Home / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 160. Semesra Bersama

Share

160. Semesra Bersama

Author: Sayap Ikarus
last update Last Updated: 2025-06-02 16:08:05

"Kayaknya Gendhis harus lo kawal terus, Christ. Banyak mulut sama mata jahat yang terus berusaha jatuhin dia," pesan Danisha sebelum pergi. "Pundak kamu harus kuat Ndhis," ujarnya melambai, memberi semangat agar menantu Wisanggeni itu tidak tumbang.

"Kamu kenapa diem pas Mami Eris nyerang kamu?" tanya Rai setelah mobil Danisha menghilang di ujung jalan dan ia mengiringi Gendhis masuk ke dalam rumahnya.

"Aku bisa apa? Mau ngelawan juga aku ini emang bekas pelacur kan," desis Gendhis tersenyum getir.

"Laen kali, jangan biarin Mami Eris begitu lagi, lawan aja, boleh pake kesalahannya dia yang bikin Ann nggak bisa punya keturunan. Nggak pa-pa," pinta Rai.

"Tapi dia kakak kandung kamu, Rai. Mana boleh aku begitu," bantah Gendhis.

"Peran dia cuma ngebesarin aku sampai umur 6 tahun di tengah tekanan dan siksaan Papa kandungku, Ndhis. Selain itu, semua udah diambil alih sama Ben dan Ann, tanggung jawab mendidik, menjaga dan membesarkanku, semua Ann yang urus. Jadi kalau kamu mau bersikap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Candu Cinta Dokter Muda   167. Hubungan Paling Dekat

    "Kenapa? Kok nyusul ke sini?" tanya Rai saat melihat Gendhis justru menunggu di lorong ruang operasi, sendirian. "Kamu udah selesai operasinya?" enggan membuat alasan, Gendhis mengalihkan topik. "Rada lama ya," keluhnya."Iya, kasusnya rada berat, makanya rada lama," ucap Rai. "Aku ganti baju bentar ya," pamitnya bergegas pergi karena sudah tak tega melihat Gendhis lama menunggunya. Sepeninggal Rai, Gendhis memilih untuk menunggu di tempat yang sama, tak mau kembali ke ruang tunggu di dekat poli. Pikirannya sedikit kacau, Galih membawa memorinya kembali ke masa lalu cukup banyak. Rasa egoisnya muncul, tapi Gendhis bisa menguasainya. "Pindah?" tegur Galih, heran melihat Gendhis masih ada di rumah sakit dan bahkan tampak seperti menguntitnya. "Ah, Mas," Gendhis salah tingkah. Ia takut Galih salah persepsi padanya. "Iya, orang yang kutunggu ada di sini," tambahnya memaksakan senyum. "Gimana istrimu?" tanyanya. "Udah selesai operasinya, tinggal diobservasi. Bayinya juga selamat," j

  • Candu Cinta Dokter Muda   166. Masa Lalu Kelabu

    "Tengah malem di rumah sakit begini, sakit apa?" tanya lelaki bernama Galih yang ternyata sangat mengenal Gendhis itu. "Aku nggak periksa kok. Ehm, Mas Galih ada periksa juga? Di IGD?" tanya Gendhis balik. "Ah, aku nganter istriku," balas Galih garuk-garuk kepala. Gendhis langsung paham dan tak bertanya lebih banyak lagi. Sekitar tiga tahun lalu, Galih adalah pelanggan setia Gendhis. Setiap dua minggu sekali, Galih pasti menghubungi Gendhis dan meminta dilayani. Selama rentang waktu hampir 1 tahun lamanya, Galih selalu memakai jasa Gendhis demi memuaskannya. Hanya saja, Galih tiba-tiba tak pernah menghubungi Gendhis, dan puncaknya, seorang perempuan cantik dengan dandanan seadanya mendatangi Gendhis ke rumah bordil. Dialah Tania, istri Galih yang tahu bahwa suaminya memakai jasa pelacur. "Oh, iya," jawab Gendhis mengangguk ringan. Ia memutar untuk duduk di kursi paling ujung, tak mau terlibat pembicaraan lagi. Namun, Galih justru mendekat pada Gendhis, duduk di kursi seberangnya.

  • Candu Cinta Dokter Muda   165. Dua Kehidupan Ketua Klan

    "Kenapa jadi aku yang harus bersih-bersih piringnya? Mbak Nina ke mana?" protes Gendhis manyun, tapi tangannya tetap terampil mencuci piring kotor sisa tempat makannya tadi."Ini udah jam berapa? Udah pulang si Mbak abis bantu masak tadi," balas Rai. Ia raba pinggang Gendhis dan dipeluknya dari belakang, "kubantuin," bisiknya sensual."Nggak usah, kamu udah capek masak," kata Gendhis. "Udah kubilang biar besok aja Mbak Nina yang kerjain, kamu ngeyel.""Piring kotor jangan dibiarin nginep semalaman Rai, nanti yang bersihin hantu."Rai terkekeh, "Hantunya udah takut sama aku duluan," ujarnya geleng-geleng kepala. "Aku mandi dulu boleh?" tanyanya. "Mau ikuttt," rengek Gendhis. "Mauu!" "Masih datang bulan kan?" tebak Rai curiga. Sontak Gendhis terbahak, ia manggut-manggut licik sekali. Tak tahan untuk menggoda lelakinya, masih dengan tangan penuh busa, diturunkannya tali dress yang ia pakai hingga ke lengan."Kamu emang pelacur ulung ya, Gendhis Kemuning Btari?" geram Rai gemas. "Kupa

  • Candu Cinta Dokter Muda   164. Obrolan Serius Berdua

    Gendhis bertepuk tangan senang saat hidangan terakhir dari masakan Rai dibawakan seorang ART ke meja makan. Setidaknya, Rai memasak 6 menu utama, kebanyakan menggunakan bahan dari olahan laut yang segar. "Kapan sih kamu belanjanya? Bukannya hari ini kamu bilang jadwalmu full buat praktik poli?" tanya Gendhis saat Rai masuk dari dapur. "Tadi minta Mbak Nina buat belanja ikannya ke pasar ikan, jadi fresh semua ini bahannya," kata Rai. Ia lepas apronnya hingga tubuh bertatonya yang tadi sengaja dibiarkan telanjang dada terlihat menggoda dan sempurna. "Harus ya masak pake telanjang dada begitu?" desis Gendhis mencibir gemas. "Mbak Nina pasti berliur liatnya," protesnya. Rai tertawa, "Kenapa? Nggak rela badanku didamba sama ART-ku?" kekehnya. "Iya, nggak rela sama sekali!" kata Gendhis bersungut-sungut. "Aku udah nggak jadi pelacur lagi lho, kenapa kamu nggak bisa menjaga asetmu itu kayak aku?" "Iya, iya," Rai masih tertawa, "ini kupake shirt-ku," ucapnya menurut. "Gitu kan tenang a

  • Candu Cinta Dokter Muda   163. Ancaman Kiara

    "Jadi, Abang beneran bakalan nikahin dia? tanya Kiara pada Rai, tepat saat mereka bertemu untuk makan siang di kantin rumah sakit. "Dia siapa? Punya nama kan?" balas Rai tak acuh, sibuk mengambil lauk dan memesan minumannya. "Perempuan itu, Gendhis," jawab Kiara. "Aku masih punya perasaan ke kamu, Bang," katanya. "Mending jangan, hilangin aja kalau bisa. Kamu tau aku nggak akan bisa membalasnya. Perasaanku udah berhenti di Gendhis.""Andai dia nggak muncul, kamu udah nikah sama aku Bang," sergah Kiara, masih benar-benar tak bisa menerima kenyataan. "Andai dia nggak muncul, kalau emang kita nggak tertakdir buat nikah, Tuhan pasti bakalan bikin itu nggak terjadi dengan banyak cara," kata Rai. "Fokus aja dulu sama residensimu, bentar lagi kamu bakalan naik jadi Chief Resident, itu bakalan banyak menyita waktu," tambahnya. "Aku nggak akan ngelepas kamu gitu aja, aku udah pernah bilang kan?" "Terus kamu mau ngapain?" kali ini Rai sempatkan menoleh Kiara. "Mencoba menyakitinya? Nggak

  • Candu Cinta Dokter Muda   162. Pengakuan Rahasia

    "Apa yang bikin kamu jatuh cinta sama aku dulu?" tanya Rai, Gendhis sudah ada bersamanya di dalam mobil, mereka menuju restoran tempat bertemu perwakilan WO. "Kenapa tiba-tiba gini? Kan kaget aku," protes Gendhis. "Tiba-tiba penasaran aja," Rai meringis tampan. "Ehm, kamu punya hal istimewa yang nggak dipunya cowok lainnya. Perlindungan dan rasa aman, aku liat itu ada di kamu, makanya aku jatuh cinta," ucap Gendhis, sungguh jawaban yang jujur dan dari hati. "Kamu emang serapuh itu di pandanganku pas kita kenal pertama kali. Meski kamu bilang kamu nggak pa-pa dan sok kuat, tapi luka-luka di tubuhmu udah ngasih tau aku kalau kamu lagi nggak baik-baik aja," terang Rai. "Jadi, perasaanmu awalnya berasal dari rasa kasian ya?" Gendhis mencembikkan bibirnya. "Nggak gitu," Rai tertawa. "Kamu cantik, cantik banget, aku jatuh cinta karena itu. Makin aku tau dan kenal kamu, aku semakin pengin ngelindungin, semakin pengin tau soal hidupmu, semakin pengin ngebawa kamu di sisiku," tandasnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status