Share

Bab 212

Penulis: Maria Anita
Sudut pandang Jodi.

Aku sudah terjebak dalam neraka ini selama sebulan! Bagaimana bisa semuanya jadi begitu salah? Aku punya rencana yang sempurna! Aku sudah mencuri miliaran dari perusahaan itu selama bertahun-tahun, tapi saat waktunya untuk pukulan terakhir, semuanya berantakan. Semua ini gara-gara wanita kecil itu. Citra menghalangiku malam ketika orang tua Aditya meninggal. Seharusnya dia ikut mati juga, tapi dia malah bersama gadis bodoh itu. Semua mulai salah sejak malam itu.

Aku terbuang di sini, di neraka kotor dan bau ini. Dan aku bahkan tak bisa membunuh idiot Aditya itu. Aku sudah menembaknya, tapi sebelum aku sempat menembak lagi, kakiku kena tembak. Di rumah sakit, dokter menjelaskan peluru itu pecah dan merusak saraf serta pembuluh darah di area kaki. Rekonstruksi tak mungkin dilakukan, jadi mereka mengamputasi seluruh kakiku, hampir di pangkal paha, membuat aku tak mungkin pakai kaki palsu. Jadi aku bergantung pada tongkat sialan ini untuk berjalan.

Setelah kakiku dipot
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 23

    Sudut pandang Sekar."Sekar?""Ada apa, Sekar?" tanya Heru begitu aku menutup telepon."Hendra..." Suaraku bergetar."Hendra siapa, Sekar?" Heru menatapku bingung."Mantan pacarku. Dia ada di dalam rumah... sama ibuku." Aku mulai menangis. "Aku harus masuk.""Yang di mal itu?" Aku mengangguk."Ibumu izinkan dia masuk? Padahal dia lagi nguntit kamu?" Heru bertanya, dan dari ekspresinya, aku tahu dia sudah mulai marah."Nggak, ibuku jelas nggak izinkan. Aku juga nggak tahu gimana dia bisa masuk." Aku benar-benar bingung dan merasa hilang arah."Sam, ibumu bilang apa tadi?" Heru berusaha memahami situasinya."Dia cuma bilang Hendra nungguin aku. Itu aja. Heru, aku nggak tahu gimana dia bisa masuk, dan aku nggak tahu apa yang lagi terjadi di dalam. Ibu sendirian sama dia." Panik mulai menguasai pikiranku."Tenang dulu." Aku masih duduk di pangkuan Heru, dan dia langsung memelukku erat. "Kita hubungi polisi dulu, baru kita masuk bareng. Aku rasa karena kamu sudah punya surat perintah perli

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 22

    Sudut pandang Heru.Aku tiba di mal beberapa menit sebelum jam kerja Sekar selesai. Aku menunggu di luar toko, jaga jarak. Ada seorang pria berdiri nggak jauh dari pintu masuk, dan kupikir dia mungkin pacarnya salah satu pegawai lain.Sekar keluar dari toko sambil tersenyum manis padaku, tapi senyuman itu langsung hilang waktu pria itu menangkap lengannya dan mengatakan sesuatu. Dia terlihat ketakutan, jadi aku langsung mendekat."Ada masalah di sini?" tanyaku sembari berdiri di samping Sekar."Bukan urusanmu, orang kaya sok tahu! Aku lagi ngomong sama pacarku," katanya kasar, dan aku langsung menoleh ke Sekar yang terlihat takut."Lepasin aku, Hendra, kamu bukan siapa-siapa buat aku." Sekar berusaha menarik lengannya, tapi dia nggak mau lepaskan."Jadi, Hendra, kamu denger sendiri KATA PACARKU!" tekananku di kata pacarku sengaja kubuat keras. "Lepasin dia sekarang juga, kalau nggak kamu bakal cari masalah besar.""Jadi bener ya? Kamu sekarang sudah tidur sama si orang kaya ini, Sekar

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 21

    Sudut pandang Heru.Seperti biasa, aku sudah menunggu di depan toko tempat Sekar bekerja. Hari itu dia benar-benar cantik luar biasa. Celana lilak potongan rapi, blus sutra putih, dan sepatu hak tinggi yang membuat langkahnya makin memikat. Rambutnya ditata rapi dalam sanggul rendah, dengan dua helai rambut terurai membingkai wajahnya yang manis."Hey, Heru! Sok pintar lagi, ya? Ibu kamu berhenti doain kamu atau gimana?" katanya begitu keluar dari toko, nada suaranya penuh sindiran manja."Maksud kamu apa, Dewiku?" Aku sih tahu jelas dia omongin soal serangan bunga pagi itu, tapi aku pilih pura-pura bego dulu aja.Sekar menyambutku dengan ciuman di pipi, lalu kami mulai jalan santai ke arah kafe."Ayolah, kamu tahu banget maksudku. Sekarang geng temen-temenmu itu semua harus barengan, ya? Satu nggak lakuin, yang lain juga nggak boleh?""Sekar, kamu nggak suka bunganya?" tanyaku hati-hati."Aku suka banget bunganya, Heru. Tapi kelihatan banget kayak ada motif tersembunyi di balik itu.

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 20

    Sudut pandang Heru."Jadi, Aditya, apa ide jenius yang bikin aku bangun sebelum jam enam pagi?" tanyaku begitu ketemu mereka di sebuah kafe dekat kantornya Aditya, Senin pagi."Kita kirim bunga buat cewek-cewek kita. Banyak bunga!" Aditya senyum-senyum penuh semangat."Itu ide bagus. Minda lagi nyebelin banget." Fajar ikut komentar."Bunga apa?" Robin tanya, kelihatan setengah tertarik setengah ngantuk."Terserah masing-masing, tapi harus yang kelihatan jelas kalau kita benar-benar tergila-gila sama mereka," kata Peter dengan senyum bego khas dia.Kami habisin kopi dulu, baru berangkat ke toko bunga 24 jam. Begitu sampai, si penjual bunga langsung tunjukin berbagai rangkaian bunga lewat layar komputernya. Tapi Peter, ya Peter, malah lirik pojokan toko dan matanya langsung berbinar-binar."Itu dia!" Peter tunjuk ke satu rangkaian super besar yang bikin penjual bunganya sampai ketawa.Rangkaian bunga itu isinya bunga-bunga merah muda di vas kristal tinggi. Besarnya nggak main-main, ling

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 19

    Sudut pandang Heru.Aku ketemu teman-teman di restoran Societa. Kami ke sana buat dukung Aditya, yang lagi usaha balikan sama Citra. Walaupun aku pikir Citra ada benarnya, tapi Aditya itu temanku, dan aku tetap harus ada buat dia. Tapi Robin dan Fajar bikin aku waspada saat mereka bilang para cewek lagi kompak buat bikin kami semua minta-minta maaf gara-gara masalah Aditya. Fajar bilang Minda yang kumpulin semua cewek atas permintaan Citra, dan aku terus mikir mereka lagi ngumpul di mana."Kalian tahu mereka ke mana?" tanyaku. Pasti Sekar juga bareng mereka, meskipun kami sudah janjian mau ketemuan. Mungkin aku bisa mampir buat jemput dia."Minda bilang itu bukan urusan kita dan suruh aku bilang gitu ke kalian," komentar Fajar yang kelihatan agak kesal. Kadang aku pikir dia takut sama pacarnya, karena aku pun kadang begitu, Minda bisa serem."Kalau kita bisa tahu mereka di mana, kita bisa nyamperin," usul Peter. "Robin, kamu bisa lacak ponselnya Tina, kan?""Nggak deh, Pet. Terakhir k

  • Cinta Diam-Diam Sang Bos   S2-Bab 18

    Sudut pandang Sekar.Aku buru-buru masuk ke rumah supaya Heru nggak sempat rayu aku buat ikut ke tempatnya. Aku lagi terbakar oleh hasrat buat dia, sepenuhnya terangsang. Dia bukan cuma ganteng, dia juga mempesona, harum banget, seru, dan luar biasa seksi. Tapi seberapa pun aku pengin nginap bareng dia malam itu, aku nggak bisa. Bosku ubah jadwal kerja pagi hari Minggu, dan aku harus bangun pagi.Aku langsung masuk kamar mandi, aku butuh mandi buat tenangkan api yang lagi menghanguskan tubuhku ini. Setelah itu aku rebahan di ranjang, dan ponselku bergetar di meja samping, ada pesan masuk. Aku lihat, ternyata dari Heru.Heru, [Aromamu itu luar biasa, bahkan lebih dari yang aku bayangkan.]Aku senyum-senyum sendiri kayak orang bego sambil lihatin layar ponsel. Karena aku juga nggak bisa tidur, aku putuskan buat godain dia sedikit lagi, jadi aku pura-pura bego dan mulai kirim pesan.Sekar, [Kamu ngomongin apa, sih?]Heru, [Hadiah kecil yang kamu kasih ke aku.]Sekar, [Yang mana tuh?]Her

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status