Share

Sosok Jahat 04

Lala ragu untuk membuka pintu WC tapi karena ia sudah sangat tidak tahan di lihat oleh siswa yang lewat karena pakaiannya maka ia pun masuk.

"Kenapa hawanya sangat panas?" tanya Lala pelan.

krieeeee!

Membuka pintu.

Darrrrrrt!

Pintu tertutup dengan tiba-tiba.

Pintu WC tertutup keras setelah Lala masuk ke dalamnya dan belum sempat untuk menutupnya tadi, dengan tenang Lala menuju pintu WC untuk membukanya, ia tidak terlalu panik bahkan mungkin tidak panik.

"Merre jangan mempermainkanku!" bentak Lala kesal karena pintu WC sangat susah untuk terbuka.

Sriuuuttttt!

Suara air yang mengalir, tumpah.

Keran air menyala sendiri, Lala yang tadi sibuk membuka pintu WC yang tertutup berbalik ke belakang dengan perasaan campur aduk dan juga merasa was-was.

"Gerhghhh!"

suara geraman dari belakang Lala menambah kekalutan pada Lala, dari suara geraman itu Lala tahu bahwa itu bukanlah kebiasaan Merre melainkan sosok lain yang bersifat jahat dan Lala tahu bahwa Merre dalam masalah besar sekarang, mungkin.

Lala tiba-tiba ingin melihat ke tempat untuk membuang kotoran dan keinginan itu sangat besar. Lala akhirnya melihat ke arah itu dan bersamaan pula air di dalam lubang closed perlahan berubah warna yang tadinya putih menjadi merah darah, Lala memperhatikannya secara saksama.

Deg!

Kaget sejenak.

Jantung Lala terasa berhenti berdetak dan tubuhnya lemas hingga ia jatuh terduduk di lantai WC. Ya, dari dalam WC itu muncul satu tangan hitam dan kuku hitam yang sangat panjang serta penuh darah.

"Tidak! Aku tidak penakut!"

Lala bangkit dari jatuh terduduknya meski lututnya masih lemas untuk berdiri.

Gluuuduukk!

Suara khas benda bulat.

Suatu benda menggelinding mengenai kaki belakang Lala dan benda itu terasa berambut.

"Apa lagi ini?!" tanya Lala sedikit kesal, namun ia sedikit menunduk untuk mengapai benda di belakang kakinya tampa menoleh.

"Sialan! Kepala!" umpat Lala dan membanting benda di tangannya itu ke lantai dengan keras.

Itu adalah kepala manusia yang melotot dengan satu bola mata copot hingga menggantung ke pipi busuk kepala itu, itulah sebabnya Lala membantingnya.

"Berhenti menggangguku! mahluk sialan!" Lala berteriak keras.

Bersamaan dengan berhentinya teriakan Lala air keran mati sendiri dan tangan di dalam lubang closed menghilang bersama kepala yang dibanting Lala tadi.

Lala sedikit lega karena semua hal yang membuatnya takut sudah menghilang, ia cepat-cepat buang air kecil serta menukar bajunya dengan seragam sekolah lalu menuju pintu WC.

Untuk yang kedua kalinya Lala bernafas lega karena pintu WC sudah bisa untuk dibuka.

"Mau kemana kau, Lala?"

Lala menghentikan langkah keduanya untuk keluar dari dalam WC dan langsung berbalik ke belakang.

Tepat di hadapannya sekarang sosok gadis yang sangat cantik dan bertubuh tinggi lebih tinggi dari Lala.

"Siapa kau?" tanya Lala sambil menatap tajam gadis cantik di hadapanya itu.

"Aku? Itu tidak penting. Yang pasti aku adalah pencabut nyawamu!" gadis itu tersenyum sinis .

Lala terkejut seketika mendengar perkataan gadis di hadapanya itu. Memangnya dia siapa? Seenaknya ingin mencabut nyawaku.

"Teman hantu cerminmu itu tidak akan datang kemari. Gadis kecil yang lemah, haha!"

Untuk yang kedua kalinya Lala terkejut karena gadis cantik itu tahu bahwa ia memiliki hantu cermin yaitu Merre yang selalu membantunya ketika dalam keadaan tidak biasa.

"Bagaimana bisa?!" batin Lala.

Lagi-lagi gadis cantik itu tertawa keras hingga suaranya sedikit menggema di sekitar WC.

"Meladenimu membuang waktuku saja, Lala lebih baik aku langsung mencabut nyawamu!" teriak gadis itu dan seketika wajahnya berubah menyeramkan.

Wajah yang semula cantik menjadi pucat seperti mayat dengan urat-urat halus menjadi penghiasnya, mata yang berwarna merah seperti darah, giginya menjadi runcing semua,  rambut hitam panjangnya berkibar-kibar, suara cekikikannya mendominasi.

Lala menenangkan hatinya dan kemudian menutup mata serta bibirnya bergerak-gerak membaca sebuah kalimat yang diajarkan oleh Neneknya.

Whusssss!

Hembusan angin.

Angin yang teramat dingin mengenai tubuh Lala dan ikut menerbangkan rambutnya hingga menutup sebagian dari wajahnya.

"Ternyata kau punya banyak bantuan dan ajaran dari Nenek jelek itu. Ya, meski begitu kau tetap tidak bisa mengalahkanku, Lala!" bentak sosok gadis itu.

Lala masih menutup mata dan mulutnya masih bergerak-gerak. Angin semakin menghembus, udara dingin, keadaan mengcekam. Sosok itu sesikit tertegun namun dengan cepat expresinya semakin menyeramkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status