Share

Castle
Castle
Penulis: Lucy Ann

Prolog

Sore ini benar-benar sangat indah, matahari mulai merendah. Langit berwarna jingga melukiskan seluruh langit dengan berbagai bentuk awan yang menghiasinya. Pada waktu seperti ini sangat cocok meminum teh. Aku memandangi sekitar sambil menikmati secangkir teh. Ini benar-benar membuat hati sangat tenang dan nyaman. Biasanya aku akan membaca beberapa buku untuk menikmati waktu senggang ini. Hanya saja teman dari ayahku sedang berkunjung kesini. Mereka bersahabat sudah lama sekali, namun mereka tampak lebih suka berteman secara diam-diam.

Tidak sopan jika aku tidak menyambut kedatangannya. Aku hendak pergi ke pintu utama. Namun, kedatangannya sudah tiba. Aku melihat dia bersama beberapa prajurit yang sedang menemaninya. Aku mulai menghampirinya.

"Selamat datang." Aku membungkukkan badan ketika dia melewatiku.

"Terima kasih. Kau sudah tampak besar. Boleh aku bicara denganmu sebelum bertemu dengan ayahmu?"

Aku mengangguk. "Lewat sini."

Dia mulai mengikutiku berjalan, aku mengarahkannya ke tempat tadi.

"Silakan diminum." Aku menunangkan teh ke dalam cangkirnya.

"Kau sudah dewasa, apa kau sudah mulai berkencan?"

"Ah, tidak. Aku tidak memikirkan hal itu."

"Kau pasti sangat sibuk sekali. Ngomong-ngomong aku minta bantuanmu."

Aku mengangguk.

"Aku ingin anakku segera menikah. Bisakah kau membantuku, aku tidak tahu seleranya seperti apa?"

Ternyata temanku akan menikah. Dia tidak pernah membicarakan tentang wanita yang dia sukai, hanya sekedar mengaguminya. Itu pun hanya sekilas, setelahnya dia tidak berniat menghampiri wanita yang dikaguminya. Aku tidak tahu selera seperti apa yang akan menjadi seorang istrinya kelak.

"Aku menemukan seorang gadis yang sedang bekerja di salah satu kedai di wilayahku. Sepertinya dia cocok sekali dengan anakku. Bisakah kau membantuku mengamatinya diam-diam dan melaporkannya kepadaku? Aku sangat yakin anakku akan menyukainya. Kau hanya perlu mengamatinya tanpa seorang pun tahu kau sedang membantuku. Aku tahu kau sangat sibuk, tapi aku memohon kepadamu."

Ternyata dia sedang menjodohkan anaknya yang merupakan temanku. Apa boleh buat, aku tidak bisa menolaknya. Akhirnya aku menyetujuinya. Dia menyarankan aku untuk berjalan di sekitar, agar semua orang tidak mencurigaiku ketika aku tersesat. Karena aku akan pergi sendiri tanpa ditemani seorang prajurit. Sebenarnya ini pekerjaan yang cukup mengganggu, dan membuang-buang waktu. Aku tidak suka, tapi sudahlah. Aku melakukan ini demi sahabatku dan ayahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status