Share

Pertemuan Bikin Penasaran 2

"Lita..," pekik Citra. Citra pun berlari menuju tempat Lita jatuh.

Semua orang yang masih ada di lapangan langsung menoleh kearah tubuh ramping itu jatuh, seketika Rendra yang tidak jauh dari Lita langsung membopong tubuh itu menuju ke UKS, sementara Citra mengikuti Rendra dari belakang. Setelah sampai di dalam UKS Rendra meletakkan tubuh Lita di salah satu kasur yang ada di dalam ruangan itu.

"Kak Rendra, bagaimana dengan Lita?" Tanya Citra pada Rendra.

"Nanti biar di cek dulu sama Bu Nana ya Cit, kamu nggak usah khawatir," sahut Rendra.

Kemudian petugas UKS yang diketahui Citra bernama Bu Nana itu langsung memeriksa Lita. Sementara Citra dan Rendra duduk menunggu di sofa dalam ruangan itu. Tidak ada sepatah kata pun yang mereka ucapkan, hanya hening.

"Kak, makasih ya udah nolongin Lita," ucap Citra memutus keheningan.

"Iya Cit, sama-sama. Kalo gitu aku pulang dulu ya Cit," jawab Rendra sambil berlalu meninggalkan ruang UKS.

"Iya kak, loh Pak Aby?" ujar Citra yang melihat Pak Aby masuk kedalam UKS.

"Bagaimana keadaan murid saya Bu?" tanya Pak Aby memastikan kondisi Lita pada Bu Nana.

"Murid bapak kecapean, dan dia juga sedikit demam Pak jadi pingsan begini, nanti saya siapkan obat penurun demamnya," jawab Bu Nana yang masih memeriksa suhu serta denyut nadi Lita.

"Ck, nyusahin aja nih anak. Gimana nanti pulangnya coba?" gerutu Citra yang sudah berada di samping Pak Aby.

"Huuss, jadi teman tidak boleh begitu. Temannya sedang sakit juga, nanti biar saya antar pulang sekalian sama kamu juga, saya ini wali kelas yang bertanggung jawab," cerocos Pak Aby di depan muridnya itu.

"Iya Pak, makasih," balas Citra yang hanya di jawab anggukan oleh Pak Aby.

"Ini obatnya Pak, biarkan dia istirahat dulu, setelah siuman beri dia makan dan kasih obatnya," Ucap Bu Nana sambil menyerahkan obat demam pada Pak Aby.

"Saya permisi dulu," sambung Bu Nana meninggalkan ruang UKS.

"Iya Bu, terimakasih," balas Pak Aby.

~~~

Pov Lita

Aduh kepalaku berat banget rasanya, dan aku ada dimana, perasaan tadi aku dilapangan deh. Aku pun bangkit dari kasur yang sudah tidak empuk lagi ini dan duduk ditepi ranjang karena kepalaku masih nyut nyutan sambil mnegedarkan pandangan melihat sekeliling sekitar ternyata ini di UKS.

"Udah bangun?" Tiba-tiba Pak Aby mengagetkan ku.

"Saya nggak tidur Pak, kepala saya pusing," aku menjawab sekenanya.

"Kamu itu pingsan dari tadi," balas Pak Aby yang berjalan ke arahku dengan begitu gagahnya.

Ini ngapain Pak Aby ada disini juga, oh iya aku baru ingat beliau kan wali kelasku, jadi beliau yang bawa aku kemari, tapi Citra kemana sih masa ninggalin aku sendirian disini batinku, sambil memperhatikan wajah Pak Aby yang ternyata masih tergolong muda sebagai seorang guru, aku rasa nggak terpaut begitu jauh usianya dengaku. Dan pangeran indamanku kemana dia kok nggak nolongin aku pas pingsan, batinku lagi sambil ku tekuk wajahku didepan Pak Aby.

"Kenapa mukanya ditekuk gitu? Masih pusing atau laper, sebentar lagi teman kamu kesini, tadi saya suruh ke kantin cari makanan buat kamu karena kamu harus minum obat," Kata Pak Aby sambil memberikan dua butir obat padaku.

"Iya pak laper, makasih." Aku menerima obat itu sementara Pak Aby beralih menuju sofa yang ada di ruang UKS ini.

"Pak Aby kenapa belum pulang," aku bertanya pada Pak Aby saat beliau mendaratkan tubuhnya di sofa empuk itu lagi.

"Pak Aby yang akan mengantarkan kita pulang Lit." Citra menjawab pertanyaan ku pada Pak Aby sambil masuk ke dalam UKS dan menenteng kresek yang ku pastikan itu berisi makan.

"Tapi kita bisa pulang sendiri kan Cit," kesahku pada Citra.

"Gue nggak mau loe pingsan lagi, lagian loe masih sakit Pak Aby wali kelas kita beliau mau bertanggung jawab memastikan muridnya baik-baik saja," jawab Citra kemudian memberikan satu bungkus nasi dan lauknya padaku.

"Tapi cit..."

"Udah makan dulu biar ada tenaga dan jangan lupa obatnya diminum Lit."

"Iya bawel, kaya ibu gue aja loe Cit."

"Hahaha biarin dah gue kaya ibu loe, asal loe nggak sakit lagi."

"By the way tolong ambilin tas gue dikelas dong Cit."

"Tuh, udah gue ambil sekalian ke kantin tadi." Citra menujuk tas ransel milikku yang diletakkan di sofa sebelah Pak Aby duduk

Kini baru aku sadari

Cinta bisa hadir

Tanpa disadari

Dengan perlahan

Tapi pasti

Merasuk di jiwa ini

Tiba-tiba terdengar nada dering ponsel milikku, lagu milik Ari Lasso "Seandainya"

Panggilan itu terputus karena aku tidak mengangkat panggilan itu, dan lagi terdengar sepintas lagu itu untuk yang kedua kalinya.

"Ponsel siapa itu, kenapa tidak dijawab," ucap Pak Aby yang masih serius dengan ponsel miliknya.

Aku pun turun dari ranjang dan mengambil ponsel milikku tapi ternyata panggilan itu sudah terputus lagi. Ku daratkan tubuhku di sofa seberang Pak Aby untuk menjaga jarak.

Thing

Ada pesan masuk di aplikasi berwarna hijau milikku, ku urungkan meletakkan kembali ponselku ke dalam tas, kemudian aku membacanya.

Arka

[Lit, katanya tadi kamu pingsan di sekolahan, bagaimana keadaanmu? aku jemput ya pulangnya]

'Darimana Arka tahu kalo aku pingsan' batinku sembari melirik ke arah Citra

"Apa Lit?" Citra yang masih mengunyah makanannya berlagak tidak tahu dengan mengangkat sedikit bahunya

[Aku tidak apa-apa Ar, makasih sudah mau jemput, aku pulang bareng Citra]

Ku klik tombol send

Thing, notif pesan masuk lagi

[Ya udah hati-hati, nanti aku kerumah kamu]

Aku tidak membalas pesan Arka lagi, Arka adalah sahabatku juga sama seperti Citra bedanya aku dan Arka mulai bersahabat sejak kita sama-sama dalam satu organisasi OSIS SMP, saat itu Arka sudah kelas 3 dan aku kelas 2 sementara Citra yang satu kelas denganku tidak suka mengikuti kegiatan-kegiatan dalam organisasi. Ku letakan kembali ponsel milikku ke dalam tas.

"Ayo pak, kita pulang," ku ajak Pak Aby dan tentunya Citra yang sudah selesai melahap makanannya.

"Kamu sudah mendingan?" Pak Aby bertanya sembari memasukan ponsel miliknya.

"Sudah Pak."

"Ya sudah kalian tunggu di depan gerbang, saya ambil mobil dulu di parkiran," Pak Aby memberi perintah kemudian berlalu menuju parkiran.

Aku dan Citra menyusul Pak Aby keluar dari ruang UKS menuju gerbang sekolah untuk menunggu mobil Pak Aby. Lima menit kemudian mobil Pak Aby datang, mobil sport berwarna hitam mengkilap itu berhenti didepan ku, Pak Aby membuka pintu belakang untuk aku dan Citra. Kami berdua pun masuk kedalam mobil, kemudia Pak Aby melajukan mobilnya. Didalam mobil terasa hening, aku memilih diam sedangkan Citra asyik dengan ponselnya, sementara Pak Aby fokus pada arah jalan.

"Rumah kalian dimana?" Pak Aby bertanya pada kami berdua memecah keheningan saat mobil sudah memasuki jalan raya.

"Saya turun didepan super market Place ya Pak," jawab Citra yang masih asyik dengan olahraga jempolnya.

"Kalo kamu Lita?" tanya Pak Aby padaku dengan sedikit melirikku dari kaca spion yang mengarah ke bangku belakang didalam mobil sport ini.

"Ah saya berhenti di halte, TM 4 saja pak"," ku jawab dengan sedikit kikuk karena sudah merepotkan wali kelasku ini.

"Loh rumah kamu jauh, kok berhenti di halte." Pak Aby bertanya lagi.

"Tidak pak, rumah saya masuk kedalam gang Cemara di depan halte itu," jawabku singkat

Pak Aby akhirnya tidak menjawab, beliau fokus mengemudi lagi. Tidak beberapa lama Citra pun turun di tempat yang dituju olehnya, sematara aku dan Pak Aby melanjutkan perjalanan. Hari sudah sore dan jalanan pun macet karena banyak pegawai pabrik disekitar sekolahanku yang pulang bekerja. Ah kepalaku pening lagi, batinku sembari memijat pelipis berulangkali. Akhirnya aku memilih memejamkan mataku untuk menghilangkan rasa pening ini sembari menunggu kemacetan berlalu. Tidak terasa aku pun terlelap, mungkin karena kecapekan juga.

~~~

Pov Author

15 menit berlalu mobil sudah melaju dan sampai di halte

"Lita!" Seru Pak Aby memanggil Lita, tapi nyatanya Lita masih terlelap dalam tidurnya. Akhirnya Pak Aby membelokan mobilnya ke arah gang Cemara, didalam gang itu hanya terdapat beberapa rumah minimalis namun elite, Pak Aby yang tidak tega untuk membangunkan Lita pun akhirnya bertanya pada seorang ibu-ibu yang sedang menyapu dihalaman rumahnya. Pak Aby memberhentikan mobilnya sebentar.

"Maaf bu, saya mau tanya, dimana rumah saudari Jelita Arthamania Pramono."

"Oh disebelah sana Pak, rumah dengan cat warna hijau muda," jawab ibu tersebut.

"Baik bu, terimakasih," balas Pak Aby yang melajukan mobilnya kembali.

Sampai dirumah yang disebutkan ibu-ibu tadi Pak Aby memberhentikan mobilnya dan keluar kemudian membuka pintu belakang.

"Lita, bangun! Sudah sampai dirumah kamu ini," Pak Aby menepuk-nepuk bahu Lita untuk membangunkannya.

"Ah iya Pak, maaf saya ketiduran."

"Ya sudah tidak apa-apa, ayo keluar!"

"Iya Pak," Lita pun keluar dari dalam mobil sport milik Pak Aby.

"Ayo pak mampir dulu!" Ajak Lita pada Pak Aby.

"Baiklah, saya akan menjelaskan pada orang tua kamu, kenapa kamu pulang terlambat," Pak Aby mengekori Lita yang sudah didepan pintu masuk rumahnya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum.. Lita pulang!"

"Wa'alaikumssalam, sudah pulang sayang,, kenapa pulangnya terlambat," jawab Hastina, ibu Lita sembari membuka pintu rumah.

"Loh nak Aby?" Hastina terlihat terkejut saat melihat Aby bersama Lit.a

'Nak Aby? Tunggu, tunggu, jadi ibu kenal sama Pak Aby?' Batin Lita.

...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status