Share

Andra Seorang Bodyguard

"Kenapa  tuanmu memilih mantan penbunuh sepertiku untuk menjadi pengawal putrinya?" tanya Andra kepada ajudan dari Angkasa ayah Diandra. 

"Karena  beliau mendengar semua keahlihan anda."

"Dan  beliau merasa andalah yang paling  tepat melindungi nona Diandra," balas  ajudan  itu menyampaikan sesuai  yang dikatakan tuannya. 

"Untuk gaji anda tidak perlu cemas tuan kami akan membayar dengan harga yang pantas," sambung ajudan itu memcoba membujuk Andra dengan iming-iming imbalan. 

"Apakah tuanmu Angkasa adalah sahabat ayah angkatku Hiro?"

"Karena aku pernah mendengar dulu ayahku pernah berbicara tentang seorang yang bernama Angkasa," ucap Andra coba memastikan apa Angkasa yang difikirkannya adalah orang yang sama dengan  sahabat ayah angkatnya. 

"Ya.. tuan kami adalah sahabat dekat Tuan Hiro."

"Oleh sebab itu Tuan Angkasa sangat percaya dan yakin akan kemampuan anda," tukas Abraham ajudan Angkasa Raditya. 

"Baiklah.. mulai besok aku akan terjun langsung untuk mengawasi putrinya."

"Sampaikan pada tuanmu aku menerima tawarannya!" jawab  Andra dengan tegas. 

"Terimakasih.. kalau begitu saya pamit undur diri," kata Abraham. Dan ajudan  itupun pergi meninggalkan markas besar seorang Andra. 

Keputusan Andra membuat para anak didiknya bingung sebab tak biasanya sang guru besar terjun langsung menjadi pengawal pribadi. 

"Tidak usah bingung.. aku menerima  tawaran itu karena orang itu berhubungan  dekat dengan ayah angkatku."

"Aku  berharap dengan menjadi pengawal di rumah Angkasa aku  bisa punya sedikit informasi siapa yang membunuh ayah angkatku waktu itu."

"Mungkin si Angkasa itu tahu sesuatu."

Terang Andra kepada semua anak didiknya yang juga kaki tangannya.

Lalu Viky orang kepercayaan Andra mengajukan pertanyaan pada guru besarnya itu. 

"Jika anda  menerima tugas itu lantas siapa yang akan mengajarkan kami bela diri?"

"Dan siapa yang akan mengurus tempat ini?" tanya Viky. 

"Aku  percayakan tempat ini padamu!"

"Kamu ajarkan mereka ilmu beladiri yang aku ajarkan padamu."

"Karena sebagian yang  sudah memiliki standart tinggi selain kamu sudah di tugaskan menjadi pengawal pribadi orang orang penting."

"Tinggal kamu dan Zico."

"Kalian berdua  selagi aku tidak di sini aku serahkan tempat ini pada kalian."

"Kemampuan kalian juga sudah mempuni, aku yakin kalian mampu."

"Aku  harus  menemukan pembunuh ayah angkatku."

"Aku tidak akan membiarkan pelaku itu hidup bebas di luar sana."

"Maaf  tapi  aku tidak punya pilihan selain mengambil tugas ini!" Terang Andra. 

"Baik kami akan menjalankan tugas dan tanggung jawab ini dengan sebaik mungkin anda tidak perlu khawatir," ucap Vicky. 

"Bagus... terimakasih!!"

"Dan kalian semua selagi aku tidak ada tetaplah latihan bersama Viky dan Zico!!"

"Asah kemampuan bela diri kalian!!"

"Jangan bermalas-malasan karena dunia tak pernah bersahabat dengan pemalas mengerti!!!" Pesan Andra kepada semua anak didiknya. 

"Baik!!!"

"Kami akan terus  berlatih dan mengasah kemampuan kami!!!" Balas anak didik Andra serempak. 

Meski berat melepaskan sang guru besar mereka. Tapi mereka  tetap mendukung keputusan sang guru untuk mencari pembunuh ayah angkatnya. 

Keesokan harinya Andra  bersiap meninggalkan markasnya. Di tatapnya seisi bangunan itu. Semua kenangan yang dilaluinya  masih terniang dan membekas dalam benaknya. 

"Aku  harus  pergi sekarang, tapi aku akan pergi ke pusara ayah terlebih dahulu," gumam Andra sambil melangkah pergi. 

Tak berapa lama ia sampai di area pemakaman tempat sang ayah dimakamkan. 

Setiap kali ia menatap area pemakaman itu wajah sang ayah muncul dalam ingatnnya. Dan peristiwa mengerikan itu hadir kembali seperti sebuah kutukan yang menghadirkan rasa trauma untuk Andra. 

Andra  berjalan menyusuri area pemakaman dengan pepohonan di kanan kiri tempat itu. 

Angin berhembus sepoi-sepoi menambah syahdu suasana kala itu. 

Hingga langkah Andra terhenti di depan pusara bertuliskan nama Hiro. Yang tak lain adalah ayah angkatnya. Ia mulai bersimpuh di samping pusara itu. 

Ia  memegang batu nisan itu. Mata Andra  mulai berkaca-kaca. Ia berjanji ia akan mencari pelaku yang sudah menghabisi nyawa sang ayah angkatnya. 

Cukup lama Andra  terduduk di sisi  pusara itu. 

Andra sangat  merindukan sosok Hiro yang sudah menyelamatkan hidupnya. 

Sosok yang membawanya dari kejamnya kehidupan jalanan dan mengenalkannya  dengan ilmu beladiri yang membuat kehidupannya lebih baik. 

Andra  berharap dengan ia tinggal dekat dengan Angkasa Raditya ia bisa mengkorek informasi tentang siapa saja musuh ayah angkatnya yang mungkin punya potensi sebagai  tersangka pelenyapan seorang Hiro. 

Tak lama Andra bangkit dan berjalan  menuju mobilnya. Ia segera  melajukan mobilnya ke kediaman pengusaha besar Angkasa Raditya. Selang  beberapa lama  laju mobi itu terhenti di sebuah rumah mewah dengan halaman yang sangat luas. Andra  sudah di sambut dengan beberapa  penjaga yang sudah menunggu kedatangannya. 

Ketika pintu gerbang di buka Andra  segera  membawa mobilnya masuk ke area  yang luas itu. Lalu iapun turun. 

Andra  diantar masuk ke dalam rumah itu menyusuri ruangan demi ruangan. Hingga ia  sampai di satu ruangan tempat Angkasa Raditya biasa menghabiskan waktunya. 

"Silahkan Tuan... Tuan Angkasa sudah menunggu di dalam," ucap salah seorang pelayan yang mengantarnya. 

"Terimakasih!!" jawab Andra. Pelayan itu segera meninggalkan Andra di depan ruangan sang tuan besar. 

"Masuklah!!!" 

Terdengar suara dari dalam ruangan yang menyuruhnya masuk. Andra membuka pintu  itu perlahan. Dan dia melihat laki-laki paruh baya sedang duduk menatap tajam ke arahnya sambil melempar senyum. 

"Selamat datang Andra!!!" Kata  Angkasa Raditya menyambut kedatangan orang yang telah lama dinantikannya. 

"Hm... terimakasih sambutannya Pak!" 

Andra  membalas sambutan beserta senyuman laki-laki di hadapannya. 

"Duduklah Andra!!"

"Aku  ingin berbincang banyak hal denganmu."

"Aku  yakin engkaupun akan tertarik dengan yang ingin aku bicarakan ini."

"Pasalnya ini berhubungan dengan jati dirimu."

"Hiro mencari tahu semua tentangmu tanpa kamu ketahui."

"Dan aku yang membantunya."

Terang Angkasa yang berniat memberitahu segala hal yang masih belum di ketahui Andra. 

"Jati diri...?"

"Ayah  mencari tahu tentang apa bisakah anda memberitahuku?" 

Andra cukup terkejut mendengar informasi  dari Angkasa yang mengatakan ayah angkatnya bersama Angkasa pernah mencoba mencari tahu tentang jati diri Andra. 

Andra  semakin penasaran kebenaran apa yang ditemukan dalam penyelidikan itu. 

"Aku akan memberitahumu."

"Karena ini ada kaitannya dengan tugas yang akan kamu emban."

"Jadi dulu Hiro ayah angkatmu itu datang menemui ku."

"Dia  memintaku mencari tahu semua tentang kamu."

"Akupun mengerahkan semua orang kepercayaanku untuk menyelidiki asal usulmu."

"Hingga  salah seorang diantara meteka melapor bahwa kamu adalah anak yang dititipkan di panti asuhan."

"Tapi entah mengapa kamu berakhir di jalanan."

"Waktu itu Hiro ingin sekali  tahu siapq orang tuamu yang tega menelantarkanmu."

"Hiro berniat mempersatukan kalian, karena ia merasa kamu merindukan orang tua kandungmu kala itu."

Hingga suatu hari kebenaran mulai terungkap. Mengenai orang tuamu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status