Home / Urban / Cinta Di Ujung Botol / Siapa Yang Harus Ku Percaya

Share

Siapa Yang Harus Ku Percaya

Author: Grafz23
last update Last Updated: 2025-05-05 10:00:31

Pagi itu, Andini terbangun perlahan.

Dia masih bersandar dalam pelukan Rio, tubuh mereka terbalut kehangatan yang kontras dengan udara dingin yang merayap dari mulut gua.

Kabut tipis melayang di udara, membentuk bayangan samar di luar sana. Suara tetesan air embun jatuh dari batu-batu di langit-langit, menciptakan irama pelan yang terasa hampir romantis — jika saja situasinya tak begitu berbahaya.

Tiba-tiba, suara teriakan menggema di kejauhan.

"Alinda... sepertinya mereka di dalam mulut gua!" Suara Reynold—panik, mengancam—menggetarkan dinding batu.

Andini membeku, lalu dengan cepat menggoyangkan tubuh Rio. "Rio... bangun. Rey dan Alinda... mereka mencari kita," bisiknya tergesa, nadanya d

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta Di Ujung Botol   Ancaman Dalam Bayangan

    Malam itu mereka menuju Lorentz Base, tempat dimana Rio akan memulai kembali semuanya tapi dengan bisnis yang lebih mendebarkan.Tempat ini merupakan persembunyian Damien sebelum dia mendekam di penjara.Debu beterbangan setiap kali langkah mereka menginjak lantai beton yang retak. Bau logam tua dan oli sangit menyusup ke hidung Rio, membangkitkan ingatan lama yang tak diundang.Viktor berjalan di depan, membuka gerbang baja dengan suara berderit nyaring."Selamat datang kembali di sarang Damien," gumamnya dingin.Rio melangkah masuk. Matanya menyapu sekeliling — dinding dengan bekas peluru, tangga spiral berkarat, dan peta strategi berjamur yang masih tergantung di dinding, penuh coretan merah."Dulu Damien memulai semuanya dari tempat ini

    Last Updated : 2025-05-05
  • Cinta Di Ujung Botol   Sosok Itu Muncul

    Dua anak buah Viktor menyeret Andini dengan kasar menyusuri lorong sempit. Lampu gantung di langit-langit berayun pelan, memantulkan cahaya kuning kusam ke lantai beton yang lembap. Di ujung lorong, pintu baja terbuka perlahan dan interogasi pun dimulai.Andini dijatuhkan ke kursi logam, tangan terikat ke belakang. Nafasnya pendek. Matanya liar.Rio duduk menyamping, diam. Luka di pelipisnya masih merah, tapi sorot matanya lebih tajam dari sebelumnya. Di sisi lain ruangan, Kayla mondar-mandir seperti singa betina yang dikurung.Viktor berdiri menghadap dinding monitor, memutar ulang rekaman ledakan gudang senjata. Suaranya pelan, tapi penuh tekanan. “Ini bukan kebetulan. Seseorang tahu lokasi kita. Tahu rencana kita.”

    Last Updated : 2025-05-06
  • Cinta Di Ujung Botol   Sabotase Dari Dalam

    Langkah Viktor bergema saat menghampiri Rio. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya gelap. "Kita bertemu Damien. Sekarang," katanya datar, tanpa embel-embel penjelasan.Di halaman depan, iring-iringan kendaraan sudah menunggu. Mesin-mesin menderu pelan, seperti binatang buas yang menahan diri untuk tidak menyerang duluan.Kayla muncul dari belakang, mengenakan jaket hitam dan menenteng tablet. Matanya terus bergerak, membaca situasi."Viktor, kau yakin malam ini tak akan jadi malam terakhir kita?" tanya Kayla suara rendah, menahan keresahan"Jika Damien bicara, kita bergerak. Jika dia diam… berarti kita sudah mati sebelum sempat mulai." jawab Viktor tak menoleh, naik ke kursinya)

    Last Updated : 2025-05-06
  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Sistem

    Rio mengendap, mencoba mengintip melalui jendela kecil yang terlalu tinggi untuk dijangkau. Ia berjinjit, mencari sudut pandang lebih baik.“Aku sudah kirim semua file yang kau minta. Sekarang tinggal kirim uangnya ke rekeningku,” ujar suara terdistorsi dari alat pengubah suara. Rio tak bisa mengenali siapa, tapi pria yang berdiri di balik kendaraan itu…wajahnya tak asing. Rio mengenalnya. Sangat.Ia segera mundur. Harus pergi sebelum Viktor atau anak buahnya menyadari.Saat keluar dari celah itu, dari kejauhan Alinda melihatnya. Tatapannya kosong. Ia hanya memutar koin di tangan kanan, pura-pura tak melihat.

    Last Updated : 2025-05-07
  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Dari Luar

    Alinda melangkah cepat, membuntuti Nadia menuju ruang interogasi."Apa yang kau sembunyikan di sakumu, Nadia?" tanyanya dingin, matanya mengawasi gerak tangan gadis itu.Nadia menoleh tajam. "Kenapa kau terlihat gelisah? Atau... kau yang sebenarnya menyimpan sesuatu dari kami?" tatapannya lurus menusuk.Langkah Alinda melambat. Tangannya perlahan merogoh sesuatu dibalik tubuh, menggenggam pisau yang kini terangkat setengah ke udara—siap menebas kapan saja."Syukurlah..." suara Rio terdengar dari dalam ruangan. Tubuhnya muncul dari balik pintu. "Aku perlu bicara denganmu. Dan juga Viktor." Suaranya datar, tapi tegas. Ia melirik Nadia, lalu memberi isyarat agar masuk bersamanya.

    Last Updated : 2025-05-07
  • Cinta Di Ujung Botol    Mata-Mata Rival

    “Kau tidak bisa melakukan ini padaku, Kayla!” seru Alvin. Tangannya terangkat tinggi, matanya terpaku pada jemari putrinya yang gemetar di pelatuk.“Jangan paksa aku, Ayah.” Kayla menggeleng pelan. “Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Dan aku tidak akan jatuh lagi ke dalam perangkapmu.”Pelatuk itu mulai bergerak.Perlahan, Alvin meraba sisi pintu, membukanya, lalu turun dari kendaraan.“Di luar sana, dunia tak sebaik yang kau bayangkan,” ucapnya, suaranya pelan namun menusuk. “Kau pikir aku monster? Tunggu sampai mereka yang kau lindungi menunjukkan wajah aslinya.”“Aku siap.” Kayla menatapnya da

    Last Updated : 2025-05-08
  • Cinta Di Ujung Botol   Game Changer

    "Aku bilang berhenti!"Rio melepaskan tembakan peringatan ke udara.Bang!Suaranya menggema di antara gedung-gedung kosong. Tapi Alinda terus berlari, matanya tertancap pada SUV hitam yang bergerak pelan—sengaja menunggunya.Boom!Granat meluncur dari kejauhan. Mobil pendukung Alinda terlempar ke udara, berubah menjadi bola api raksasa."Sial!"Alinda menggeram, melihat sosok bersenjata berat di atap bangunan—anak buah Viktor."Tunggu, Alinda!"Rio berlari lebih kencang. Jarak mereka semakin dekat setelah Alinda terjatuh akibat ledakan.Alinda menyelip masuk bangunan tua di samping Lorentz Base. Tubuhny

    Last Updated : 2025-05-08
  • Cinta Di Ujung Botol   Rio Dan Andini

    Hingar bingar musik di malam itu begitu menggelegar, memekak di telinga. Para wanita berpakaian seksi tengah bergoyang berpasangan sambil memegang minuman di tangan kanannya. Liuk tubuh seksi wanita berusia 21 tahun itu tengah menggoda mata seorang pria yang ada di hadapannya."Ayolah Rio, bawa saja dia ke atas," bisik Reynold "Kau gila Rey! malam ini aku harus pulang," timpal RioPria 40 tahun itu hanya menggelengkan kepala mendengar celotehan sahabatnya, yang terus menggoda agar dia mau membawa wanita yang ada di hadapannya itu ke kamar hotel."Apakah kau tidak melihat sesuatu yang indah dalam diriku?" goda wanita yang ada di hadapan Rio sembari mendekatkan wajahnya."Siapa yang tidak suka dengan keindahan wajah yang kau miliki, Andini!" bisik Rio. Lalu dia meraih tubuhnya sambil mengikuti irama musik yang mengiringi.Andini terlihat sangat menikmati malam itu, kebersamaanya dengan Rio selalu saja membuat Andini lupa diri bahkan hingga tak sadarkan diri. Tubuh kecil nya itu selalu

    Last Updated : 2025-01-10

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Botol   Game Changer

    "Aku bilang berhenti!"Rio melepaskan tembakan peringatan ke udara.Bang!Suaranya menggema di antara gedung-gedung kosong. Tapi Alinda terus berlari, matanya tertancap pada SUV hitam yang bergerak pelan—sengaja menunggunya.Boom!Granat meluncur dari kejauhan. Mobil pendukung Alinda terlempar ke udara, berubah menjadi bola api raksasa."Sial!"Alinda menggeram, melihat sosok bersenjata berat di atap bangunan—anak buah Viktor."Tunggu, Alinda!"Rio berlari lebih kencang. Jarak mereka semakin dekat setelah Alinda terjatuh akibat ledakan.Alinda menyelip masuk bangunan tua di samping Lorentz Base. Tubuhny

  • Cinta Di Ujung Botol    Mata-Mata Rival

    “Kau tidak bisa melakukan ini padaku, Kayla!” seru Alvin. Tangannya terangkat tinggi, matanya terpaku pada jemari putrinya yang gemetar di pelatuk.“Jangan paksa aku, Ayah.” Kayla menggeleng pelan. “Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Dan aku tidak akan jatuh lagi ke dalam perangkapmu.”Pelatuk itu mulai bergerak.Perlahan, Alvin meraba sisi pintu, membukanya, lalu turun dari kendaraan.“Di luar sana, dunia tak sebaik yang kau bayangkan,” ucapnya, suaranya pelan namun menusuk. “Kau pikir aku monster? Tunggu sampai mereka yang kau lindungi menunjukkan wajah aslinya.”“Aku siap.” Kayla menatapnya da

  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Dari Luar

    Alinda melangkah cepat, membuntuti Nadia menuju ruang interogasi."Apa yang kau sembunyikan di sakumu, Nadia?" tanyanya dingin, matanya mengawasi gerak tangan gadis itu.Nadia menoleh tajam. "Kenapa kau terlihat gelisah? Atau... kau yang sebenarnya menyimpan sesuatu dari kami?" tatapannya lurus menusuk.Langkah Alinda melambat. Tangannya perlahan merogoh sesuatu dibalik tubuh, menggenggam pisau yang kini terangkat setengah ke udara—siap menebas kapan saja."Syukurlah..." suara Rio terdengar dari dalam ruangan. Tubuhnya muncul dari balik pintu. "Aku perlu bicara denganmu. Dan juga Viktor." Suaranya datar, tapi tegas. Ia melirik Nadia, lalu memberi isyarat agar masuk bersamanya.

  • Cinta Di Ujung Botol   Serangan Sistem

    Rio mengendap, mencoba mengintip melalui jendela kecil yang terlalu tinggi untuk dijangkau. Ia berjinjit, mencari sudut pandang lebih baik.“Aku sudah kirim semua file yang kau minta. Sekarang tinggal kirim uangnya ke rekeningku,” ujar suara terdistorsi dari alat pengubah suara. Rio tak bisa mengenali siapa, tapi pria yang berdiri di balik kendaraan itu…wajahnya tak asing. Rio mengenalnya. Sangat.Ia segera mundur. Harus pergi sebelum Viktor atau anak buahnya menyadari.Saat keluar dari celah itu, dari kejauhan Alinda melihatnya. Tatapannya kosong. Ia hanya memutar koin di tangan kanan, pura-pura tak melihat.

  • Cinta Di Ujung Botol   Sabotase Dari Dalam

    Langkah Viktor bergema saat menghampiri Rio. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya gelap. "Kita bertemu Damien. Sekarang," katanya datar, tanpa embel-embel penjelasan.Di halaman depan, iring-iringan kendaraan sudah menunggu. Mesin-mesin menderu pelan, seperti binatang buas yang menahan diri untuk tidak menyerang duluan.Kayla muncul dari belakang, mengenakan jaket hitam dan menenteng tablet. Matanya terus bergerak, membaca situasi."Viktor, kau yakin malam ini tak akan jadi malam terakhir kita?" tanya Kayla suara rendah, menahan keresahan"Jika Damien bicara, kita bergerak. Jika dia diam… berarti kita sudah mati sebelum sempat mulai." jawab Viktor tak menoleh, naik ke kursinya)

  • Cinta Di Ujung Botol   Sosok Itu Muncul

    Dua anak buah Viktor menyeret Andini dengan kasar menyusuri lorong sempit. Lampu gantung di langit-langit berayun pelan, memantulkan cahaya kuning kusam ke lantai beton yang lembap. Di ujung lorong, pintu baja terbuka perlahan dan interogasi pun dimulai.Andini dijatuhkan ke kursi logam, tangan terikat ke belakang. Nafasnya pendek. Matanya liar.Rio duduk menyamping, diam. Luka di pelipisnya masih merah, tapi sorot matanya lebih tajam dari sebelumnya. Di sisi lain ruangan, Kayla mondar-mandir seperti singa betina yang dikurung.Viktor berdiri menghadap dinding monitor, memutar ulang rekaman ledakan gudang senjata. Suaranya pelan, tapi penuh tekanan. “Ini bukan kebetulan. Seseorang tahu lokasi kita. Tahu rencana kita.”

  • Cinta Di Ujung Botol   Ancaman Dalam Bayangan

    Malam itu mereka menuju Lorentz Base, tempat dimana Rio akan memulai kembali semuanya tapi dengan bisnis yang lebih mendebarkan.Tempat ini merupakan persembunyian Damien sebelum dia mendekam di penjara.Debu beterbangan setiap kali langkah mereka menginjak lantai beton yang retak. Bau logam tua dan oli sangit menyusup ke hidung Rio, membangkitkan ingatan lama yang tak diundang.Viktor berjalan di depan, membuka gerbang baja dengan suara berderit nyaring."Selamat datang kembali di sarang Damien," gumamnya dingin.Rio melangkah masuk. Matanya menyapu sekeliling — dinding dengan bekas peluru, tangga spiral berkarat, dan peta strategi berjamur yang masih tergantung di dinding, penuh coretan merah."Dulu Damien memulai semuanya dari tempat ini

  • Cinta Di Ujung Botol   Siapa Yang Harus Ku Percaya

    Pagi itu, Andini terbangun perlahan. Dia masih bersandar dalam pelukan Rio, tubuh mereka terbalut kehangatan yang kontras dengan udara dingin yang merayap dari mulut gua.Kabut tipis melayang di udara, membentuk bayangan samar di luar sana. Suara tetesan air embun jatuh dari batu-batu di langit-langit, menciptakan irama pelan yang terasa hampir romantis — jika saja situasinya tak begitu berbahaya.Tiba-tiba, suara teriakan menggema di kejauhan."Alinda... sepertinya mereka di dalam mulut gua!" Suara Reynold—panik, mengancam—menggetarkan dinding batu.Andini membeku, lalu dengan cepat menggoyangkan tubuh Rio. "Rio... bangun. Rey dan Alinda... mereka mencari kita," bisiknya tergesa, nadanya d

  • Cinta Di Ujung Botol   Semakin Dekat Dengannya

    Bayangan moncong senjata nampak dari balik pintu, Rio mengangkat satu jari ke depan mulutnya.Saat pria itu masuk, Rio langsung menarik senjatanya kemudian mengapit lehernya sambil membekap mulut hingga dia tak bernafas.Rio menyelinap keluar, masih ada dua orang bersenjata sedang mengelilingi kabin tua ini, dia sengaja meninggalkan Andini untuk menjadi umpan."Jangan berge-," belum selesai bicara, Rio langsung memutar kepalanya pemburu tersebut dari belakang.Suara tulang berderak kencang, lehernya patah.Tubuhnya langsung ambruk ke tanah."Rio di belakangmu," Andini memekik menunjuk pemburu lain yang siap menyerangnya.Dengan sigap Rio berguling lalu menarik pisau yang ada di kakinya, kemudian menusuk perutnya berkali-kali hingga tewas.Kedua matanya kembali mengawasi keadaan sekitar, setelah di rasa aman, Rio segera menarik Andini untuk segera keluar dari kabin ini.Kabut tipis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status