Home / Urban / Cinta Di Ujung Senja / Tamu Kehormatan

Share

Tamu Kehormatan

Author: Icha Mawik
last update Last Updated: 2021-05-25 12:59:24

Allaric dan Kirana tiba di negara S. Kirana yang baru pertama kali melakukan perjalanan jauh menggunakan pesawat, terkulai lemas.

"Istirahatlah! Besok, kita akan menghadiri rapat!" seru Allaric yang mengantarkan Kirana ke kamarnya.

Kirana hanya mengangguk, matanya terasa berat dengan tubuh yang lemas.

"Kamarku tepat di sebelah kamarmu." tunjuk Allaric. "Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu tinggal datang saja!" lanjutnya sembari tersenyum.

Kirana mengangguk mengerti. Allaric pun melangakah ke kamarnya dan membiarkan Kirana untuk istirahat. Selepas kepergian Allaric, Kirana menghempaskan dirinya ke atas ranjang dan kembali tidur.

Keesokan harinya, dengan malas Kirana bangkit dan membuka pintu.

Ceklek ....

"Selamat pagi!" sapa Allaric.

Mata Kirana membulat saat melihat Boss nya sudah berada di depan pintu.

"Tuan!" seru Kirana terkejut.

"Kamu baru bangun?" tanya Allaric.

Kirana menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Allaric masuk. 

"Tuan mau saya buatkan sesuatu?" tawar Kirana.

"Tidak perlu! Aku sudah memesan sarapan untuk kita dan mungkin sedang dalam perjalanan," sahut Allaric.

"Baiklah, saya akan mandi dulu," ucap Kirana.

"Mau aku temani?" goda Allaric.

"Tidak perlu!" seru Kirana kesal.

Allaric terkekeh melihat tingkah Kirana yang tidak lagi merasa canggung di hadapannya. Gadis itu juga terlihat mulai terbiasa dengan keberadaan Allaric yang mulai bersikap ramah dan murah senyum padanya. Allaric pun merasa langkahnya untuk mendapatkan hati Kirana tidak lama lagi akan segera terwujud. Tinggal sedikit sentuhan lagi, maka Allaric bisa dengan leluasa menguasai hati Kirana. 

Tidak lama kemudian sarapan yang di pesan pun datang. Keduanya pun menikmati sarapan sambil mengobrol ringan seputar pekerjaan. Selesai sarapan, Allaric membawa Kirana keluar untuk jalan-jalan keliling kota. Allaric membawa Kirana ke museum kota dan tempat-tempat menarik lainnya.

Kirana yang baru pertama kali berkunjung ke negara S, merasa takjub dengan keindahan dan keramahan penduduknya. Senyum di wajahnya cantiknya terus terukir indah sepanjang perjalanan mereka.

Malam harinya, Allaric membawa Kirana ke sebuah anak perusahaan miliknya untuk menjadi tamu kehormatan dan memperkenalkannya pada semua staff perusahaan. Kirana yang ramah, dengan mudah berbaur bersama karyawan perusahaan.

"Apa dia wanitamu?" tanya seseorang pada Allaric.

"Sejauh ini, mungkin yah!" sahut Allaric santai.

"Dia gadis yang baik, ramah dan tidak seperti wanita yang setauku selalu menempel bagai lindah di sampingmu," lanjutnya.

"Yah! Kau benar, dia memang sedikit berbeda. Aku harus kerja keras, hanya untuk bisa membuatnya sedikit percaya padaku," gumam Allaric.

"Aku harap, ini menjadi pelabuhan terakhirmu," bisik pemuda itu lagi.

"Entahlah, kau tau aku kan? Aku berharap aku tidak cepat bosan padanya," kekeh Allaric.

"Kau akan kena karma suatu hari nanti," umpat pemuda itu. Dia adalah Sammy, teman sekaligus mitra kerja yang paling Allaric percayai. Sebagaimana Alan, Sammy juga sangat dekat dan sangat mengetahui seluk beluk perjalanan hidup Allaric.

Sammy adalah teman seperjuangan Allaric ketika merintis karirnya. Alan adalah saudara Sammy dan yang memperkenalkan Alan pada Allaric adalah Sammy. Ketiganya pun menjadi sahabat karena memiliki cerita hidup yang nyaris sama.

Hanya saja, Allaric lebih beruntung karena masih memiliki keluarga yang memperdukikannya. Sedangkan Sammy dan Alan, lahir dari keluarga yang tidak lengkap. Kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah dan menitipkan keduanya pada sang nenek. Setelah sang nenel meninggal, keduanya pun di titipkan ke panti asuhan dikarenakan kedua orang tuanya tidak ada yang mau merawat dan membesarkan mereka.

"Kau menyumpahiku?" tanya Allaric.

"Tidak juga! Tapi, aku yakin suatu saat kau akan mendapatkan pelajaran dari semua perbuatanmu," lanjutnya.

"Mungkin itu akan terjadi pada orang lain. Tapi, tidak akan terjadi padaku," sahut Allaric dengan sombong.

"Baiklah, Tuan sombong. Pergilah ke wanitamu, jangan sampai dia berpaling darimu karena merasa tidak kau pedulikan," seru Sammy.

"Kurasa tidak! Aku yakin, tidak ada pria setampan dan sekaya aku disini," tambah Allaric. Sammy hanya bisa tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Ia tidak menyangka, jika sahabatnya ini masih belum berubah.

Sammy menatap lurus ke arah Kirana yang tersenyum dan tertawa bersama para karyawan. Tidak ada jarak diantara mereka, gadis itu memperlakukan orang-orang sekitarnya dengan sama.

"Kamulah yang kelak akan menaklukan hati Allaric," gumam Sammy.

Setelah selesai berbicara pada Sammy, Allaric menghampiri Kirana yang masih asyik dengan obrolannya. Melihat kedatangan Allaric, satu persatu dari mereka membubarkan diri.

"Sepertinya, mereka sangat takut pada anda, Tuan!" seru Kirana.

"Benarkah? Apa aku semenakutkan itu?" tanya Allaric.

"Mungkin saja, kalau tidak. Mengapa mereka semua lari saar melihat anda datang?" cecar Kirana.

"Kamu sendiri, apa tidak takut padaku?" tanya Allaric.

"Apa aku melakukan kesalahan?" Kirana balik bertanya.

"Tidak!" jawab Allaric cepat.

"Jadi, untuk apa aku takut padamu," sahut Kirana.

Allaric sempat tertegun saat mendengar jawaban Kirana. Bukan jawaban yang membuatnya terdiam, melainkan bahasa Kirana yang menyebut dirinya dengan kata Kamu. Tidak seperti biasanya, Kirana selalu menyebutnya dengan kata Tuan dan membahasakan dirinya dengan kata Saya.

Obrolan keduanya hari ini terasa asyik untuk Allaric. Hingga tiba-tiba saja semuanya berubah, karena mata Kirana menangkap kehadiran seseorang dan bibirnya menyebut satu nama yang membuat Allaric naik pitam.

"Davi," desis Kirana.

Mata ALlaric membulat saat melihat ke arah pandangan mata Kirana. Davi datang bersama kedua orang tuanya dan seorang gadis cantik di sebelahnya. Gadis itu terlihat anggun dalam balutan dress berwarana senada dengan jas yang di gunakan Davi.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Allaric.

Kirana hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Senyum yang berbeda dari sebelumnya. Allaric pun berinisiatif untuk membawa Kirana bergabung bersama Davindra dan keluarganya.

"Ayo, kita sapa mereka!" ajak Allaric.

"Tidak! Lebih baik, aku disini saja," tolak Kirana.

"Tidak, kamu datang bersamaku. Jadi, kamu harus selalu ada di dekatku," putus Allaric. Kirana pun mengiyakannya, kemudian Allaric meminta Kirana menggandenga tangannya. Kirana tersenyum dan menuruti permintaan Allaric.

"Selamat malam semuanya," sapa Allaric.

"Malam," jawab Davindra dan keluarganya terkejut saat melihat siapa yang menyapa mereka. Yang membuat mereka tidak kalah terkejut adalah kehadiran Kirana bersama Allaric.

"Allaric, kau di sini?" tanya Tuan Oscar, Ayah Davindra.

"Yah, Paman! Aku di sini," sahut Allaric.

"Dimana Alan, aku tidak melihatnya. Biasanya, dia selalu ada di belakangmu seperti bayangan," sambung Victoria, Ibu Davindra.

"Alan sedang keluar negeri, untuk satu keperluan," jawab Allaric.

"Jadi, bagaimana kau mengurus semuanya? Apa kau tidak kewalahan, mengurus perusahaan besar seorang diri?" sindir Oscar.

"Tidak! Aku tidak sendiri, ada dia bersamaku." Allaric menarik maju Kirana yang sedari tadi diam di belakangnya.

 Mata mereka pun terbelalak saat melihat dan tahu siapa yang menjadi pengganti Alan. Sejenak Oscar mengingat kejeniusan Kirana. Ia sempat mendengar cerita dari Davindra saat memuji kecerdasan Kirana semasa sekolah hingga lulus kuliah dengan nilai yang terbaik.

Bagi Oscar, wajar saja jika Kirana terpilih menjadi asisten Allaric. Oscar sangat menyayangkan, Kirana lahir dari keluarga biasa. Jika saja, ia berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Mungkin, saat ini Kiranalah yang berdiri di samping Davindra dan dengan bangga Oscar akan memperkenalkannya dengan semua orang sebagai menantu satu-satunya keluarga mereka.

bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Di Ujung Senja   Bertemu Sahabat Lama

    Kirana menahan emosinya, saat mendapat laporan dari pengasuh kedua buah hatinya. Wanita bernama Darla, itu mengatakan. Jika, seseorang sering menemui Carmen dan Carlo. Saat ia menanyakan, siapa orangnya pada kedua anak kembarnya. Ia terkejut, ketika tahu nama yang disebut Carlo."Darla, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Jika, saat aku tidak di rumah. Aku mau kau mengawasi si kembar. Aku tidak mau, sampai pria itu menemui mereka lagi," kata Kirana pada pengasuhnya.Darla mengangguk mengerti. Kirana berencana, akan menemui Davi untuk membicarakan hal ini. Ia tidak mau, berhubungan dengan keluarga itu lagi. Setelah apa yang terjadi, Kirana masih mengingat setiap luka, yang keluarga Davi berikan padanya.Setelah semuanya siap, Kirana segera berpamitan pada kedua anaknya. Ia tetap memperingatkan Darla lagi, tentang hal tadi. Ia juga berpesan pada anak-anaknya, untuk tidak berbicara pada orang asing.****Sementara di kediamannya, Davi terlihat bahagia saya mendapat satu pesan dari Kiran

  • Cinta Di Ujung Senja   Tidak Ingin Mengulang Kesalahan

    Kirana berang, saat ia tahu kalau Davindra menipunya. Pria yang pernah mengisi hatinya dulu, yang sengaja mengajaknya keluar dengan alasan untuk membicarakan bisnis mereka. Ternyata, pria itu menggunakan kesempatan itu untuk merayu Kirana kembali."Jadi, kau mengajakku ke mari hanya untuk membicarakan itu?" Seru Kirana lantang."Na, dengarkan aku. Aku hanya ingin berbicara padamu secara pribadi," kata Davi, berusaha untuk menjelaskan pada Kirana."Apa lagi yang ingin kamu bicarakan? Sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan," tegas Kirana."Na, aku hanya ingin kita bisa seperti dulu," ucap Davi lirih."Tidak!" tegas Kirana.Davindra tercegat medengar suara tegas Kirana."Aku tidak mau, memulai sesuatu yang telah aku lupakan," lanjut Kirana."Apa salahnya, jika mencobanya, Na," pinta Davi lirih.Sampai saat ini, Davindra masih mencintai Kirana. Sampai kapanpun, hanya Kirana yang ada di dalam hati Davindra.Setelah perceraiannya bersama Laura selesai. Davindra berusaha mencari keberad

  • Cinta Di Ujung Senja   Meminta Maaf

    Kirana sedang berjanji untuk bertemu salah satu kliennya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya klien yang di maksud tiba. Kirana hampir tidak percaya, siapa kliennya kali ini.Davindra datang bersama Papanya. Ayah dan anak itu sempat tidak menduga, jika yang menjadi utusan adalah Kirana."Selamat siang, Tuan Oscar dan Tuan Davindra." Kirana mengulurkan tangan dan menjabat keduanya, secara bergantian."Anda Nona Kirana, utusan perwakilan dari perusahaan X?" tanya Oscar."Benar, Tuan. Silahkan duduk," ucap Kirana mempersilahkan tamunya."Saya kira Anda, ini seseorang yang...." ucapan Oscar di potong Kirana."Tua dan jelek," potong Kirana.Oscar tersenyum tidak enak."Kita langsung saja." Kirana membuka map yang ia bawa dan mengunjukkan kepada Oscar dan putranya. Kirana mulai menjelaskan semuanya pad

  • Cinta Di Ujung Senja   Aku Menemukanmu

    "Siapa namamu?" tanya Allaric pada seorang anak berumur lima tahun."Namaku, Carlo," jawabnya.Allaric sempat menatap dalam wajah lugu dan polos itu. Mata coklat dan senyumnya, mampu menembus tepung hati Allaric. Ada rasa nyaman dan damai saat ia menatapnya. Mata itu juga mengingatkan Allaric pada seseorang di masa lalu."Carlo, kau di sini bersama orang tuamu?" tanya Alan."Tidak! Aku ke sini bersama teman-teman dan guruku," jawab Carlo."Kau salah satu dari mereka?" Mata Allaric tertuju pada sekelompok anak kecil yang sedang bermain bersama gurunya.Carlo mengangguk cepat."Apa yang kau lakukan di sini?" terdengar suara cempreng, namun penuh dengan ketegasan.Kursi roda Allaric berputar ke arah sumber suara. Kembali mata Allaric di suguhi pemandangan yang menyejukkan matanya."Maafkan saudaraku, Tuan," ucap Carmen.

  • Cinta Di Ujung Senja   Taman

    Sudah tiga hari, Kirana sampai. Hari ini, ia bersiap untuk ke kantor. Perempuan itu segera menyelesaikan urusan kantornya, kemudian bergegas untuk pulang. Ia harus segera menjemput anak-anaknya, yang ia titipkan ke penitipan anak.Kirana yang baru saja tiba, memang mengalami sedikit masalah dalam mencari pengasuh untuk kedua buah hatinya. Ia sangat teliti dalam memilih, seorang yang akan dia percayakan untuk menjaga kedua anaknya."Momm, ada baiknya jika kami masuk sekolah," cetus Carmen.Mata Kirana melirik ke arah putrinya, kemudian melemparkan pandangan pada kembarannya."Kamu mau, sekolah di sini?" sela Carlo.Carmen mengangguk. "Dari pada setiap hari, di penitipan. Lebih baik sekolah, kan?"Kirana tertegun sejenak. Apa yang dikatakan, Carmen ada benarnya. Jika, keduanya dimasukkan ke sekolah, mungkin Kirana akan tenang bekerja. Setidaknya, ia tidak perlu berusaha paya

  • Cinta Di Ujung Senja   Kembali Pulang

    "Apa, Tuan? Anda ingin mengirim saya ke sana?" tanya Kirana terkejut."Tidak ada orang lain, yang bisa saya andalankan selain kamu Kirana. Dengan kemampuan yang kamu punya, saya yakin kamu bisa menangani masalah di kantor cabang," jelas atasannya."Tapi, saya tidak mau ke sana," tolak Kirana. "Anda bisa mengirim saya kemanapun, asal jangan ke sana.""Mengapa? Apa kamu ada masalah, dengan tempat itu?" tanya bos-nya.Kirana terdiam, die enggan menjelaskannya pada sang atasan."Bersiaplah. Lusa, aku akan mengatur keberangkatanmu," putus Bos-nya.Kirana melangkah gontai, meninggalkan ruangan Bos-nya. Ia duduk dan kembali mengingat kejadian di tempat itu. Kirana memutuskan untuk pulang lebih cepat dan saat tiba di rumah. Ia lebih memilih masuk ke kamarnya, hingga saat makan malam.Dua hari kemudian, mau tidak mau. Kirana harus berangkat juga, ia meminta waktu untuk mempersiapkan segalanya. Mengingat ia memiliki dua anak kembar, yang pasti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status