Share

1. Surat Cerai

Author: Yuyun Batalia
last update Last Updated: 2024-11-19 15:31:27

"Kakek, sudah tiga tahun. Aku tidak bisa memperjuangkan pernikahanku dengan Eldrion lagi." Ravenna saat ini bicara dengan Theodore, kakek Eldrion. Mereka sedang berada di taman kediaman Theodore.

Theodore menatap wajah lembut Ravenna. Ia menghela napas panjang. Ia benar-benar tidak berharap bahwa hari ini akan tiba.

Cucunya benar-benar bodoh. Bagaimana mungkin dia tidak bisa jatuh cinta pada wanita sebaik dan setulus Ravenna.

"Apakah kau yakin dengan keputusanmu, Ravenna?" Theodore tahu kepribadian Ravenna, jika Ravenna sudah datang ke sini maka artinya Ravenna telah membuat keputusan yang sudah ia pikirkan dengan matang.

"Ya, Kakek."

"Apakah kau sudah bicara dengan Eldrion?"

"Aku sudah bicara dengannya, Kakek. Eldrion setuju untuk bercerai."

Theodore sangat kasihan pada Ravenna. Ini semua adalah salahnya, andai saja ia tidak menikahkan Ravenna dengan Eldrion, maka Ravenna tidak akan membuang tiga tahunnya dengan sia-sia.

"Kau tidak mencintai Eldrion lagi?"

"Aku masih mencintainya, Kakek. Namun, apa gunanya itu? Dia tidak mencintaiku." Ravenna sudah menyimpan perasaannya dalam diam, ia baik-baik saja hanya mengagumi Eldrion dari jauh di masa lalu. Namun, Theodore mengambil inisiatif untuk menikahkannya dengan Eldrion.

Ia sebenarnya tidak ingin menjebak Eldrion dalam pernikahan yang tidak pria itu inginkan. Ia tahu bahwa Eldrion tidak pernah menyukainya. Hanya saja, ia memiliki utang pada Theodore, ia tidak bisa menolak keinginan pria itu.

Tiga tahun cintanya bertepuk sebelah tangan, itu sudah sangat menyakiti Ravenna. Memang benar, itu bukan salah Eldrion karena tidak membalas perasaannya, Eldrion tidak harus bertanggung jawab terhadap perasaan orang lain. Akan tetapi, tetap saja itu membuatnya kecewa pada Eldrion. Tidak bisakah Eldrion belajar untuk membalas perasaannya?

Terus berharap hanya akan menyakitinya, dan Ravenna tahu kapan waktunya harus berhenti.

"Eldrion benar-benar bodoh. Wanita seperti apa sebenarnya yang dia inginkan?" Theodore berpikir bahwa Ravenna adalah yang terbaik untuk Eldrion.

"Yang pasti wanita itu bukan aku, Kakek." Ravenna tersenyum kecil meski hatinya sakit. "Kakek, tolong setujui perceraianku dengan Eldrion."

"Baiklah, Kakek tidak akan menghalangimu." Theodore sangat enggan melepaskan Ravenna, tapi ia juga tidak bisa egois. Ravenna tidak bahagia begitu juga dengan cucunya. "Ravenna, setelah bercerai dengan Eldrion, jangan putuskan hubungan dengan Kakek. Kau tahu Kakek sangat menyayangimu."

"Baik, Kakek," jawab Ravenna. Ravenna akan terus berhubungan dengan Theodore, tapi mungkin ia tidak akan sering bertemu dengan pria tua itu.

Saat ia memutuskan untuk bercerai, ia telah memutuskan untuk pergi ke Paris. Ia ingin memulai kembali hidupnya.

Ia memiliki cita-cita untuk menjadi perancang busana terkenal. Paris adalah pusat fashion, jadi ia telah memutuskan untuk pergi ke sana.

Selama tiga tahun menikah dengan Eldrion, ia hanya memusatkan perhatiannya pada Eldrion. Ia menjadi wanita yang hanya diam di rumah tanpa pergi keluar untuk bekerja.

"Ayo pergi ke ruang kerja kakek."

Ravenna mengangguk, ia kemudian melangkah bersama dengan Theodore menuju ke ruang kerja pria itu.

Theodore mengambil sebuah kartu bank. Ia menyerahkannya pada Ravenna. "Ada sejumlah uang di sana, gunakanlah itu untuk melanjutkan hidupmu."

Ravenna berasal dari desa, ia adalah seorang yatim piatu yang kemudian dibawa oleh Theodore ke yayasan milik mendiang istrinya.

Tidak ada lagi keluarga yang bisa menampung Ravenna, oleh karena itu Theodore memberikan sejumlah uang agar Ravenna bisa hidup di luar kediaman Eldrion.

Ravenna sudah banyak berutang pada Theodore, jadi mana mungkin ia bisa menerima uang dari pria itu lagi. "Kakek, maafkan aku. Aku tidak bisa menerima uang ini."

"Anggap saja sebagai kompensasi karena telah membuatmu menyia-nyiakan waktumu selama tiga tahun ini untuk pria kayu seperti Eldrion."

"Kakek, tiga tahun ini aku harus berterima kasih padamu. Setidaknya aku sudah hidup selama tiga tahu dengan pria yang aku cintai. Kakek, aku benar-benar tidak bisa menerima uang darimu lagi. Aku telah berutang sangat banyak."

Theodore melihat tekad di mata Ravenna. Cucu menantunya ini tidak akan menerima kartu banknya sampai akhir. Ia tahu benar bahwa Ravenna jelas bukanlah seorang wanita mata duitan.

"Baik, kau bisa menolak uang dariku. Namun, jangan menolak jika Eldrion memberikanmu uang untuk perceraian kalian. Kau memang berhak mendapatkan itu."

"Ya, Kakek."

Setelah bicara dengan Theodore, Ravenna pergi ke perusahaan Eldrion. Ia telah membawa surat cerai bersamanya.

Semakin cepat perceraian terjadi, maka semakin bagus itu. Ravenna bukannya tidak sabar untuk bercerai, tapi ia hanya ingin menyelesaikan segalanya dengan cepat untuk bisa memulai kembali hidupnya.

"Saya ingin bertemu dengan Eldrion." Ravenna bicara pada resepsionis.

Resepsionis itu menatap Ravenna sopan. "Apakah Nona telah membuat janji dengan Pak Eldrion sebelumnya?"

"Tidak, aku belum membuat janji."

"Maafkan saya, Nona. Anda perlu membuat janji temu terlebih dahulu jika ingin bertemu dengan Pak Eldrion. Bagaimana jika saya buatkan janji temu dengan Pak Eldrion? Tapi, Anda tidak bisa bertemu dengannya sekarang." Wanita itu bicara dengan sangat sopan. Ia tidak menatap Ravenna sebagai wanita aneh yang ingin bertemu dengan bosnya tanpa membuat janji sebelumnya.

Sejujurnya ada begitu banyak wanita yang seperti Ravenna, datang ingin bertemu dengan Eldrion tanpa membuat janji terlebih dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah wanita yang tertarik pada Eldrion dan ingin mencoba keberuntungan.

Ravenna mengeluarkan ponselnya. Itu adalah ponsel edisi terbatas yang diberikan oleh Theodore saat ulang tahun Ravenna tahun lalu.

"Aku perlu bicara denganmu. Aku berada di bawah sekarang." Ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun Ravenna mengunjungi kantor Eldrion, itulah sebabnya tidak ada yang mengenalinya sebagai istri Eldrion.

Selain itu pernikahannya dengan Eldrion juga dirahasiakan. Pernikahan mereka hanya disaksikan oleh keluarga inti Eldrion saja.

"Aku akan mengirim Yael ke bawah."

"Ya."

Ravenna kemudian memutuskan panggilan telepon itu.

"Saya akan menunggu di sini, apakah itu baik-baik saja?"

"Nona silahkan menunggu di sana." Resepsionis itu menunjuk ke tempat menunggu, ada tempat duduk di sana.

"Baik, terima kasih." Ravenna segera pergi menuju ke tempat duduk.

Tidak sampai lima menit, seorang pria datang. Dia adalah Yael, sekertaris Eldrion.

"Nyonya, silahkan ikut saya." Yael berkata dengan segan.

"Ya."

Ravenna kemudian mengikuti Yael. Ia melewati mea resepsionis tadi lalu masuk ke dalam lift khusus untuk CEO.

Pegawai wanita yang berada di meja resepsionis tertegun sejenak. Ia sedikit penasaran tentang identitas Ravenna yang dijemput secara pribadi oleh Yael.

Apakah mungkin yang tadi ditelepon oleh wanita itu adalah CEO nya? Wanita itu menebak-nebak. Jika ia, maka hubungan mereka pasti sangat dekat.

Di atas, Ravenna sampai di lantai tempat ruangan Eldrion berada.

"Nyonya, apa yang ingin Anda minum?" tanya Yael.

"Tidak perlu repot. Aku hanya sebentar," balas Yael.

Yael kemudian membukakan pintu untuk Ravenna, mempersilahkan istri atasannya untuk masuk.

Ravenna melihat sekilas ruangan Eldrion. Ia sudah menduga bahwa ruang kerja Eldrion akan didominasi oleh hitam, cokelat dan putih. Ruangan itu rapi dan bersih.

"Aku sudah bicara dengan Kakek. Dia mengizinkan kita bercerai," seru Ravenna.

Eldrion masih fokus pada pekerjaannya. Pria itu menandatangani beberapa berkas.

"Ini adalah surat cerai, aku sudah menandatanganinya." Ravenna menyodorkan surat cerai yang sudah ia bawa.

Eldrion akhirnya berhenti bekerja. Ia melihat ke selembar kertas di meja, mengambilnya lalu membacanya dengan seksama. Memang ada tanda tangan Ravenna di sana.

Jadi, wanita itu menyiapkannya dengan begitu cepat. Rencana bercerai ini tampaknya sudah dipikirkannya dengan matang.

Eldrion meraih pulpen, pria itu kemudian menandatangani surat cerai yang tadi sudah ia baca.

"Yael akan memberikan kompensasi perceraian padamu."

"Baik." Ravenna tidak menuntut apapun dari Eldrion. Bahkan jika ia tidak diberikan uang perceraian, ia juga tidak akan mengeluh. "Aku akan mengemas barang-barangku hari ini."

Eldrion merasa tidak nyaman dengan tekad Ravenna yang begitu besar untuk berpisah dengannya. Ia yakin bahwa Ravenna yang sangat menginginkan pernikahan mereka, tapi kenapa pada akhirnya Ravenna juga yang memutuskan untuk bercerai.

Apakah mungkin Ravenna telah menemukan pria lain yang jauh lebih kaya?

Tidak mungkin. Ravenna selalu berada di rumah, wanita itu jarang keluar untuk bergaul. Selain itu, di mana ada pria yang jauh lebih kaya darinya di lingkungan sosial ini?

"Lakukan apapun yang kau inginkan," balas Eldrion acuh tak acuh.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi." Ravenna kemudian undur diri. Ia pergi dengan sangat tenang tanpa berbalik sedikitpun, dan ini menimbulkan ketidak nyamanan lain untuk Eldrion.

Tidak mungkin Ravenna sedang bermain trik dengannya, bukan? Ravenna sudah memiliki segalanya, untuk apa lagi dia bermain trik.

Sudahlah, Eldrion tidak ingin memikirkannya terlalu banyak. Bukan ia yang menceraikan Ravenna, wanita itu sendiri yang ingin pergi darinya, jadi ia tidak akan menahannya sedikit pun.

Eldrion kembali bekerja menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan.

tbc

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Setelah Berpisah   Extra Part - Hadiah

    Mata Ravenna ditutup oleh sebuah kain penutup. Wanita itu dituntun oleh Eldrion dan Quillon menuju ke sebuah tempat.Ravenna sangat penasaran ke mana ia akan dibawa oleh suami dan anaknya.“Apakah masih belum bisa dibuka?” Ravenna bertanya.“Sebentar lagi, Bu.” Quillon menjawab pertanyaan ibunya.Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah ballroom. Tempat itu telah didekorasi dengan indah. Ada sebuah panggung di depan sana. Juga ada layar lebar di sisi kanan dan kirinya. Penutup mata Ravenna dilepaskan lalu kemudian Quillon memegang bunga. “Selamat ulang tahun, Ibu.”Hati Ravenna sangat tersentuh. “Terima kasih, Sayang.” Ia menerima buket bunga dari putranya.“Selamat ulang tahun, Istriku.” Eldrion memberikan kecupan di kening Ravenna.“Terima kasih, Suamiku.”Setelahnya Ravenna mulai melihat ke sekelilingnya. Ia berada di tempat yang bisa menampung ribuan orang, tapi sekarang di sini ia hanya berdiri dengan anak dan suaminya.“Ayo duduk.” Eldrion membawa Ravenna ke tempat duduk

  • Cinta Setelah Berpisah   58. Dicintai Dengan Setara (Tamat)

    Bulan madu Eldrion dan Ravenna telah berakhir. Keduanya ini telah berada di kediaman Theodore.“Ayah, Ibu, bagaimana? Apakah aku sudah akan memiliki adik?” Quillon bertanya dengan penuh harapan pada orangtuanya.Ravenna tertawa kecil mendengar pertanyaan putranya, ia tidak akan menjawab pertanyaan itu dan membiarkan Eldrion yang memberikan pengertian pada putranya.“Sayang, Ayah dan Ibu sudah sangat berusaha, tapi sepertinya usaha kami kurang keras. Ayah dan Ibu akan berusaha lebih keras lagi nanti sehingga Quillon akan memiliki adik dengan cepat.”Quillon mendesah. “Sayang sekali, padahal aku benar-benar sangat menginginkan seorang adik.”Ravenna menarik putranya ke dalam dekapannya. “Sayang, memiliki seorang adik bukan sesuatu yang mudah. Jika Quillon bersungguh-sungguh maka Quillon harus berdoa pada Tuhan.”“Baik, Ibu. Aku akan mulai berdoa pada Tuhan agar Tuhan memberikanku adik.”“Anak pintar, Tuhan pasti akan mengabulkan doamu.” Eldrion mengelus kepala Quillon dengan penuh kasih

  • Cinta Setelah Berpisah   57. Bulan Madu

    “Ayah, Ibu, aku ingin adik perempuan.” Quillon bicara pada Eldrion dan Ravenna yang akan pergi untuk berbulan madu tanpa membawa Quillon bersama mereka.Eldrion tertawa kecil. “Ayah akan berusaha keras untuk mewujudkan keinginanmu. Jadilah baik selama Ayah dan Ibu pergi.”“Baik, Ayah.” Quillon menjawab dengan patuh.“Baiklah, Ayah dan Ibu pergi dulu. Sampai jumpa lagi, Jagoan. Ayah sangat mencintaimu.” Eldrion mengecup puncak kepala Quillon.Ravenna menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Ibu sangat mencintaimu, Sayang.”“Aku juga sangat mencintai Ayah dan Ibu. Selamat bersenang-senang, Ayah, Ibu.” Quillon berkata dengan ceria.Sebagai seorang anak ia tidak menutut ikut orangtuanya yang akan berbulan madu ke Maldives. Ia diberitahu oleh kakeknya, jika ia menginginkan adik maka ia harus membiarkan orangtuanya pergi berdua saja.Quillon mengerti dengan cepat, ia ingin menjadi seorang kakak, jadi ia memilih untuk tinggal bersama dengan kakek buyutnya.Eldrion dan Ravenna kemudian pergi m

  • Cinta Setelah Berpisah   56. Hari Pernikahan

    Hari pernikahan Eldrion dan Ravenna tiba. Semua tamu undangan telah mengisi aula megah yang disulap seperti negeri di atas awan.Ada begitu banyak bunga segar di dalam ruangan itu. Eldrion menghabiskan begitu banyak uang untuk pesta pernikahan yang luar biasa untuk Ravenna.Di dalam ruangan khusus, saat ini Ravenna telah mengenakan gaun pengantin dengan bagian bawah yang mengembang. Ia terlihat seperti seorang putri dari sebuah kerajaan. “Ibu, Ibu sangat cantik.” Quillon terus memuji Ravenna. Bocah laki-laki itu sangat suka memandangi ibunya yang baginya tampak seperti peri.“Kau juga terlihat sangat tampan, Sayang.” Quillon mengenakan setelan jas berwarna putih, anak laki-laki itu terlihat sangat tampan dan menggemaskan.Waktu bagi Ravenna untuk memasuki aula pernikahan tiba. Ravenna menggenggam tangan Quillon, di belakangnya ada Seraphim yang menjadi pengiring pengantin.Ravenna sudah mengatakan pada Seraphim untuk tidak perlu menjadi pengiring pengantinnya karena ia tahu kondisi

  • Cinta Setelah Berpisah   55. Hanya Satu

    Setelah berpikir semalaman, Seraphim akhirnya memutuskan untuk mempertahankan janin yang ada di kandungannya. Selain itu ia juga berpikir untuk memberitahu Alejandro. Bukan karena ia ingin meminta pertanggung jawaban dari pria itu, tapi karena ia pikir Alejandro berhak tahu tentang kehamilannya.Hari ini Alejandro datang ke kota ini untuk menghadiri pesta penikahan Ravenna dan Eldrion yang akan diadakan lusa.Seraphim menunggu Alejandro di sebuah restoran, ia merasa sedikit gugup. Harus dari mana ia memulai membicarakan tentang kehamilannya.Hai, selamat kau akan menjadi ayah, aku hamil.Seraphim menggelengkan kepalanya, ia harus basa-basi terlebih dahulu. Alejandro mungkin akan terkena serangan jantung jika mendengar apa yang ia katakana.Saat Seraphim sibuk berpikir, Alejandro tiba. Pria itu mendekati Seraphim.“Maafkan aku sedikit terlambat.” Pria itu segera duduk di seberang Seraphim.“Ya, tidak apa-apa,” balas Seraphim.“Kau belum pesan makanan?”“Belum.”“Mari kita pesan makana

  • Cinta Setelah Berpisah   54. Positif Hamil

    Satu bulan berlalu, rencana pernikahan Eldrion dan Ravenna yang sempat tertunda akan segera dilanjutkan. Undangan yang baru telah disebar.Pernikahan Eldrion dan Ravenna akan diadakan dalam satu minggu lagi.Keamanan di sekitar Eldrion dan Ravenna ditingkatkan. Eldrion memastikan bahwa tidak akan ada yang bisa mengacaukan rencana pernikahannya dengan Ravenna lagi.Tidak ada banyak hal yang perlu Eldrion dan Ravenna siapkan, karena mereka akan tetap menggunakan semua yang sudah mereka siapkan untuk pernikahan mereka yang sempat dibatalkan.Siang ini Ravenna pergi ke restoran untuk makan siang dengan Seraphim. Sejak Eldrion masuk rumah sakit, ia sudah lama tidak keluar dengan Seraphim.Seraphim beberapa kali mengunjunginya, tapi ia tidak bisa bepergian dengan Seraphim bahkan hanya untuk makan saja karena kondisi Eldrion dan Quillon.Lalu, setelah Eldrion sadarkan diri, Seraphim memiliki pekerjaan di luar negeri. Dan hari ini mereka baru bisa bertemu.Pesanan Ravenna dan Seraphim tiba,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status