terima kasih sudah membaca cerita ini.
Sejak tadi Shenna terus mondar-mandir di depan Arga, mereka sudah ada di bandara, menunggu kedatangan temannya yang lain. Sudah sepuluh menit, namun tanda-tanda kedatangan teman-temannya belum juga muncul. Arga yang melihat Shenna langsung menegurnya, "Bisa duduk manis aja ga? pusing saya liat kamu mondar-mandir terus" ketusnya dengan menyilangkan kaki kanannya di atas paha. Tidak menghiraukan keluhan Arga, perempuan itu langsung tersenyum usai melihat perempuan dengan hoodie pink datang. Shenna melambaikan tangannya saat melihat Indy dan kawan-kawan baru keluar. Perempuan itu langsung berlari menghampiri temannya yang lain. Meninggalkan Arga yang sejak tadi diam saja, pria itu melangkah dengan pelan menghampiri para karyawannya. Shenna memeluk Indy lebih dulu, "Haii mbak" sapanya penuh antusias. "Duhh padahal baru dua hari, tapi gua udah kangen banget sama lo Shen" ujarnya sambil menepuk punggung perempuan itu. "Selamat sore pak" ujar Mbak Indy menyapa Arga saat pria itu
Shenna bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan dokumen file-file penting yang pastinya di butuhkan oleh Arga. Perempuan itu mengambil baju formalnya untuk ia gunakan di pertemuan hari pertama. Meeting akan di lakukan di cafe modern yang memiliki private room. Shenna harus memperlihatkan bahwa dirinya juga berperan penting dalam kegiatan ini. Ia tidak boleh memakai pakaian sembarangan, karena penampilan juga harus memiliki nilai yang pantas. Dengan polesan natural di wajahnya, Shenna menambahkan lipstik lebih berwarna dari biasanya. Kini ia terlihat sangat cantik. Sebelum memulai meeting dengan klien, semua team harus berkumpul untuk mendiskusikan beberapa hal penting. Perempuan itu mengambil tas kerjanya, memakai heels yang tidak terlalu tingga lalu keluar dari kamarnya. Ia menghampiri kamar bosnya lebih dulu, mengetuk pintu dan memastikan bahwa bosnya masih ada di sana. Tok Tok Tok "Pak, udah bangun?" panggil Shenna dari luar. Namun tidak mendapat jawaban dari pria itu
Saat ini Arga dan para staffnya sedang menikmati malam di sebuah club besar yang ramai di kunjungi orang-orang. Mereka duduk di sofa melingkar sambil merayakan keberhasilan mereka hari ini. Semuanya mengangkat gelas bersama, "Cheers!!" teriaknya bersamaan. Shenna tersenyum, ia senang karena semuanya berjalan sesuai harapan. Arga bahkan tidak bisa menghentikan raut wajah kegembiraan di dalam dirinya. Mengikuti alunan musik dengan pengaruh alkohol, Indy berdiri hendak mencari tempat agar dapat menggerakkan tubuhnya. Diikuti dua temannya yang lain, kecuali Shenna dan Arga yang masih betah duduk di tempat mereka masing-masing. Shenna menatap Indy dari kejauhan, memastikan wanita itu tetap dalam pengawasan yang aman. Shenna sengaja hanya minum sedikit, alasannya karena ia tidap pernah minum alkohol sebelumnya. Hanya karena tidak ingin membuat teman-temannya kecewa, perempuan itu datang untuk ikut merayakan keberhasilan mereka. Arga kembali membawa sebotol alkohol, menuangkan sed
Arga membantu Shenna untuk masuk ke dalam kamar hotelnya, ia masih berusaha menenangkan Shenna yang saat ini diam saja. "Gapapa pak, saya baik-baik aja. Makasih banyak ya" ujarnya pelan. Arga mengangguk paham, saat ini yang Shenna butuhkan adalah istirahat. Perempuan itu pasti merasa sangat lelah sekarang. "Istirahat yang cukup ya, besok kita free, kamu bisa istirahat yang banyak" ujar Arga sebelum keluar. Bahkan saat menutup pintu kamar perempuan itu, Arga masih merasa tidak rela. Rasanya ia ingin membakar hidup-hidup orang yang sudah membuat Shenna ketakutan seperti itu. *Fikri Call* "Bapak di mana, pak?" tanya pria itu pada Arga. "Saya udah di hotel, mau istirahat, cape." balasnya cepat dan singkat. Fikri mengerti, ia lalu mematikan sambungan telepon itu. Kini ia di repotkan dengan dua gadis yang sudah menghabiskan banyak alkohol. "Indy bangun dong, ndy bangun, bangun, woi bangun napa" teriaknya tepat di telinga Indy. Namun Indy sama sekali tidak merespon, perempu
Kevin tidak tenang sejak kemarin, ia dan Shenna bahkan tidak saling memberi kabar. Kevin sangat sibuk karena katingnya di kampus mengajaknya untuk ikut repot dalam acara yang mereka buat. Sehingga waktu Kevin ia habiskan bersama dengan katingnya, menyukseskan acara amal untuk anak yatim yang akan mereka lakukan besok. Pukul satu pagi, laki-laki itu membuka ponselnya. Saat membuka ponsel, senyuman dirinya dan Shenna sudah menyambutnya. Damar datang dengan dua botol beer binteng dan meletakkan tepat di depan Kevin. Keduanya memutuskan untuk menghangatkan tubuh dengan minuman beralkohol ini. "Perasaan lo akhir-akhir ini sibuk mulu, Shenna gimana?" tanya Damar yang sembari membuka tutup beer itu. "Shenna juga sibuk" sahutnya pelan. Kembali meletakkan ponselnya, sudah jam segini, pastinya perempuan itu sudah tertidur lelap. Tidak baik jika dirinya memaksakan kehendak untuk mendapatkan balasan pesan saat itu juga. Ia meneguk satu sloki beer yang di tuangkan Damar untuknya, "Gua
Indy terbangun dari tidurnya, perempuan itu seperti biasa harus melihat wajah bangun tidurnya yang sudah pasti sangat cantik. Indy turun dari ranjang kamar hotel, melangkah menuju kaca hias yang berada di dekat pintu kamar. Sembari tersenyum perempuan itu hendak mengikat rambutnya yang terurai. Matanya menyelidik saat melihat tanda merah di sekitar leher, kembali memastikan tanda merah apa yang ada di lehernya. Wanita itu terkejut bukan main, hampir berteriak namun untungnya tidak terlalu keras. Pikirannya kacau, mengingat kembali apa yang terjadi kemarin malam. Indy merutuki dirinya sendiri yang minum terlalu banyak, salah satu hal yang paling ia benci dalam dirinya adalah selalu melupakan hal-hal penting ketika mabuk. Indy tidak bisa mengingat apapun jika dirinya sedang dalam pengaruh alkohol. Wanita itu terus memikirkan kemungkinan yang terjadi, mencoba mengingat-ingat apa yang ia lakukan semalam. Wanita itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang, kepalanya masih sedikit p
"Besok kita bakal ada meeting lagi di tempat yang sama seperti kemarin, saya harap kalian sudah menyelesaikan tugas kalian masing-masing sehingga meeting kita besok lancar. Lakukan yang terbaik, saya mau kita berhasil besok." ujar Arga usai mereka semua menyantap sarapan pagi mereka. Semuanya mengangguk paham akan maksud Arga, "Sekarang kalian bisa istirahat, lakuin apa aja yang bisa bikin kalian happy di sini" "Gausah banyak pikiran, nikmatin aja momen nya" tambahnya lagi. Arga berdiri dari tempat duduknya, menyisakan empat karyawan yang menatap kepergian pria kaya itu. Shenna beralih pandangan, kini perempuan itu menatap mas Fikri yang sejak tadi diam saja. "Kenapa mas? ada masalah kah?" tanyanya tiba-tiba. Mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dari Shenna, membuat Fikri terkejut, lalu menggelengkan kepalanya pelan, tanda semuanya aman. Shenna mengangguk paham, "Gimana kemarin?" tanyanya pada Indy, kali ini matanya menatap pada wanita yang asik menikmati seduhan hot lattenya.
Shenna mengetik nama Kevin, mencoba menghubungi laki-laki itu. Namun tidak ada jawaban meskipun ia sudah mencoba beberapa kali. Shenna mencoba untuk menghubungi Damar, laki-laki itu pasti tahu alasan kenapa Kevin tidak menjawab panggilannya. *Damar call* *Damar call* "Hallo" ujar seorang laki-laki dari sebrang sana. Terdengar seperti suara Damar, tentu saja karena dia adalah pemilik nomer ini. "Dam," panggil Shenna pelan. "Iya shen?" tanya Damar, sedikit bingung karena Shenna tiba-tiba menghubunginya seperti ini. "Lo lagi sama Kevin ga?" tanya Shenna. "Kevin? oh engga Shen, dia ikut acara amal sama kating-katingnya di kampus" ujar Damar memberikan informasi. "Lo telfonin ga di angkat ya? santai saja, dia emang lagi sibuk belakangan ini, biar engga terlalu kepikiran lo juga katanya haha" tambah Damar. Kesibukan yang Kevin lakukan selain karena permintaan katingnya, itu juga sebagai salah satu cara agar dirinya tidak terlalu memikirkan Shenna. Kevin bisa gila jika te