Home / Thriller / Call My Name Is Andra / Andra Seorang Bodyguard

Share

Andra Seorang Bodyguard

Author: Puri
last update Huling Na-update: 2021-08-16 13:19:29

"Kenapa  tuanmu memilih mantan penbunuh sepertiku untuk menjadi pengawal putrinya?" tanya Andra kepada ajudan dari Angkasa ayah Diandra. 

"Karena  beliau mendengar semua keahlihan anda."

"Dan  beliau merasa andalah yang paling  tepat melindungi nona Diandra," balas  ajudan  itu menyampaikan sesuai  yang dikatakan tuannya. 

"Untuk gaji anda tidak perlu cemas tuan kami akan membayar dengan harga yang pantas," sambung ajudan itu memcoba membujuk Andra dengan iming-iming imbalan. 

"Apakah tuanmu Angkasa adalah sahabat ayah angkatku Hiro?"

"Karena aku pernah mendengar dulu ayahku pernah berbicara tentang seorang yang bernama Angkasa," ucap Andra coba memastikan apa Angkasa yang difikirkannya adalah orang yang sama dengan  sahabat ayah angkatnya. 

"Ya.. tuan kami adalah sahabat dekat Tuan Hiro."

"Oleh sebab itu Tuan Angkasa sangat percaya dan yakin akan kemampuan anda," tukas Abraham ajudan Angkasa Raditya. 

"Baiklah.. mulai besok aku akan terjun langsung untuk mengawasi putrinya."

"Sampaikan pada tuanmu aku menerima tawarannya!" jawab  Andra dengan tegas. 

"Terimakasih.. kalau begitu saya pamit undur diri," kata Abraham. Dan ajudan  itupun pergi meninggalkan markas besar seorang Andra. 

Keputusan Andra membuat para anak didiknya bingung sebab tak biasanya sang guru besar terjun langsung menjadi pengawal pribadi. 

"Tidak usah bingung.. aku menerima  tawaran itu karena orang itu berhubungan  dekat dengan ayah angkatku."

"Aku  berharap dengan menjadi pengawal di rumah Angkasa aku  bisa punya sedikit informasi siapa yang membunuh ayah angkatku waktu itu."

"Mungkin si Angkasa itu tahu sesuatu."

Terang Andra kepada semua anak didiknya yang juga kaki tangannya.

Lalu Viky orang kepercayaan Andra mengajukan pertanyaan pada guru besarnya itu. 

"Jika anda  menerima tugas itu lantas siapa yang akan mengajarkan kami bela diri?"

"Dan siapa yang akan mengurus tempat ini?" tanya Viky. 

"Aku  percayakan tempat ini padamu!"

"Kamu ajarkan mereka ilmu beladiri yang aku ajarkan padamu."

"Karena sebagian yang  sudah memiliki standart tinggi selain kamu sudah di tugaskan menjadi pengawal pribadi orang orang penting."

"Tinggal kamu dan Zico."

"Kalian berdua  selagi aku tidak di sini aku serahkan tempat ini pada kalian."

"Kemampuan kalian juga sudah mempuni, aku yakin kalian mampu."

"Aku  harus  menemukan pembunuh ayah angkatku."

"Aku tidak akan membiarkan pelaku itu hidup bebas di luar sana."

"Maaf  tapi  aku tidak punya pilihan selain mengambil tugas ini!" Terang Andra. 

"Baik kami akan menjalankan tugas dan tanggung jawab ini dengan sebaik mungkin anda tidak perlu khawatir," ucap Vicky. 

"Bagus... terimakasih!!"

"Dan kalian semua selagi aku tidak ada tetaplah latihan bersama Viky dan Zico!!"

"Asah kemampuan bela diri kalian!!"

"Jangan bermalas-malasan karena dunia tak pernah bersahabat dengan pemalas mengerti!!!" Pesan Andra kepada semua anak didiknya. 

"Baik!!!"

"Kami akan terus  berlatih dan mengasah kemampuan kami!!!" Balas anak didik Andra serempak. 

Meski berat melepaskan sang guru besar mereka. Tapi mereka  tetap mendukung keputusan sang guru untuk mencari pembunuh ayah angkatnya. 

Keesokan harinya Andra  bersiap meninggalkan markasnya. Di tatapnya seisi bangunan itu. Semua kenangan yang dilaluinya  masih terniang dan membekas dalam benaknya. 

"Aku  harus  pergi sekarang, tapi aku akan pergi ke pusara ayah terlebih dahulu," gumam Andra sambil melangkah pergi. 

Tak berapa lama ia sampai di area pemakaman tempat sang ayah dimakamkan. 

Setiap kali ia menatap area pemakaman itu wajah sang ayah muncul dalam ingatnnya. Dan peristiwa mengerikan itu hadir kembali seperti sebuah kutukan yang menghadirkan rasa trauma untuk Andra. 

Andra  berjalan menyusuri area pemakaman dengan pepohonan di kanan kiri tempat itu. 

Angin berhembus sepoi-sepoi menambah syahdu suasana kala itu. 

Hingga langkah Andra terhenti di depan pusara bertuliskan nama Hiro. Yang tak lain adalah ayah angkatnya. Ia mulai bersimpuh di samping pusara itu. 

Ia  memegang batu nisan itu. Mata Andra  mulai berkaca-kaca. Ia berjanji ia akan mencari pelaku yang sudah menghabisi nyawa sang ayah angkatnya. 

Cukup lama Andra  terduduk di sisi  pusara itu. 

Andra sangat  merindukan sosok Hiro yang sudah menyelamatkan hidupnya. 

Sosok yang membawanya dari kejamnya kehidupan jalanan dan mengenalkannya  dengan ilmu beladiri yang membuat kehidupannya lebih baik. 

Andra  berharap dengan ia tinggal dekat dengan Angkasa Raditya ia bisa mengkorek informasi tentang siapa saja musuh ayah angkatnya yang mungkin punya potensi sebagai  tersangka pelenyapan seorang Hiro. 

Tak lama Andra bangkit dan berjalan  menuju mobilnya. Ia segera  melajukan mobilnya ke kediaman pengusaha besar Angkasa Raditya. Selang  beberapa lama  laju mobi itu terhenti di sebuah rumah mewah dengan halaman yang sangat luas. Andra  sudah di sambut dengan beberapa  penjaga yang sudah menunggu kedatangannya. 

Ketika pintu gerbang di buka Andra  segera  membawa mobilnya masuk ke area  yang luas itu. Lalu iapun turun. 

Andra  diantar masuk ke dalam rumah itu menyusuri ruangan demi ruangan. Hingga ia  sampai di satu ruangan tempat Angkasa Raditya biasa menghabiskan waktunya. 

"Silahkan Tuan... Tuan Angkasa sudah menunggu di dalam," ucap salah seorang pelayan yang mengantarnya. 

"Terimakasih!!" jawab Andra. Pelayan itu segera meninggalkan Andra di depan ruangan sang tuan besar. 

"Masuklah!!!" 

Terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya masuk. Andra membuka pintu  itu perlahan. Dan dia melihat laki-laki paruh baya sedang duduk menatap tajam ke arahnya sambil melempar senyum. 

"Selamat datang Andra!!!" Kata  Angkasa Raditya menyambut kedatangan orang yang telah lama dinantikannya. 

"Hm... terimakasih sambutannya Pak!" 

Andra  membalas sambutan beserta senyuman laki-laki di hadapannya. 

"Duduklah Andra!!"

"Aku  ingin berbincang banyak hal denganmu."

"Aku  yakin engkaupun akan tertarik dengan yang ingin aku bicarakan ini."

"Pasalnya ini berhubungan dengan jati dirimu."

"Hiro mencari tahu semua tentangmu tanpa kamu ketahui."

"Dan aku yang membantunya."

Terang Angkasa yang berniat memberitahu segala hal yang masih belum di ketahui Andra. 

"Jati diri...?"

"Ayah  mencari tahu tentang apa bisakah anda memberitahuku?" 

Andra cukup terkejut mendengar informasi  dari Angkasa yang mengatakan ayah angkatnya bersama Angkasa pernah mencoba mencari tahu tentang jati diri Andra. 

Andra  semakin penasaran kebenaran apa yang ditemukan dalam penyelidikan itu. 

"Aku akan memberitahumu."

"Karena ini ada kaitannya dengan tugas yang akan kamu emban."

"Jadi dulu Hiro ayah angkatmu itu datang menemui ku."

"Dia  memintaku mencari tahu semua tentang kamu."

"Akupun mengerahkan semua orang kepercayaanku untuk menyelidiki asal usulmu."

"Hingga  salah seorang diantara meteka melapor bahwa kamu adalah anak yang dititipkan di panti asuhan."

"Tapi entah mengapa kamu berakhir di jalanan."

"Waktu itu Hiro ingin sekali  tahu siapq orang tuamu yang tega menelantarkanmu."

"Hiro berniat mempersatukan kalian, karena ia merasa kamu merindukan orang tua kandungmu kala itu."

Hingga suatu hari kebenaran mulai terungkap. Mengenai orang tuamu. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Call My Name Is Andra   Rencana Pertunangan

    Dua pasangan itu pun berlalu meninggalkan pantai dan berjalan menuju mobil untuk mencari rumah makan. Di dalam mobil pun tak ada perbincangan hingga suasana sangat sunyi. Sampai akhirnya Andra membuka suara. "Maaf anda mau makan dimana, Tuan?" tanya Andra sopan. "Ehm dimana ya, sayang menurut kamu, kita enaknya makan apa?" Dion malah balik bertanya pada Diandra yang asyik melamun. "Terserah kamu saja," balas Diandra lembut. "Kalau begitu di rumah makan terdekat saja, dari pada keburu kelaparan," sahut Dion yang masih menggenggam tangan Diandra. "Baik," jawab Andra. Andra melajukan mobilnya menuju tempat sesuai tujuan sang tuan. Tak butuh waktu lama mobil itu pun terhenti. Kedua pasangan itu turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan memesan beberapa menu, Dion mengajak Andra bergabung bersama dalam satu meja dengan dia dan Diandra. Tak berapa lama menu pesanan mereka pun tiba, mereka pun bersiap menikmati hidangan. Andra duduk di depan Diandra sedangkan Dio

  • Call My Name Is Andra   Beri Aku Kesempatan

    Andra menatap ke arah Diandra yang masih mengalungkan kedua tangannya di leher Dion, dan pura-pura tak melihat bodyguardnya tersebut. "Apa kalian sedang menggunakan kami untuk memanas-manasi satu sama lain," bisik Lyli. Andra tersenyum frik kembali. Ia seakan tak ambil pusing dengan sikap mantan kekasihnya tersebut. "Apa menurutmu dia cemburu?" Andra menatap Diandra tanpa ekspresi apapun, laki-laki itu kembali menghisap rokok di tangannya tanpa menoleh ke arah Lyli yang sedari tadi duduk di sampingnya. "Ku rasa ia cemburu," balas Lyli. "Dia terlalu bodoh untuk bersandiwara," sahut Andra. "Ya, dia tak sepertimu yang terlalu ahli sampai seperti tak punya hati!" timpal Lyli. "Hatiku sudah lama mati," sahut Andra seakan tanpa dosa. "Kau bahkan menciumku, aku bisa saja salah mengartikan sikapmu itu. Bagaimana bisa kau melakukannya saat kau tak ada perasaan apapun terhadapku," ujar Lyli sambil mengeryitkan keningnya. "Mudah, aku hanya menganggapmu patung yang bisa aku mainkan sesu

  • Call My Name Is Andra   Tak Sesuai Ekspetasi

    "Maaf ini tujuannya kemana?" tanya Andra. "Ke pantai saja," sahut Diandra"Apa kau tak keberatan?"Diandra memalingkan pandangannya kepada Dion yang duduk di sampingnya. "Tentu saja tidak, aku akan menemanimu kemana pun kamu mau," balas Dion. "Baguslah, kalau begitu cari pantai yang paling bagus pemandangannya!" titah Diandra pada Andra yang sedang fokus mengemudikan mobilnya. "Baiklah!" balas Andra. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Lyli mengusap keringat di kening Andra dan itu membuat Diandra yang duduk di belakangnya langsung terperangah. "Kau tidurlah, tak usah repot membasuh keringatku!""Aku tak ingin mengotori tanganmu yang lembut," ucap Andra. Perasaan Lyli makin tidak terkontrol, gadis itu dibuat terus berbunga-bunga seakan ada banyak petasan di dalam dirinya yang siap membuatnya meloncat kegirangan. "Astaga.. untuk sejenak aku ingin melupakan jika ini hanya sandiwara. Andai kata-kata itu nyata untukku, aku akan jadi wanita terbahagia saat ini. Sudah lama aku menantikan

  • Call My Name Is Andra   Permainan Berlanjut

    Diandra membalas pelukan Dion sambil melirik ke arah Andra. Tampak wajah Andra datar tak berekspresi mematahkan ekspetasi seorang Diandra yang berharap ia dapat melihat kekesalan di wajah Andra. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu sama sekali tak menunjukkan kekesalan yang ada ia tampak acuh, meski dalam hati Andra ia sangat kesal. Laki-laki itu sangat pandai menyembunyikan perasaan amarahnya. "Sial.. dia sama sekali tidak perduli!""Jadi selama ini apa?""Aku benar-benar salah menilai dia!" umpat Diandra dalam hati. Perlahan gadis itu menjauhkan kembali tubuhnya dari Dion. "Ehm.. sudah malam apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Diandra yang lelah dengan sandiwaranya. "Apa kau tidak suka aku disini?" tanya Dion. "Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam. Besok kita kan bisa ketemu lagi," balas Diandra. "Baiklah.. tapi janji ya besok kita jalan!" cetus Dion. "Hm.. iya," balas Diandra. Andra hanya terdiam mematung berdiri di belakang pasangan baru tersebut. Dion mengusap lembu

  • Call My Name Is Andra   Pembalasan Diandra

    "Keluarlah dari ruangan ini!" usir Andra. "Kau tak perlu terus menerus mengusirku, itu sama sekali tidak sopan.""Apa kau yakin menyuruhku pergi? Aku rasa kau akan membutuhkan bantuanku lagi," kata Lyli sambil tersenyum. "Aku lelah aku butuh istirahat!" sahut Andra. "Oke, jika butuh bantuan hubungi aku!" Gadis itu akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan kamar Andra. Di tempat berbeda Diandra menemui sang ayah. "Yah, Dion datang jam berapa?""Aku akan menemaninya berbincang," ucap Diandra. Sontak sang ayah pun terkejut karena belum lama gadis itu ke ruangannya dan menyatakan ketidak setujuannya. "Nanti jam tujuh, tapi kenapa kamu berubah fikiran?" Angkasa mencoba mengulik alasan dibalik perubahan sikap sang putri."Aku menolak karena ada hati yang harus ku jaga, tapi sekarang hati itu telah berpindah tempat," balas Diandra. "Maksud kamu apa?" Angkasa mengeryitkan keningnya tak mengerti arti kalimat sang putri. "Nanti ayah juga akan tahu sendiri," balas gadis itu. Malam pun

  • Call My Name Is Andra   Semua Berakhir Dan Aku Terjebak

    "Andra adalah kekasih Diandra, dan dia sedang terluka. Bagaimana bisa Diandra malah menemani pria lain saat kekasih Diandra dalam kondisi tidak baik-baik saja Yah!""Saat Andra baik-baik saja pun Diandra tak akan mau duduk berbincang dengan pria lain apalagi di saat seperti ini, maaf jika ini yang ayah ingin bicarakan dengan Diandra, ayah tahu betul apa jawabannya. Diandra permisi Yah!" Gadis itu bangkit dan tak memperdulikan reaksi sang ayah sedikit pun. Diandra nampak sangat kesal ia pun memutuskan untuk pergi ke ruangan Andra. Diandra membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Andra. Tapi matanya terbelalak saat melihat Andra yang terbaring sedang ada dalam dekapan seorang wanita. "Ehem..!"Gadis itu berdeham membuyarkan kegiatan di hadapannya. "Ah.. maaf!" ucap Lyli sambil bangkit berdiri menatap sepasang mata yang seakan siap menerkamnya. "Kamu siapa?" tanya Diandra tanpa basa-basi. "Aku Lyli cinta pertama Andra!"Lyli mengulurkan tangan kepada Diandra, tapi gadis

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status