Share

Fakta Mengerikan

"Orang kepercayaanku  menemukan identitas ibumu saat mereka mendesak pengurus panti  tempatmu dulu dititipkan itu untuk bicara."

"Dan terungkaplah bahwa kamu  adalah anak yang terpaksa di titipkan di tempat itu karena ibumu mengalami trauma."

"Trauma  yang menggucang jiwanya kala itu."

"Kehadiranmu memang tidak diinginkannya sejak awal."

"Karena ia adalah korban pemerkosaan."

"Karena rasa trauma dan kebelumsiapan ia menitipkanmu di panti asuhan."

"Setelah itu kami terus memburu lokasi ibumu bermodal foto dan alamat lamanya."

"Setelah berbulan-bulan mencari akhirnya  penantian kami terbayar."

"Orang suruhanku menemukan ibumu."

"Aku dan Hiro berangkat ke lokasi."

"Kami  berbincang langsung dengan ibumu yang ketakutan melihat kedatangan kami."

"Hingga kami berhasil meyakinkan beliau  dan beliau akhirnya menceritakan semuanya."

"Kami faham saat itu ia  tak memiliki pilihan lain selain meninggalkanmu."

"Andra jangan pernah membenci ibumu!'

"Karena  ibumu itu tidak bersalah."

"Ia hanya korban .. dan  yang harus kamu tahu kondisi ibumu kala itu sangat memprihatinkan."

"Ibumu diusir dari keluarganya karena  semua keluarganya menganggap ibumu itu aib keluarga."

"Ibumu berjuang mati-matian untuk hidupnya yang terlanjur berantakan, karena ulah seorang lelaki."

"Laki-laki itu adalah Alexs!"

"Alexs yang menghancurkan ibumu."

"Alexs yang membuat kamu berada di panti asuhan saat masih bayi."

"Dan Alexs yang sama yang ingin melenyapkan putriku."

"Ibumu sebenarnya ingin bertemu denganmu tapi ia takut kamu membencinya."

"Ia  takut traumanya akan datang kembali jika melihat wajahmu."

"Karena itu ia memilih menghindari bertemu denganmu walau itu sangat menyiksanya."

Terang Angkasa menceritakan semua pada Andra yang terdiam terpaku. 

Ini  pasti membuat Andra  lumayan  terguncang. 

Andra memang sempat membenci orang tuanya yang meninggalkannya di Panti Asuhan tapi setelah mendengar penjelasan  Angkasa Raditya  kebencian Andrapun lenyap. Ia mulai  memaafkan sang ibu dan  ingin sekali menemui ibunya. Karena itu berarti ia masih punya keluarga dan tidak sendirian. 

"Lalu  dimanakah  beliau sekarang?"

"Bisakah anda memberitahu saya?"

Andra berharap ia masih memiliki kesempatan untuk bertemu sang ibu. 

"Aku pasti akan membawamu menemui ibumu itu."

"Tapi untuk sekarang apa kamu tidak ingin tahu tentang seluk beluk ayahmu?" Angkasa lebih tertarik untuk membicarakan musuh bebuyutannya itu. 

"Ayahmu.. Alexs dia  yang membuat hidup kalian kacau."

"Dan  yang aku tahu Hiro pernah menemui Alexs entah apa yang mereka berdua bicarakan kala itu."

"Yang aku takutkan kematian Hiro ada hubungannya dengan ayahmu itu."

Angkasa mengungkapkan kecurigaannya  terhadap musuh besarnya itu. Terlebih orang yang terakhir kali ditemui Hiro  sebelum meninggal adalah Alexs. 

"Apa anda yakin dengan itu?"

"Lantas kenapa Alexs  bisa  mengancam  keselamatan putri anda?"

Andra  semakin bingung tapi ia juga tidak bisa langsung percaya dengan ucapan Angkasa karena bisa saja ia ingin menggunakan Andra sebagai senjata untuk menghancurkan musuhnya. 

"Sangat yakin.. karena aku masih menyimpan pesan saat aku berkomunikasi dengan ayah angkatmu Hiro sebelum ia  menemui Alexs kamu bisa membacanya sendiri karena pesan itu masih aku simpan."

"Disitu tertulis jelas bahwa Hiro hari itu ingin menemui Alexs dan esoknya ia  tertembak di rumah kalian bukan begitu?" 

"Kenapa  nyawa putriku terancam itu karena Alexs  memintaku memberikan saham perusahaanku pada perusahaannya dengan harga miring tentu saja aku belum gila."

"Aku tak akan mempertaruhkan perusahaan yang susah payah aku bangun."

"Karena aku tidak menyetujui inginnya maka  ia  mengancamku dan putriku."

Angkasa menceritakan semua pada Andra berharap Andra akan ada di pihaknya. 

"Aku akan membantu anda tapi  tolong pertemukan saya dengan ibu kandung saya."

Syarat  yang Andra berikan tentu tidaklah sulit untuk seorang Angkasa Raditya. 

"Seperti janjiku tadi aku pasti akan mempertemukan kalian."

"Andra  Hiro sangat menyayangimu."

"Dia sudah menganggapmu seperti darah dagingnya sendiri."

"Harapannya begitu besar padamu."

"Dan aku melihat dia di dirimu."

"Kalian tak ubahnya seperti duplicate meski dalam versi berbeda."

"Andra  aku akan membantumu mencari pelenyap Hiro."

"Dan  aku harap kamu bisa melindungi putriku yang akan pulang dari  Dubai  beberapa bulan lagi." 

Angkasa mencoba bernegoisasi karena faktanya mereka saling membutuhkan satu sama lain. 

Andra  terdiam sejenak. Semua keterangan Angkasa Raditya tidak bisa langsung ia terima. Sebelum ia  bertemu ibunya dan memastikannya langsung Andra tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Ia bertindak dengan sangat hati-hati. Ia tidak ingin menyesal akan keputusan yang akan diambilnya. 

"Saya  akan melindungi putri anda tapi bukankah anda bilang putri anda di Dubai?"

"Lantas kenapa anda buru-buru meminta saya datang?"

Andra makin tidak mengerti isi kepala Angkasa Raditya. 

"Karena Alexs bisa datang kapan saja dan ia  bisa melenyapkanku seperti ia melenyapkan ayah angkatmu Hiro."

Jawaban Angkasa Raditya yang begitu yakin Alexs adalah dalang di balik meninggalnya Hiro yang tidak bukan adalah ayah angkat Andra berhasil membuat Andra tersentak. 

Rasa tak percaya itu seakan terkikis perlahan dengan keyakinan seorang Angkasa Raditya. Ini fakta mengerikan untuk seorang Andra. Karena jika ucapan Angkasa Raditya itu benar adanya maka itu berarti ayah kandung Andra adalah pelaku pembunuhan ayah angkat Andra yaitu Hiro. 

Kenyataan yang pahit untuk di terima. "Tuan  apa anda sudah mendengar tentang masa lalu saya?" Tanya Andra yang penasaran dibalik alasan Angkasa memilih mantan seorang pembunuh bayaran yang terkenal licin dan kejam sebagai pelindung putrinya. 

"Aku sudah tahu kisahmu  yang sering melenyapkan nyawa orang dengan kejam dan tanpa ampun."

"Justru karena itu aku semakin tertarik denganmu." Ujar Angkasa sambil berseringai. 

"Aku  menjadi pembunuh bayaran untuk melampiaskan amarahku pada kedua orang tua yang tega menelantarkanku."

"Tapi ayah membuatku berfikir ulang dan  kejamnya hidup di jalanan perlahan luntur."

"Tapi bukan berarti naluriku sebagai pembunuh lenyap."

"Bahkan aku bisa saja menjadikan anda mangsaku berikutnya," Ucap Andra sambil tersenyum dingin. 

Angkasa membalas senyuman Andra. 

"Kalian  benar-benar mirip!"

"Kamu dan Hiro  sangat mirip."

"Tahukah kamu Hiro dulu juga terkenal sebagai pembantai yang handal."

"Tapi suatu hal merubah dia menjadi lebih manusiawi." Tutur Angkasa mengingat  Hiro sahabatnya kala masih seumuran Andra. 

"Apa yang merubah ayah?" Tanya Andra penuh tanda tanya. 

"Cinta!" Jawab Angkasa singkat. 

"Terdengar lucu tapi itu kenyataannya."

"Ayah angkatmu itu jatuh cinta pada seorang wanita yang berhasil merubah sikap bengisnya menjadi lebih peka dan lebih lembut."

"Tapi sayang wanita itu mengidap penyakit serius dan meninggal."

"Sejak kematian wanita itu Hiro  berubah."

"Ia  berhenti menjadi pembantai."

"Ia  lebih fokus mengasah ilmu beladirinya seperti yang ia wariskan padamu." 

"Kalau kamu fikir aku aneh memilih mantan pembunuh untuk menjadi pengawal pribadi putriku kamu salah besar."

"Justru itu yang aku butuhkan nalurimu itu bisa memusnahkan orang dengan mudah jadi tak ada yang perlu diragukan." Terang Angkasa Raditya. 

"Angkasa keluar!!!" Terdengar suara teriakan dari arah depan. Siapakah yang datang  mencari keributan? 

Itulah  pertanyaan yang singgah di benak Andra kala itu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status