Share

Bab 286

Author: Yovana
Empat tahun kemudian.

Malam musim kemarau yang panjang, bintang-bintang berkelap-kelip memenuhi langit malam.

Di Pusat Pameran Internasional Kota Amari.

Hari ini, ada lelang amal yang diadakan di sini.

"Barang selanjutnya yang akan dilelang adalah mangkuk porselen yang merupakan peninggalan zaman dahulu dan berhasil direstorasi oleh Bu Liora dua tahun lalu. Teknik pembuatannya langka sehingga Bu Liora membutuhkan waktu setahun lebih untuk merestorasinya dengan sempurna. Kali ini, Bu Liora akan melelangnya sebagai sumbangan untuk acara amal ini. Harganya dibuka di angka 60 miliar ...."

Di antara hadirin, seseorang pun mengangkat papan nomornya. "Seratus miliar!"

Semua orang refleks melihat ke atas ketika mendengar suara itu ....

Seorang sekretaris wanita bernama Lily Ajasyar tampak memegang sebuah papan nomor. Di sebelahnya, duduklah seorang pria, yakni Felix, yang dijuluki sebagai Bos Bisnis Nasional dari Negara Kartan.

Seperti yang diketahui, Felix adalah keturunan Kartan dan pecinta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 301

    "Jadi, Pak Akash menerima Dokter Jerry sebagai murid?""Ya," kata Marlon. "Kudengar Dokter Jerry ini sejak muda sudah cerdas sekali dan sangat dihormati oleh Pak Akash."Jake sedikit mengernyit. "Aku pernah bertemu dokter itu. Sikapnya hangat, tutur katanya sopan, ramah dan santun kepada semua orang. Hanya saja, entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang sulit dijelaskan darinya."Marlon menoleh, menaikkan sedikit alisnya. "Kamu cuma merasa terancam karena dia lebih tampan darimu, 'kan?"Jake terdiam.Marlon menepuk bahu Jake. "Bella itu suka cowok ganteng. Dia pernah bilang ke aku dan Bu Amanda kalau Dokter Jerry itu sangat ganteng."Jake menyahut, "Ganteng sih ganteng, tapi dia cuma orang luar. Aku ini pamannya! Bella pasti sangat menyukaiku!"Marlon hanya tersenyum, tak lagi menyanggahnya.Komidi putar masih berputar, musiknya terus bergema.Bella tersenyum cerah, sangat menggemaskan. Jake buru-buru menjepret beberapa foto."Alfredo, mau naik itu?"Saat itu, suara pengasuh, Zaina, ter

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 300

    Jake dan Marlon mengajak Bella pergi bermain ke taman bermain anak-anak yang baru dibuka di kota tua.Sementara itu, Amanda tetap di rumah membantu Vanesa membuat kue.Setiap tahun, kue ulang tahun Bella selalu dibuat sendiri oleh Vanesa.Tangannya sangat terampil. Apa pun yang dipelajari selalu cepat bisa dan hasilnya pun sangat memuaskan.Amanda memang kurang mahir, tetapi dia selalu siap membantu.Saat mereka berdua membuat kue di dapur, Amanda bertanya pada Vanesa, "Kamu punya rencana apa setelah ini?""Kemarin aku sempat pulang sebentar ke Kota Amari."Gerakan Amanda terhenti, lalu menoleh. "Melihat Arsa?""Ya."Vanesa menunduk. Dari sudut pandang Amanda, wajah samping Vanesa tampak tenang, matanya hanya fokus menatap kue di depannya.Namun, Amanda tahu, kematian anak itu selalu menjadi luka yang belum sembuh bagi Vanesa."Saat mau pulang, aku bertemu dengan Steven."Amanda terkejut. "Lalu, apa reaksinya?""Dia sepertinya nggak terlalu terkejut melihatku."Nada suara Vanesa terden

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 299

    Felix langsung menyetujui, "Oke, kebetulan aku juga ingin mengajak Alfredo pulang ke kampung halaman di negara asalku."Hanna mengernyit. Dia bertanya, "Kampung halaman di negara asal?"Felix tersenyum tipis. "Buyutku berasal dari Kota Solaris."Hanna tak curiga dan hanya bertanya, "Jadi, apa aku perlu ikut pulang bersama kalian?""Bukannya kamu mau pulang untuk ikut syuting acara ragam?"Hanna mengangguk. Dia menjawab, "Ya, kontraknya sudah aku tanda tangani.""Kalau begitu, aku saja yang membawa Alfredo pulang."Hanna diam-diam lega. "Oke, setelah pekerjaanku selesai, aku akan langsung menyusul kalian ke sana!"Felix mengulas senyum tipis. "Oke."…Bella tidur pulas hingga pukul delapan, Bella baru bangun.Saat bangun, dia mendapati hanya dirinya sendiri di ranjang. Dia mengucek mata, turun dari tempat tidur, mengenakan sandal, lalu membuka pintu.Dia keluar kamar dengan piyama bergambar kartun. Dia berjalan menuju kamar Vanesa.Niatnya ingin mencari baju sendiri, tetapi begitu mendo

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 298

    Steven tersenyum tipis. "TK Kembang Harapan di Kota Tua Solaris. Dia sangat manis dan jago menggambar.""Steven!" Vanesa menggertakkan gigi sambil menatap tajam ke arah Steven. "Dia adalah putriku seorang. Dia nggak ada hubungannya denganmu!""Kalau kamu benar-benar bersikeras ingin bercerai," ucap Steven sambal menatap Vanesa tanpa berkedip, suaranya terdengar dingin. "Aku akan memperebutkan hak asuh anak kita."Plak!Vanesa kembali menampar Steven dengan keras. "Steven, empat tahun kita nggak bertemu, kamu masih nggak tahu malu seperti dulu!"Tamparan itu membuat wajah Steven agak menoleh ke samping.Namun, Steven justru tersenyum tipis. "Aku akan buktikan ucapanku."Vanesa sangat marah. Dia berbalik melangkah cepat menuruni gunung.Alex menghampiri Steven, lalu berkata dengan nada kesal, "Kenapa kamu malah memancing emosi Vanesa? Kalau memang nggak mau cerai, ya tunjukkan sikap yang wajar dong! Masih mau rebut hak asuh anak? Kamu pikir sekarang kamu bisa menang begitu saja? Kamu ini

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 297

    Di bawah lampu jalan, pria itu melangkah mendekat selangkah demi selangkah.Vanesa berdiri tegak di tempat, tanpa bergerak sedikit pun.Empat tahun telah berlalu, tetapi terasa seperti seabad.Menatap wanita yang wajahnya tanpa ekspresi, sorot mata Steven dipenuhi emosi yang rumit.Vanesa masih hidup.Seperti yang Steven duga, hal ini tidak terlalu mengejutkannya.Selama dua tahun terakhir, Steven kerap memantau kabar di dunia benda bersejarah dan sudah menduga bahwa Liora sebenarnya adalah Vanesa.Namun, Steven tidak pernah berusaha mencarinya.Karena Steven yakin, selama Vanesa masih hidup dan mereka belum bercerai, suatu hari Vanesa pasti akan datang mencarinya.Steven pernah membayangkan berbagai kemungkinan saat mereka bertemu kembali, tetapi tak pernah terpikir pertemuan itu akan terjadi di sini.Di makam tempat anak mereka dimakamkan.Steven berhenti, menatap Vanesa sambil mengerutkan dahi. Steven berujar, "Kalau mau melihat anak kita, kamu bisa bilang langsung padaku."Kalimat

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 296

    "Nggak masalah," ucap Vanesa dengan nada datar. "Kalau aku berani kembali ke Kota Amari, berarti aku sudah siap bertemu Steven kapan pun."Alex memandangnya dengan sedikit terkejut. "Maksudmu, kamu sama Steven ….""Langkah pertama tentu saja menggugat cerai." Vanesa menoleh pada Alex. "Kamu tahu, sekarang aku punya orang berpengaruh yang mendukungku. Steven belum tentu bisa bertahan."Alex mengatupkan bibir sebelum akhirnya bertanya, "Selama empat tahun ini aku selalu punya satu pertanyaan. Karena kamu yang secara aktif menghubungiku, maka aku nggak akan menahannya lagi. Siapa sebenarnya orang berpengaruh yang membantumu?"Vanesa tersenyum tipis, tidak menjawab.Alex tersenyum pasrah. "Baiklah, mengingat hubunganku dengan Steven, wajar saja kalau kamu tetap waspada padaku.""Bukan begitu." Vanesa berhenti sejenak, lalu menoleh pada Alex dengan ekspresi serius. "Hanya saja, ada hal-hal yang lebih baik nggak kamu ketahui. Berada di antara Stella dan Steven saja sudah cukup buat kamu kewa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status