LOGINElara Vionara Tjoa terjebak dalam pernikahan dingin, dihantui dua keguguran yang membuatnya disalahkan dan merasa tak layak dicintai. Demi menyelamatkan rumah tangganya, ia mengikuti konsultasi keintiman. Namun, pria yang seharusnya menjaga jarak justru menjadi satu-satunya yang memahami luka emosionalnya. Dari sana, ketertarikan terlarang pun tak terelakkan.
View More“...Tutur batinku tak akan salahSilahkan pergi, ku tak rasa kalah….”Lagu dari radio menyambut Elara dan Revan di dalam mobil.Lagu mengalun pelan mengisi kecangguan keduanya.Lagu yang mengajak kita untuk berhenti menyalahkan diri, mengajarkan kita untuk bersyukur, dan menyadari nilai diri kita yang sangat berharga walaupun orang lain meragukannya. Suara vokal perempuan terdengar lembut mengisi ketegangan yang masih terasa dari tadi.“Kamu…ngapain?” Pertanyaan Elara menghentikan gerakan Revan.“Membantumu pasang sabuk pengamannya,” jawab Revan sebari membetulkan letak sabuk pengaman itu.Jarak sejengkal yang tercipta diantara mereka makin membuat debaran jantung Elara semakin tidak karuan.Hembusan nafas panas terasa di wajah masing-masing.Revan menarik tubuhnya ke posisi untuk menyetir mobil.Tangan Elara terlipat di pangkuan, tubuhnya diam, tapi pikirannya bergerak
Bab 10. Garis Tipis yang Mulai Dilanggar Elara sendirian di kamar. Tubuhnya lemah, tapi itu bukan yang paling menyulitkannya hari ini. Hal yang lebih melelahkan adalah menyadari betapa banyak orang merasa berhak menentukan hidupnya. Tuntutan Shinta masih menekan. Sentuhan Revan belum sepenuhnya hilang. Ada satu yang datang dengan perintah dan yang lain dengan jarak yang sengaja dibuat. Elara menatap langit-langit kamar dan bertanya pada dirinya sendiri— sejak kapan dia berhenti memilih dan mulai hanya mengikuti. Di area parkir rumah sakit, Revan belum pergi. Dia duduk di dalam mobil dengan mesin mati. Lampu parkir redup. Ponselnya
Revan kembali masuk ke kamar. Wajahnya tetap tenang. Tidak ada perubahan sikap pada Revan. Elara menatapnya beberapa detik. “Kamu dengar tadi?” tanyanya pelan. Revan berhenti sebentar, lalu menggeleng. “Tidak. Aku di lorong. Angkat telepon.” “El…,” ucap Revan tenang. “Kondisimu sudah stabil. Kalau tidak ada keluhan lain, kamu hanya perlu istirahat.” Elara menatapnya beberapa detik. Revan berdiri di sisi ranjang. Tidak bertanya apa pun atau menyinggung siapa yang datang. Elara menangkap satu hal—Revan memilih tidak bertanya apa pun. “Aku baik-baik saja,” kata Elara pelan. “Dokter baru saja memastikan begitu.” Revan mengangguk singkat. “Iya.” Elara menarik napas. Ada rasa lega sekaligus bahagia yang tidak ingin dia akui. “Revan,” panggil Elara akhirnya. “Iya?” “Kamu nggak perlu pura-pura,” katanya lirih. “Aku tahu kamu dengar tadi.” Revan terdiam sejenak dan tidak menyangkal. Namun, saat Revan berbicara lagi, suaranya tetap sama seperti sebelumnya.
Pintu kamar terbuka tanpa diketuk. Shinta masuk dengan langkah mantap, seolah rumah sakit itu adalah ruang tamunya sendiri. Dia berdiri dengan sikap tenang, penampilannya terlalu rapi untuk situasi yang seharusnya genting. Seakan yang dia jaga bukan kesehatan menantunya, melainkan kesan bahwa semua masih berada dalam kendalinya. Tidak ada raut cemas ataupun tanda kepanikan yang terlihat di wajahnya. Tatapannya langsung tertuju pada Elara yang sedang berbaring. “Kenapa sampai begini?” tanya Shinta saat melihat infus yang terpasang di tangan Elara. Elara menelan ludah. Tubuhnya masih lemah, kepalanya terasa berat, tapi dia memaksakan diri untuk sedikit duduk tegak. “Dokter bilang cuma reaksi lambung, Ma,” jawabnya pelan. “Aku harus observasi sebentar.” Shinta melangkah lebih dekati ranjang Elara. “Kamu minum berapa banyak?” tanyanya dengan bersikap untuk mencari kesempatan untuk menyalahkan Elara. “Sesuai yang Mama bilang,” jawab Elara jujur. Shinta menghela n
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.