Share

Chapter 18

Sekali lagi Adra gagal. Percobaan keduanya pada salah satu pasien itu sia-sia saja. Sebenarnya sang dokter tak terlambat, bahkan dia sempat melakukan operasi darurat. Namun hasil akhirnya tetap sama seperti yang sudah Adra lihat. Pasien itu tak tertolong.

Adra frustasi. Dia terduduk menyedihkan di bangku taman rumah sakit bersama kepulan asap rokok. Jika memang takdir tak bisa diubah, maka kenyataan yang pahit harus dia terima untuk kedua kalinya. Kehilangan Ilya, mampu kah dia melepasnya pergi. Tentu sangat sulit, membayangkannya saja sudah cukup menyakitkan.

Adra menghembuskan asap rokoknya, lalu terbawa terbang oleh angin. Daun-daun kering pada pohon di dekatnya berguguran. Terlihat rapuh dan tak berdaya, seperti keadaannya saat ini. Mau bagaimana pun, takdir tetaplah takdir. Andai saja dia tak memiliki mata kutukan itu, mungkin hidupnya tak akan seperti ini. Memahami dan membagi perasaan pada orang lain bukanlah hal yang mudah, bahkan pe

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status