Share

Pertemuan Bikin Penasaran

Perjalanan menuju sekolahan sekitar 15 menit. Bus sudah sampai di halte samping sekolah.

"Sekolah turun sekolah turun," Ucap sang kondektur dengan satu tangan yang melambai dan yang satunya meminta bayaran pada penumpang.

Lita pun ikut turun bergantian dengan beberapa siswa yang naik bus itu.

"Ini bang Asep uangnya," ucap Lita sambil menyodorkan uang lima ribu rupiah ke kondektur

"Iya neng, makasih," sahut Asep sambil mengedipkan sebelah matanya

Lita melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa-gesa, karena risih dengan tingkah Asep barusan. Dia sudah mengenal Asep sejak duduk dibangku menengah pertama karena sering naik bus yang di kondekturi oleh Asep tersebut. Memang Lita akui tampang Asep sedikit ganteng, tapi dia justru risih dengan Asep karena sering menggodanya bahkan penampilannya pun mirip preman-preman pasar. Bahkan beberapa cewek juga sering Lita lihat digoda oleh Asep.

"Iihhh dasar cowok gemblung," ucap Lita sambil memonyongkan bibirnya

"Apa loe bilang? gemblung? Siapa yang gemblung? Maksud loe gue ha?" Sahut seorang pemuda yang berdiri tepat dibelakang Lita

Lita pun menoleh kebelakang, tanpa sadar dia hanya diam mematung sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. Oh my God, ini cowok tampan banget sih, mata hidung bibir bentuk tubuhnya, auhh mirip artis Chiko Jerikho dan wangi parfumnya maskulin banget sih, terus jantung gue kenapa lompat-lompat kaya kelinci gini sih, batin Lita saat itu.

"Heehh, kenapa loe diem," ucap pemuda yang berperawakan atletis dan berwajah tampan itu. Lita masih diam mematung dan senyum-senyum sendiri.

"Hei hello gue bicara sama loe," ucap pemuda itu lagi sambil mengerakan tangan didepan muka Lita. Dan ya Lita belum sadar kalo dia diajak bicara. Pemuda itu pun memilih pergi menuju ke kelasnya dan meninggalkan Lita yang masih mematung seperti manekin.

'Dasar cewek aneh, diajak bicara malah senyum-senyum sendiri, apa dia kerasukan ya?, Secara sekolah ini memang angker' batin pemuda itu.

Sementara Lita yang masih mematung tiba-tiba kaget karena ada tangan yang menepuk pundaknya, seketika dia berbalik ke belakang.

"Loe apaan sih Cit, bikin gue kaget aja," ucap Lita dengan sedikit cemberut pada sahabatnya itu

"Loe yang apaan? Lagi ngapain loe melamun sambil bengong kek orang kerasukan di depan kak Rendra?" Sahut Citra

Oh namanya Rendra to, batin Lita.

"Gue nggak ngapa-ngapain kok, kaget aja loe tiba-tiba ada di sini," jawab Lita sedikit kikuk

"Alah bilang aja loe naksir kak Rendra, secara loe sampai ngences gitu ngeliatin kak Rendra kok," ucap Citra

"Masa cit, gue ngences ya,, aduh gimana dong, beneran gue ngences cit?" Sahut Lita dengan mengusap bawah bibirnya

"Hahaha," balas Citra dengan tertawa membahana sampai semua siswa yang ada di lorong menuju kelas mereka terheran-heran karena tingkah laku mereka berdua.

Dasar Citra bikin malu aja, batin Lita sambil berlalu mengejar Citra sampai ruang kelas.

Ya Lita dan Citra Mayazara atau akrab dipanggil Citra itu memang bersahabat sejak dari masih sekolah dasar. Mereka bahkan sering menghabiskan waktu bersama dengan menginap di salah satu rumah mereka. Bahkan mereka sudah seperti kakak dan adik saja atau bahkan sudah seperti Tom and Jerry karena sering beradu mulut tentang hal-hal yang konyol.

~~~

Mereka sudah sampai di dalam kelas, Lita dan Citra duduk dibangku depan berhadapan dengan meja guru, sementara murid yang lain masih riuh berbincang basa basi tentang asal usul mereka. Hari ini hari pertama mereka mulai pelajaran.

"Selamat pagi anak-anak," sapa seorang guru berpawakan tegap berjalan dari depan pintu menuju ke meja guru.

"Selamat pagi pak guru," jawab semua murid dengan serempak

Pak Aby pun berdiri dan memberi sambutan.

"Oke, hari ini adalah hari pertama kita berjumpa dan memulai perlajaran. Sebelumnya kita akan berkenalan terlebih dahulu, perkenalkan nama bapak Abymana Prasetya kalian bisa panggil bapak dengan sebutan Pak Aby dan saya adalah guru mata pelajaran kejuruan Akuntansi yang merangkap sebagai wali kelas kalian dikelas X AK1 ini dan sekarang saya akan mulai mengabsen kalian satu persatu," ucap Pak Aby

"Baik Pak," jawab semua murid dengan kompak

Acara absen mengabsen pun dimulai, satu persatu murid mulai mengenalkan dirinya masing-masing, begitu pun dengan Lita dan Citra. Setelah selesai mengabsen Pak Aby memberi mereka jadwal pelajaran dan membuat susunan pengurus kelas, baru setelahnya memulai pelajaran kejuruan.

"Pengumuman, pengumuman untuk semua murid kelas X harap berkumpul di lapangan upacara untuk pembinaan acara kemah api unggun," tiba-tiba terdengar suara nyaring dari speaker yang berasal dari gedung aula.

"Baik murid-murid, cukup sampai disini perjumpaan kita lusa kita jumpa kembali dan silahkan kalian segera berkumpul di lapangan," Pak Aby mengakhiri mata pelajarannya kemudian keluar dari ruang kelas.

"Baik Pak," sahut para murid seraya berdiri dan berlalu menuju lapangan

Sementara Lita dan Citra masih duduk dibangku masing-masing. Mereka terlihat malas menuju ke lapangan karena terik matahari yang begitu panas sehingga terasa sampai ruang kelas mereka.

"Ayo Lit," ajak Citra yang berdiri dari kursinya sambil menggandeng tangan Lita

"Gue males cit, loe kan tahu gue paling ogah panas-panasan, kulit gue aja masih gosong gara-gara MOS kemarin masa sekarang mau dibikin tambah gosong lagi sih, males gue ah," cerocos Lita pada Citra

"Loe lebay banget sih,,baru juga kulit belum hati loe yang gosong Lita!" jawab Citra dengan sedikit mengejek

"Udah ah, ayo..keburu dimulai tuh acara," ucap Citra lagi sambil sedikit berlari mengandeng tangan Lita

"Woey kalem ngapa sih loe cit, sakit nih tangan gue," ucap Lita sambil mengikuti langkah Citra

Di lapangan sudah berkumpul semua murid kelas X, dari kelas kejuruan Akutansi dan kejuruan Otomotif. Sekolah yang terbilang masih baru itu hanya mempunyai dua kejuruan saja tapi nyatanya menjadi salah satu sekolah terfavorit di kotanya karena segudang prestasi yang diukir oleh beberapa murid. Sementara para murid sudah berkumpul para guru pembina Pramuka berjajar rapi di bawah tiang bendera dan disamping kanan barisan para pembina terlihat beberapa anggota penegak.

Kepala sekolah pun langsung menginstruksi pada para anggota penegak untuk merapikan barisan. Kemudian kepala sekolah mengenalkan satu persatu pembina Pramuka di sekolah tersebut. Ada Bu Rena, Bu Liyu, Pak Bara, Pak Jiyo, dan terakhir tentu saja ada Pak Aby di sana sebagai pembina Pramuka. Kepala sekolah pun memberi pembinaan kepada murid-murid barunya bahwa Sabtu malam minggu besok akan diadakan Perkemahan Pramuka di salah satu bumi perkemahan di kota itu. Sementara para anggota penegak membagikan brosur yang berisi data barang-barang yang harus dibawa saat pelaksanaan berkemah.

Disisi lain Lita dan Citra malah asyik mengobrol kesana-kemari tanpa mendengarkan bimbingan dari guru mereka.

"Heh kalian, dilarang mengobrol saat ada pembinaan," Ucap Rendra dengan tiba-tiba sambil mengulurkan brosur pada Lita dan Citra

"Iya kak, maaf," Sahut Citra ketika menerima brosur dari Rendra

"Heh Lit, ngapain loe ngelamun lagi?" tanya Citra yang menyenggol tangan Lita dengan sikunya

'Oh pangeran gue, kenapa ada di sini dan dia...' Batin Lita dan lamunannya pun buyar karena disenggol Citra.

"Eh cit, loe kenal dia sejak kapan?" tanya Lita pada Citra sambil memajukan dagunya ke arah Rendra.

"Sejak orok Lit, dia kan tetangga gue, Anaknya mendiang om Pras Sasongko dan Tante Wina Natalia Sasongko," sahut Citra

"Masa sih, gue kok nggak pernah lihat tuh anak kalo tetangga loe, gue kan sering nginep di rumah loe, apa dia hantu cit?" balas Lita yang penasaran dengan sosok bernama Rendra

"Mana ada hantu nongol di siang bolong Lita sayang, yang ada hantunya takut sama loe Lit... hahaha," Citra menjawab pertanyaan Lita dengan tertawa begitu keras sehingga beberapa murid dan pembina memperhatikan mereka berdua

"Ssstt, diam," ucap Rendra dengan meletakkan jari telunjuk dibibirnya

Gue masih penasaran sama ini cowok, kok gue baru tahu ya Citra punya tetangga setampan ini, batin Lita.

Akhirnya Lita dan Citra pun memilih diam dan mengikuti pembinaan dari kepala sekolah sampai selesai. Setelah selesai pembinaan semua murid dibubarkan untuk pulang ke rumah masing-masing karena jam sudah menunjukkan jam pulang sekolah. Sementara Lita yang berniat untuk melangkahkan kakinya mengikuti Citra yang sudah beberapa langkah berjalan pergi dari lapangan itu, tiba-tiba dia merasa terhuyung kepalanya terasa berat pusing dan semua yang terlihat terang berubah menjadi gelap seketika.

Brruuukkk

"Lita!" pekik Citra ....

...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status