Share

8. Jody Murka

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-11 19:26:51

“Maaf Jod.. apa yang terjadi tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Mas Kristo hanya ngobrol kerjaan.” Sarlita merasa serba salah. 

Tanpa banyak bicara, Jody tarik lengan Sarlita dan menyeretnya menjauh dari Kristo. Kristo hanya tercengang melihat perlakuan Jody pada Sarlita. 

Di dalam mobil, Jody tidak berkata sepatah kata pun. Dia memandang lurus ke depan dengan berbagai kekecewaan yang berkecamuk dibenaknya. 

“Jod.. aku salah, maafin aku ya..” Sarlita memelas pada Jody

“Udahlah.. nanti saja kita bicarakan, jangan salahkan aku kalau nanti aku selalu mencurigai kamu, Sar.”

Sarlita hanya bisa menitikkan airmata, posisinya memang sedang salah. Tidak ada pembelaan yang patut dia lakukan. 

Sampai di kosan, Jody langsung mencecar Sarlita dengan berbagai pertanyaan, 

“Seperti apa sih sebetulnya hubungan kamu dengan Kristo? Kok dari awal aku kenal kamu, dia sangat intens mendekati kamu?”

“Lho? Kan aku selalu terbuka sama kamu, Jod? Setiap ada job dari mas Kristo, kamu selalu tahu?”

Rahang Jody mulai mengeras, wajahnya pun memerah, “Soal jobnya aku tahu, Sar!! Tapi, hubungan dibalik itu yang aku tak tahu!!”

Sarlita merasa kalau Jody sedang mencari-cari kesalahannya. Dan itu merupakan siasatnya untuk melepaskan tanggung jawabnya. 

“Saat kamu mulai mendekati aku, kamu tidak mempersoalkan kedekatan ku dengan mas Kristo. Kenapa baru sekarang kamu persoalkan!!?” Sarlita pun meluapkan amarahnya. 

“Beda, Sar!! Sekarang kamu isteri aku, aku harus menjaga kehormatan kamu!!”

“Bullshit!! Kamu munafik, Jod!! Kamu sudah merenggut kehormatan aku, Jod!!”

Jody terhenyak karena ucapan Sarlita, di luar dugaannya kalau Sarlita akan mengungkit soal itu. Sarlita sangat sedih, karena Jody sudah merampas segalanya dari dirinya, bahkan kebebasannya. 

Jody mencoba untuk mengalah, dia tidak ingin Sarlita malah semakin tertekan perasaan. 

“Sar.. aku ini suami kamu, setidaknya kalau kamu mau jalan minta izin dulu sama aku.”

“Ajarkan aku untuk mempercayai kamu, Jod. Kamu sendiri selalu berbohong sama aku, apa aku harus selalu percaya sama kamu?”

Jody tidak menyangka kalau Sarlita sangat kritis dalam berpikir. Padahal selama ini di mata Jody Sarlita sangat lugu dan polos. Jody sampai kehabisan kata-kata menghadapi Sarlita. Namun, sedikitpun dia tidak ingin introspeksi diri. 

“Kamu tahu gak? Job dari mas Kristo itu sangat aku butuhkan, Jod! Hanya itu cara aku meringankan beban kamu.. Kan kamu tidak bekerja, Jod?”

“Sar.. Meskipun aku tidak bekerja, aku mampu menjamin kehidupan kamu dan anak kita.”

Sarlita tetap pada pendiriannya, dia tidak ingin hanya mengharapkan bantuan Jody yang bukan hasil jerih payahnya. Sarlita tetap ingin punya penghasilan sendiri, walaupun tidak seberapa. 

“Aku juga bisa hidup dari kiriman orang tua, Jod. Tapi, kita kan harus bisa mandiri dari sekarang. Sampai kapan kita hidup dari bantuan orang tua, Jod?”

Jody yang tidak pernah berpikir seperti itu, dia menganggap cara berpikir Sarlita sangat rumit. Dan Jody merasa tidak sefaham dengan Sarlita dalam hal itu. 

“Ke depan, aku akan berpikir seperti itu, Sar. Tapi, sekarang ini aku tidak mau rumit memikirkan hal itu. Sekarang aku cuma bisa hidupi kamu dari bantuan orang tuaku.”

Jody tetap bertentangan dengan prinsip hidup Sarlita. Dia tidak peduli Sarlita setuju atau tidak. 

“Kalau dipikir aneh juga ya? Kita ini sangat berbeda, tapi kita bisa dipersatukan.”

“Kenapa kamu baru persoalkan sekarang, Sar?”

“Ya.. karena baru sekarang kita bermasalah dalam hal ini. Dan aku baru tahu kalau kamu laki-laki tidak mau berpikir rumit.”

Jody merasa kalau Sarlita terus menyudutkannya, dia merasa tidak ada benarnya di mata Sarlita. Jody sudah tidak bisa berdalih apapun, dia serahkan pada Sarlita sepenuhnya. 

“Inilah aku, Sar... Suka tidak suka, kamu harus terima aku apa adanya.”

“Apa rencana kamu dengan pernikahan kita sekarang ini? Seperti apa kamu mau hidupi anak yang akan aku lahirkan nanti?”

“Kok kamu sepertinya gak yakin aku bisa hidupi anak kita, Sar?”

“Bukan tidak yakin, Jod!! Aku Cuma ingin tahu apa rencana kamu ke depan!!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cincin Perenggut Perawan   64. Perselingkuhan Tantrianus

    Kedua mahluk yang beda usia dan berlainan jenis itu berasyik-masyuk tanpa dibaluti sehelai benangpun, Windi memegang kendali. “Win.. ritmenya lebih lembut ya,” pinta Tantrianus yang di awal sudah menurun staminanya. Windi hanya menjawab dengan anggukan kepala sembari terus memacu laju gairahnya. Diantara dendam dan nafsu, Windi ingin melihat kebengalan ayah mantan kekasihnya. Belum sampai satu putaran Tantrianus sudah mencapai puncak pelepasan, Windi sangat kecewa. “Yah om.. kok nanggung gitu? Aku gimana dong?” gerutu Windi saat terpaksa menyelesaikan keintimanya. “Sorry Win, om memang sedang dalam stamina yang tidak bagus.” dalih Tantrianus ***“Maafkan Sarlita, Ma, situasinya memaksa Sarlita harus memilih cara itu.” Sarlita sadar apa yang dilakukannya adalah kesalahan. Mama Sarlita meminta agar Sarlita tetap memberitahukan Jody, walaupun hanya via telepon. “Izin suami itu penting Sar, tidak ada yang bisa kamu lakukan kalau suami kamu tidak izinkan!!” tegas Mama Sarlita“Aku

  • Cincin Perenggut Perawan   63. Sarlita Disalahkan

    Kedatangan Sarlita yang tiba-tiba di Bali menjadi pertanyaan Mamanya. Sehingga Sarlita dicecar berbagai pertanyaan, “Kok kamu gak kasih tahu Mama mau pulang? Tadi malam kan Mama telepon kamu? Kamu ada masalah apa Sarlita?” cecar Mama Sarlita “Ntar Sarlita jelaskan, Ma, jangan sekarang ya.. Sarlita baru sampai Nih.. “Sarlita terlihat sangat lelah, dia berusaha menahan perasan kecewa, juga kesedihannya. Setelah cipika-cipiki dengan Mamanya, Sarlita duduk di ruang tamu. Mama Sarlita duduk menjajari disamping Sarlita, “Mama curiga, Sar, kamu lagi ada masalah dengan Jody, ya? Jangan ada yang kamu sembunyikan, Sar.” ucap Mama Sarlita dengan lembutSarlita ceritakan pada Mamanya, bahwa setelah menerima telepon dengan Mamanya tadi malam dia bertengkar dengan Jody. Sarlita jelaskan juga, Jody semenjak sudah bekerja sikapnya banyak berubah. “Sekarang kamu percaya gak dengan apa yang Mama katakan? Kan Mama sudah ingatkan kamu, Sar?”“Mama benar, Sarlita tidak mendengarkan nasehat Mama. Tap

  • Cincin Perenggut Perawan   62. Sarlita ke Bali

    Hubungan Sarlita dan Jody kembali menegang. Keesokan harinya selepas Jody berangkat kerja, Sarlita telepon seseorang. Sarlita pesan tiket ke Bali dan minta diantar ke airport. “Mas.. tolong aku dulu ya, carikan tiket ke Bali hari ini. Kalau udah dapat, tolong antar aku ke airport.”Setelah terlibat pembicaraan yang cukup panjang, Sarlita mengakhiri sambungan pembicaraannya. Sarlita segera mengemas barang-barangnya, pikirannya begitu kalut. Situasi di rumah Jody saat itu sangat sepi, kesempatan itu digunakan Sarlita untuk meninggalkan rumah Jody. Agaknya, Sarlita tidak lagi memikirkan apakah perbuatannya tersebut salah atau benar. ***Menjelang siang di sebuah Mall, Windi terlihat asyik jalan sendirian sembari window shopping. Di sebuah gerai tanpa sengaja dia melihat Tantrianus yang sedang memilih kemeja dan dasi. Windi menyapa Tantrianus dengan sok akrab,“Hai om.. Jody gimana kabarnya?” tanya WindiTantrianus memandang Windi dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya, “Baik sih..

  • Cincin Perenggut Perawan   61. Jody Dihakimi

    “Emang kamu harus pulang malam setiap hari Jod? Kalau ada apa-apa dengan isteri kamu gimana?” Tantrianus tanyakan itu dengan baik-baik. “Ya.. habis gimana dong, Pa, kerja Jody memang seperti itu. Atau Jody fokus kuliah aja, gimana Pa?” Jody balik bertanya Tantrianus naik pitam mendengar jawaban Jody, “Terserah kamu Jod!! Silahkan kamu tentukan sendiri! Papa sudah capek nasehati kamu!!”Tantrianus tinggalkan Jody begitu saja, dia tidak peduli ada isterinya dan Sarlita di situ. Mama Jody membujuk Jody, “Jod.. kamu yang dewasa dong jawabannya, kok kamu selalu menjawab seperti itu dengan Papa kamu?”Sarlita tatap Jody yang sikapnya sangat cuek, Jody seperti tidak ingin disalahkan. Dia merasa bekerja itu bukanlah atas keinginannya. Sehingga merasa tidak punya beban. “Jody bingung, Ma, Papa selalu salahkan Jody. Sementara, Sarlita juga ingin Jody kerja.”“Kamu ini aneh ya.. Seakan-akan kamu gak punya beban hidup sama sekali! Kamu tahu gak kalau sekarang calon seorang ayah?”Jody hanya t

  • Cincin Perenggut Perawan   60. Tantrianus Kecewa

    “Kalau aku diposisi Kiano, aku sudah buang kamu, Jod! Kecuali kalau kamu sebagai lelaki simpanan aku.”Jody katakan kalau Cathrine beda dengan Kiano, menurutnya Kiano mau melakukan itu karena punya kedekatan dengan Sarlita. “Gini Cathrine, Kiano mau lakukan itu semua, karena dia dekat dengan isteri aku. Dengan begitu dia bisa aman dekat dengan isteriku.”Diam-diam ternyata Jody sudah tahu apa tujuan Kiano mau menerimanya sebagai karyawan. Jody tahu kalau Kiano punya hati terhadap Sarlita. Cathrine malah aneh dengan sikap Jody, “Kok kamu bisa tidak mempermasalahkan kedekatan isteri kamu dengan Kiano? Kamu sengaja jual isteri kamu pada Kiano, Jod?”Apa yang dikatakan Cathrine itu seperti menampar wajah Jody, “Aku tahu kalau hubungan mereka biasa aja, Cathrine, gak mungkin Kiano berani lebih dari itu.”“Wah! Sok tahu kamu, Jod! Aku ini wanita, aku tahu seperti apa perasaan seorang wanita. Kamu aja gak peduli sama isteri sendiri!!”***Kiano ingin tahu apa rencana Sarlita ke depan, mes

  • Cincin Perenggut Perawan   59. Jody Berubah

    Satu bulan kemudian Apa yang dikhawatirkan Tantrianus terhadap Jody benar-benar jadi kenyataan. Disamping bekerja dengan Kiano, Jody tetap menjalin hubungan dengan Cathrine. Jody rupanya sudah berubah selera, yang tadinya sangat terobsesi pada gadis perawan, sekarang malah takluk pada janda muda kinyis-kinyis. Sarlita kerap mengadu pada Kiano tentang rumah tangganya, “Dugaan aku gak salah Kiano, Jody semakin berubah sekarang. Padahal, kehamilanku sudah masuk pada bulan ke 6.”Cerita Sarlita pada Kiano ssat mereka bertemu di sebuah tempat, dipinggiran dermaga pada sebuah danau nan indah. “Sar.. biarin aja dia seperti itu, justeru itu yang akan menjadi alasan aku minta kamu dari dia nantinya.”Sarlita keberatan dengan cara Kiano itu, dia ingin situasi seperti itu tidak dijadikan alasan Kiano merebut Sarlita dari Jody. “Aku rasa jangan karena alasan itu, Kiano, aku tidak ingin Jody berpikir kita sengaja merencanakannya.”Kiano tetap berusaha menjaga sikapnya terhadap Sarlita, dia ti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status