Share

Chapter 21

Maya memandang layar ponselnya. Dia menghela napas berat. Tuntutan calon ibu mertua membuatnya ingin membanting ponsel. Apa sebagai anak, Handoko sama sekali tidak bisa memberi pengertian? Dadanya terasa sesak. Maya menekan nomor ponsel calon ibu mertuanya.

“Ibu, aku sudah lihat model-model gaunnya, tapi itu mahal sekali. Kalau misal yang skala 10 juta bisa, kan? Toh, dipakai hanya sekali. Lagipula tiga kali ganti baju.”

“Ya nggak bisalah. Tamu-tamu bakal tahu kalau itu gaun murahan. Jangan sampai kita malu.” Suara calon ibu mertuanya terdengar sewot.

“Tapi, Bu,”

“Ibu nggak mau tahu. Pokoknya harus pakai gaun dari desaigner pilihan ibu.”

Sambungan telepon langsung terputus. Dadanya semakin terasa sesak. Dia telungkupkan kepala di meja dengan tangan sebagai sandaran. Tidak mungkin meminta orangtuanya menjual tanah warisan lagi.

Air mata Ririn ikut mengalir. Disentuhnya lembut bahu tantenya. “Kalau memberatkan lebih baik dibatalkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status