Home / Horor / Cermin Dari Nenek / Sosok Jahat 04

Share

Sosok Jahat 04

Author: White Lotus
last update Last Updated: 2021-07-16 17:30:16

Lala ragu untuk membuka pintu WC tapi karena ia sudah sangat tidak tahan di lihat oleh siswa yang lewat karena pakaiannya maka ia pun masuk.

"Kenapa hawanya sangat panas?" tanya Lala pelan.

krieeeee!

Membuka pintu.

Darrrrrrt!

Pintu tertutup dengan tiba-tiba.

Pintu WC tertutup keras setelah Lala masuk ke dalamnya dan belum sempat untuk menutupnya tadi, dengan tenang Lala menuju pintu WC untuk membukanya, ia tidak terlalu panik bahkan mungkin tidak panik.

"Merre jangan mempermainkanku!" bentak Lala kesal karena pintu WC sangat susah untuk terbuka.

Sriuuuttttt!

Suara air yang mengalir, tumpah.

Keran air menyala sendiri, Lala yang tadi sibuk membuka pintu WC yang tertutup berbalik ke belakang dengan perasaan campur aduk dan juga merasa was-was.

"Gerhghhh!"

suara geraman dari belakang Lala menambah kekalutan pada Lala, dari suara geraman itu Lala tahu bahwa itu bukanlah kebiasaan Merre melainkan sosok lain yang bersifat jahat dan Lala tahu bahwa Merre dalam masalah besar sekarang, mungkin.

Lala tiba-tiba ingin melihat ke tempat untuk membuang kotoran dan keinginan itu sangat besar. Lala akhirnya melihat ke arah itu dan bersamaan pula air di dalam lubang closed perlahan berubah warna yang tadinya putih menjadi merah darah, Lala memperhatikannya secara saksama.

Deg!

Kaget sejenak.

Jantung Lala terasa berhenti berdetak dan tubuhnya lemas hingga ia jatuh terduduk di lantai WC. Ya, dari dalam WC itu muncul satu tangan hitam dan kuku hitam yang sangat panjang serta penuh darah.

"Tidak! Aku tidak penakut!"

Lala bangkit dari jatuh terduduknya meski lututnya masih lemas untuk berdiri.

Gluuuduukk!

Suara khas benda bulat.

Suatu benda menggelinding mengenai kaki belakang Lala dan benda itu terasa berambut.

"Apa lagi ini?!" tanya Lala sedikit kesal, namun ia sedikit menunduk untuk mengapai benda di belakang kakinya tampa menoleh.

"Sialan! Kepala!" umpat Lala dan membanting benda di tangannya itu ke lantai dengan keras.

Itu adalah kepala manusia yang melotot dengan satu bola mata copot hingga menggantung ke pipi busuk kepala itu, itulah sebabnya Lala membantingnya.

"Berhenti menggangguku! mahluk sialan!" Lala berteriak keras.

Bersamaan dengan berhentinya teriakan Lala air keran mati sendiri dan tangan di dalam lubang closed menghilang bersama kepala yang dibanting Lala tadi.

Lala sedikit lega karena semua hal yang membuatnya takut sudah menghilang, ia cepat-cepat buang air kecil serta menukar bajunya dengan seragam sekolah lalu menuju pintu WC.

Untuk yang kedua kalinya Lala bernafas lega karena pintu WC sudah bisa untuk dibuka.

"Mau kemana kau, Lala?"

Lala menghentikan langkah keduanya untuk keluar dari dalam WC dan langsung berbalik ke belakang.

Tepat di hadapannya sekarang sosok gadis yang sangat cantik dan bertubuh tinggi lebih tinggi dari Lala.

"Siapa kau?" tanya Lala sambil menatap tajam gadis cantik di hadapanya itu.

"Aku? Itu tidak penting. Yang pasti aku adalah pencabut nyawamu!" gadis itu tersenyum sinis .

Lala terkejut seketika mendengar perkataan gadis di hadapanya itu. Memangnya dia siapa? Seenaknya ingin mencabut nyawaku.

"Teman hantu cerminmu itu tidak akan datang kemari. Gadis kecil yang lemah, haha!"

Untuk yang kedua kalinya Lala terkejut karena gadis cantik itu tahu bahwa ia memiliki hantu cermin yaitu Merre yang selalu membantunya ketika dalam keadaan tidak biasa.

"Bagaimana bisa?!" batin Lala.

Lagi-lagi gadis cantik itu tertawa keras hingga suaranya sedikit menggema di sekitar WC.

"Meladenimu membuang waktuku saja, Lala lebih baik aku langsung mencabut nyawamu!" teriak gadis itu dan seketika wajahnya berubah menyeramkan.

Wajah yang semula cantik menjadi pucat seperti mayat dengan urat-urat halus menjadi penghiasnya, mata yang berwarna merah seperti darah, giginya menjadi runcing semua,  rambut hitam panjangnya berkibar-kibar, suara cekikikannya mendominasi.

Lala menenangkan hatinya dan kemudian menutup mata serta bibirnya bergerak-gerak membaca sebuah kalimat yang diajarkan oleh Neneknya.

Whusssss!

Hembusan angin.

Angin yang teramat dingin mengenai tubuh Lala dan ikut menerbangkan rambutnya hingga menutup sebagian dari wajahnya.

"Ternyata kau punya banyak bantuan dan ajaran dari Nenek jelek itu. Ya, meski begitu kau tetap tidak bisa mengalahkanku, Lala!" bentak sosok gadis itu.

Lala masih menutup mata dan mulutnya masih bergerak-gerak. Angin semakin menghembus, udara dingin, keadaan mengcekam. Sosok itu sesikit tertegun namun dengan cepat expresinya semakin menyeramkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cermin Dari Nenek   Tanda Hantu

    Seharian itu Lala dan Lani sibuk mengurusi rumah juga membantu Ibunya menanam sayuran di kebun belakang rumahnya, ya karena insiden tadi pagi Lala tidak naik ke sekolah."Lala tolong ambilkan minum dulu Kakak haus!" Lani menyeka keringat di dahinya."Sip Kak!" Lala memberi hormat yang membuat Lani dam Ibunya cekikikan lucu.Lala tampa basa-basi lagi pergi menuju dapur untuk mengambil air minum, selama seharian itu juga Merre jarang dan hampir tidak selalu ada menemani Lala seperti biasanya Lala juga tidak tahu.Syuuh ....Lala menghirup dalam-dalam angin sepoi-sepoi yang bertiup ketika dia keluar dari dapur, angin itu bercampur bau harum daun pandan yang sangat disukai Lala. Merre muncul di hadapan Lala sambil melayang di atas kepalanya lalu berhenti di sampingnya."Dari mana saja kau, Merre?" Lala mengerutkan keningnya, hidungnya seperti mencium bau darah segar yang tipis dari tubuh Merre. Lala mulai curiga."Apa yang sudah kau lakuk

  • Cermin Dari Nenek   Kekasaran Yama

    Huuuuhhh!Api hantu lalu-lalang mengitari para roh yang masih mengacau, Da Leo sibuk sana sini mencoba mengendalikan keadaan sampai kakaknya datang."Tenanglah, reinkarnasi seharusnya berjalan dengan tenang lalu mengapa kalian para roh mengacau? Apa yang kalian coba inginkan?" Da Leo bertanya berkali-kali tapi tidak satupun roh yang peduli padanya, Leo sendiri tidak punya hak untuk menghukum para roh karena dia hanyalah Pangeran.Tling!Tling!Serempak para roh menoleh ke sumber suara dentingan yang sangat keras, hawa tidak mengenakkan tercipta dari pemilik suara dentingan itu. Sosok pembawa lentara dengan lonceng yang berdenting datang mendekat ke arah kursi Raja neraka."Hormatlah kalian para roh! Sambutlah Raja yama," ucapnya setelah tiba di samping kursi Raja neraka.Seketika para roh sujud hormat, sebuah portal muncul tepat di kursi Raja neraka dan wakil hitam putih memandang para roh dengan sorot dingin penuh kemarahan."

  • Cermin Dari Nenek   Di telan satu-satu

    "Apa? Tidak bisakah si bodoh itu menyelesaikan hal sepele seperti itu?" Da Miko memincingkan matanya."Pangeran tidak tahu harus berbuat apa Raja Yama, roh-roh itu tidak mau reinkarnasi kalau bukan Anda yang datang." Martin kembali hormat.Mendengar kata Martin, Da Miko malah tersenyum sinis."Tidak mau reinkarnasi? Biarkan saja mereka menunggu seribu tahun lagi!"Wakil hitam putih dan Martin tersentak, lagi-lagi Raja neraka kambuh penyakit malasnya."Pulang, katakan pada si bodoh itu kalau aku akan kembali besok." Da Miko mengibaskan tangannya."Tapi Raja Yama, para roh itu merusak perabotan neraka!""Perabotan?" Da Miko mengangkat alisnya."Ya, Raja Yama."Martin lalu menjentikkan tangannya dan seketika itu muncul sebuah api hijau yang semakin lama semakin membesar dan menampilkan keadaan yang terjadi di neraka saat ini."Bakar saja mereka semua dan tidak perlu reinkarnasi!" Da Miko menatap tajam.T

  • Cermin Dari Nenek   Keadaan Bahaya

    Lama kelamaan Da Miko merasa kesal juga, apa harus sehuruk itu Lala menangis? Padahal dia tidaklah melihatnya secara jelas."Aku katakan kalau aku akan bertanggung jawab untukmu!""Sialan kau!" Lala mendorong Da Miko dengan keras.Jlep!"Uhuk!" Darah segar keluar dari mulut Da Miko, Lala menjadi panik."Kau... kau kenapa?!""Heh, sepertinya kau masih peduli padaku," ucap Da Miko tersenyum miring.Lala berdiri lantas menatap ke arah Merre yang menancapkan kuku tajamnya ke punggung Da Miko."Merre?" Lala menatap Merre dengan pandangan kecewa.Merre sadar lalu menatap Lala dan kedua kuku tangannya yang menancap di Da Miko, Merre melotot, itu bukanlah perbuatannya!"Yama sendiri yang mendorong dirinya! Nona, itu bukan perbuatanku!"Merre buru-buru menarik kukunya mengakibatkan Da Miko jatuh lemas, wakil hitam dan putih langsung memeriksa keadaannya."Tidak mungkin, kenapa fisik Raja Yama bisa

  • Cermin Dari Nenek   Aku akan bertanggung jawab

    Kokokan ayam di pagi hari membangunkan Lala dari tidur lelapnya, dia bangun dengan kesadaran lemah menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah."Aaaaaaa!" Lala berteriak, wajah yang dicoret-coret dengan pola menyerupai hantu macan terpampang jelas di kaca kamar mandi.Brak!Lani mendobrak pintu kamar Lala dan masuk dengan panik karena mendengar suara teriakan Adiknya itu, ada apa dengan adiknya itu?"Sialan woi! Siapa yang coret wajah gue?! Sialan, aaaaa!" Pekik Lala lagi, Lani mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan khawatir."Kenapa, La? La, nggak apa-apa 'kan? La?" Lani berteriak.Lala menyahut, "nggak apa-apa Kak, kaget aja tadi."Lani menghela nafas lega, ada-ada saja kelaukan Adiknya itu. Lani keluar dari kamar setelah memastikan kalau Adiknya itu tidak apa-apa.Seperginya Lani, Lala memendam amarnya dan memilih mandi urusan coretan wajah pada wajahnya akan dia selesaikan pada Merre. Ya, itu pasti ulahnya!"Kenaka

  • Cermin Dari Nenek   Hukuman

    "Woi!" Otomatis Da Miko berteriak kaget, Lala menyerangnya tak tanggung-tanggung.Gubrak!Lala menimpa tubuh Miko dan jatuh ke lantai dengan Miko di bawahnya, serangannya tidak mempan pada Raja neraka."Aduh, sakit!" Ringis Lala mengelus wajahnya, tapi anehnya Lala tidak merasakan sakit pada tubuhnya malah rasa empuk menyangga tubuhnya. Belum menyadari kalau posisinya berada di atas Miko, berpelukan!"Bangun!""Bangun apaan?""Beraninya kau! Bangun sekarang, aku bukan kasurmu, oke?""Aaaaa!" Pekik Lala langsung berdiri dan menutup wajahnya karena malu.Da Miko mengelus dadanya yang ditonjok oleh Lala, nasibnya bisa dianggap beruntung karena serangan Lala tidak mempan padanya andaikan itu mempan maka sudah dipastikan dia celaka."Kenapa kau di kamarku? Lewat mana kamu masuk?" Gertak Lala tampa melihat ke arah Miko."Cih, itu bukan urusanmu kalau aku berada di kamarmu! Lagi pula kau adalah bawahank

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status