Share

Bab 220

Author: Yovana
"Astaga!"

Stella refleks menjerit. Meskipun dia mengenakan sabuk pengaman, tetap saja tubuhnya terlempar ke arah Alex.

Alex refleks mengulurkan tangan untuk menopang Stella. Tiba-tiba, ada sesuatu yang lembut mendarat di pipinya.

Stella secara tidak sengaja mencium pipi Alex ....

"Maaf!"

Stella segera mundur dan hendak menjelaskan ketika bus berayun lagi ....

Stella yang terdorong ke belakang pun sontak membelalakkan matanya lebar-lebar!

"Awas!"

Alex menarik Stella maju, tetapi bus kembali berayun dengan hebat ....

Stella kembali menerkam Alex!

Detik berikutnya, bibir mereka saling menempel!

Mereka sontak saling bertatapan dengan mata yang terbelalak lebar!

Stella terdiam.

Begitu pula dengan Alex.

Tin, tin!

Klakson bus bergema di sepanjang jalan pegunungan.

Semua orang di dalam mobil berayun ke sana kemari.

Jalan pegunungan itu berkelok-kelok, jadi laju mobil pun melambat.

Stella meraih bagian belakang kursi di depannya dan tidak berani menatap Alex lagi.

Karena bus terus berayung, beb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 222

    Vanesa bagaikan seorang wanita cantik yang keluar dari lukisan kuno. Pinggangnya ramping, sikapnya anggun dan menawan. Saat menatap kamera, senyum simpul terukir di bibirnya. Matanya bersinar bagai bintang, memancarkan pesona klasik.Tatapan Steven dalam, jakunnya bergerak sedikit.Syuting video promosi sebenarnya cukup menuntut. Untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik, tuntutan terhadap pekerjaan ini akan lebih tinggi.Meskipun Vanesa baru pertama kali berhadapan dengan kamera, tanpa diduga dia tampil dengan sangat baik.Setelah pagi berlalu, Vanesa tampil dengan luar biasa. Dia menyelesaikan syuting bagian individualnya di pagi hari, lebih awal dari jadwal.Juru kamera sampai berkomentar, "Kalau Bu Vanesa masuk dunia hiburan dengan kemampuan seperti ini, dia pasti akan langsung terkenal! Dia sangat cocok berada di depan kamera!"Sutradara dan staf di samping sangat setuju dengan perkataan juru kamera.Pada saat itu, Vanesa sudah kembali ke ruang rias untuk menghapus riasannya.A

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 221

    "Aku adalah gurunya Vanesa. Sekarang aku juga adalah ayah angkatnya. Sebagai orang yang lebih tua, kenapa aku nggak pantas?""Ada beberapa kesalahpahaman di antara aku dan Vanesa." Steven tetap tenang. "Aku memahami kalau Pak Marlon merasa kasihan pada Vanesa, tapi masalah ini sebaiknya diselesaikan secara pribadi antara aku dan Vanesa saja."Marlon mengerutkan kening, wajahnya berubah menjadi dingin. "Pak Steven, aku sudah mendengar alasan kalian bercerai. Ada beberapa hal yang nggak aku katakan karena ingin menghormatimu, tapi faktanya adalah kamu yang terlebih dulu mengkhianati pernikahan kalian. Kamu yang bersalah. Vanesa sudah benar-benar kecewa dengan pernikahan kalian ini. Kalau kamu masih punya hati nurani, cepatlah mengurus perceraian, lalu lepaskan Vanesa.""Pak Marlon, aku nggak perlu menjelaskan urusan pribadiku padamu."Steven menatap dengan mata hitamnya yang dingin, nada suaranya bahkan terdengar sedikit dominan."Apa yang kalian dengar dan lihat, belum tentu adalah keny

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 220

    "Astaga!"Stella refleks menjerit. Meskipun dia mengenakan sabuk pengaman, tetap saja tubuhnya terlempar ke arah Alex.Alex refleks mengulurkan tangan untuk menopang Stella. Tiba-tiba, ada sesuatu yang lembut mendarat di pipinya.Stella secara tidak sengaja mencium pipi Alex ...."Maaf!"Stella segera mundur dan hendak menjelaskan ketika bus berayun lagi ....Stella yang terdorong ke belakang pun sontak membelalakkan matanya lebar-lebar!"Awas!"Alex menarik Stella maju, tetapi bus kembali berayun dengan hebat ....Stella kembali menerkam Alex!Detik berikutnya, bibir mereka saling menempel!Mereka sontak saling bertatapan dengan mata yang terbelalak lebar!Stella terdiam.Begitu pula dengan Alex.Tin, tin!Klakson bus bergema di sepanjang jalan pegunungan.Semua orang di dalam mobil berayun ke sana kemari.Jalan pegunungan itu berkelok-kelok, jadi laju mobil pun melambat.Stella meraih bagian belakang kursi di depannya dan tidak berani menatap Alex lagi.Karena bus terus berayung, beb

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 219

    Steven menyadari wajah Vanesa yang memucat, jadi dia tidak memaksa lagi.Dia pun memanggil pramugari untuk membantu Vanesa pergi ke kamar mandi.Pramugari membantu Vanesa ke kamar mandi.Vanesa langsung memuntahkan semua isi perutnya.Setelah muntah, ia membasuh wajahnya dengan air dingin. Rasa pusingnya sudah hilang dan dia merasa segar kembali.Ketika kembali ke tempat duduknya, pramugari dengan penuh perhatian membawakannya secangkir air hangat dan obat anti mabuk.Vanesa hanya meminta air hangat. "Obatnya nggak usah, aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang."Pramugari itu tersenyum dengan lembut, "Baik, Bu. Jika Anda membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk memanggil kami.""Baiklah, terima kasih." Vanesa balas tersenyum.Setelah pramugari itu pergi, Vanesa minum beberapa teguk air hangat. Perutnya terasa lebih hangat dan dia sudah merasa jauh lebih baik.Masih ada sepuluh menit lebih sebelum mendarat, tetapi Vanesa tidak ingin tidur lagi.Dia mengeluarkan sebuah buku dan mulai mem

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 218

    Sekarang setelah Vanesa pindah, Regan mengalami mimpi buruk hampir setiap malam.Steven pun sedikit menyipitkan matanya.…Vanesa tidak berbicara lama di telepon. Ketika menutup telepon dan berbalik badan, dia sontak dikejutkan dengan sorot tatapan Steven yang mendalam.Vanesa berhenti sesaat, lalu berpura-pura tidak melihat. Dia berbalik badan dan berjalan keluar dari ruang tunggu.Steven menatap punggung Vanesa dengan pupil matanya yang gelap sambil tersenyum kecil.Vanesa pergi ke toko swalayan untuk membeli segelas susu hangat. Ketika dia kembali ke ruang tunggu, Steven sudah pergi.Vanesa jadi merasa senang dan rileks. Dia berjalan ke tempat duduknya, lalu duduk dan menyesap susu hangat itu seteguk demi seteguk.Tidak lama setelah dia selesai minum susu, staf bandara datang untuk memberitahunya bahwa dia bisa naik pesawat.Setelah menaiki pesawat, Vanesa melihat Steven duduk di sebelahnya dan langsung cemberut.Steven hanya melirik Vanesa, lalu menundukkan kepalanya untuk melihat

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 217

    Karena hujan lebat, penerbangan jadi ditunda.Vanesa memesan tiket kelas satu dan menunggu di ruang VIP.Sambil menunggu, dia mengambil majalah mingguan di sampingnya dan mulai membaca.Tiba-tiba, sepasang sepatu kulit hitam berhenti di depannya.Vanesa pun menengadah dengan bingung dan bertatapan dengan mata gelap Steven.Vanesa refleks mengatupkan bibirnya dan mengernyit."Kamu juga mau ke Kota Lenon?" tanya Steven sambil tersenyum kecil.Entah kenapa, firasat Vanesa mendadak menjadi buruk."Sepertinya tebakanku benar," kata Steven dengan suara rendah. "Aku juga akan ke Kota Lenon."Vanesa hanya diam.Steven melirik kursi di sebelah Vanesa dan langsung duduk di sana."Apa kamu akan berpartisipasi dalam pembuatan video promosi Biro Peninggalan Budaya?""Nggak ada komentar," sahut Vanesa sambil melirik Steven dengan acuh tak acuh, lalu menundukkan kepalanya dan lanjut membaca majalah mingguannya.Semenjak waktu itu ditipu di Kantor Catatan Sipil, Vanesa merasa tidak perlu lagi bersikap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status