Share

BAB 19| Perasaan

Aku memegangi kepalaku yang pening, pandanganku masih menghadap pada ponsel berharap ponsel Naka segera aktif. Aku begitu khawatir pada pemuda itu dan sedikit mengesampingkan rasa peningku.

Aku menghembuskan napas kasarku, sampai sekarang ponsel Naka belum juga bisa dihubungi. Sebenarnya, ada apa dengan pemuda itu? Atau jika memang tidak ingin diganggu kebersamaan dengan teman-temannya, hubungi aku, beri tahu aku agar aku tidak perlu menunggu tanpa kepastian seperti ini.

Rasanya benar-benar kesal campur khawatir. Aku kembali mengirimi pemuda itu pesan singkat, dan lagi-lagi pesan itu tidak terkirim karena Naka menonaktifkan ponselnya.

Aku menyerah, aku menghempaskan ponsel di atas kasur. Badanku pun segera kurebahkan, mataku mulai kupejamkan dengan paksa. Rasa pening di kepalaku tak bisa kukesampingkan lagi, kepalaku tak sekuat itu.

Namun tak bertahan lama, aku kembali memandangi ponsel. Aku tak bisa tenang, hatiku, pikiranku selalu saja tertuju pada Naka. Apa yang sedan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status