Rasa iri dan dendam terhadap saudara tirinya membuat gadis bernama Roses Gabriella Hernandes ingin membuat hidup Aghata Xerina Hernandes hancur. Rasa benci semakin membara tak kala pewaris tunggal dari keluarga Brown dijodohkan dengan Aghata sehingga Roses benar-benar nekat untuk menyingkirkan Aghata. Ibu Roses ikut andil dalam rencana jahat ini, dia menjual Aghata kepada pria tua. Siapa sangka, hal itu malah membuat Aghata bertemu dan menghabiskan satu malam dengan pria angkuh dan arogan bernama Louis Nicholas Wilson.
View More“Ini tidak adil bagiku! Kenapa harus Aghata yang selalu mendapatkan semua ini?! Aku membencimu Aghata!” teriak seorang gadis berambut pirang di dalam kamarnya.
Dia histeris, barang-barang seperti lampu tidur dan bantal sudah berserakan di lantai akibat amukannya itu. Mata gadis bernama Roses Gabriella Hernandes tersebut memerah, disertai dengan kedua tangannya mengepal. Aura kemarahan semakin terpancar dari raut wajahnya yang semakin merah. Napasnya menggebu-gebu.
“Hanya ada satu cara untuk mendapatkan semua kenikmatan itu, yaitu dengan cara menyingkirkan Aghata,” gumamnya sambil menatap lurus ke depan.
Rasa benci dan iri kian meraja lela di hati Roses. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa pria bernama David Imanuel Brown pewaris tunggal dari keluarga Brown datang ke rumah untuk melakukan perjodohan, sesuai janji Adam Brown dan Lee Hernandes bahwa anak mereka harus dijodohkan.
David disuruh memilih salah satu putri dari Lee Hernandes yang akan menjadi istrinya, tanpa ragu David memilih Aghata Xerina Hernandes karena pria tersebut sudah lama mendambakan gadis cantik itu.
Wanita paruh baya masuk ke dalam kamar Roses, sebab dia tahu kalau putrinya akan mengamuk hebat karena Roses sering curhat, bahwa dia sangat mencintai David Brown.
“Sayang, tenanglah. Mama akan membantumu untuk mendapatkan David Brown,” ujar wanita itu, menarik Roses agar duduk di ranjang.
Aghata dan Roses adalah saudara tiri. Ibu Aghata meninggal saat melahirkan Aghata akibat pendarahan hebat. Dua tahun kemudian, Lee menikah lagi dengan sekretarisnya bernama Meylan Gabriel dan dikaruniai satu anak yaitu, Roses.
“Mama serius?” tanya Roses sambil menghapus air matanya. Meylan mengangguk sambil tersenyum untuk meyakinkan putrinya.
Meylan membisikkan sesuatu kepada Roses sehingga gadis itu tersenyum sambil mengangguk.
“Bagaimana?” Kedua wanita itu senyum licik.
Roses mengangguk. “Rencana yang bagus, Ma. Tapi kapan ide Mama kita jalankan?”
“Nanti malam. Intinya hari ini kamu harus pura-pura baik sama si Aghata. Dia kan gadis polos dan goblok pasti mudah untuk menjebaknya,” ujar Meylan.
“Betul! Lebih cepat lebih baik. Mama memang paling the best.” Roses memuji sambil memeluk mamanya.
***
“Kak Aghata, aku minta maaf karena selama ini aku sudah jahat sama Kakak,” lirih Roses dengan mata berkaca-kaca. Menyesali semua perbuatannya karena sudah sering bersikap seenaknya pada Aghata.“Tidak apa-apa, Roses. Kamu jangan menangis.” Aghata menghapus air mata adiknya.
“Kakak serius?”
Aghata mengangguk.
“Sebagai permintaan maafku, Kakak mau gak ikut ke pesta ulang tahun temanku nanti malam? Mau, ya? Please. Lagian Kakak juga sebentar lagi mau menikah dengan Kak David. Anggap ini permintaan terakhirku ke Kakak, soalnya sebentar lagi Kakak akan jadi seorang istri” bujuk Roses memelas agar kakaknya mau ikut ke pesta ulang tahun temannya.
Sedikit pun tidak ada rasa curiga di benak Aghata. Aghata mengira di balik sikap manis Roses ini karena sebentar lagi dia akan menikah dengan David.
‘Dilihat-lihat sepertinya Roses memang sudah mulai berubah. Aku iya kan saja agar hubungan kami tidak renggang lagi,’ batin Aghata.
“Baiklah, Roses.”
Roses langsung memeluk Aghata sangking bahagianya. Namun, di belakang Aghata, dia malah menyeringai karena sebentar lagi Aghata akan masuk ke dalam perangkapnya.
‘Aghata, Aghata. Rasanya tidak sabar lagi menantikan hari kehancuranmu. Pasti menyenangkan melihatmu menangis darah karena semua orang membencimu termasuk ayah dan Kak David,’ batin Roses sambil menepuk pelan punggung Aghata.
“Roses, di mana Mama?”
Aghata bertanya setelah melepaskan pelukan mereka.
“Mama di kamar untuk mempersiapkan baju kita nanti malam, Kak,” jawab Roses.
***
Di waktu yang sama, tepatnya di sebuah Kasino banyak orang yang bermain judi di sana.“Jika kau memenangkan permainan catur ini, aku akan memberikanmu ini.”
Pria tua itu meletakkan sebuah kunci di meja. Pria bernama Louis melirik benda tersebut sambil menautkan alisnya.
“Itu kunci kamar hotel. Di dalamnya ada gadis perawan yang sudah kubeli karena ibu tiri dari gadis itu menjualnya,” kata Robert lagi, karena dia paham kalau Louis tidak tau maksud Robert meletakkan kunci itu.
“Dari mana kau tau kalau dia masih perawan?” tanya Louis datar.
“Ck! Ibu tirinya sendiri yang mengatakan kalau gadis itu masih perawan dia bisa menjamin karena gadis itu jarang bergaul dengan pria dan jarang keluar rumah. Zaman sekarang susah lo cari gadis yang masih tersegel rapat. Hahahaha ... tapi, kuncinya kau harus memenangkan permainan ini, jika kau kalah, maka pemilik saham terbesar LD adalah aku. Setuju?”
Perkataan Robert membuat Louis tertawa horor, tapi matanya masih terlihat sangat tajam.
“Pak tua yang licik. Tapi siapa takut, aku setuju,” ucap Louis menyetujui tantangan dari pria yang ada di hadapannya.
Mereka berdua memulai permainan. Louis terlihat biasa saja saat bermain permainan ini, berbeda dengan Robert yang ingin menang agar bisa menjadi pemilik saham terbesar di LD Group yang bergerak di bidang fashion.
Roses dan Aghata saat ini masih di perjalanan menuju pesta yang dikatakan Roses tadi siang.
Mobil sudah diperkirakan karena mereka sudah sampai di tempat tujuan.
“Kak, kurasa kau minum dulu agar nanti kau tidak canggung.” Roses memberikan satu botol Aqua.
Aghata tanpa curiga meminum pemberian dari adiknya karena kebetulan dia juga sedang haus. Tidak lama dari itu, tiba-tiba tubuh Aghata mulai panas. Dia mulai merasa aneh dengan dirinya. Roses menarik tangan Aghata agar berjalan dengan cepat.
Perasaan Aghata mulai tidak enak. Apalagi saat Roses membawanya ke kamar yang tidak ada satu pun orang. Badan Aghata mulai mengeluarkan keringat, ditambah lagi dengan gejolak aneh di tubuhnya.
Setetes air mata melewati pipinya Aghata, dia tau kalau dia dikhianati oleh adiknya. Sekarang gadis itu sudah tau kenapa mama dan adik tirinya tadi bersikap sangat manis padanya. Rupanya ini ...
“Ro—Roses, kenapa?” Mulut Aghata bergetar saat bertanya. Dia sekarang dalam bahaya.
“Ini memang sangat pantas untukmu, Aghata! Selama ini, kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan dan kasih sayang ayah seratus persen hanya padamu! Dan sekarang ... kau malah merebut David dariku! Ini semua pantas untukmu!”
Roses langsung mendorong Aghata sehingga gadis itu tersungkur, dengan cepat Roses mengunci pintu membiarkan kakaknya berteriak di sana.
Kunci yang di tangan Roses dia berikan ke resepsionis. Gadis licik itu segera meninggalkan hotel tersebut dan pergi ke hotel tempat temannya yang malam ini akan mengadakan ulang tahun.
I*: elleafriyann_
Tangan kekar itu menarik Aghata ke ruangan kosong dan gelap karena di ruangan tersebut sama sekali tidak ada jendela dan ventilasi. Aghata mulai panik, mana pria itu menutup mulutnya lagi sehingga gadis tersebut tidak bisa bersuara.“Jangan berteriak. Jika tidak, aku akan memperkosamu di sini,” bisik pria bersuara berat itu penuh dengan ancaman sehingga mata Aghata membulat dan takut.Aghata bahkan sampai menahan napasnya sangking takutnya.“Gadis penurut,” bisik pria itu sambil menggigit telinga Aghata.“To—long, lepaskan saya,” mohon Aghata ketika pria yang tidak ia kenali itu sudah melepaskan tangannya dari mulut Aghata.“Aku tidak bisa melepaskanmu lagi, Nona Hernandes. Desahanmu malam itu selalu menghantui kefokusanku, jadi bagaimana, dong?” kata pria yang tidak lain adalah Louis, dia menyeringai melihat ekspresi Aghata.“Kau semakin terlihat sangat menggemaskan jika berekspresi seperti ini. Sepertinya akan terlihat menggemaskan jika melihat wajahmu yang kesakitan seperti malam i
Tepat pada pukul delapan, dokter baru memeriksa keadaan David. Aghata terus mondar-mandir di depan ruangan itu, menunggu dokter memberikan penjelasan. Gadis tersebut cemas, takut dan khawatir sehingga otaknya tidak bisa diajak berpikir jernih. Aghata takut kalau David kenapa-napa dan nyawa pria tersebut tidak bisa tertolong.“David, kumohon bertahanlah. Setelah ini, aku berjanji akan pergi jauh darimu agar kau tidak bisa menemuiku lagi. Jika kau sampai kenapa napa, aku benar-benar tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri,” risau Aghata sambil menangis. Sudah hampir tiga puluh menit, tapi dokter belum ada yang keluar dari ruangan tersebut.***Di waktu yang sama. Louis berdiri di depan jendela perusahaannya. Di celah jarinya terdapat sebatang rokok. Sesekali dia menghisap rokok tersebut.“Semenjak malam itu, kenapa aku tidak berselera lagi untuk tidur bersama jalang-jalang, ya? Aku malah semakin penasaran dengan gadis sombong itu,” gumam Louis menatap keluar jendela perusahaan.“Apa pu
“Da—David?” Dengan gerakan cepat, Aghata langsung menutup pintu. Namun, sebelum pintu tertutup rapat. David lebih dulu menahannya dan langsung membuka paksa.“David! Kamu kenapa? Ngapain tengah malam datang ke sini? Maaf ... aku tidak mau mencari gara-gara lagi. Kau sudah menikah dengan Roses dan ini malam pengantin kalian!”Aghata terkejut dengan tindakan nekat David yang menemuinya malam-malam begini. Aghata takut kalau Roses mengetahui hal ini dan berakhir hidupnya penuh ancaman lagi.“Aghata, tolong katakan padaku, bagaimana aku bisa malam pertama dengan gadis yang sama sekali tidak aku cintai? Aku tidak mau! Aku tidak menginginkan, Rose. Aku hanya mau kau, Aghata,” lirih David sambil menggenggam kedua tangan Aghata.Aghata menoleh ke samping. Tidak tahan menatap manik hitam David yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang sangat menyedihkan.“Kau yang memutus pertunangan kita, David. Lalu kenapa kau menyesal sekarang? Sudahlah, aku tidak ingin berurusan dengan kalian lagi. Perg
Satu minggu telah berlalu. Akhirnya hari menyakitkan dalam hidup Aghata sudah datang. Dari kejauhan, dia melihat Roses dan David bergandengan menuju Artar. Dadanya benar-benar sangat sesak menyaksikan semua itu.Pastor memulai berdakwah. Sepanjang dakwah, David terus melirik Aghata yang enggan melihatnya. Pernikahan tanpa cinta? Sangat konyol, bagaimana nanti David memperlakukan Roses istrinya? Apakah David nanti bisa belajar mencintai Roses seperti dia mencintai Aghata? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiran pria tampan tersebut.‘Aghata, ini sangat berat. Kenapa kau harus mengkhianatiku? Bagaimana bisa aku mencintai adikmu ini,’ lirih David di dalam hatinya.Hingga sampailah di waktu janji pernikahan. Namun, David belum membuka suaranya. Kefokusannya dialihkan oleh kehadiran Aghata. Sampai Roses harus menyenggol lengan pria tersebut, barulah David sadar.“Aku ambil kau Aghata Xeri--"“Ma—maaf, biar saya ulangi lagi,” sambung David ketika dia salah nama lagi. wajah Roses
“Awas saja kamu! Gadis ini sudah dua kali merendahkanku, kalau bukan karena dia perempuan sudah kupastikan dia hanya tinggal nama saja!” geram Louis.Aghata sudah berada di dalam taksi. Dia masih sangat kesal dengan pria angkuh dan arogan yang barusan dia hadapi. Kata-katanya sangat tajam dan menusuk, tidak ramah di telinga.Louis mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.“Kenapa, Tuan?” tanya via telepon.“Cari tahu lebih detail lagi putri pertama dari Lee Hernandes. Kalau bisa ukuran dalamannya juga cari tau, dia membuatku sangat kesal karena selalu merendahkanku. Nanti malam temui aku di kasino biasa!” perintah Louis dari balik ponselnya.***“Astaga! Bunga Nona Zara.” Aghata sangat panik karena bunga pesanan dari Zara belum ia kembalikan. Mau tidak mau, dia harus membeli bunga yang sama. Pasti bunga pesanan Zara bukan bunga murahan.“Biar bagaimana pun, aku harus tanggung jawab,” lirih Aghata sambil melihat dompetnya yang mulai kritis.Di waktu yang sama. Di kediaman keluarga B
Kenapa?” tanya Aghata saat Louis mencekal pergelangannya. Tanpa banyak bicara, Louis menarik Aghata dan menekan tombol lift agar kembali turun. “Pak, tolong lepaskan saya. Saya tidak punya urusan dengan Anda dan kita juga tidak saling mengenal,” ucap Aghata ketakutan. Dia takut kalau Louis berbuat macam-macam padanya. Apalagi di dalam lift hanya ada mereka berdua. Aghata mulai panik saat Louis mengikis jarak di antara mereka sehingga Aghata terpojokkan, tangan Louis berada di dinding untuk mengunci pergerakan Aghata. “Kita memang tidak saling mengenal, tapi aku dan kau pernah menghabiskan malam bersama. Apa kau lupa, Bitch,” bisik Louis membuat telinga Aghata rasanya seperti ada yang menggelitiki. “Pak, sepertinya Anda salah orang.” Aghata mendorong Louis, sedikit pun pria itu tidak bergerak. “Kau pikir aku pikun? Kau gadis yang tidur denganku dua hari yang lalu karena ibu tirimu menjualmu pada Robert. Robert menghadiahkanmu padaku karena aku memenangkan permainan, lalu kau mem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments