Share

BAB 10 : Mulai Mencari Tahu

Pasokan udaraku terasa tertahan. Aku menggeliat untuk mendapat setidaknya sedikit oksigen untuk diproses paru-paru. Setelah bisa mengeluarkan wajah dari sesak tersebut, aku kembali tenang. 

Sebuah lengan memelukku erat. Sekarang, dadaku yang terasa dihimpit. 

"Aku ... mau napas," ucapku parau. 

Tawa ringan terdengar. Aku tersenyum singkat tanpa membuka mata sedikitpun. Rasanya sangat melelahkan. 

Tapi, aku mendadak teringat. Kemarin, aku tidak di rumah Mas Satya, tapi Satria. Jangan-jangan ....

Aku langsung membuka mata, bangun dari posisi berbaring, dan rasa berat langsung menghantam kepalaku. Tubuhku oleng sedikit. 

"Kenapa, Sayang?" 

Mas Satya ternyata. Aku langsung mengembuskan napas lega. 

"Aku pikir siapa tadi." Aku kembali berbaring di lengan Mas Satya yang secara sukarela men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status