Dokter itu menangis ketika melihat kondisi Rumi semakin membaik.
Tak tahu kenapa saat dia mendapati anak itu berbaring, kenangannya bersama Hamdi seketika mencuat ke permukaan.
Iya.
Dokter spesialis bernama Reksa Adi yang telah membantu Rumi, ialah teman dekat sekaligus teman seperjuangannya Hamdi Alana.
Mereka sudah bersama-sama sejak kecil. Dan tentunya mereka pun sudah saling tahu sikap masing-masing bagaimana.
Reksa selalu mengobati keluarganya. Bahkan dia sendiri yang yang melihat secara langsung tatkala temannya, Hamdi menghembuskan napas terakhirnya di sini.
Kejadian beberapa tahun lalu itu masih membekas di dalam hatinya. Apalagi ketika mereka berdua saling mengobrol di cafe waktu itu, Hamdi sering bercerita tentang sikap istrinya yang begitu ketus terhadap Rumi.
Dulu ketika dirinya bertemu dengan dia, Rumi terlihat sebagai anak yang memiliki tubuh bagus, terawat dan ceria.
Jauh berbeda saat dirinya bertemu lagi d
"Di, itu anak siapa?" tanya Reksa ketika melihat Hamdi membawa seorang anak pria bersamanya ke kafe.Anak itu terlihat murung dan tak banyak bicara. Wajahnya selalu menunduk kebawah tentang berani melihat orang-orang.Dia terlihat manis. Karena jarang keluar rumah, membuat kulit anak itu begitu putih dan tinggi semampai.Ada lesung pipi di pipi kirinya. Terlihat manis ketika tersenyum. Ditambah lagi ada beberapa tahi lalat di bawah bibir dan pelipis kanannya, membuat anak itu terlihat tampan dan mencuri perhatian banyak orang yang ada di cafe itu.Sedari tadi dia tak berbicara satu katapun. Apa yang Ayahnya katakan, cara dia menjawab hanya mengangguk atau berbisik kepadanya.Anak itu juga tak tertarik melemparkan pandangan ke segala arah. Matanya hanya tertuju pada sebuah piring yang ada di depannya sambil memakan makanan di atasnya."Ah ini?" Hamdi memperjelas sementara Reksa mengangguk. "Ini anakku satu-satunya. Namanya Rumi.""Oh R
"Sayang, nanti anakmu ini mau kasih nama apa?" seorang wanita cantik tengah berbaring dengan kondisi perutnya yang sudah besar, mulai menanyai persiapan-persiapan apa saja yang akan mereka lakukan setelah anaknya lahir nanti.Wanita itu bernama Letty Asmara. Seorang model anggun dengan bentuk tubuh body goals, paras cantik jelita serta senyumnya yang memikat, memutuskan menikah dengan seorang pria pengusaha properti terkenal bernama Hamdi Alana empat tahun yang lalu.Bukan suatu hal mudah bagi mereka berdua untuk bisa mendapatkan anak emasnya ini.Perlu banyak cara dan konsultasi ke dokter tentang bagaimana dan apa saja hal-hal yang harus dilakukan agar istrinya bisa cepat mengandung.Karena waktu itu setelah mereka menikah beberapa bulan, Letty pernah hamil tapi hanya berselang empat minggu, janinnya keguguran sebab dirinya terlalu banyak kegiatan dan kandungannya pun lemah menurut dokter.Dan atas kejadian yang menimpa Letty, sulit lagi bagi dirin
17 tahun kemudian...Suasana pagi ini tak terlalu menenangkan.Hiruk pikuk keadaan jalan raya begitu memperlihatkan suasana di pagi hari yang memang terkadang agak ramai dibanding hari-hari lainnya.Iya.Hari ini adalah hari Senin.Orang-orang tampak sibuk berangkat kerja ataupun sekolah sepagi mungkin.Mungkin hari Senin bisa kita ibaratkan sebagai rajanya macet. Entah dari kota atau daerah pinggiran kota, semuanya sama saja.Semua orang sangat sibuk dengan urusannya masing-masing.Apalagi jika malamnya hujan deras, maka sebagian orang sudah ada yang tahu kalau salah satu daerahnya akan ada yang terkena banjir.Bukan karena sok tahu, tapi karena memang sudah kenyataannya seperti itu.Hampir dari semua anak-anak yang sekolah juga, berlomba-lomba untuk bisa bangun sepagi mungkin.Tapi tetap saja di antara semua fenomena itu, masih ada segelintir orang yang santai dan tidak mempedulikan keadaan nanti.Hal itupun m
Karena sudah sore, akhirnya pria itu memutuskan untuk kembali ke tempat peristirahatan.Iya.Baginya rumah hanya tempat peristirahatan saja.Tidak ada yang lebih istimewa daripada itu.Apalagi setelah tadi, ketika Rumi datang ke sekolah dan mendapati kabar bahwa hari ini libur, dia hanya memutuskan untuk jalan-jalan keliling daerah sana dengan niat menghabiskan bensin.Karena dia tidak tahu harus pergi kemana lagi.Mau main ke rumah teman? Tapi teman mana yang mau bermain dengannya?Mau pulang ke rumah? Tapi apa bisa dirinya tahan satu hari di sana tanpa bepergian?Tidak. Dia tidak akan tahan.Mungkin kalau tahan pun, Rumi akan seperti mayat hidup yang terus saja berjalan tanpa napas.Seperti biasa anak itu selalu pulang beberapa menit sebelum azan Magrib berkumandang.Dia tidak mau terlalu banyak bicara dengan semua orang yang ada di rumah. Karena bagi dia, semuanya begitu membosankan.Sekali lagi bagi Rumi, ru
"Dasar tolol! Bisa-bisanya dia nyimpen sepatu di sini. Kurang ajar banget tuh anak."Baru saja Rumi akan terlelap dari tidurnya, tiba-tiba dia mendengar suara gaduh hingga membuat matanya kembali terjaga.Iya.Suara itu tak lain dan tak bukan, milik dari seorang wanita penguasa di rumah ini.Dia terdiam di tempat tidurnya sambil terus memasang telinganya dengan jeli.Apa saja yang akan ibunya katakan di bawah sana.Lagipula apa masalahnya? Rumi hanya menyimpan sepatu di rak sepatu yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan alas kaki.Entah itu sandal ataupun sepatu.Apa hanya karena rak sepatu itu dipenuhi oleh sepatu mahal milik ibunya sehingga sepatu miliknya tidak boleh mengisi tempat kosong itu?Apakah sampai seketat itu peraturan di rumah ini?Dengan berani Rumi membuka pintunya lalu turun ke bawah.Dia mengambil sepatu sekolahnya yang sudah berantakan di mana-mana. Untung saja ada bi Nia di sana yang me
Kamu akan kembali pada Sang Pencipta ketika sudah waktunya.Percayalah.Kamu harus tetap menjadi dirimu yang kuat.Kamu boleh menangis.Tapi jangan sampai kamu menyerah....Setelah selesai meluapkan seluruh kekesalan dan kesesakan yang ada di dalam hati, Rumi menutup buku diary-nya dan memutuskan untuk kembali beristirahat di atas kasur.Perlu digarisbawahi.Keluarga Rumi adalah keluarga kaya yang hartanya melimpah karena dulu, ayahnya bekerja di pertambangan dan sudah menduduki jabatan tertinggi di sana.Kehidupan istri dan anaknya pun pasti terjamin.Namun siapa sangka dibalik kemelimpahan harta itu, ada seorang anak yang terabaikan bahkan selalu terpojokan.Rumi tak pernah mendapat kebahagiaan.Bahkan untuk kasur tidurnya saja, sudah tidak bisa kita katakan lagi sebagai kasur yang layak.Anak itu tak pernah meminta. Lagipula dia tidak peduli mau tidur tanpa alas atau di lantai sekalipun.Dia hany
"Gua udah cape liat wajah lu tau engga?" bentak Letty sambil mendorong sang anak hingga jatuh ke belakang.Untung saja Bi Nia datang, lantas membangunkan Rumi dari sana."Lu memang anak pembawa sial! Nggak pernah sekali aja lu bikin hidup gua tenang. Kehadiran lu merubah segala suasana. Lu seharusnya mikir jadi manusia! Ngotak dikit! Jangan pernah sok pengen kelihatan baik. Lu sama sekali nggak ada tandingannya sama siapapun! Lu cuma sampah!"Letty benar-benar jahat.Dia sama sekali tak pernah memikirkan bagaimana sakitnya sang anak ketika dibicarakan seperti itu.Letty memang bukan seorang ibu.Hati dia terlalu batu dan tidak mau menerima keadaan yang menimpanya.Tak hanya keluarga besarnya dia yang tidak menyukai Letty.Justru terkadang, tetangganya pun merasa kasihan mendengar Rumi yang terus saja dimarahi hanya karena hal sepele.Pernah waktu itu ketika hari Minggu, tetangga samping rumahnya sedang menyiram tanaman di depan r
Sepertinya, hanya orang-orang langka yang selalu menyalahkan dirinya sendiri atas semua kesalahan yang menimpanya.Berbeda dari seorang Rumi yang mungkin hidupnya tengah berada diambang hidup atau pun mati.Dia tidak menyalahkan dirinya sendiri saat ini. Mungkin kalau bisa kita teori kan, justru dia yang selalu disalahkan untuk semua permasalahan padahal dirinya tidak melakukan apa-apa ataupun berbuat sesuatu, tapi hanya hal sepele saja.Pernyataan tadi tidak berlaku bagi Rumi.Justru yang benar, adalah manusia langka karena benar-benar diperlakukan tidak buruk di dunia ini.Bukan oleh orang jahat ataupun orang lain.Justru yang paling menyakitkan, kesakitan itu berasal dari keluarganya sendiri.Bahkan tak jarang, seorang Rumi selalu mengeluh dan berdoa kepada Tuhan agar bisa mematikan dirinya di suatu tempat.Dia ingin mencapai kedamaian, yang mana dalam kedamaian itu tidak ada satu orang pun yang bisa mengganggunya lagi. Dia