"Baik, aku akan melakukan itu. Kamu tenang saja. Aku tidak akan membuat dia merasa kelelahan." kataku sambil tersenyum.
Kami sampai di depan rumah. "Selamat tidur, Alea!" kata Andre sambil tersenyum. "Selamat tidur, Andre!" kataku sambil tersenyum. Andre pergi dari depan rumahku. Aku langsung masuk ke dalam rumah. Alif sudah menunggu aku di dalam rumah. Aku merasa terkejut dengan kehadiran dia. "Kamu berada di rumah aku? Apa yang sedang kamu lakukan?" tanyaku sambil merasa bingung. "Aku sudah lama menunggu kamu." jawab Andre sambil tersenyum. "Apa? Kamu menunggu aku? Tapi kenapa?" tanyaku sambil merasa bingung. "Apa kamu senang menghabiskan waktu bersama pria itu?" tanya Alif dengan sangat kesal. "Itu bukan urusan kamu. Aku senang atau tidak bersama dia." jawabku sambil cemberut. "Kenapa? Apa kamu mencintai dia?" tanya Alif sambil menatap mataku. "Tentu saja, aku"Tidak perlu, aku mengerti. Pernikahan kita juga aku tidak akan memaksa." kata Dita sambil tersenyum."Tidak, pernikahan kita akan tetap terjadi." kata Fauzi sambil tersenyum.Dita langsung melepaskan pelukan Fauzi. Dita merasa mual dan ingin muntah. Dita langsung pergi ke kamar mandi. Fauzi mengikuti Dita dan memberikan air putih."Ini, Dita!" kata Fauzi sambil tersenyum."Terima kasih, Fauzi!" kata Dita.Dita langsung masuk ke kamar tidurnya. Fauzi menjaga Dita di kamar sebelah. Aku masuk dan pergi tidur."Apa maksud dari tindakan Alif? Dia selalu mempermainkan aku." kataku sambil merasa kesal.Saat pagi hari, Alif keluar dari kamar dan Roni bertanya kepada Alif."Bagaimana, Alif? Kenapa kamu masih belum membawa Fauzi? Apa kamu masih tidak bisa menemukan dia?" tanya Roni sambil merasa kesal."Belum." jawab Alif dengan sangat dingin."Apa kamu membohongi aku?" tanya Roni sa
"Baik, ibu Alea." kata Dita sambil tersenyum.Kami duduk di ruangan kerjaku. Dita melihat kotak makan siang milik aku. Saat aku membuka kotak makan siang, Dita mencium bau makanan yang aku buka. Dia merasa mual dan ingin muntah."Ada apa, Dita?" tanyaku sambil merasa khawatir."Tidak, saya hanya mual saja." Jawab Dita."Apa karena makanan milik saya? Apa kamu tidak bisa mencium aroma makanan laut?" tanyaku sambil merasa bingung."Sebenarnya sekarang saya merasa sedikit tidak nyaman saja. Tapi saya tidak memiliki alergi atau gejala." Jawab Dita."Begitu, saya akan cepat makan supaya kamu tidak merasa terganggu." kataku sambil memakan makanan itu.Setelah selesai makan, kami bicara berdua."Apa kamu yakin sudah sembuh?" tanyaku sambil merasa bingung."Sudah, ibu Alea." Jawab Dita."Tapi kenapa kamu mudah lelah dan selalu merasa mual sampai ingin muntah? Apa kamu sungguh tidak
Pelukan Alif memang terasa hangat tapi aku lelah mencintai tanpa dicintai. Aku memutuskan untuk melepaskan Alif dan mempertahankan Andre. Aku langsung melepaskan pelukan Alif."Pergi kamu dari rumah aku! Menjauh dari aku!" teriak aku dengan sangat marah."Apa kamu yakin jika aku harus pergi?" tanya Alif sambil tersenyum."Benar, aku tidak ingin melihat wajah kamu lagi. Aku ingin mempertahankan Andre bukan kamu. Mencintai kamu itu membuat aku merasa sakit." jawabku sambil meneteskan air mata.Alif pergi dan aku langsung mencoba menghubungi Andre tapi tetap tidak diangkat."Andre, maafkan aku. Aku memang jahat." kataku sambil menangis.Alif pergi dan menuju rumahnya. Roni melihat Alif sangat kesal."Ada apa, Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung."Tidak ada." jawab Alif dengan sangat marah.Alif langsung masuk dan mengunci pintu kamar tidurnya."Kenapa aku menjadi seperti ini? Kenapa ak
Aku pergi ke kantor dan semua pegawai sudah berdiri untuk menyambut aku. Aku melihat Dita tidak berada di kantor."Di mana Dita?" tanyaku sambil merasa penasaran."Maaf, ibu Alea. Saya tidak tahu keberadaan Dita." jawab pegawai itu sambil merasa bingung."Baik, saya akan pergi ke ruangan." kataku sambil tersenyum.Saat masuk ke dalam ruangan, aku mendapatkan kabar dari Dita. Dita tidak masuk karena ibu dari Zidan sedang sakit."Apa? Dita pergi bersama Zidan? Kenapa bisa itu terjadi?" tanyaku sambil merasa bingung.Klien penting datang menemui aku ke ruangan kerja."Selamat pagi, ibu Alea!" kata pak Boni."Selamat pagi, pak Boni!" kataku sambil tersenyum."Saya ingin membicarakan mengenai bisnis baru kita." kata pak Boni sambil tersenyum."Tentu saja, silakan duduk!" kataku sambil tersenyum.Pak Boni duduk dan memberikan kontrak kerja sama. Aku membaca dan menyetujui isi
Dita merasa tidak tega saat melihat ibunya Zidan. Tapi Dita tetap menolak pernikahan itu dan mengatakan bahwa dia sudah memiliki calon suami."Maaf, ibu. Aku tidak bisa, aku sudah memiliki calon suami. Dia akan menikah dengan aku. Tapi aku tidak akan melarang Zidan dan ibu untuk bertemu dengan anak ini. Hanya saja aku tidak bisa menerima Zidan kembali. Aku harap ibu bisa mengerti keputusan aku ini." kata Dita sambil merasa sedih.Ibunya Zidan merasa kecewa saat mendengar perkataan Dita."Kenapa? Kenapa kamu begitu egois dan tidak memberikan kesempatan kepada Zidan? Zidan sangat mencintai kamu." kata ibunya Zidan dengan sangat marah.Dita hanya diam dan merasa kesal terhadap Zidan. Dita mencoba menahan amarah."Ibu tetap ingin kalian berdua menikah. Ibu tidak akan membiarkan anak itu memiliki ayah lain selain Zidan." kata ibunya Zidan dengan sangat kesal.Zidan hanya tersenyum saat mendengar perkataan ibunya. Dita sema
"Apa kamu sudah merasa sangat nyaman saat bersama aku? Jangan sampai kamu terlalu nyaman, aku tidak akan bisa melepaskan kamu." kata pria itu sambil tersenyum."Kamu memang menyebalkan." kata wanita itu sambil tersenyum.Mereka seakan mengingatkan kebersamaan aku dengan Alif. Aku langsung pergi ke kamar mandi."Maaf, saya harus ke kamar mandi sebentar." kataku sambil tersenyum."Silakan, ibu Alea." kata pak Joko sambil tersenyum."Jangan lama." kata Andre sambil memegang tanganku."Baik." kataku sambil melepaskan tangan Andre.Aku pergi ke kamar mandi. Saat ingin keluar dari kamar mandi, seorang pria masuk ke dalam kamar mandi. Ternyata dia adalah Alif."Alif!" kataku sambil merasa terkejut."Alea!" kata Alif sambil tersenyum.Alif mengunci pintu dan mendekati aku. Alif menatap mata dan menarik wajahku ke depan wajahnya. Aku merasa terkejut dan berpikir bahwa dia akan mencium bibir aku. Aku m
"Bukan begitu." kata Fauzi sambil merasa bingung."Sudah, kamu masih saja berani berbohong. Tadi kamu sendiri yang mengatakan bahwa wanita itu hamil." kata Roni sambil merasa kesal.Mereka semua masuk ke dalam rumah. Fauzi langsung mencoba menjelaskan semuanya."Dengarkan aku! Semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan, Roni. Aku tidak pernah melakukan itu terhadap wanita. Aku hanya berusaha untuk membantu dia." kata Fauzi sambil merasa gelisah."Sudah, jujur saja!" kata Roni sambil tersenyum."Sungguh, aku tidak membuat dia hamil. Pria brengsek itu yang membuatnya hamil." kata Fauzi sambil merasa kesal.Roni merasa terkejut saat mendengar perkataan Fauzi."Apa? Seorang Fauzi? Penipu yang paling lembut dan baik. Dia mengatakan brengsek. Kamu sudah membuat aku merasa terkejut. Ada apa ini?" tanya Roni sambil merasa terkejut."Sepertinya teman kita ini sedang jatuh cinta terhadap wanita itu." jawab
Salah satu mafia berbisik dan menyuruh mafia yang lain untuk pergi karena tidak ingin terlibat dengan masyarakat."Baik, pak. Maafkan kami." kata mafia itu sambil merasa kesal.Mafia itu langsung pergi dari sekolah itu. Roni dan Fauzi merasa lega dan menarik napas. Alif hanya tersenyum saat melihat itu. Satpam kembali dan menemui Alif."Ternyata kamu benar. Mereka bukan orang baik. Mereka mengatakan bahwa kamu adalah penipu dan bertiga. Padahal kamu sedang sendiri dengan saya." kata satpam sambil tersenyum.Alif hanya diam karena dia memang penipu. Alif tidak bisa merasa benar dan tidak bersalah. Dia langsung pamit dari hadapan satpam itu."Maaf, saya harus pergi. Saya memiliki urusan penting." kata Alif sambil tersenyum."Sebaiknya kamu memang harus pergi. Tidak baik jika lama berada di sekolah. Guru akan merasa curiga dengan kamu." kata satpam sambil tersenyum."Terima kasih, pak." kata Alif sambil tersenyum.&n