เข้าสู่ระบบSekitar sepuluh menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka.Steven keluar mengenakan jubah tidur sutra berwarna biru tua.Pria itu sedang mengeringkan rambut pendeknya yang basah dengan handuk.Di atas tempat tidur, Vanesa bersandar di kepala tempat tidur sambil membaca naskah.Steven meliriknya, lalu menyalakan pengering rambut untuk mengeringkan rambutnya.Satu-satunya suara di kamar tidur yang tenang itu adalah suara mesin pengering rambut.Ketika rambut Steven sudah cukup kering, mesin pengering rambut dimatikan. Vanesa meletakkan naskah dan berbaring miring.Steven meletakkan mesin pengering rambut kembali ke tempatnya, lalu mematikan lampu dan pergi tidur.Steven memeluk Vanesa dari belakang.Vanesa bisa merasakan hawa dingin.Dia sedikit mengernyit. "Kenapa kamu mandi air dingin?""Biar reda." Steven memeluk Vanesa, tetapi panas yang baru saja mereda di tubuhnya langsung kembali.Namun, dia tidak melakukan apa pun. Dia hanya memejamkan mata dan berkata dengan suara lirih, "Sudah
Selain itu, Stella dan Jake sedang menemaninya saat itu. Selain untuk mengurus Regan, Vanesa hanya menganggapnya sebagai liburan.Vanesa membalas pesan itu: [Semuanya sudah berlalu.]Di Vila Sungai Andan, Steven mengernyit menatap pesan itu.Sementara itu, kedua anaknya sedang bermain dengan Nayla di sampingnya.Vila itu dipenuhi gelak tawa anak-anak.Namun, entah kenapa Steven justru merasa gelisah.Dia berdiri dan menghubungi Noel. "Segera ajukan permohonan rute penerbangan. Aku harus pergi ke Kota Yasar."...Setelah makan, Vanesa dan Cici berjalan-jalan sebentar di sekitar sana sebelum kembali ke wisma mereka.Pemilik wisma mengingatkan mereka bahwa beberapa wisatawan dari tempat lain mengalami mabuk ketinggian saat mendaki gunung salju. Pemilik wisma menyarankan mereka untuk beristirahat lebih awal malam ini agar besok tetap energik sehingga lebih kecil kemungkinan mengalami mabuk ketinggian.Jadi, mereka berdua kembali ke kamar lebih cepat.Vanesa kembali ke kamarnya dan melirik
"Aku ...." Alya terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku mau jalan-jalan saja. Aku nggak punya rencana khusus.""Bersantai itu memang baik, tapi kamu nggak mungkin terus-terusan jalan-jalan tanpa arah. Sekalipun Ricky kembali ke Keluarga Witanda, kamu tetap ibunya. Apa kamu benar-benar tega meninggalkannya begitu saja?""Aku berbeda darimu. Aku nggak pernah meluangkan waktu untuk merawat Ricky sejak dia lahir. Hubunganku dengannya juga nggak terlalu dekat. Lagi pula, Emran dan aku sekarang sedang berselisih. Sebagai ibunya, lebih baik kalau aku nggak dekat-dekat."Alya menyahut dengan nada riang.Namun, itu justru membuat Vanesa merasa sedih."Alya, kalau kamu benar-benar merasa terlalu lelah dan ingin pergi bersantai untuk melupakan semuanya sejenak, aku mendukungmu. Ricky juga pintar, aku yakin dia akan mengerti kalau kamu jelaskan padanya baik-baik. Tapi, aku nggak setuju kalau kamu menggunakan prinsip satu metode untuk semua terkait hubungan kalian bertiga. Meskipun kamu dan Emran nggak
"Jangan khawatir, aku nggak akan mengganggu kalian lagi." Alya terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Soal Grup Valka, aku akan menyerahkannya kepada tim manajemen profesional untuk sementara. Kalau kakak laki-lakiku sadar, Grup Valka akan kembali padanya. Kalau dia nggak sadar, maka Ricky yang akan menjadi satu-satunya penerus Grup Valka. Aku akan mengatur semua kontraknya terlebih dahulu. Kalau dia ternyata nggak mau mengambil alih, kamu, sebagai ayahnya, akan membantu mengelolanya ....""Grup Valka adalah bisnis Keluarga Nantar, kenapa juga aku harus membantumu mengelolanya?"Emran menyela dan balas mencibir, "Soal Ricky, bahkan tanpa Grup Valka, apa mungkin aku akan membuat putraku menderita? Alya, Grup Valka adalah tanggung jawabmu sebagai anggota Keluarga Nantar. Jangan berpikir kamu bisa begitu saja melemparkannya kepada orang lain begitu saja!"Alya mengatupkan bibirnya dan menatap tajam ke arah Emran.Setelah beberapa saat, dia tersenyum kecil dan berkata, "Baiklah, aku mengerti.
Pukul tiga sore, Steven ditelepon dan harus pergi.Sebelum pergi, dia meminta Cici untuk memberi tahu Vanesa bahwa dia harus pergi terlebih dahulu.Steven juga meninggalkan pesan WhatsApp untuk Vanesa.Pada pukul empat sore, rapat Vanesa selesai. Dia memeriksa ponselnya untuk membaca pesan WhatsApp dari Steven.Setelah keluar dari ruang rapat, Vanesa pun berkata kepada Cici, "Pesankan tiket pesawat ke pegunungan bersalju di Kota Yasar."Cici mengangguk. "Baik."Tujuan perjalanan ke pegunungan bersalju ini adalah untuk mengamati kondisi setempat. Kalau semuanya berjalan lancar, syuting kemungkinan besar akan dimulai akhir bulan depan.Sepertiga naskah film berlatar di iklim tanpa salju dan salju biasanya turun di pegunungan mulai Oktober hingga April. Sekarang baru bulan Juni. Kalau syuting film tersebut akan dimulai tahun ini dan perlu diselesaikan dalam waktu satu tahun, maka mereka perlu mencoba menyelesaikan syuting bagian cerita itu sebelum musim salju tiba tahun ini.Vanesa kembal
Steven sendiri tidak mengantuk, tetapi dia tidak berpindah posisi selama tidur agar Vanesa bisa beristirahat dengan baik.Pukul dua siang, alarm ponsel pun berbunyi.Vanesa bangun.Ketika dia membuka matanya, dia mendapati Steven sedang menatapnya.Vanesa ragu sejenak, lalu bertanya, "Kamu nggak tidur?""Aku nggak mengantuk." Steven sebenarnya merasa lelah karena tidak bisa tidur semalaman, tetapi saat memeluk Vanesa, dia tidak bisa tetap merasa tenang dan terjaga."Aku ada rapat jam setengah tiga, aku harus bangun."Steven membiarkan Vanesa pergi.Vanesa bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.Seperangkat perlengkapan kosmetik juga ditaruh di kamar mandi.Setelah mencuci muka dan memakai riasan tipis, Vanesa tampak segar dan energik lagi.Steven bersandar di kusen pintu sambil mengamati Vanesa.Di tempat kerja, Vanesa terkesan dingin dan penyendiri.Waktu telah membuat Vanesa bertumbuh dan bertambah dewasa, tetapi Vanesa yang telah menjadi dewasa ini jadi terlihat leb







