Share

Chapter 2

Penulis: Ififah75
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-11 07:43:44

Ara melangkah kakinya menyusuri koridor universitasnya. Jam sudah menunjukkan pukul dua sore. Beberapa mahasiswa ataupun mahasiswi sudah beranjak pulang.

Hal itu membuat suasana universitas nya terasa berbeda daripada biasanya. Sedangkan Ara harus mengambil sebuah buku di lokernya untuk materi tugas terbaru untuk besok.

Setelah itu Ara harus segera kembali ke tempat kerjanya. Weekend supermarket biasanya ramai dan Cole tidak akan senang jika Ara ijin terlalu lama

Jadi Ara harus segera bergegas dan belajar dengan giat. Beberapa bulan ke depan Ara sepertinya dirinya tidak akan sendiri lagi.

Perutnya akan semakin membesar dan ada seseorang yang harus dihidupinya. Selama bertahun-tahun terakhir Ara hidup sebatang kara tanpa kehadiran keluarga.

Kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Sedangkan Ara adalah anak tunggal yang di titipkan pada bibinya.

Semenjak kehadiran Ara di dalam keluarga Bibinya. Keluarga mereka semakin tidak beraturan. Bukan masalah ekonomi.

Melainkan anak tunggal mereka, Lenny merasa tersaingi dengan kehadiran Ara. Jadi setelah setahun tinggal bersama dan Ara mendapatkan legalitas.

Bibinya menyuruhnya untuk keluar demi kebaikan keluarganya. Jika kalian berpikir bibinya mengusirnya dengan cara kasar kalian salah.

Adik perempuan ayahnya itu sebenarnya ingin agar Ara diberikan tempat tinggal di samping rumah mereka saja.

Setidaknya mereka terpisah rumah tetapi bibinya tetap bisa memantaunya. Tetapi Ara cukup tau diri jika hal itu akan semakin membuat semuanya runyam.

Jadi Ara memilih untuk pergi dan hidup secara mandiri. Bibinya yang memang tidak punya pilihan lain mau tidak mau menyetujuinya.

Hal yang membuat Ara begitu terkejut adalah ternyata kedua orang tuanya meninggalkan warisan yang cukup banyak. Setidaknya mampu membiayai hidupnya sampai lulus kuliah tanpa bekerja sama sekali.

Bibinya menyimpan hal itu hingga Ara mampu untuk menerima dan mengelola semuanya. Ara berpikir jika kedua orang tuanya tak meninggalkan apapun untuknya.

Tetapi semua itu langsung terpatahkan dan membuat Ara semakin merasa kehilangan. Tetapi Ara sudah menerima semuanya dan hidup layaknya orang biasanya.

Ara yang sibuk dengan pikirannya sendiri tak menyadari jika ada seorang pria yang berjalan di depannya. Hal itu membuat tubuh Ara langsung menabrak pria itu.

Ara hampir saja terjatuh jika pria itu tidak memegang lengannya. Pria dengan kacamata dan juga topinya itu terlihat kaget.

"Maaf tidak sengaja" ucapnya dan Ara menggelengkan kepalanya.

"Tidak aku yang minta maaf" ucap Ara canggung dan pria itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.

Pria itu membalikkan badannya dan berjalan kearah berlawan dengan Ara. Sialan! Bagaimana bisa Ara melakukan hal bodoh.

Ara mempercepat langkah kakinya untuk segera sampai ke tempat lokernya. Menyelesaikan segala tugasnya hari ini.

*-*-*-

Ara mendudukkan tubuhnya di meja yang sudah berisikan Dave dan juga Frank. Mereka semua sedang menunggu Clark. Perempuan itu sedang membeli minum

Suasana cafetaria sedang sepi hari ini karena memang hanya jurusan tertentu yang disuruh untuk masuk. Ara menghela nafasnya dan menatap perutnya yang masih rata di balik bajunya.

Hal itu tak luput dari pandangan mata Frank. Melihat wajah Ara yang berubah Frank memajukan badannya dan menepuk pelan pundak Ara.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Frank dan Ara menatapnya.

Dave yang melihat hal itu ikut menatap tanpa mengatakan apapun. Hingga Clark datang dan memberikan mereka minuman.

Clark memberikan susu hamil berukuran ekonomis sekali minum untuk Ara. Dengan tertegun Ara menatap kotak susu yang ada di tangannya ini.

Susu hamil yang akan diminumnya untuk jangka waktu yang cukup lama 9 bulan. Seluruh hidupnya akan berubah dimulai dari test kehamilan beberapa hari yang lalu.

Dirinya tidak akan sebatang kara lagi. Akan ada bayi mungil yang mungkin akan mewarnai harinya ketika dia lahir di dunia ini.

Tetapi Ara cukup tau jika semuanya tidak akan semudah itu. Memiliki anak bukanlah perkara yang mudah. Apalagi umurnya masih 22 tahun.

Bahkan Ara tak berpikir jika dirinya akan dihadapkan dengan permasalahan seperti ini. Seharusnya juga Ara tidak sampai melakukan hal ini.

Ara saja masih bingung hingga sekarang. Ingatannya tidak ada tentang bagaimana dia bertemu dengan pria itu. Pria yang bahkan wajahnya sendiri tidak diingat jelas oleh Ara.

Ini tidak akan mudah dan sepertinya tidak akan pernah mudah. Ara bahkan pernah mendengar jika menjadi orang tua lengkap saja susah. Apalagi jika dirinya harus berdiri sendiri seperti ini.

Dengan helaan napas yang sangat berat Ara menatap ketiga temannya yang ternyata sejak tadi juga menatapnya. Namun Ara terlalu sibuk dengan lamunannya sampai lupa akan hal itu.

"Sepertinya aku akan menggugurkannya"

*-*-*

Di lain tempat seorang pria itu sedang memegang erat gelas berkaki di tangannya. Begitu erat jika dan mungkin saja akan pecah jika di pegang dalam jangka waktu yang lama.

Mendengar rekaman suara yang sangat jelas di dengarnya saat ini. Suara Ara begitu terngiang di ingatannya.

"Menggugurkan ya" bisik Pria itu dengan nada yang begitu dalam dan penuh amarah.

Axton Ellard G.

Pria pemilik perusahaan hotel bintang lima dan juga beberapa kasino mewah di Las Vegas. Di dunia malam namanya sangat terkenal.

Semua orang pasti akan mengerti dengan Mr. Ellard yang selalu diagung-agungkan dewa dunia malam. Tempat hiburan yang dibangunnya selalu sukses dan menjadi favorit untuk menghabiskan malam.

Tak hanya itu segala fasilitas mampu menyuguhkan apa yang diimpikan semua orang. Mampu membuat semua orang terpukau dan merasa puas.

Dengan kekayaan yang tidak perlu di tanyakan lagi. Memiliki usaha Kasino di Las Vegas saja sudah mampu menghidupi anak cucunya.

"Maaf, Mr. Ellard. Bukankah itu lebih baik daripada janinnya dipertahankan ?" Ucap pria yang sejak tadi memang berdiri di depannya

Mendengar percakapan yang keluar dari alat perekam yang sudah di selipkan anak buah Axton pada Ara. Bahkan sepertinya Ara tidak tau jika dirinya sudah disadap.

Axton menatap Luc yang merupakan anak buahnya dengan tatapan datar. Luc hanya diam saja dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh bos besarnya.

Hanya Luc saja yang berani untuk berdiri di depan Axton tanpa harus pingsan. Luc sudah menjadi tangan kanan Axton selama sepuluh tahun.

Pria berusia 35 tahun itu merupakan atasan yang sangat loyal dengan siapapun yang berani loyal dengan pria itu.

Tetapi Luc juga tau jika bosnya ini bukanlah orang yang lemah lembut. Bahkan Axton sama sekali tidak pandang bulu jika memang ingin menghancurkan seseorang.

Tidak ada kata ampun.

"Dia bukan janin. Dia anakku, Luc" ucap Axton mantap yang membuat Luc terlihat terkejut bukan main.

Ucapan Axton menandakan jika pria itu menerima kehadiran bayi ini. Semua orang tau jika Axton sama sekali tidak berniat menikah ataupun memiliki anak.

Namun beberapa bulan yang lalu Axton kehilangan kontrol dan memilih bermalam dengan perempuan yang baru ditemuinya.

Jika Axton ingin melampiaskan hasratnya. Axton lebih memilih untuk 'memesan' terlebih dahulu. Memastikan segala hal dengan pasti.

Namun perempuan mungil yang memeluknya kemarin sukses membuat Axton seperti kehilangan arah dan kontrolnya.

Berakhir dengan Axton yang menyeret Ara untuk naik ke atas ranjangnya. Jangan bertanya kenapa Axton melakukan hal itu karena memang Axton sendiri tidak tau tentang hal itu

"Bagaimana jika sampai ayah anda tau ?" Ucap Luc yang membuat Axton menatap Luc sekali lagi dengan tatapan yang lebih dingin.

"Pria itu tidak akan tau"

Axton berdiri dari kursi kekuasaannya dan membuat Luc memundurkan langkahnya bersiap akan mengikuti segala perintah Axton

"Kita pergi menjemput perempuan itu. Aratha Casabelle"

Axton menatap sebuah map terbuka yang menampilkan sebuah profil dengan beberapa foto tentang sosok Aratha Casabelle atau Ara.

*-*-*

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Casabelle   Last Sequel Casabelle

    "Axton" suara lirih itu terdengar untuk ketiga kalinya.Hal itu membuat Axton mengerjapkan matanya beberapa kali dan berusaha mengumpulkan semua nyawanya yang berjejeran.Axton mengerutkan keningnya ketika suara panggilan itu terdengar kembali."Aku mau melahirkan" suara kecil itu terdengar begitu lemahAxton langsung menoleh kearah Ara yang terlihat sudah kesakitan. Mata Axton langsung melotot melihat hal itu dan menatap jam nakas yang menunjukkan pukul dua malam"Kau akan lahiran ?" Ucap Axton dan Ara tersenyum kecil kemudian menganggukkan kepalanya.Axton yang merasa panik langsung turun dari ranjang dan membuka pintu kamar. Axton masih dengan celana piyamanya terlihat kebingungan."Panggilkan Layla untuk menghubungi supir dan kau bawa aku ke rumah sakit" ucap Ara di tengah ringisannya.Hal itu membuat Axton berhenti dan langsung berbalik untuk lari ke kamar sebelah. Membangunkan Layla yang malam ini memang tidur di kamar Aerin.Layla

  • Casabelle   Sequel Casabelle 8

    Ara berjalan menuju taman belakang dengan perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit. Usia kandungannya sudah menginjak umur 7 bulan.Hari ini Axton tengah berada di Japan. Ada beberapa perjanjian luar negeri yang harus membuat Axton untuk pergi.Alhasil Ara dan Aerin di titipkan di rumah Gaston. Ara tidak masalah akan hal itu. Sudah seminggu Axton belum kembali kemari.Tetapi Ara cukup tau jika suaminya itu tengah sibuk. Lagian setiap malam Axton selalu menyempatkan untuk menelfonnya ketika malam.Ketika Aerin sudah tertidur lelap di sampingnya. Mau tidak mau Ara membawa Aerin untuk tidur bersamanya karena anaknya itu semakin aktif kesana kemari.Ara tidak bisa memantaunya jika dengan leluasa jika mereka berbeda kamar. Apalagi dengan perutnya yang sudah sebuncit ini."Kau akan kemana ?" Ucap seseorang yang membuat Ara menoleh dan menemukan Gaston yang tengah berdiri di sampingnya."Ke gazebo, Daddy. Memangnya Daddy mau kemana ?" Ucap Ara denga

  • Casabelle   Sequel Casabelle 7

    Axton mendudukkan tubuhnya di kursi kerjanya. Pikirannya sedang kalut. Perpindahan perusahaan harus ditunda untuk beberapa hari.Pikirannya sedang kacau dan Ara sedang merajuk. Istrinya itu sudah memilih untuk tidur di kamar Aerin selama dua hari ini.Semenjak mereka pulang dari London. Istrinya itu memilih untuk tidak mengatakan apapun.Tetapi Axton sangat lega jika Ara tidak menunjukkan jika mereka sedang bertengkar dihadapan Austin maupun DaddynyaAra bahkan tetap memeluk Gaston dengan sayang sebelum mereka masuk ke dalam mobil. Istrinya itu benar-benar perempuan yang sangat baik hati.Sekaligus kejamIstrinya itu sangat kejam karena mengabaikannya. Ara membuatnya menjadi orang paling salah di sini.Padahal Axton juga kecewa dengan tindakan istrinya itu.Ara menyembunyikan semuanya dari Axton. Merayunya untuk memaafkan Gaston dengan iming-iming akan memberikan Axton anak lagi.Tetapi sialnya perempuan itu malah menggunakan kontrasepsi

  • Casabelle   Sequel Casabelle 6

    Ara menata makanan di meja makan ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Gaston terlihat sudah duduk di kursinya dan terlihat tengah menggoda Aerin yang berceloteh senang.Kemudian di susul dengan Austin yang masuk ke dalam ruang makan. Axton sedang mandi di atas jadi pria itu belum turun hingga saat ini."Vanessa minta tolong siapkan makanan untuk Melly. Aku akan membawanya nanti, dia sedang tidur" ucap Austin dan Vanessa yang memang sedang membantunya langsung menganggukkan kepalanya."Belva, tolong panggilkan Axton juga dia belum turun hingga detik ini" ucap Ara dan perempuan itu langsung menganggukkan kepalanya.Belva dipindahkan ke rumah ini agar bisa membantu Gaston ataupun Melly serta Austin yang sudah menetap di sini.Hanya Axton dan Ara yang sering terbang ke sana kemari dari London ke Las Vegas. Untuk menjenguk Gaston ataupun AustinKemarin Axton mengatakan jika mungkin dia akan mulai menetap di Las Vegas. Membangun perusahaannya di sini s

  • Casabelle   Sequel Casabelle 5

    "Kau terlihat akrab dengan Gaston" ucap Melly yang membuat Ara menoleh.Ara saat ini sedang memilih beberapa tas yang mungkin sedang menarik perhatiannya. Mereka saat ini sedang berada di salah satu mall terbesar di Las Vegas.Melly mengatakan jika hari ini Austin yang akan membiayai mereka berdua. Sebagai bentuk rayuan karena Austin tidak bisa melanjutkan honeymoon mereka karena ada alasan yang mendesak.Ara tertawa mendengar penuturan Melly yang berapi-api. Alhasil Melly mengajaknya untuk menguras semua isi tabungan milik Austin."Gaston pria yang baik. Memang kau tidak akrab ?" Ucap Ara dan Melly tersenyum."Gaston awalnya tidak setuju jika Austin denganku" ucapan Melly sukses membuat Ara menghentikan gerakannya dan membalikkan badan menatap saudara iparnya itu."Kau serius ?"Melly menganggukkan kepalanya dan mengangkat tangan memanggil salah satu pelayan toko yang langsung mendekati mereka. Melly menyerahkan tas yang sudah di pilihnya."G

  • Casabelle   Sequel Casabelle 4

    "Ayo sana. Katanya mau baikan" ucap Ara dengan menggendong Aerin yang tengah merengek karena baru saja bangun tidur.Mereka berdua tengah berdiri di depan balkon sambil memandangi Gaston yang terlihat di gazebo belakang. Dengan tablet di tangannya mungkin melihat berita.Axton yang berdiri di sampingnya terlihat melototkan matanya pada Ara. Tetapi misi Ara kali ini tidak boleh meleset."Bikin perjanjiannya kan baru semalem. Masa udah harus dijalankan" ucap Axton dan Ara yang gantian melototkan matanya."Hey Tuan Arogan! Kau sudah mengambil jatahmu semalam. Sekarang giliranmu untuk membuktikan" ucap Ara dan Axton terlihat mendengus."Aku sedang membantumu menenangkan Aerin" ucap Axton sambil berniat mengambil Aerin dari pelukan Ara.Tetapi Ara segera berpaling agar Axton tak sempat mengambil Aerin. Hal itu membuat Axton mencebikkan bibirnya.Entah bagaimana Axton dari hari ke hari antara semakin menggemaskan dan sedikit mengesalkan. Suaminya itu bisa berubah menc

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status