“Aku akan kembali ke rumah orang tuaku.”
“Tunggu, apa? Perceraian? Kembali ke orang tuamu, yang menganiayamu seperti itu?”
“…Ya.”
Sekarang, setelah semua pengulangan waktu itu, perlakuan buruk orang tuaku tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang akan aku alami selama lima bulan ke depan, Jermaine.
“Apakah kau mengerti apa yang kau bicarakan? Perceraian keluarga kerajaan artinya kau tidak akan boleh menginjakkan kaki di Ibukota lagi, dan status aslimu sebagai putri seorang Beta Duke akan dicabut.
"Aku tahu."
Dia terkesiap. "Terus, kau tetap meminta cerai?"
“Mhm. Bukankah itu juga akan menguntungkanmu?” Aku berkedip perlahan, tidak mengalihkan pandanganku dari wajahnya yang sedingin surga.
Selama ini aku selalu bersikeras mempertahankan posisiku sebagai SATU-SATUNYA istri dan Ratunya. Tetapi sekarang aku menyadari bahwa kekeraskepalaanku hanya akan membawaku pada jurang kematianku dan bayiku yang belum lahir dengan cara yang kejam.
Setidaknya kali ini, aku ingin mati dengan tenang—tanpa rasa sakit yang dalam.
“Ratu, jujurlah. Ini protesmu karena aku ingin menjadikan Luelle sebagai Selir Kerajaan, kan?”
"Uhm, bukan."
"Jangan berbohong. Apakah kau pikir aku tidak mengenal siapa kau?” Jermaine bersandar. Sebuah ejekan keluar dari tawanya yang bengkok.
Tapi sungguh, aku sedang tidak memprotes atau menyindirmu, Jermaine.
“Kau bilang itu bayiku, darahku, tapi kau ingin bercerai dariku? Apakah itu masuk akal?”
"Uh, aku hanya ingin jujur kepadamu tentang identitas bayi ini, begitu juga tentang keinginanku." Aku menarik napas pendek sebelum melanjutkan permohonanku. "Aku ingin bercerai darimu, Jermaine."
Dia menatapku dengan intens. Kali ini, tatapannya mengisyaratkan kemarahan.
Aku tidak mengerti mengapa dia marah ketika aku menyerah seperti yang dia inginkan di kehidupan yang sebelumnya. Bukankah dengan begini, dia tidak perlu repot-repot mengeksekusiku? Aku juga tidak akan menyakiti wanita kesayangannya lagi.
Ini adalah situasi yang kita sama-sama diuntungkan.
Tapi Jermaine masih diam. Tatapannya menembusku. Aku merasa canggung dengan tatapan itu.
Sudah berapa nyawa sejak terakhir kali Jermaine bersedia menatap mataku seperti ini?
Sialan. Jantungku berdebar lagi karenanya.
Aku menelan keheningan berat yang menyelimuti kami. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara percikan api dari kayu yang terbakar di perapian.
Apakah penjelasanku masih kurang? Atau penawaranku terkesan tidak tulus? Bagaimana aku bisa menyampaikan kepadanya bahwa ini adalah ketulusanku?
Aku mengunyah bibirku yang kering, lalu membujuknya. “Jermaine, kau tidak perlu memberiku apa pun. Tunjangan perceraian atau apa pun itu, aku tidak membutuhkan itu. Hanya… tolong biarkan aku pergi.”
Melihat dia menghela nafas panjang, aku pikir ketulusanku telah memukul hatinya. Tapi kata-katanya yang selanjutnya menghancurkan hatiku.
“Bermimpilah, Ratuku. Aku tidak akan menceraikanmu.”
Deg. Deg.
"Kenapa?!" Dadaku naik turun seirama dengan nafasku yang tersengal. Aku merasakan perutku melilit. Aku ingin muntah.
Ini pertama kalinya aku berniat memutuskan hubungan naas kita dengan tekadku, tapi apa? Dia tidak akan membiarkanku pergi?
Jermaine, yang melihatku gelisah, meraih tanganku.
Dia menggengga tanganku cukup erat. Aku merasakan getaran di gandingan tangan kami. Aku tidak tahu apakah itu tanganku atau tangannya. Tapi Jermaine bukanlah tipe pria yang mudah gemetar, jadi aku yakin itu karena aku.
Dia menarik tanganku ke bibirnya untuk ia kecup.
Wah. Sudah berapa lama sejak terakhir kali dia menyentuhku dengan begitu lembut? Dan ekspresi macam apa itu? Seolah-olah dia kesakitan.
“Aku tahu kau kecewa padaku sebagai suamimu. Tapi kita tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, Ratuku. Entah itu penculikan yang menimpamu atau… hubunganku dengan Luelle.” katanya, lalu membenamkan wajahnya di tanganku.
Apa yang dia coba sampaikan sekarang dengan nada suara itu?
“Kau adalah istriku dan Ratuku. Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Sha.”
Apa lagi ini? Sudah lama sejak dia memanggil nama panggilan kesayangan. Kedengarannya asing, tapi masih memberiku kupu-kupu.
Apakah dia mengatakan ini dengan tulus? Bukankah dia ingin mengambil Luelle sebagai pasangannya, makanya dia selalu menyingkirkanku?
“Luelle hanya akan menjadi seorang Selir Kerajaan karena aku harus bertanggung jawab atas tindakanku terhadapnya. Orang-orang tidak akan tinggal diam jika aku mengabaikan Luelle, yang saat ini sedang mengandung anakku, darah selanjutnya keturunan Keluarga Kerajaan.”
Dia mengangkat kepalanya dan menatapku. “Kau harus mengerti apa yang dibutuhkan bangsa ini sekarang, kan?”
… Aku rasa begitu?
Orang-orang akan bingung jika Jermaine dan aku, pemimpin di kursi Keluarga Kerajaan, berpisah saat konflik sengit dengan negara lain sedang terjadi.
Keretakan internal pemerintahan memiliki peluang yang sangat besar untuk merusak keseluruhan sistem yang sudah berjalan. Bahkan pihak musuh akan dengan senang hati menggunakan kesempatan ini untuk meluncurkan rentetan serangan ke Southern Olf.
Dan korban dari semua ini adalah orang-orang yang terpaksa membela diri dengan kekuatan terbatas mereka.
Aku… tidak ingin orang-orang itu mengalami semua hal itu.
Meskipun aku mengatakan aku tidak ingin melakukan apa-apa lagi, aku tidak bisa membiarkan orang menderita. Itu hanya akan menggerogoti hati nuraniku.
Bisakah aku menunggu kematian yang tenang dengan mengorbankan mereka?
-“Kau tidak bisa, Sashal. Kau dibentuk untuk menjadi ratu bagi semua orang. Kita berdua terlahir seperti itu.”
'Begitukah, Shan?'
Kata-kata serigalaku, yang selama ini cukup sabar menahan diri untuk tidak memberontak sejauh ini, membersihkan gumpalan kecil yang tertahan di dadaku.
“Sha? Bagaimana menurutmu?" Jermaine bertanya.
“Aku akan… memikirkannya lagi,” jawabku.
“Sha, rakyat kerajaan kita sedang cemas karena perseteruan dengan Northern. Jika Ratu mereka yang tercinta, yang akhirnya kembali, tetapi kemudian meminta cerai, itu akan memberikan pukulan berat bagi mereka. Pikirkanlah baik-baik.” Jermaine memohon dengan nada lembut.
Tidak seperti dia yang aku saksikan dalam banyak kehidupan yang sudah aku jalani. Jermaine tidak pernah memohon.
Mata birunya, yang biasanya dingin, sekarang tampak menjangkauku dengan cahayanya.
Aku juga mengerti apa yang dia bicarakan. Memang, untuk saat ini, orang-orang masih menilaiku dengan baik.
“Kau adalah ratu yang cerdas dan baik hati. Tidak ada yang bisa menggantikanmu sebagai Ratu Southern Olf.”
… Aku juga berpikir demikian.
“Anak dalam kandunganmu masih membutuhkan perlindungan ayahnya, kan?”
Ayahnya? Apakah ini berarti dia mengakui anak kita?
"… Itu benar." Sebuah jawaban keluar dari mulutku.
Aku berkedip mendengar jawabanku. Itu keluar begitu saja karena perasaan bahagia yang tak terbendung saat dia berkata, 'ayahnya.'
Tangan Jermaine masih memegang tanganku erat-erat. Sesekali, aku bisa merasakan nafas hangatnya menyapu punggung tanganku.
Aku menatap matanya dan bertanya pada diriku sendiri. ‘Apakah kali ini akan berbeda?’
Sejak tadi, perlakuan Jermaine terhadapku berbeda dari kehidupan sebelumnya. Sebelumnya, dia tidak pernah memohon padaku untuk menetap seperti ini, kau tahu.
Apakah pemicunya adalah karena aku menerima perintahnya untuk menunjuk Luelle sebagai selir kerajaan? Apakah perbedaan kecil itu membuat semua perubahan dalam adegan ini?
“Kau ingin aku tetap menjadi ratumu meskipun Luelle sekarang ada untukmu?” tanyaku lembut, lebih dekat dengan gumaman.
Maksudku seperti... Luelle adalah wanita yang kau cintai, dan kau ingin dia bersamamu, Jermaine. Jadi…
Jermaine mengarahkan tatapannya padaku. Alisnya berkerut seolah tersinggung. Dia menjawab dengan nada tegas. "Tentu saja. Kau adalah Ratuku. Jangan menambahkan omong kosong untuk itu.”
Ah, begitu.
Seumpama aku mengizinkan Luelle menjadi Selir Kerajaan di kehidupan sebelumnya, Jermaine akan tetap menjadikan aku sebagai Ratunya juga, seperti sekarang.
Tapi karena aku yang dulu selalu melawan Luelle dan bertindak kejam kepadanya, Jermaine merasa perlu untuk menyingkirkanku demi stabilitas kerajaan.
Ah, jadi itu sebabnya.
'Benar. Luelle hanya akan menjadi selir kerajaan, sedangkan aku adalah seorang Ratu. Masih terlalu dini bagiku untuk menyerah.’ Aku mengencangkan rahangku.
-“Itu benar, Sashal. Menyerah tidak tertulis dalam kamus hidup kita, hmph! Tarik itu kembali."-
Aku bisa membayangkan Shan, dengan lengannya yang lembut, melipat tangannya dengan dada membusung sambil mengatakan itu.
'Oke. Karena Jermaine memohon, aku harus tetap menjadi Ratunya.'
“Sha, apakah kamu masih perlu waktu lebih lama untuk berpikir? Aku harap itu tidak memakan waktu terlalu lama.”
Baiklah. Cukup sekali lagi. Cukup... sekali lagi saja aku mempertaruhkan cintaku padanya.
"Aku sudah selesai berpikir."
"Ya?"
“Mhm. Aku… akan tetap menjadi Ratumu dan mengangkat Luelle untuk menjadi Selir Kerajaan.”
Wajahnya dibasuh lega. Dia menarik senyum lebar di wajahnya. “Seperti yang diharapkan dari ratuku.”
‘Ratuku, ya?’ Aku senang mendengarnya.
Tulang pipiku hampir terangkat saat aku melihat Jermaine tersenyum bangga padaku. Aku tidak bisa terlihat terlalu bahagia seperti anak kecil. Aku adalah seorang ratu.
Aku membuka mulutku. "Tapi, aku punya syarat."
"… Syarat?"
Lagipula, dalam hidup kali ini, Jermaine menempel padaku untuk tetap berada di sisinya sebagai ratunya. Dia… membutuhkanku."Beri tahu aku."Aku menelan ludah, lalu membuka mulutku. "Tidak peduli apa yang orang katakan tentangku, Kau harus melindungi anak dalam kandunganku sampai dia lahir."Ya, aku hanya butuh itu.Jika memang hidup kali ini akan menawarkan perbedaan, aku harus menggunakan kesempatan ini untuk bertemu bayiku. Dengan begitu, aku akan membuktikan kepada orang-orang bahwa anak yang lahir dari rahimku ini adalah daging dan darah Jermaine, penerus Alpha dari keturunan Jocheved IX.Aku akan membungkam mulut orang-orang yang selalu menuduh anakku sebagai anak haram.Mungkin saat ini, Jermaine terpengaruh oleh Luelle. Tapi saat putraku lahir, dia tidak akan bisa mengabaikan kemiripan mereka sebagai pasangan ayah dan anak. Dia tidak bisa berpaling dari darah dan dagingnya.Begitu pula dengan para pejabat menyebalkan yang terobsesi dengan garis keturunan serigala murni dari Ke
Pada hari Sashal kembali ke istana, pikiran Jermaine kacau balau.Ada begitu banyak hal yang terjadi yang membutuhkan perhatiannya sehingga dia gagal menunjukkan ekspresi yang seharusnya dia tunjukkan ketika istrinya, yang telah hilang selama empat bulan, berhasil kembali dengan selamat.Ada banyak pembicaraan tentang sikapnya hari itu.Dia mencoba mengabaikan pembicaraan itu, tetapi itu meresap ke dalam hati nuraninya. Bagaimanapun juga, Sashal adalah istrinya, pendamping resmi seorang Raja Alpha. Dia seharusnya menunjukkan kebahagiaan ketika istrinya kembali.Begitulah seharusnya, tetapi emosi campur aduk menguasainya pada saat itu.Perhatian utamanya adalah kepada Luelle, seorang wanita manis dan rapuh yang kini sedang mengandung anaknya.Dengan harga diri Sashal yang tinggi, tidak mungkin dia tidak akan menyakiti Luelle dan anak dalam kandungannya.Meski begitu, sebelum keadaan semakin tidak terkendali, dia harus menyampaikan berita tentang Luelle kepada Sashal dengan mulutnya sen
Frau tersentak sesaat, lalu kembali ke wajah datarnya. “Wah, apakah itu benar?” “Itu pasti benar. Yang Mulia sendiri membenarkannya.” Reaksi pejabat lebih besar dari yang diharapkan. "Jadi begitu. Sepertinya aku telah salah menilai Lady Lenbergh.” “Aku sudah menebaknya. Beberapa waktu yang lalu, aku mendengar Lady Luelle menyarankan agar kita berdamai saja dengan Northern. Saat itu, usulannya terdengar konyol jadi aku mengabaikannya. Tapi sekarang aku tahu apa yang lebih baik. Aku akan meminta maaf kepada Lady Lenbergh karena meragukan wawasannya.” Gamma Marquise Blaine menambahkan. Frau melirik Jermaine. Tatapannya mengandung segudang pertanyaan. 'Apakah ini baik-baik saja, Yang Mulia? Jika Ratu Sashal mengetahui hal ini, tidakkah beliau akan marah karena Anda memberikan penghargaan kontribusi beliau kepada Lady Lenbergh?' Seolah menangkap pertanyaan dari Frau melalui telepati, Jermaine tersenyum lebar dan mengumumkan. “Ada satu lagi pengumuman penting yang ingin aku bagikan ke
Luelle menggigiti kukunya saat dia membantah.‘Kau salah, El. Sashal tidak akan melakukan itu padaku. Aku tidak mencuri suaminya!’-“Apakah kau menelan hati nuranimu? Kau mencuri suaminya! Semua orang tahu itu!”-‘Aku tidak melakukannya. Kami… kami berbagi Jermaine.’-“Pft, dengarkan dirimu sendiri. Apa kau tidak ingin menertawakan leluconmu sendiri? Karena aku demikian.”-‘Tutup mulutmu, El.’-“Dengar, posisimu berbahaya. Tidak hanya kau yang dalam bahaya, tapi aku juga! Jadi pikirkan baik-baik tentang langkahmu yang selanjutnya.”-‘El, kau selalu menakut-nakutiku. Apa yang berbahaya tentang posisiku saat ini? Aku adalah dayang Sashal!’-“Huk. Kau membuatku gila, Luelle. Bahkan pelayan rendahanmu itu mengetahuinya dan khawatir wanita itu akan menendangmu keluar. Tapi kenapa hanya kau yang tidak sadar!?”-‘Diam!’Luelle memejamkan matanya lebih erat lagi. Kerutan di dahinya semakin dalam dan berlapis saat menemukan kegelapan yang dia cari. Akan lebih baik jika dia bisa tertidur, jadi
..Dalam sekejap, Sashal merasakan bumi runtuh di bawah tumitnya. Dia tanpa sadar menggali kukunya di telapak tangannya. Buku-buku jarinya memutih seolah-olah itu akan mencuat kapan saja.Sashal tidak bisa mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi Jermaine dengan ekspresinya saat ini. Jadi dia sedikit menurunkan pandangannya. Dia mencoba menyembunyikan raungan di wajahnya dengan senyum yang dipaksakan.‘Jadi pada akhirnya seperti ini, hm? Tanggalnya datang lebih cepat.’Setelah kembali ke posisinya, acara resmi pertama yang akan dia selenggarakan sebagai Ratu Serigala – wanita dengan kedudukan tertinggi di Kerajaan Southern Olf – adalah menunjuk wanita lain untuk menjadi selir suaminya.Bahkan pertunjukan komedi murah yang dibuka di pasar umum tidak bisa lebih lucu dari ini. Dia hampir pingsan karena takdir yang konyol.“Aku mengerti. Aku akan mengaturnya secepat mungkin. Serahkan saja padaku, Jermaine.”Dan sekali lagi, dia terpaksa melakukan semua ini demi kelangsungan hidupnya. Dia i
Sashal memutar bola matanya. ‘Sungguh konyol. Sekarang, dari semua orang yang ada, pria seperti ini bahkan berani mendekatiku? Apakah penyamaranku sebagus itu?’Ada sedikit sarkasme bercampur dengan kekaguman konyol dari apa yang dia pikirkan.Sashal telah mendengar dari Bella sebelumnya, baru-baru ini, ada banyak wanita yang menjaga pelac#r laki-laki di sisi mereka. Para wanita akan menghiasi penampilan pelac#r laki-laki mereka dengan barang-barang mewah atau perhiasan yang indah, lalu memamerkannya di beberapa kesempatan. Ini seperti mengikuti kontes Burung Merak.Ini adalah tren yang tidak mungkin diikuti oleh Sashal.Pelac#r laki-laki tidak pernah menarik perhatiannya, bukan karena dia ingin menjaga kehormatannya sebagai ratu serigala. Secara obyektif, Jermaine memiliki wajah yang menakjubkan tanpa perbandingan.Pembawa acara di Arena berteriak bahwa babak baru pertandingan akan segera dimulai. Kali ini, dia mendengar nama salah satu pilihannya di antara banyak petarung yang akan
‘Bagaimana pria ini tahu bahwa aku sedang hamil?’Pertanyaan itu terlintas cepat di kepala Sashal.Suli untuk mengetahui tentang kehamilannya saat ia mengenakan gaun mengembang dan jubah kebesaran yang membalut tubuhnya. Apalagi perutnya juga belum seberapa menonjol layanya ibu yang sedang hamil besar. Bahkan staff Arena yang tadi mengawalnya ke bilik VIP juga tidak menyebutkan apapun terkait kondisi kehamilannya. Wanita hamil tidak diperkenankan masuk ke tempat ini, untuk yang mengetahui saja. Jadi pada bagian mana pria ini menemukannya sedang hamil?Sashal tidak biasanya merasa terintimidasi. Tapi malam itu ia seperti merasakan putaran udara dingin di dalam dadanya yang mengetuk untuk memperingatkan bahaya.Tebakan awalnya yang mengira bahwa pria yang saat ini sedang ia pelajari adalah seorang lelaki penghibur, perlahan runtuh.‘Dia tahu identitasku yang sebenarnya.’ Sashal meneguhkan hatinya.Itulah mengapa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pria itu, yang ia anggap hanya seb
“Oh, Yang Adiluhung! Sejak kapan Anda ada di sini? Apa anda baru saja selesai menyergarkan diri?”Rohan menyeka rambutnya yang masih basah kuyup dengan handuk putih saat dia memutari Faresh. Ia mengenakan jubah mandi yang lumayan kecil untuk ukuran tubuhnya yang besar, seolah sengaja memamerkan otot-otot tubuhnya yang kekar. Terutama di bagian pahanya.Itu membuat Faresh mengehela nafas seraya menggelengkan kepala.“Ada apa?” Rohan melempar handuknya ke samping.Dia tahu Faresh bukan tipe orang yang asal masuk ke ruangan pribadi seseorang ketika penghuninya tidak mengijinkan. Terutama jika itu adalah kamar Rohan, sang Alpha dari suku Moon Shone.Jadi, pasti ada sesuatu yang mendesak sehingga Faresh ada di sana saat ini.“Yang Adiluhung Alpha Rohan, sungguh, ke mana saja anda pergi beberapa hari belakangan ini? Kami telah berputar-putar mencari Anda.” Nada merajuk keluar dari mulut pria bertubuh kurus tapi kokoh, yang terbuat dari otot.Faresh terlihat kesal, tapi Rohan malah ketawa ke