Share

Psikopat

Penulis: Puri
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-26 00:45:10

Agha  berlari dan bersembunyi seperti perintah Andra. Andra hanya duduk dan menikmati ketakutan sang mangsa. 

"Sembunyilah  seperti seekor tikus."

"Karena aku  pasti akan menemukanmu," ucap Andra tersenyum sambil berkeliling  memutari bongkahan bongkahan kotak kayu di dalam gudang tersebut. 

Keringat dingin membasahi tubuh Agha. 

Darah  terus mengalir dari lehernya. Ia mencoba  bersembunyi di balik tumpukan  kotak kayu. 

Dan tiba-tiba sepasang mata mengarah padanya sambil tersenyum. 

"Ini  untukmu!!" Andra  melukai pundak tangan Agha dengan pisau miliknya. Agha pun kembali lari dan bersembunyi. 

Tapi Andra membiarkan mangsanya kembali berlari dan menghindari dirinya. 

Ia  sangat menikmati melukai mangsanya pelan-pelan. 

"Rasanya sungguh menyenangkan!" Seru Andra sambil duduk santai menikmati hiburannya. 

Rasa takut dan erangan kesakitan membuat hati Andra sangat terhibur. 

"Sembunyilah selagi kamu mampu!" Teriak Andra. 

Andra mulai menyalakan rokok di saku celananya.  Bak tak terjadi apapun dia  begitu santai dan tenang melihat ketakutan targetnya. 

"Sialan  aku harus  segera kabur dari sini."

"Tapi darah ku terus mengalir dan tanganku begitu sakit."

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Agha sambil memegangi tubuhnya yang terluka. 

"Sampai kapan aku harus sembunyi dari manusia iblis seperti dia."

"Ataukah aku akan berakhir seperti ini."  Agha merasa putus asa dengan keadaannya. Dan  tiba-tiba terdengar  suara Andra tertawa.  Aku  akan menunggumu keluar  atau kamu memilih mati kehabisan darah di sana tikus kecil!" Ledek Andra sambil menghisap rokok di tangannya. 

Teriakan Andra  membuat  Agha semakin merasa tertekan.  Dan  iapun memutuskan keluar dari persembunyiannya. 

"Aku  tahu kamu menginginkan kematianku tapi kenapa kamu tidak langsung menghabisiku pecundang!!"

"Kenapa kamu mempermainkanku!!"

"Ku rasa kamu bukanlah manusia!!!" Agha  menyeringai sambil memegangi bahunya yang terus mengeluarkan darah segar. 

"Aku  bukan manusia ... aku merasa tersanjung!!"

"Aku  memang bukan manusia karena  aku adalah iblis yang akan menghukummu dengan caraku!!"

"Aku tidak akan membiarkan anda mati secepat itu."

"Aku akan membuat anda merasakan sakit perlahan lahan hingga nafas anda terhenti di tenggorokkan."

Andra  berjalan mendekati Agha yang berusaha mengadakan perlawanan. Akan tetapi karena luka di tubuhnya gerak laki-laki  itupun terbatas. 

Pukulan dan tendangan Agha mampu di tangkis Andra dengan sangat mudah. Hingga  Agha  tidak memiliki tenaga lagi. Tubuh lelaki itu jatuh tersungkur disambut dengan tawa Andra yang menggema keseluruh sudut ruangan. 

"Menarik  ayo  bangun!"

"Apa  hanya  segitu perlawananmu?"

"Tikus  kecil yang menyedihkan!" Ledek  Andra kepada Agha  yang sudah tidak  lagi  berdaya. 

"Cepat habisi aku!"

"Aku  tidak ingin mati dalam permainan kotormu!!!!" Teriak Agha sambil menahan  rasa sakitnya. 

"Hahahhah!!!!"

"Apa  kamu  fikir aku akan berbaik hati membunuhmu langsung seperti inginmu...?"

"Jangan  mimpi!"

"Aku  tidak akan  biarkan itu terjadi aku  sudah bilang berkali-kali  aku  ingin menikmati erangan kesakitan keputus asaan dan  juga  ketakutanmu jadi  jangan   paksa aku Tuan!"  

Lagi-lagi Andra tidak memenuhi  ingin dari  seorang Agha. 

Andra  benar-benar menyiksa laki-laki  itu  perlahan. 

Entah  apa  yang merasuki Andra  yang  tiba -tiba  bisa sekejam itu. Melihat  mangsanya tak berdaya ia  bangkit  dan mencopot kuku jari tangan Agha satu persatu hingga  teriakan kesakitan Agha  terdengar begitu menyeramkan. 

"Ampuuuuun!!!"

"Hen... tikan... sakit!!!!!"  Teriak Agha tapu  Andra  hanya  duduk menatap tanpa rasa  iba  sedikit pun. 

Hingga  Agha  benar-benar  menghembuskan  nafas terakhirnya. 

Andra  lalu  bangkit menyeret jasad Agha dan  memutilasinya menjadi bagian-bagian  kecil. Lalu ia  menyalakan api dan  mulai  memasak bagian jasad dari Agha. 

Setelah  lunak  Andra  memisahkan daging  dengan tulangnya. Di kemasnya daging  itu kedalam kantong plastik lalu  tulangnya  ia masukkan ke dalam karung. Ia  membersihkan  kembali ruangan itu. Hingga  tak ada noda darah ataupun bemda  yang dapat menggiringnya ke dalam sel penjara.  Setelah  selesai Andra  segera  naik ke dalam mobilnya. Ia  menuju  ke rumah sewanya. Di sana  ia  memberikan daging yang di bawanya pada anjing-anjing  di dekat rumah sewanya. Sedangkan tulang  yang ia  bawa ia  letakkan  di sebuah  cetakan  berukuran besar dan  ia  mulai  mengambil semen dan  menimbun tulang tersebut sampai tak terlihat.  Tiba-tiba  terdengar ketukan pintu. 

"Tok... Tok .. Tok!!!"

"Tuan Andra  ini makanan tuan!!" Terdengar  panggilan dari depan pintu kamar Andra  yang membuyarkan lamunan anak itu. 

"Iya  sebentar!" Teriak Andra sambil bangkit menuju pintu kamarnya. 

Andra meraih gagang pintu itu dan mempersilahkan pelayan  itu untuk masuk. 

"Letakkan saja makanan itu di sana!" Tunjuk Andra ke arah meja  di samping tempat  tidurnya. 

"Baik tuan  saya  permisi dulu jika  anda  membutuhkan sesuatu  silahkan beritahu saya." Pesan  pelayan  itu sebelum meninggalkan  kamar Andra. 

"Terimakasih  silahkan  pergi!!" Balas  Andra. Andra kembali menutup pintu kamarnya sesaat setelah pelayan  itu melenggang dari ruangan. 

Lamunan Andra saat  masih  hidup di jalanan hingga  saat  menjadi pembunuh bayaran  membuat  dirinya  terdiam. Kisah Agha  adalah korbannya  yang paling  tragis. Dengan  sekujur luka  yang luar  biasa parah yang ia  hadiahkan  untuk orang yang sebenarnya tak dikenalnya. 

"Kenangan  itu datang seperti kutukan."

"Aku  bisa  menghabisi nyawa Agha  tanpa  rasa takut atau iba."

"Untuk sesaat aku merasa bukan seperti manusia."

"Lucu... kemana  hatiku pergi kala  itu?"

"Aku tak tahu," gumam Andra sambil  berseringai. 

Andra  sadar  betapa kejam dan sadis dirinya dalam menghabisi nyawa korbannya. 

Andai  ia  tahu fakta ke dua orang tuanya  sejak awal  mungkin  ceritanya  akan  berbeda. 

Kebenciannya dan  dendam  merubah Andra  remaja  menjadi seorang psikopat yang  tak  memiliki hati. Yang  membuat  para  korbannya  menangis  bersimpuh  ketakutan dan  memiliki luka  yang luar biasa di sekujur tubuh mereka karena  ulah Andra. Lamunan  Andra  membuat  dirinya  merasa sejenak bersalah  dan menyesal. Tapi  semua  sudah lewat dan Andra  bukan tipe orang yang suka meratapi nasibnya. 

"Semua  tinggal cerita!"

"Mereka  pantas mendapatkannya."

"Apa  yang aku lakukan  dulu  bukan salahku tapi salah mereka!"

"Kesakitan  mereka  benar-benar  sangat menghiburku sudah lama sekali aku  tidak melakukannya lagi."

"Jika benar Alexs  dalang ini  semua aku akan  menghabisinya tanpa ampun."

"Tidak akan aku biarkan dia  hidup tenang setelah menghancurkanku dan  merampas ayah angkatku."

"Aku  bersumpah akan  membuatnya  merasakan setiap hari-hari  terberat  dalam hidupku."

"Aku  akan  membuatnya  menangis  dan  memohon untuk setiap desahan nafasnya."

"Aku  yang akan  membalaskan  semuanya ini sumpah seorang Andra!" Andra  bermonolog  dalam hati. Tangannya mengepal  seakan  siap meluncurkan  pukulannya. Dendam semakin  membara  dan membakar hati anak itu. 

Ia  merasa sosok iblis dari dalam dirinya  kini bersiap bangkit kembali. Sosok  yang  telah  merampas banyak nyawa dengan sangat mengerikan itu kini seperti haus  darah dan  bersiap memangsa para korban  berikutnya. Andra  merasa  semua  yang ia lakukan itu hal wajar padahal  yang  ia  lakukan  benar-benar  tanpa hati nurani.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aat
tambah babnya, jangan buat orang penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Call My Name Is Andra   Rencana Pertunangan

    Dua pasangan itu pun berlalu meninggalkan pantai dan berjalan menuju mobil untuk mencari rumah makan. Di dalam mobil pun tak ada perbincangan hingga suasana sangat sunyi. Sampai akhirnya Andra membuka suara. "Maaf anda mau makan dimana, Tuan?" tanya Andra sopan. "Ehm dimana ya, sayang menurut kamu, kita enaknya makan apa?" Dion malah balik bertanya pada Diandra yang asyik melamun. "Terserah kamu saja," balas Diandra lembut. "Kalau begitu di rumah makan terdekat saja, dari pada keburu kelaparan," sahut Dion yang masih menggenggam tangan Diandra. "Baik," jawab Andra. Andra melajukan mobilnya menuju tempat sesuai tujuan sang tuan. Tak butuh waktu lama mobil itu pun terhenti. Kedua pasangan itu turun dari mobil. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran dan memesan beberapa menu, Dion mengajak Andra bergabung bersama dalam satu meja dengan dia dan Diandra. Tak berapa lama menu pesanan mereka pun tiba, mereka pun bersiap menikmati hidangan. Andra duduk di depan Diandra sedangkan Dio

  • Call My Name Is Andra   Beri Aku Kesempatan

    Andra menatap ke arah Diandra yang masih mengalungkan kedua tangannya di leher Dion, dan pura-pura tak melihat bodyguardnya tersebut. "Apa kalian sedang menggunakan kami untuk memanas-manasi satu sama lain," bisik Lyli. Andra tersenyum frik kembali. Ia seakan tak ambil pusing dengan sikap mantan kekasihnya tersebut. "Apa menurutmu dia cemburu?" Andra menatap Diandra tanpa ekspresi apapun, laki-laki itu kembali menghisap rokok di tangannya tanpa menoleh ke arah Lyli yang sedari tadi duduk di sampingnya. "Ku rasa ia cemburu," balas Lyli. "Dia terlalu bodoh untuk bersandiwara," sahut Andra. "Ya, dia tak sepertimu yang terlalu ahli sampai seperti tak punya hati!" timpal Lyli. "Hatiku sudah lama mati," sahut Andra seakan tanpa dosa. "Kau bahkan menciumku, aku bisa saja salah mengartikan sikapmu itu. Bagaimana bisa kau melakukannya saat kau tak ada perasaan apapun terhadapku," ujar Lyli sambil mengeryitkan keningnya. "Mudah, aku hanya menganggapmu patung yang bisa aku mainkan sesu

  • Call My Name Is Andra   Tak Sesuai Ekspetasi

    "Maaf ini tujuannya kemana?" tanya Andra. "Ke pantai saja," sahut Diandra"Apa kau tak keberatan?"Diandra memalingkan pandangannya kepada Dion yang duduk di sampingnya. "Tentu saja tidak, aku akan menemanimu kemana pun kamu mau," balas Dion. "Baguslah, kalau begitu cari pantai yang paling bagus pemandangannya!" titah Diandra pada Andra yang sedang fokus mengemudikan mobilnya. "Baiklah!" balas Andra. Tiba-tiba tanpa banyak bicara Lyli mengusap keringat di kening Andra dan itu membuat Diandra yang duduk di belakangnya langsung terperangah. "Kau tidurlah, tak usah repot membasuh keringatku!""Aku tak ingin mengotori tanganmu yang lembut," ucap Andra. Perasaan Lyli makin tidak terkontrol, gadis itu dibuat terus berbunga-bunga seakan ada banyak petasan di dalam dirinya yang siap membuatnya meloncat kegirangan. "Astaga.. untuk sejenak aku ingin melupakan jika ini hanya sandiwara. Andai kata-kata itu nyata untukku, aku akan jadi wanita terbahagia saat ini. Sudah lama aku menantikan

  • Call My Name Is Andra   Permainan Berlanjut

    Diandra membalas pelukan Dion sambil melirik ke arah Andra. Tampak wajah Andra datar tak berekspresi mematahkan ekspetasi seorang Diandra yang berharap ia dapat melihat kekesalan di wajah Andra. Tapi pada kenyataannya laki-laki itu sama sekali tak menunjukkan kekesalan yang ada ia tampak acuh, meski dalam hati Andra ia sangat kesal. Laki-laki itu sangat pandai menyembunyikan perasaan amarahnya. "Sial.. dia sama sekali tidak perduli!""Jadi selama ini apa?""Aku benar-benar salah menilai dia!" umpat Diandra dalam hati. Perlahan gadis itu menjauhkan kembali tubuhnya dari Dion. "Ehm.. sudah malam apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Diandra yang lelah dengan sandiwaranya. "Apa kau tidak suka aku disini?" tanya Dion. "Bukan begitu, hanya saja ini sudah malam. Besok kita kan bisa ketemu lagi," balas Diandra. "Baiklah.. tapi janji ya besok kita jalan!" cetus Dion. "Hm.. iya," balas Diandra. Andra hanya terdiam mematung berdiri di belakang pasangan baru tersebut. Dion mengusap lembu

  • Call My Name Is Andra   Pembalasan Diandra

    "Keluarlah dari ruangan ini!" usir Andra. "Kau tak perlu terus menerus mengusirku, itu sama sekali tidak sopan.""Apa kau yakin menyuruhku pergi? Aku rasa kau akan membutuhkan bantuanku lagi," kata Lyli sambil tersenyum. "Aku lelah aku butuh istirahat!" sahut Andra. "Oke, jika butuh bantuan hubungi aku!" Gadis itu akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan kamar Andra. Di tempat berbeda Diandra menemui sang ayah. "Yah, Dion datang jam berapa?""Aku akan menemaninya berbincang," ucap Diandra. Sontak sang ayah pun terkejut karena belum lama gadis itu ke ruangannya dan menyatakan ketidak setujuannya. "Nanti jam tujuh, tapi kenapa kamu berubah fikiran?" Angkasa mencoba mengulik alasan dibalik perubahan sikap sang putri."Aku menolak karena ada hati yang harus ku jaga, tapi sekarang hati itu telah berpindah tempat," balas Diandra. "Maksud kamu apa?" Angkasa mengeryitkan keningnya tak mengerti arti kalimat sang putri. "Nanti ayah juga akan tahu sendiri," balas gadis itu. Malam pun

  • Call My Name Is Andra   Semua Berakhir Dan Aku Terjebak

    "Andra adalah kekasih Diandra, dan dia sedang terluka. Bagaimana bisa Diandra malah menemani pria lain saat kekasih Diandra dalam kondisi tidak baik-baik saja Yah!""Saat Andra baik-baik saja pun Diandra tak akan mau duduk berbincang dengan pria lain apalagi di saat seperti ini, maaf jika ini yang ayah ingin bicarakan dengan Diandra, ayah tahu betul apa jawabannya. Diandra permisi Yah!" Gadis itu bangkit dan tak memperdulikan reaksi sang ayah sedikit pun. Diandra nampak sangat kesal ia pun memutuskan untuk pergi ke ruangan Andra. Diandra membuka pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Andra. Tapi matanya terbelalak saat melihat Andra yang terbaring sedang ada dalam dekapan seorang wanita. "Ehem..!"Gadis itu berdeham membuyarkan kegiatan di hadapannya. "Ah.. maaf!" ucap Lyli sambil bangkit berdiri menatap sepasang mata yang seakan siap menerkamnya. "Kamu siapa?" tanya Diandra tanpa basa-basi. "Aku Lyli cinta pertama Andra!"Lyli mengulurkan tangan kepada Diandra, tapi gadis

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status