Share

8. Rencana busuk

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2022-11-30 20:19:51

Ternyata mudah sekali membohongi Reina, ia langsung percaya saja apa yang kukatakan. Sepertinya jalanku semulus jalan kereta api, tidak ada macet-macetnya.

Berganti hari, seperti biasa aku masih membantu Reina, mengantarkan pesanan para pelanggan. Tapi setiap pulang aku selalu mampir ke rumah Kartika, sekedar bertemu melepas rindu.

Hingga sebulan sudah pernikahan rahasia kami.

Malam itu, Reina yang cuek pada handphone-ku tiba-tiba memeriksanya. Aku tak sengaja melihatnya sedang memegang handphoneku.

"Dek, gimana apa ada pesanan yang lain lagi?" tanyaku pada Reina--istriku yang kaya dan baik hati itu.

"Ada nih mas, WA dari Kartika. Tapi kok chatnya mesra begini ya? Memangnya dia pesan apaan sih, Mas?" tanya Reina sambil mengerutkan keningnya.

Aku meraih handphoneku lalu membaca pesan dari Kartika.

[Mas, jangan lupa pesananku nanti malam ya, Love you. Mmuuaaacch]

Deg! Jantungku mulai berpacu cepat. Aku pun lupa memberi tahu Kartika agar tidak menghubungiku dulu ketika di rumah. Ya wajar sih, mungkin dia kangen padaku. Duh, semoga saja tidak ketahuan dan Reina tidak curiga. Akupun berkilah, paling Kartika hanya iseng saja.

Lagi, Reina percaya saja padaku meskipun ada drama malam-malam namun aku berhasil meyakinkannya. Aku berpura-pura acuh saat ia terus saja bertanya tentang Kartika. Tak mungkin aku berterus terang padanya mengenai hal ini, sama aja aku bunuh diri.

Besok adalah waktunya aku berjalan-jalan dengan Kartika, kebetulan Rusdy--teman saat kami bekerja dulu menghubungiku untuk bertemu. Ia bilang ada pekerjaan untukku. Bukankah ini moment kebetulan yang sangat menguntungkan?

***

Seharian penuh aktivitasku berjalan dengan lancar, bertemu Rusdy lalu bersenang-senang dengan Kartika. Bukankah aku laki-laki yang sangat beruntung?

Aku mengajak Kartika berbelanja di mall, ia tampak bahagia saat memilih-milih baju kesukaannya. Setelah itu kami lanjut pergi ke hotel. Ya layaknya pengantin baru, kami berbulan madu, meskipun waktunya cukup singkat.

Menjelang malam aku baru sampai di rumah. Hatiku berbunga-bunga seakan mendapatkan energi positif berlipat-lipat.

Alangkah terkejutnya saat kulihat Rusdy berada di rumah. Kenapa ia bisa tahu rumahku? Ada ibu dan juga Reina yang tampak kesakitan.

Rusdy menatapku tajam, membuatku salah tingkah saja. Jangan-jangan dia mengatakan sesuatu pada Reina?

"Ah ini kok bisa--, maksudku kamu kok tahu aku kalau aku tinggal disini?" tanyaku gugup.

"Hush! Kamu kok malah berkata seperti itu! Nak Rusdy itu yang sudah menyelamatkan istrimu, dia mengantarnya sampai ke rumah," tegur ibu membuatku makin gelagapan saja.

Tapi dari reaksi Reina kulihat sepertinya Rusdy tak mengatakan apapun pada istriku yang bodoh itu. Sembari berusaha menguasai suasana, aku mengajak Rusdy duduk lalu mengenalkan pada ibu dan Reina, kalau dia yang sudah mengajakku bekerja sama.

"Mungkin saya perlu memikirkan ulang untuk hal ini," jawab Rusdy.

"Maksudnya apa? bukankah tadi kita sudah deal?"

"Kita bicarakan nanti saja, saya permisi pulang dulu. Saya pamit ya Bu, mbak Reina. Assalamualaikum," sahutnya lagi.

Cukup tercengang mendengar jawaban Rusdy. Apa maksudnya, memikirkannya kembali?

Tidak, besok aku harus melobinya lagi, kesepakatan kita kan sudah deal, enak saja main membatalkan begitu saja. Mau taruh dimana mukaku di hadapan Kartika maupun Reina.

Setelah Rusdy pergi, aku fokus ke Reina. Kenapa bisa dia kecelakaan seperti ini dan Rusdy yang menolongnya? Istriku yang super sibuk ini sebenarnya habis pergi dari mana? Hah! Menyebalkan sekali! Bisa hancur kalau Reina tahu semua rahasiaku.

Aku membawa Reina ke kamarnya, agar dia bisa beristirahat. Kasihan juga melihatnya kesakitan begitu.

"Kamu istirahat dulu ya, nanti biar mas yang siapkan air hangat untuk kamu mandi. Kalau butuh sesuatu tinggal bilang aja. Mas benar-benar khawatir keadaanmu seperti ini," ucapku sembari mencium keningnya.

Namun kulihat ekspresinya seperti tidak suka. Aku harus berpura-pura manis lagi di hadapannya.

"Dek, maaf. Tadi harusnya selesai bertemu Rusdy, mas langsung pulang. Tapi mas pergi ke rumah teman mas yang lain. Maaf ya," ujarku selembut mungkin.

Kukecup punggung tangannya, tapi ia justru menariknya. Ada apa ini? Apakah Reina marah? Ah biar nanti kubujuk dia lagi. Dengan senjata rayuan maut, dia pasti akan luluh kembali. Aku yakin itu.

"Hen, bisa bicara sebentar?" teriak ibu dari luar.

"Iya, Bu," sahutku. Aku beranjak menemui ibu. Kami berbincang di halaman belakang rumah. Sepertinya ibu ingin mengatakan hal yang penting.

"Ada apa, Bu?"

"Hen, adikmu shock berat."

"Freya kenapa, Bu? Ada masalah apa?"

"Freya hamil, Hendi. Dia mencoba bunuh diri, untung tadi ibu memergokinya. Kalau tidak dia pasti sudah--" Ibu tak melanjutkan kata-katanya. Ia menangis tersedu. Air matanya bercucuran membasahi pipi.

"Kurang ajar! Apa dia hamil dengan pacarnya?"

Ibu mengangguk.

Aaarggghh!! Aku tak percaya Freya hamil, jadi pergaulan dia sudah sebebas itu?

"Minta laki-laki itu untuk bertanggung jawab Bu!"

"Justru itu yang ingin ibu sampaikan."

"Kenapa? Ada apa, Bu?"

"Pacarnya meninggal dalam kecelakaan maut tiga hari lalu. Dan sialnya kandungan Freya sekarang sudah 2 bulan, dia baru ngaku sama ibu setelah ibu mencecarnya habis-habisan. Ibu gak tahu harus bagaimana lagi dengan anak itu."

"Sekarang keadaan Freya bagaimana, Bu?" tanyaku.

"Ibu mengurungnya di kamar. Ibu juga sudah mengancamnya agar dia tidak melakukan tindakan yang bodoh. Ibu benar-benar malu, gak tahu harus bagaimana dengan anak itu. Dia masih sekolah tapi sudah bergaul bebas seperti itu."

"Nasi sudah menjadi bubur Bu, ibu menyesalpun sudah tak ada gunanya. Kehamilannya tak mungkin bisa ditutupi lagi, semakin lama pasti perutnya akan semakin membesar. Terus bagaimana, Bu? Apakah aman kalau digugurkan?"

"Freya keukeuh ingin mempertahankan bayi itu. Tapi mau ditaruh dimana muka ibu, dia hamil tanpa suami! Keluarga kita bisa jadi bulan-bulanan para warga! Apa kamu ada ide?" jelas ibu.

Aku terdiam. Masalah ini cukuplah pelik. Harus bagaimana menghadapi masalah adikku?

"Hen, bagaimana kalau seperti ini saja. Freya biar disembunyikan di suatu tempat, tapi ibu butuh bantuan Reina juga."

"Maksud ibu?"

"Jadi selama Freya hamil, Reina juga berpura-pura hamil. Nanti kalau Freya melahirkan bayi itu, ibu akan langsung serahkan pada kalian untuk merawat bayi Freya. Apa kamu setuju?"

"Aku tidak yakin Reina setuju melakukan hal itu. Dia tidak mungkin mau berbohong, Bu," jawabku lagi.

"Terus bagaimana? Ibu kasihan pada Freya."

"Aku punya usul, Bu. Bagaimana kalau kita menjebak Rusdy, agar dia bisa bertanggung jawab pada Freya. Dia mapan, aku yakin hidup Freya gak akan kekurangan. Lagi pula tadi ibu sudah lihat sendiri kan sosok Rusdy seperti apa?"

"Maksudmu? Kamu akan menjodohkan Rusdy sama Freya?"

"Iya, bukankah itu hal yang bagus. Kita diuntungkan dari keduanya. Hidup ibu pun akan lebih terjamin, aku juga akan mendapatkan pekerjaan layak."

"Kamu yakin Rusdy mau menikahi Freya?"

"Kenapa tidak? Freya cantik, putih. Tenang saja Bu, aku akan mengatur semuanya. Ibu tinggal ikuti semua rencanaku. Bagaimana?"

BRUUKK ...!

Tiba-tiba terdengar suara terjatuh dari dalam. Aku segera menghampirinya, kulihat Reina terjatuh di dekat pintu. Kakinya seperti tidak bisa menopangnya berdiri.

"Lho Reina, kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya ibu.

"Kamu kenapa, Dek? Kok bisa sampai sini? Harusnya tadi kalau butuh sesuatu tinggal panggil aku saja!" tukasku.

Wanita itu hanya meringis kesakitan. Hah, dasar banyak tingkah! Disuruh diam di kamar saja malah berkeliaran. Jangan-jangan dia mendengar semua percakapanku dengan ibu atau ....

.

.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kartini Ngurahray
ni yang aku males, lagi seru2 pake d kunci bab nya, otewe hapus aplikasi.
goodnovel comment avatar
Dian Arema
mantab.....mo lanjut gimana ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   84. Sebuah Akhir

    Season 2 Part 26"Mbak Anita, aku titip Bayu. Tolong jaga dan rawat dia dengan baik. Anggap saja dia sebagai anakmu. Aku percaya padamu, sekali lagi maaf aku merepotkanmu," ucap Viona sesaat sebelum masuk ke jeruji besi.Dia divonis bersalah dengan masa hukuman lima belas tahun penjara. Kulirik bocah kecil dalam gendonganku, aku trenyuh saat menatapnya. Di usia sekecil ini, ia harus ditinggal oleh ayah dan ibunya. Rasa kasihan muncul begitu saja. Ya, aku merasa kasihan, takutnya ia terlantar.Aku melirik lelaki yang berdiri di sampingku. Ia tersenyum."Ikuti saja kata hatimu."Hanya ucapan itu yang keluar dari bibirnya, membuat tekadku mantap untuk merawatnya layaknya anakku sendiri. Walaupun kedua orangtuanya pernah menyakitiku, tapi anaknya tidak bersalah. Mungkin ini ujian bagiku agar tetap bersabar.***"Dek, besok kakak akan resmi melamarmu bersama orang tua kakak. Setelah itu, kakak akan langsung mengurus pernikahan kita," ucapnya saat itu. Enam bulan sudah berlalu, ia masih sa

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   83. Dinyatakan bersalah

    Season 2 Part 25POV Viona"Maaf. Maafkan semua kesalahanku. Aku sudah berbuat jahat padamu.""Apa maksudmu, Mbak?""Aku ... Aku ..."Kuhela nafas dalam-dalam, untuk meringankan gejolak di dada. Baiklah, aku ingin berubah. Hukuman apapun akan kuterima. Aku sudah salah, jadi harus kupertanggungjawabkan ini semua. "Sebentar mbak, sepertinya pembicaraan ini cukup serius. Aku bawa Bayu ke kamar dulu."Aku memandanginya, Anita terlihat begitu tulus sayang sama Bayu. Tak lama, Anita kembali."Ada apa, Mbak?" tanyanya."Maafkan atas semua kesalahanku. Aku, aku yang sudah membuatmu celaka," sahutku sambil terisak."Apa kamu bilang?"Plaaakk!!Tiba-tiba, sebuah tamparan mendarat di pipiku. Kurasakan pipiku sangat panas, pedih dan perih."Kak, jangan kasar sama wanita. Kasihan, Kak." Kupegang pipi yang pasti sudah memerah ini. Lelaki itu yang sudah menamparku. Justru dia yang lebih marah dari pada Anita. Matanya nyalang menatap ke arahku."Duh, kamu ini terlalu baik, Dek! Wanita sejahat dia t

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   82. Tersiksa

    Season 2 Part 24POV VIONA"Viona sayang, cepat kau siap-siap," ucap Leo sambil mengedipkan mata genitnya."Mau kemana?""Kamu gak mau kan tertangkap polisi?""Maksudnya?""Sayang, polisi mulai mengejar kita. Apa kamu mau hidup di penjara?"Aku menggeleng perlahan. Dadaku berdegup lebih kencang. Entahlah selama beberapa hari ini hidupku tidak tenang, seperti dikejar-kejar oleh perasaan bersalah."Kita akan pergi keluar kota, luar pulau kalau bisa.""Beri aku waktu.""Baiklah, mulai besok kita akan pergi.""Tapi--""Ah iya satu lagi, sekarang kau sudah jadi milikku. Bercerailah dari suamimu. Terserah apapun alasanmu, kamu harus berpisah dengannya."Aku menunduk dalam. Kalau akhirnya seperti ini, aku tak mungkin mau mencelakai Anita. Yang kudengar kabar terakhir tentang Anita, dia lolos dari maut. Tapi kenapa polisi justru akan menangkapku? Yang bersalah disini adalah Leo, bukan aku. Kenapa kesialan terus menerus menghantuiku? "Bukankah dia tidak jadi mati? Kenapa polisi--""Polisi te

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   81. Kehilangan

    Season 2 Part 23POV AryaUntuk beberapa jeda, Anita menoleh ke arahku, tatapannya begitu sayu dan mendung."Kak, apa yang terjadi?" tanyanya pelan. Anita terlihat sangat lemah.Aku hanya tersenyum, belum berani mengatakan yang sejujurnya. Takut ia kembali shock.Tak lama, perawat datang bersama dokter jaga. Lalu memeriksa kondisi Anita. Kondisinya memang belum stabil, tapi sudah menunjukkan kemajuan."Kak, gimana keadaan ayah?" tanyanya kemudian.Deg. Bagaimana aku menyampaikan berita sebenarnya pada Anita. Haruskah kukatakan yang sejujurnya? Tapi aku takut kondisinya akan drop kembali."Tenanglah dek, ayahmu baik-baik saja. Kamu harus sehat ya, jangan pikirkan yang lain dulu."Anita mengangguk lalu tersenyum. Tiba-tiba ia meraba perutnya."Bayiku, mana bayiku...?! Mana bayiku?!" tanyanya histeris, saat menyadari kehilangannya."Sayang, tenanglah. Bayimu sudah tidak merasakan sakit lagi. Kamu kegugur--""Tidak, itu tidak mungkin! Aku tidak mungkin keguguran, Kak! Tolong kembalikan ba

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   80. Duka mendalam

    Season 2 Part 22"Paman tahu perasaanmu padanya. Kamu mencintai Anita, bukan? Paman merestui kalian. Tolong jaga Anita untuk paman--"Suaranya tertahan, tanpa terasa butiran bening jatuh di pipi keduanya. "Ya, Paman, pasti. Paman tidak usah khawatir, saya akan menjaga mereka dengan baik. Paman, cepatlah sembuh, agar bisa melihat pernikahan kami."Pak Rusdy tersenyum, kemudian ia pamit untuk tidur. Arya tak pernah menyangka kalau tidurnya adalah tidur untuk selamanya dan tak pernah kembali lagi."Innalilahi wa innailaihi roji'un--" ucap dokter saat ia memeriksanya.Semua hening, seolah tak percaya Pak Rusdy berpulang begitu cepat, padahal Anita pun belum sadar dari komanya.Fandi dan Bi Surwi menangis tergugu. Kehilangan orang yang sangat penting dalam hidup adalah menyakitkan.Arya menelepon beberapa orang kepercayaannya, untuk mengurus segala keperluan pemakaman Pak Rusdy.Para relasi, karyawan serta staff perusahaan ikut berbela sungkawa atas kepergiannya.***Sementara di balik je

  • Chat Mesra Di Nomor Suami   79. Kecelakaan

    Season 2 Part 21"Tentang perasaan kakak padamu. Kakak tahu ini tabu. Tapi---" ucapannya terhenti ketika melihat sosok laki-laki paruh baya itu datang mendekat."Lho kok pada diam? Lagi pada serius ngobrolin apa?" tanya Pak Rusdy.Mereka saling berpandangan. Tegang."Ah itu Paman ..." Arya melirik ke arah Anita yang tampak menggeleng pelan lalu menunduk dalam. Sepertinya ia tak setuju kalau Arya mengatakan yang sejujurnya. Ia takut sang ayah tidak setuju."Sini duduk dulu, Paman. Biar sekalian saya kupasin buahnya ya, hahaha ..." Arya mencoba mencairkan suasana. Pak Rusdy hanya tersenyum simpul lalu melirik putrinya yang sedari tadi diam."Menurut Paman gimana kalau ada laki-laki yang menyukai Anita dan melamarnya?" tanya Arya basa-basi sembari mengupas buah apel yang ada di tangannya."Memangnya siapa? Dia tidak dekat dengan siapapun kecuali kamu," sahut Pak Rusdy."Hahaha, ini kan misalnya ...""Paman tidak akan memaksa Anita lagi, semua terserah padanya. Kalau Anita suka, Paman ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status