Share

11. Kejutan Tak Terduga!

"Bye, see you in home!" ucap Hergio sambil melambaikan tangan. Lelaki itu berjalan menjauh.

Kinanti menatap punggung atletis yang kian menjauh itu. Dua ciuman sehari ini, "Apa dia mencintaiku? Gio pasti tertarik padaku makanya dia menciumku. Iya, 'kan?"

Kinanti berlari kecil ke toilet di belakang perpustakaan. Dia bukan ingin buang air kecil. Perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu ingin memastikan sesuatu.

Sembari menatap pantulan diri di dalam cermin, dipegangnya kedua pipi. Ada warna merah menyebar di sana. Ya, pipi Kinanti merona merah. Perlakuan manis Gio tadi, sukses membuatnya terbang ke awan.

Telunjuk tangan Kinanti kemudian turun ke bibir. Adegan saat Gio melumat paksa bibir dan akhirnya mereka berciuman di belakang pintu terputar di ingatannya lagi, "Ah … aku pasti sudah gila!"

Mengingat semua itu jantung Kinanti berdegup dengan kencang. Pipinya kembali merona merah. Dia bergumam, "Kenapa aku menyukai sikap liar dan agresifnya?"

"Jangan-jangan aku menyukainya?"

Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status