Home / Urban / Cinta Di Ujung Senja / Sarapan Bersama

Share

Sarapan Bersama

Author: Icha Mawik
last update Last Updated: 2021-05-21 14:25:49

Kirana kini mulai bisa menjalankan tugasnya sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi Allaric, menggantikan Alan yang saat ini masih berada di luar negeri. Dengan sabar, Allaric mengajari Kirana apa saja tugasnya sebagai asisten.

"Tuan, Saya ingin meminta izin untuk tidak ikut pertemuan malam ini," cetus Kirana meminta izin.

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Allaric.

"Saya ingin ke rumah sakit, menemani mama," jawabnya.

"Baiklah! Kita akan membatalkan pertemuan malam ini dan Saya juga akan ikut menemani Kamu di rumah sakit!" seru Allaric.

"Tapi, Anda tidak perlu melakukannya, Tuan," Kirana tolak Kirana.

"Kamu keberatan jika Saya ikut bersama Kamu?" tanya Allaric.

"Bukan begitu. Hanya saja, Saya merasa tidak enak dengan yang lain. Jika Anda, sering terlihat bersama Saya," tutur Kirana.

"Maksud Kamu?" tanya Allaric, sembari menyipitkan matanya.

"Tuan, Saya ingin jujur pada Anda," cetus Kirana.

"Saya suka orang yang jujur," sahut Allaric.

"Tuan, belakangan ini Saya sering mendengar beberapa karyawan wanita di kantor ini membicarakan diri Saya," ungkap Kirana.

"Membicarakan Kamu, tentang apa?" sela Allaric.

Kirana pun mulai mengatakan semua hal yang selama ini mengganggu pikirannya. Saat ia berada di dalam toilet. Kirana sempat tanpa sengaja mencuri dengar obrolan mereka.Yang mengatakan, jika Kirana menempuh jalan singkat untuk bisa berada di posisinya sekarang. Allaric mengepalkan tangannya kesal. Ia pun menarik kesimpulan, mungkin ini adalah penyebab mengapa Kirana selalu berusaha untuk menghindarinya?

"Jadi, apa itu alasannya Kamu selalu berusaha untuk menghindari Saya?" tanya Allaric.

Kirana menunduk dan mengangguk perlahan. Allaric menarik nafas dalam dan perlahan menghembuskannya.

"Apa, Kamu mau Saya melakukan sesuatu?" tanya Allaric.

"Tidak! Jangan!" hardik Kirana cepat.

Allaric tersenyum heran. "Kenapa?"

"Saya tidak mau, gara-gara Saya mereka kehilangan pekerjaan. Lagi pula, jika Anda melakukan sesuatu pada Mereka. Itu hanya akan membuat Mereka semakin membenci Saya," jelas Kirana.

"Baiklah!" desis Allaric.

"Hah?" Kirana terheran.

"Saya tidak akan bikin perhitungan dengan Mereka. Tapi, sebagai gantinya. Kamu harus setuju Saya menemani Kamu ke rumah sakit!" seru Allaric.

Kirana tersenyum manis. "Baiklah!"

Keduanya pun segera meninggalkan ruangan dan pergi ke rumah sakit.

****

Tiba di rumah sakit. Kirana di kejutkan saar beberapa suster yang terlihat berlarian ke masuk ke dalam ruangan Mamanya. Kirana pun mempercepat langkahnya dan meninggalkan Allaric di belakang.

"Ada apa, suster?" tanya Kirana panik. Ia tahu pasti telah terjadi sesuatu pada Mamanya.

"Nyonya Ayu, terkena serangan jantung lagi!" seru suster.

"Apa? Lagi?" pekik Kirana.

"Iya, Nona. Ini sudah yang ke dua kalinya untuk hari ini," ungka suster.

Kirana tidak lagi bisa menyembunyikan kesedihannya. Tidak lama kemudian, seorang Dokter keluar dari ruangan Mamanya. Kira pun langsung menghampirinya.

"Dok, bagaimana dengan Mama saya?" tanya Kirana panik.

"Sekarang keadaannya sudah stabil. Tapi, sebaiknya segera lakukan operasi tranplantasi jantung seperti yang saya anjurkan," tutur Dokter.

Kirana terdiam. Ia kembali berpikir bagaimana ia bisa mendapatkan uang secepat itu dalam waktu singkat. Melihat kesedihan di raut wajah wanitanya. Allaric pun mendekat mereka.

"Lakukan operasinya sekarang juga!" seru Allaric memberi perintah.

Kirana terkejut mendengar Boss nya angkat bicara.

"Tapi, Tuan. Saya tidak punya uang sebanyak itu," sela Kirana.

"Kau bekerja padaku, Aku akan memotong tiap bulan dari gajimu," sambung Allaric.

Kirana kembali terdiam.

"Baiklah," kata Dokter. Ia pun memerintahkan seorang suster untuk mmepersiakan semuanya dan akan melakuka operasi malam ini juga.

Kirana masih membisu, ia tidak tahu haruds berbuat apa? Allaric mendekatinya dan berusaha menghiburnya.

"Aku akan menemanimu di sini," tutur Allaric menggenggam jemari Kirana. Gadis itu hanya mengangguk perlahan.

Dengan batuan Allaric, akhirnya pendonor jantung untuk Mama Kirana pun di dapatkan tanpa banyak kendala. Operasi segera di lakukan, Allaric menemani Kirana yang duduk di depan ruang operasi.

Beberapa jam kemudian, operasi pun selesai dilaksanakan. Dokter keluar dan menjelaskan pada Kirana. Jika, operasi berjalan dengan lancar dan Mamanya kini dalam keadaan stabil. Kirana bernafas lega, senyum kembali terpancar di wajahnya. 

Allaric mendekatinya. "Kau sudah tenang sekarang?" tanya Allaric.

Kirana mengangguk cepat.

"Kalau begitu, Kita pulang sekarang!" ajak Allaric.

"Apa?" Kirana terkejut.

"Iya pulang dan Saya akan mengantarkan Kamu!' seru Allaric.

"Tidak perlu, Tuan. Kalau Anda ingin pulang, Anda bisa pulang sekarang. Saya akan tetap di sini menemani Mama," ungkap Kirana.

"Kamu tau, Saya sudah membatalkan janji temu malam ini dengan klien besar. Hanya untuk menemani Kamu di sini dan besok Saya tidak mau kalau sampai Kamu membatalkannya lagi," hardik Allaric.

"Maafkan Saya, Tuan," sesal Kirana.

"Jadi, apa Kamu mau ikut pulang bersama Saya?" tanya Allaric.

"Tapi, bagaimana dengan Mama Saya? Siapa yang akan menjaganya?" tanya Kirana balik.

"Saya akan meminta suster untuk menjaga Mama Kamu. Jadi, Kamu jangan khawatir," jawab Allaric.

Kirana pun akhirnya menuruti kemauan Allaric. Mengingat kebaikan yang di lakukan Allaric pada dirinya dan Mamanya. Keduanya pun meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah masing-masing. Tapi, sebelumnya Allaric mengantarkan Kirana pulang ke rumahnya. Setelahnya, Allaric pun memilih menghabiskan malamnya di tempat biasanya. 

Keesokan harinya, Kirana mengunjungi rumah sakit dan mendapati Mamanya telah siuman. Ia teramat senang dan segera memeluk wanita yang telah melahirkannya. Setelah puas berbincang, Ayu pun meminta putrinya untuk kembali ke kantor dan bekerja. Semula Kirana menolak, ia masih ingin di sini. Tapi, Ayu meyakinkan putrinya jika semua perawat di sini yang akan menjaganya. Kirana pun mendengarkan ucapan Mamanya dan segera berangkat ke kantor.

Tiba di kantor, ia segera menuju ruangan Bos nya untuk merapikan ruangan dan mempersiapkan semuanya. Namun, Kirana di kejutkan dengan keberadaan Bos nya yang sudah berada di ruangannya.

"Tuan, Anda!" seru Kirana terkejut.

"Kenapa?" tanya Allaric.

"Tidak apa-apa, maaf Saya sedikit terlambat," jawabnya. Kirana mulai melakukan kegiatannya. Allaric hanya memperhatikan setiap gerak yang di lakukan Kirana. Jauh di dalam hati Kirana bertanya. Apa yang dilakukan Bos nya sepagi ini? Tidak seperti biasanya, ia datang ke kantor sepagi ini.

"Apa jadwalku, hari ini?" tanya Allaric memecah kesunyian.

"Melanjutkan meeting yang tertunda kemarin," sahut Kirana.

"Setelahnya?"

"Tidak ada!"

Allaric mengangguk mengerti. "Kamu sudah sarapan?" tanya Allaric.

"Apa?" tanya Kirana terbengong.

"Saya bertanya, apa Kamu sudah sarapan?" ulang Allaric.

"Sudah!" jawab Kirana.

"Baiklah," desis Allaric.

"Apa Anda belum sarapan?" tanya Kirana memberanikan diri.

"Yah!" jawab Allaric singkat.

"Mau Saya pesankan sesuatu?" tawar Kirana tulus.

"Kalau Kamu mau menemani, Saya pasti akan senang sekali," tutur Allaric.

"Baiklah!" seru Kirana tertawa. Allaric pun ikut ikut tertawa melihat ulah sang sekretaris pribadinya.

Setelah pesanan mereka datang, keduanya pun mulai menikmati sarapan mereka. Allaric senang, jika saat ini Kirana tidak lagi menjaga jarak dengannya. Satu persatu rencananya untuk mendapatkan gadis itu berjalan dengan lancar. Ia hanya menunggu waktunyang tepat untuk membuat gadis itu menjadi miliknya.

bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Senja   Bertemu Sahabat Lama

    Kirana menahan emosinya, saat mendapat laporan dari pengasuh kedua buah hatinya. Wanita bernama Darla, itu mengatakan. Jika, seseorang sering menemui Carmen dan Carlo. Saat ia menanyakan, siapa orangnya pada kedua anak kembarnya. Ia terkejut, ketika tahu nama yang disebut Carlo."Darla, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Jika, saat aku tidak di rumah. Aku mau kau mengawasi si kembar. Aku tidak mau, sampai pria itu menemui mereka lagi," kata Kirana pada pengasuhnya.Darla mengangguk mengerti. Kirana berencana, akan menemui Davi untuk membicarakan hal ini. Ia tidak mau, berhubungan dengan keluarga itu lagi. Setelah apa yang terjadi, Kirana masih mengingat setiap luka, yang keluarga Davi berikan padanya.Setelah semuanya siap, Kirana segera berpamitan pada kedua anaknya. Ia tetap memperingatkan Darla lagi, tentang hal tadi. Ia juga berpesan pada anak-anaknya, untuk tidak berbicara pada orang asing.****Sementara di kediamannya, Davi terlihat bahagia saya mendapat satu pesan dari Kiran

  • Cinta Di Ujung Senja   Tidak Ingin Mengulang Kesalahan

    Kirana berang, saat ia tahu kalau Davindra menipunya. Pria yang pernah mengisi hatinya dulu, yang sengaja mengajaknya keluar dengan alasan untuk membicarakan bisnis mereka. Ternyata, pria itu menggunakan kesempatan itu untuk merayu Kirana kembali."Jadi, kau mengajakku ke mari hanya untuk membicarakan itu?" Seru Kirana lantang."Na, dengarkan aku. Aku hanya ingin berbicara padamu secara pribadi," kata Davi, berusaha untuk menjelaskan pada Kirana."Apa lagi yang ingin kamu bicarakan? Sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan," tegas Kirana."Na, aku hanya ingin kita bisa seperti dulu," ucap Davi lirih."Tidak!" tegas Kirana.Davindra tercegat medengar suara tegas Kirana."Aku tidak mau, memulai sesuatu yang telah aku lupakan," lanjut Kirana."Apa salahnya, jika mencobanya, Na," pinta Davi lirih.Sampai saat ini, Davindra masih mencintai Kirana. Sampai kapanpun, hanya Kirana yang ada di dalam hati Davindra.Setelah perceraiannya bersama Laura selesai. Davindra berusaha mencari keberad

  • Cinta Di Ujung Senja   Meminta Maaf

    Kirana sedang berjanji untuk bertemu salah satu kliennya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya klien yang di maksud tiba. Kirana hampir tidak percaya, siapa kliennya kali ini.Davindra datang bersama Papanya. Ayah dan anak itu sempat tidak menduga, jika yang menjadi utusan adalah Kirana."Selamat siang, Tuan Oscar dan Tuan Davindra." Kirana mengulurkan tangan dan menjabat keduanya, secara bergantian."Anda Nona Kirana, utusan perwakilan dari perusahaan X?" tanya Oscar."Benar, Tuan. Silahkan duduk," ucap Kirana mempersilahkan tamunya."Saya kira Anda, ini seseorang yang...." ucapan Oscar di potong Kirana."Tua dan jelek," potong Kirana.Oscar tersenyum tidak enak."Kita langsung saja." Kirana membuka map yang ia bawa dan mengunjukkan kepada Oscar dan putranya. Kirana mulai menjelaskan semuanya pad

  • Cinta Di Ujung Senja   Aku Menemukanmu

    "Siapa namamu?" tanya Allaric pada seorang anak berumur lima tahun."Namaku, Carlo," jawabnya.Allaric sempat menatap dalam wajah lugu dan polos itu. Mata coklat dan senyumnya, mampu menembus tepung hati Allaric. Ada rasa nyaman dan damai saat ia menatapnya. Mata itu juga mengingatkan Allaric pada seseorang di masa lalu."Carlo, kau di sini bersama orang tuamu?" tanya Alan."Tidak! Aku ke sini bersama teman-teman dan guruku," jawab Carlo."Kau salah satu dari mereka?" Mata Allaric tertuju pada sekelompok anak kecil yang sedang bermain bersama gurunya.Carlo mengangguk cepat."Apa yang kau lakukan di sini?" terdengar suara cempreng, namun penuh dengan ketegasan.Kursi roda Allaric berputar ke arah sumber suara. Kembali mata Allaric di suguhi pemandangan yang menyejukkan matanya."Maafkan saudaraku, Tuan," ucap Carmen.

  • Cinta Di Ujung Senja   Taman

    Sudah tiga hari, Kirana sampai. Hari ini, ia bersiap untuk ke kantor. Perempuan itu segera menyelesaikan urusan kantornya, kemudian bergegas untuk pulang. Ia harus segera menjemput anak-anaknya, yang ia titipkan ke penitipan anak.Kirana yang baru saja tiba, memang mengalami sedikit masalah dalam mencari pengasuh untuk kedua buah hatinya. Ia sangat teliti dalam memilih, seorang yang akan dia percayakan untuk menjaga kedua anaknya."Momm, ada baiknya jika kami masuk sekolah," cetus Carmen.Mata Kirana melirik ke arah putrinya, kemudian melemparkan pandangan pada kembarannya."Kamu mau, sekolah di sini?" sela Carlo.Carmen mengangguk. "Dari pada setiap hari, di penitipan. Lebih baik sekolah, kan?"Kirana tertegun sejenak. Apa yang dikatakan, Carmen ada benarnya. Jika, keduanya dimasukkan ke sekolah, mungkin Kirana akan tenang bekerja. Setidaknya, ia tidak perlu berusaha paya

  • Cinta Di Ujung Senja   Kembali Pulang

    "Apa, Tuan? Anda ingin mengirim saya ke sana?" tanya Kirana terkejut."Tidak ada orang lain, yang bisa saya andalankan selain kamu Kirana. Dengan kemampuan yang kamu punya, saya yakin kamu bisa menangani masalah di kantor cabang," jelas atasannya."Tapi, saya tidak mau ke sana," tolak Kirana. "Anda bisa mengirim saya kemanapun, asal jangan ke sana.""Mengapa? Apa kamu ada masalah, dengan tempat itu?" tanya bos-nya.Kirana terdiam, die enggan menjelaskannya pada sang atasan."Bersiaplah. Lusa, aku akan mengatur keberangkatanmu," putus Bos-nya.Kirana melangkah gontai, meninggalkan ruangan Bos-nya. Ia duduk dan kembali mengingat kejadian di tempat itu. Kirana memutuskan untuk pulang lebih cepat dan saat tiba di rumah. Ia lebih memilih masuk ke kamarnya, hingga saat makan malam.Dua hari kemudian, mau tidak mau. Kirana harus berangkat juga, ia meminta waktu untuk mempersiapkan segalanya. Mengingat ia memiliki dua anak kembar, yang pasti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status