Share

Bertemu.

Louis sudah sampai di hotel, tempat dia menghabiskan malam dengan Aghata. Tadi, dia pergi ke rumah sakit untuk mengambil pil kontrasepsi, dia tidak mau gadis itu mengandung benihnya, sebab dia belum mau punya anak. Menurutnya, memiliki anak akan membuat hidupnya berantakan.

“Sialan! Ke mana gadis itu? Aku harus mencarinya, dia tidak boleh mengandung anakku! Bisa-bisa nanti dia memerasku dengan alasan mengandung anakku, biasanya gadis yang seperti itu lebih bahaya dari pada jalang.”

Louis  keluar dari hotel itu. Mengemudi kembali mobil hitamnya.

“Sial! Ke mana harus kucari dia? Kota ini sangat luas,” gumam Louis sambil memukul stir mobilnya. Dia sudah putus asa mencari gadis itu, perasaan Louis baru sebentar meninggalkan gadis yang ia tiduri semalam.

***

Louis saat ini sudah berada di rumah Robert. Dia ingin mengetahui siapa ibu tiri dari gadis yang baru ia tiduri.

“Siapa ibu tiri gadis perawan yang kau hadiahkan tadi malam?” tanya Louis pada Robert.

“Istri kedua Lee Hernandes. Gadis yang kau tiduri semalam putri pertama Lee Hernandes. Why? Kau ketagihan dengan anak dari Lee Hernandes?”

“Lee Hernandes?”

Robert mengangguk. “Iya! Musuh bebuyutanmu itu,” jawab Robert terkekeh.

LH dan LD adalah perusahaan yang saling bermusuhan karena Lee Hernandes pernah menuntut perusahaan LD karena dituding menjiplak sehingga pengadilan mendenda LD sebesar tiga puluh miliar. 

Senyuman tersungging dari bibir merah Louis. Baginya ini sangat menarik karena anak dari musuhnya sudah ia tiduri.

“Ahhh ... terima kasih infonya, pak tua. Terima kasih karena kau sudah mengirim anak dari Lee untukku, aku bisa membalaskan dendamku melalui putrinya,” ucap Louis sambil tertawa. Setelah itu, dia langsung pergi dari kediaman Robert.

“Kini hanya perlu mencari gadis itu sebagai umpan,” gumam Louis di dalam mobilnya, sambil merencanakan sesuatu untuk membalas perbuatan Lee Hernandes.

***

Hari-hari sudah berlalu, kini Aghata tinggal di rumah kontrakan yang lumayan kecil dan saat ini dia bekerja di toko bunga.

“Aghata!”

“Iya, kenapa?”

“Tolong antar bunga ini ke perusahaan LD. Tepatnya ke gadis bernama Zara,” suruh nenek pemilik toko bunga.

“Baik, Nek.” 

Aghata menerima bunga itu, lalu beranjak pergi ke tempat yang di suruh pemilik toko bunga menggunakan sepedanya.

Perjalanan cukup jauh, akhirnya Aghata sampai juga ke tempat tujuan. 

“Permisi, Mbak,” sapa Aghata ramah ke salah satu karyawan perusahaan.

“Kenapa?”

“Ruangan Mbak Zara yang mana, ya?” tanya Aghata.

“Ooo ... ruangannya ada di lantai sebelas. Jika sudah sampai, kamu ke kanan dan ruangan Bu Zara ada di samping ruangan Pak CEO ...”

Aghata mengangguk, tidak lupa mengucapkan terima kasih setelahmengetahui ruangan Zara. Aghata berlari cepat karena kebetulan ada lift yang terbuka karena barusan ada pria yang masuk.

Melihat ada seorang gadis yang berlari ingin masuk ke lift, Louis menahan agar Lift tersebut jangan tertutup dulu.

‘Gadis itu rasanya tidak familiar. Sepertinya aku pernah melihatnya. Ah, bukan hanya melihatnya saja, mencicipinya pun sudah. Sudah dua hari aku mencari-carimu ternyata kamu yang datang sendiri kepadaku,’ batin Louis memandang gadis yang sedang lari itu.

Huh!

Aghata membuang napasnya ketika sudah sampai di lift. Ia membungkuk karena kelelahan, menyadari ada orang di sampingnya Aghata kembali berdiri lurus.

“Terima kasih, Pak,” ucap Aghata sambil tersenyum ke arah Louis karena pria itu sudah menahan agar lift tidak tertutup dulu. Aghata memang sangat ramah dan murah senyum.  Louis hanya diam saja, melirik gadis itu tanpa merespons.

‘Apa dia tidak mengenalku? Jelas-jelas sebelum aku mematikan lampu kami saling menatap. Apa karena pengaruh perangsang itu?" batin Louis bertanya-tanya.

Ting!

 Bunyi notifikasi, Aghata segera mengambil ponselnya untuk membaca isi pesan yang dikirimkan seseorang.

Roses: Minggu depan aku akan menikah dengan Kak David, kuharap kau datang.

Seketika wajah Aghata langsung murung. Dia kembali meletakkan ponselnya ke tempat semula. Suasana hatinya kembali memburuk setelah mengetahui minggu depan David dan Roses akan melangsungkan pernikahan.

'Sudahlah Aghata. David memang bukan jodohmu, lagian kau juga terlalu kotor untuk pria seperti David,' batin Aghata menghadap ke samping untuk menghapus air matanya yang keluar.

Pintu lift sudah terbuka, Aghata ingin keluar. Namun, Louis malah mencekal pergelangan tangan Aghata. Gadis tersebut menatap wajah pria itu, sedangkan Louis menatapnya dingin.

“Kenapa?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status