Share

Bab 5

Author: Lestari
Namun, Darren tidak bergeming.

"Ini rumahku! Dia adalah suamiku! Justru ibumu yang merebut suamiku dariku!" Elara kehilangan kendali. Dia meraih pena dan buku catatannya, menulis dengan penuh emosi untuk melampiaskan perasaannya.

Anak berusia lima tahun mungkin belum bisa membaca, tetapi meski begitu, Darren tetap tegang. Dia berdiri di depan istri dan putrinya, menatap Elara dengan penuh permohonan.

"Elara… anak itu masih kecil. Jangan membuatnya dipandang rendah orang lain di depan banyak orang begini, kumohon…"

Dia sedang memohon pada Elara agar memberinya sedikit harga diri.

Setidaknya di depan anaknya.

Elara menatap Darren dengan tidak percaya.

Hanya demi putrinya tidak menjadi bahan gunjingan, dia rela membuat Elara menanggung cap sebagai perebut suami orang?

Kalaupun anak itu menjadi bahan omongan, bukankah itu salah Evelyn? Dia yang tahu Darren sudah punya istri, tetapi tetap nekat melakukan hal memalukan itu…

Plak! Mungkin karena sudah benar-benar putus asa, Elara mengangkat tangan dan menampar Darren dengan keras.

Semua ini bukan sepenuhnya salah Evelyn.

Kalau Darren tidak menyentuh Evelyn, tidak akan pernah ada anak itu.

"Kamu berani menampar ayahku, dasar perempuan jahat!" Gadis kecil itu melepaskan diri dari Evelyn, lalu berlari dan menubruk Elara hingga terjatuh.

Elara terlalu kurus…

Lima tahun penuh penderitaan membuat tubuhnya nyaris tak berbentuk.

Tubuhnya yang rapuh dihantam anak berusia lima tahun saja sudah membuatnya jatuh, sikunya membentur tanah hingga kulitnya terkelupas.

"Elara…" Darren panik bergegas ingin menolongnya, tetapi Elara menepisnya.

Dia menatap Darren dengan penuh kebencian, matanya dipenuhi keputusasaan.

"Elara!"

Elara bangkit, meraih buku dan penanya, lalu berlari terburu-buru meninggalkan tempat itu.

Padahal itu rumahnya.

Namun, dia diperlakukan seperti tikus got yang dikejar dan dicaci maki.

"Perebut suami orang, tidak tahu malu, masih berani datang ke sini."

"Betul, perusak rumah tangga, tidak tahu malu."

Elara terus berlari sejauh mungkin…

Sakit.

Seluruh tubuhnya terasa sakit, tak ada satu pun bagian yang tidak nyeri.

Entah sudah berapa lama dia berlari, akhirnya ia berhenti dengan napas tersengal-sengal.

Dia mengangkat tangannya, menampar dirinya sendiri dengan keras. Rasa sakit itu justru membuatnya mati rasa.

Dia benci dirinya sendiri. Kenapa tak bisa bicara, kenapa tak bisa mengeluarkan suara, kenapa hanya bisa lari seperti seorang pengecut!

Itu rumahnya, itu suaminya, mengapa dia yang harus menanggung hinaan?

……

Kompleks Linggar.

Elara berjalan hampir satu jam sebelum sampai ke Kompleks Linggar. Menatap rumah masa kecilnya, dia tiba-tiba merasa asing dan menakutkan.

Mungkin Darren berbohong padanya?

Bisa jadi, ayah dan ibunya masih menunggunya di dalam rumah…

"Hei, malam-malam begini belum tidur juga, Cantik?" Di pinggir jalan, beberapa preman merokok sambil bersiul ke arahnya.

Kompleks Linggar adalah kawasan lama. Setelah ada rencana penggusuran, hampir semua orang pindah, meninggalkan tempat itu sebagai sarang anak nakal.

Lima tahun tak pulang, lingkungan asing itu membuat Elara takut.

Dia menggenggam erat pergelangan tangannya, berusaha menghindari mereka dan melangkah ke dalam kompleks.

"Cantik, sendirian ya?" Seorang preman, yang tampaknya mabuk, melempar rokoknya lalu berusaha menarik Elara.

Elara memang cantik sejak kecil. Kedua orang tuanya mendidiknya dengan baik. Piano, tari, semua dia kuasai. Membuat dirinya terlihat menonjol di antara orang lain.

Namun, lima tahun penderitaan telah mengikis semua sinarnya. Di wilayah perang Timur Tengah, justru kecantikannya menjadi sumber mimpi buruk.

"Ugh…" Sentuhan pria itu memicu trauma Elara. Dia refleks menampar preman itu, lalu mundur ketakutan.

Preman itu naik pitam, hendak membalas memukul.

Elara kaget, menunduk, lalu memeluk kepalanya sambil berjongkok.

Gerakan bertahan seperti itu sudah menjadi naluri yang melekat pada tubuhnya.

Namun, pukulan itu tak pernah jatuh di tubuhnya. Sebaliknya, terdengar jeritan kesakitan. Preman itu terhempas jatuh ke tanah.

Sebuah bayangan gelap berdiri di depannya, hampir menelan tubuhnya.

Elara mendongak ketakutan. Melawan cahaya, dia tak bisa melihat jelas wajahnya. Namun, hanya dari suara, tubuhnya sudah gemetar ketakutan.

"Pergi!" Pria itu mengenakan hoodie, wajahnya tersembunyi. Namun, tinggi badannya dan aura yang ditebarkannya begitu menekan, jelas bukan orang yang bisa diremehkan.

Preman-preman itu tak berani cari masalah. Mereka buru-buru bangkit dan kabur.

"Elara, pulang ke negara sendiri pun kamu masih ditindas. Kamu ingin aku harus bagaimana menjaga dirimu…" Suara pria itu serak, penuh aura gelap yang membuat orang takut.

Kedua kaki Elara lemas, matanya membesar tak percaya.

Itu dia! Nathaniel Alvaro! Dia ternyata masih hidup!

Dan dia bahkan ikut kembali ke negara ini!

Nathaniel, anggota organisasi teroris.

Dan juga mimpi buruk terbesar dalam hidup Elara.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Mekar di Tengah Kehampaan   Bab 198

    Christina terlihat cemas. "Evander, kamu baik-baik saja? Kami tadi dengar dari polisi kalau kau mengalami kecelakaan.""Sekarang ikut aku pulang, di luar sini tidak aman. Tugasmu sudah selesai, kenapa kamu masih tinggal di luar dengan orang-orang yang tidak jelas?" hardik Tuan Hardiman. Jelas dia khawatir pada cucunya, tetapi kata-katanya selalu terdengar keras.Thomas melihat Nathaniel baik-baik saja, dia pun sedikit lega."Kakek, tolong hormati istriku." Nathaniel mengerutkan dahi, melindungi Elara."Istri apa? Apa aku menyetujuinya?" tanya Tuan Hardiman dengan marah.Dia memang tidak bisa mentolerir cucunya yang menentangnya."Undang-undang negara kita sudah menyetujuinya. Setuju atau tidak, itu tidak penting." Nathaniel menatap Elara, lalu berbisik, "Sayang, kamu temani Fesilia di sini. Aku akan mengusir mereka keluar."Elara mengangguk, lalu berjalan ke sisi ranjang."Ayo, ayo, ayo, di ruang rawat ada pasien. Jangan ganggu anak-anak tidur." Nathaniel menunjuk ke pintu, menyuruh se

  • Cinta Mekar di Tengah Kehampaan   Bab 197

    Di depan rumah sakit.Sebuah mobil menabrak tembok luar rumah sakit, membuat lokasi menjadi kacau dan menakutkan…Ambulans rumah sakit berbunyi, begitu juga sirine mobil polisi yang terdengar tidak jauh dari situ.Tempat kejadian dikerumuni orang."Ini terlalu mengerikan, sopirnya pasti mabuk, 'kan?""Ada yang tertabrak sampai menempel di dinding? Aku lihat mobil itu menabrak orang, bagaimana dengan orang di depan tadi?"Elara berlari seperti orang gila menembus kerumunan, melihat langsung pemandangan kecelakaan yang mengerikan, lalu lututnya lemas dan dia terjatuh ke tanah.Mungkin karena terkejut, Elara membuka mulutnya, tetapi tak bisa mengeluarkan suara.Dia menekuk tangannya dengan keras, berlari sekuat tenaga untuk mencoba mendorong mobil itu.Namun, dia tidak memiliki kekuatan sebesar itu."Nathaniel...""Nathaniel..."Elara menangis tersedu-sedu hingga hancur."Nathaniel, maaf… apa yang barusan aku katakan… itu sengaja untuk membuatmu kesal. Maaf… aku tidak menyukai Darren lagi

  • Cinta Mekar di Tengah Kehampaan   Bab 196

    "Berengsek." Nathaniel maju dan menendang Darren menjauh, lalu menarik Elara ke pelukannya. "Menjauhlah dari istriku!"Elara tersadar, menatap Nathaniel dengan tegang, dan cepat-cepat memeluknya. "Jangan bertindak kasar."Darren hampir jatuh. Dia menahan sakit sambil berpegangan pada meja, lalu menatap Nathaniel dengan marah. "Selain pakai kekerasan, apa lagi yang bisa kamu lakukan?!""Aku juga bisa membunuhmu." Nathaniel melangkah maju, hendak memukul."Nathaniel!" Elara berseru ke arahnya.Nathaniel tampak sedikit kesal dan merasa tidak diperlakukan adil. Dia mendengus, berdiri di tempat, tidak berkata apa-apa lagi.Juga tak berani bertindak.Elara selalu menahannya, tidak membiarkannya memukul Darren…Padahal Darren jelas-jelas orang yang buruk.Namun, Elara tetap melindunginya."Keadaan Fesilia sudah stabil. Aku akan tinggal untuk merawatnya. Kamu pergi saja." Elara menyuruh Darren pergi.Darren berdiri tegak, mendengus, menatap Nathaniel dengan penuh tantangan. "Kamu tidak akan pe

  • Cinta Mekar di Tengah Kehampaan   Bab 195

    "Kakek, orang yang Anda suruh menguntit ini asalnya paparazzi ya? Lumayan lihai menangkap momen." Nathaniel mengejek sambil merobek foto itu dan membuangnya ke tempat sampah. "Anda tidak ada kerjaan, tidak minum teh atau jalan-jalan, malah menguntit istriku?"Tuan Hardiman langsung naik pitam. Dia melihat-lihat sekeliling tempat tinggal, marahnya makin menjadi-jadi. "Toilet Keluarga Alvaro saja lebih besar dari ini! Aku susah payah membangun keluarga ini, tapi kamu tidak bisa menikmatinya. Kamu malah tinggal dengan wanita seenaknya seperti ini."Nathaniel mengerutkan alis, tampak agak kesal. "Kakek, Elara adalah istriku. Aku punya identitasku dan tugasku sendiri. Jangan ikut campur. Cepat pergi."Nathaniel mendorong kakeknya agar pergi. "Selain itu, Elara bukan wanita sembarangan. Tanpanya, cucumu ini di Sundara entah sudah berapa kali nyaris mati."Tuan Hardiman terkejut sejenak. "Kamu harus bisa membedakan antara budi dan cara menjalani hidup. Dia bukan tipe wanita yang bisa menjalan

  • Cinta Mekar di Tengah Kehampaan   Bab 194

    Elara setuju dengan rencana di atas.Meski dia tahu itu sangat berbahaya.Namun, dia tidak ingin Nathaniel mengambil risiko…"Elara, Nathaniel bilang, kamu tidak mencintainya. Untuk dia, kamu melakukan hal yang begitu berbahaya…" Ferdian sedikit penasaran dengan perasaan Elara terhadap Nathaniel."Aku tidak hanya melakukannya untuk dia, aku juga melakukannya untuk diriku sendiri, untuk Michael…"Sekalipun hanya untuk Michael, dia tetap akan dengan tegas mengambil risiko dan pergi menjadi umpan."Michael, dia meninggal di depan mataku… aku tidak bisa melupakannya, juga tidak bisa keluar dari bayangan itu." Elara menggeleng, air matanya panas mengalir deras.Rekan kerja yang mati demi menyelamatkannya, meninggal di depan mata, tidak ada yang bisa memahami rasa sakit itu.Namun, Ferdian bisa mengerti.Tangan yang memegang setirnya mengepal hingga urat-uratnya memutih."Kenny bukan anakku, dia anak rekan seperjuanganku. Saat berada di satu misi, demi menutupiku, dia ditembak di kepala…" Fe

  • Cinta Mekar di Tengah Kehampaan   Bab 193

    Christina tersenyum puas sambil mengangkat alisnya.Tuan Hardiman marah dan menghentakkan tongkatnya dengan keras. "Wanita jahat yang kejam ini!""Bukan hanya itu, aku juga menemukan… Elara ini, saat bersama Tuan Muda, dia masih menjalin hubungan yang tidak jelas dengan mantan suaminya, Darren. Bahkan demi tetap berhubungan dengan mantan suaminya, dia sengaja memancing putri mantannya untuk tinggal bersamanya. Jelas-jelas niatnya mau terus terikat dengan mantan dan menipu Tuan Muda." Leon berkata dengan marah, sambil menunjukkan foto-foto yang dia ambil di IGD kepada Tuan Hardiman.Wajah Tuan Hardiman makin tampak buruk. "Sungguh keterlaluan!"Dia sama sekali tidak akan membiarkan wanita yang mudah berubah hati dan bisa merusak cucunya itu masuk ke Keluarga Alvaro.……Kafe pinggir jalan.Ferdian duduk di dalam mobil, menatap Elara yang keluar dari kafe."Maaf, pertemuan kita harus benar-benar tersembunyi, jadi kamu terpaksa berpindah ke beberapa tempat," kata Ferdian dengan rasa bersal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status