aku pun ke kamar ganti pakaian setelah itu turun ke kolam yang bersuhu tidak terlalu panas tersebut. Byurrr.. Aku menceburkan diriku di Kolam air hangat tersebut, hawa belerang menerpa hidungku, konon karena air yang mempunyai kandungan belerang inilah yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit k