Share

27. San Bertanya

Masih di Bandung.

Walau telah lewat seminggu semenjak Jamal meninggal dunia, suasana duka tidak bisa hilang begitu saja. Bagi Akasma sebagai istri, juga Syahlana dan Zivara, anak-anak mereka. Sementara itu, San. Mungkin karena masih kecil, dirinya belum mengerti dengan semua yang terjadi. Ketika maman-nya, beserta tante dan grand-mere-nya sibuk dengan pengajian yang rencananya akan digelar sampai empat puluh hari itu, San lebih banyak bersama David. Syahlana terpaksa meliburkan restorannya. Lia, Juki, dan Gala diminta membantu untuk pengajian ini.

"Oncle, kenapa manusia bisa meninggal?" tanya San.

"Itu sudah ketentuan dari Tuhan, sih. Setiap makhluk yang bernapas, suatu saat pasti akan mati." David menjawab, seperti yang pernah ia dengar di ceramah-ceramah.

"Kalau dikubur, grand-pere gak bisa napas dong ya?" San masih saja bertanya.

David tersenyum. "Yang dikubur hanya jasadnya, badannya. Roh grand-pere sudah sama Tuhan. Bahagia di sisi-Nya."<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status