Karena sudah hampir jam 6 malam , langit pun hanya menyisakan sedikit cahaya matahari , Lendra langsung menuju ke arah motor nya yang terparkir rapi di samping motor kakak ku , setelah mengenakan helm dia mulai menyalakan motornya dan tanpa di komando , aku pun langsung memasang helm ku lalu naik ke motor nya. Mungkin karena dia terburu-buru menarik gas di sepeda motor nya sebab ketika kita mulai berjalan aku kaget hingga tanpa bisa kutolak tubuhku terdorong ke depan sehingga membuat kedua tanganku tanpa sadar memeluk pinggangnya , meskipun agak canggung aku benar-benar tidak berani melepaskan pelukan ku karena takut terjatuh.
Beruntung aku tidak terlambat hari ini, gedung tempat kursus ku memang tidak begitu jauh dari rumah tapi juga tidak dekat, bisa dibilang jarak yang nanggung , jika harus naik kendaraan pasti akan terasa sia-sia itu sebabnya kadang aku mengayuh sepeda jika tidak malas. Gedung tua ini sebelumnya di sewa oleh pemilik toko alat musik tapi sejak aku SMP akhirnya beralih fungsi menjadi tempat bimbingan belajar , berada persis di seberang jalan gang rumah ku dan terdiri dari 3 lantai , setelah banyak di renovasi akhirnya sekarang bisa dibilang berubah menjadi gedung yang cukup bagus. Aku mulai kursus di sini sejak awal semester tahun ini , awalnya aku ingin mengajak Karin juga untuk kesini tapi dia sudah punya tutor pribadi sendiri yang selalu datang ke rumahnya. Bisa dibilang keadaan keuangan keluarga Karin memang jauh lebih baik dari ku sehingga bisa menyewa tutor pribadi yang bisa datang ke rumah. Lagipula sebenarnya tanpa tutor itu pun aku yakin Karin akan baik-baik saja dalam pelajarannya karena dia memang benar-benar seorang anak cerdas yang bisa diandalkan.
Setelah mengucapkan terima kasih dan berpamitan pada Lendra aku langsung berlari menuju ke pintu masuk , sebelum sempat kaki ku menginjakkan ke pintu masuk akhirnya aku di cegat lagi oleh seorang cowok kenalan ku di tempat kursus. Cowok yang berperawakan kurus dan tinggi meskipun tidak setinggi Lendra dan kakak ku tapi bisa dibilang dia bukan cowok yang pendek , berkulit putih dan berambut keriting yang menurutku rambutnya cukup aneh. Jika Lendra berambut ikal bergelombang , cowok ini benar-benar memiliki rambut yang keriting dan mengembang , wajahnya tirus dan hidung nya mancung.
“hei , beruntunglah kamu gak telat hari ini” sapa nya mengagetkanku
“kamu sendiri, kenapa baru datang jam segini?” Jawabku sambil terus berjalan masuk menuju ke kelas kami
“Aku ketiduran” jawabnya lagi sambil memasang wajah malas “Tadi siapa , bukan kakakmu kan” tannya nya penasaran “Jangan bilang itu pacarmu , dia terlalu baik buat mu” katanya lagi sebelum aku sempat menjawab
“Dia teman sekelas ku, bukan urusanmu juga kan siapa yang mengantarku ke manapun.”
“iya sih, tapi kenapa kamu marah”
“aku ga marah cuma lelah , kenapa kelas kita harus ada di lantai 3 dan ga ada lift disini”
“karena kita yang malas ini harus terus bugar , anggap saja ini olahraga” katanya sambil tersenyum lebar “kamu lelah kan , mau kugendong saja ?” tawarnya menggoda . Aku hanya memukul punggungnya sebagai jawaban karena aku telah benar-benar kehabisan nafas sekarang.
Selain Lendra , aku ga pernah punya temen cowok lain tapi entah bagaimana aku bisa akrab begitu saja dengan Izar. Dia bersekolah di Sekolah yang sebenarnya jaraknya juga tidak terlalu jauh dari sekolahku , tapi kami tidak pernah sekalipun bertemu di area sekitar sekolah kami apalagi di luar selain di tempat kursus. Jika di ingat lagi , awal pertemuan kami benar-benar adalah suatu momen yang ingin sekali ku lupakan. Waktu itu dia bersama dengan beberapa temannya sedang bercanda dan saling dorong di lorong lalu saat itu aku kebetulan sedang kebingungan mencari ruangan kelas karena itu adalah hari pertamaku di tempat kursus, entah bagaimana salah satu temannya mendorongnya dari belakang dengan sangat kuat hingga dia akhirnya tersungkur dan jatuh tepat di atas ku tapi bukan hanya itu , yang paling memalukan adalah kedua tangannya mendarat tepat di atas kedua payudaraku. Tentu saja dia meminta maaf sejadi jadinya padaku , tapi sebelum dia menyelesaikan permohonan maaf tangan ku sudah maju terlebih dahulu untuk menamparnya dan menjambak rambutnya yang keriting itu. Waktu itu benar-benar kacau , sampai teman-temannya dan beberapa murid lain yang berada di situ melerai kami. Aku pun langsung berlari pulang saking malunya , tentu saja aku tidak pernah menceritakan kejadian memalukan ini kepada siapa pun. Ini adalah Aib terbesar dalam hidupku yang akan aku simpan sendiri sampai mati, dan Izar , tentu saja aku membuatnya tidak akan bercerita kepada orang lain. Bisa dibilang kami akhirnya menjadi teman karena kecelakaan itu.
***
Hari pertama Sabrina di sekolah baru di Australia adalah campuran antara harapan dan ketidakpastian. Setelah menjalani perjalanan panjang dari kota asalnya dan beradaptasi dengan rumah barunya, ia merasa tidak siap menghadapi tantangan baru di sekolah. Sekolah barunya adalah sebuah institusi besar dengan ribuan siswa, berbeda jauh dari sekolah kecil yang ia tinggalkan.Ketika Sabrina memasuki gerbang sekolah, dia merasa seolah-olah dia terlempar ke dalam dunia yang sama sekali baru. Gedung-gedung sekolah yang tinggi, koridor yang ramai, dan suara-suara yang bergema di seluruh area membuatnya merasa terasing. Bahkan, pengantar informasi tentang fasilitas sekolah dan jadwal pelajaran terdengar seperti bahasa asing bagi Sabrina.Di kelas pertama, Sabrina duduk dengan canggung di kursi barunya. Dia mencoba mendengarkan pelajaran, tetapi kata-kata gurunya terdengar cepat dan sulit dimengerti. Bahasa Inggris yang dia pelajari di sekolah sebelumnya sangat berbeda dari aksen d
Satu tahun telah berlalu sejak pembicaraan Sabrina dengan Ibu tentang perpindahan ke Australia. Setelah kenaikan kelas akhirnya Sabrina benar-benar tidak bisa lagi menunda kepergiannya dan harus menamatkan SMP di sekolah lain.Malam sebelum keberangkatan Sabrina ke Australia, suasana di rumah terasa tenang dan penuh kehangatan. Sabrina sudah menyiapkan semua barangnya dan melakukan segala persiapan akhir untuk perjalanan yang akan mengubah hidupnya. Meskipun dia merasa siap secara fisik, hatinya terasa berat karena harus meninggalkan Brian, sahabat terdekat yang telah mendampinginya selama ini.Sabrina duduk di kamarnya, mengatur pesan singkat terakhir yang akan dikirimkan kepada Brian. Pesan ini sangat penting baginya, karena merupakan bentuk perpisahan dan ungkapan terima kasihnya. Dia membuka aplikasi pesan di ponselnya dan mengetik dengan hati-hati:“Brian, besok pagi aku akan pergi ke Australia. Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dukunganmu selama ini. Kehadiranmu sel
Hari pertama kursus memasak dimulai dengan suasana canggung. Sabrina merasa sedikit gugup di tengah banyak anak perempuan yang tampak saling mengenal satu sama lain. Namun, melihat Brian di antara mereka memberikan sedikit rasa lega.Instruktur, seorang wanita ramah bernama Ibu Maya, memulai dengan memperkenalkan diri dan menyambut para peserta kursus."Selamat datang di kursus memasak anak-anak! Hari ini kita akan belajar membuat kue sederhana. Mari kita mulai dengan mencuci tangan dan bersiap-siap di meja masing-masing."Sabrina dan Brian mengambil tempat di meja yang sama."Aku tidak menyangka akan bertemu kamu di sini," kata Brian dengan senyum lebar."Aku juga," jawab Sabrina, mencoba tersenyum meskipun hatinya masih berat.Saat kursus berlangsung, mereka belajar tentang bahan-bahan dasar dan cara mencampur adonan. Sabrina merasa kikuk, tapi Brian dengan sabar membantunya.“Ini seperti seni, kamu akan terbiasa,” katanya sambil menunjukkan cara mengaduk dengan benar.“Aku tidak ya
Hari ini pun ibu memarahiku , seakan apapun yang kulakukan selalu salah dimatanya. Karena berlari keluar rumah sambil menangis tanpa sadar kini aku sudah ada di taman , untung saja taman ini begitu sepi jadi aku bisa menghabiskan waktu disini sendirian ‘dengan tenang’ pikirku. Tempat ini begitu tenang dan sejuk karena banyak pohon-pohon dengan ukuran besar yang seolah menjadi pagar pembatas antara taman dan jalan lebar di depannya. Aku mengayunkan tubuhku naik turun di sebuah ayunan sambil menatap langit , haruskah aku pergi ketempat ayah tapi sebenarnya datang ke tempat asing juga menakutkan buatku , aku juga tidak ingin meninggalkan ibu disini sendirian. Ketika sedang sibuk dengan pikiranku sendiri , lewat sudut mata aku melihat seorang anak lelaki yang usianya sepertinya tidak jauh berbeda denganku. Kuperhatikan dari kejauhan dia terlihat begitu murung , berjalan sambil tertunduk lesu sepertinya dia mulai menyadari jika aku terus saja memperhatikan
Kami masih menikmati suasana di dalam café bahkan setelah semua makanan dan minuman yang dihidangkan untuk kami telah sepenuhnya habis. Tapi itu tidak membuat kami mendapatkan masalah dari pemilik cafe karena café ini tergolong cukup sepi , mungkin juga karena baru saja dibuka. Setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya Brian datang menghampiri kami bertiga. Brian sangat tinggi dan cukup tampan dengan rahang yang terlihat begitu kokoh , rambut hitam rapi dan kulit yang sehat dan bersih. Gen keluarga besar Karin memang tidak main-main , mereka seperti hidup di dunia yang berbeda , aku merasa seperti lalat yang berhadapan dengan 2 kupu-kupu yang begitu cantik.“jadi kamu serius mau terus jadi pembuat kue.” Tanya Karin pada brian yang sekarang duduk disampingnya“Iya begitulah , aku ingin belajar lebih dalam lagi sekarang , sam
Matahari bersinar dengan indah hari ini , sedikit awan dan udara yang tidak begitu panas membuat sabtu ini begitu cerah dan ceria. Seperti rencana sebelumnya , akhirnya aku , Karin dan Sabrina pergi ke toko aksesoris yang ditemukan lewat sosmed oleh Karin. Tempat ini mirip seperti sebuah toko antik yang terletak di pinggiran kota , ada seorang wanita muda berusia sekitar awal 30 tahunan menyambut kedatangan kami , bisa aku tebak dia adalah pemilik toko ini. Tentu saja dia sudah mengetahui kedatangan kami karena memang untuk kesini harus membuat janji temu terlebih dahulu dan itu yang sudah dilakukan Karin untuk kami. Setelah berkenalan kuketahui nama kakak pemilik toko tadi adalah Kak Nila , Kak Nila menunjukkan beberapa contoh yang sudah dipilih oleh Karin melalui website sebagai referensi , mulai dari gelang-gelang cantik juga cincin dan gantungan kunci.“Ini sangat indah ketika sudah dilihat langs