Share

21. Satu pukulan extra.

Haidar Baskoro dan istrinya kaget. Menatap Kinanti dengan wajah heran. Itu adalah kali pertama mereka melihat anak sulung mereka begitu emosional, hingga menampar Gio.

Gio mematung. Ada gambar telapak tangan memerah di pipinya. Panas dan nyeri berdenyut seketika, "Beraninya kamu!"

"Apa? Kurang keras? Mau lagi?" Kinanti melangkah maju. Napasnya masih tersengal, dia begitu emosi, "Kamu bilang aku wanita murahan? Gampangan?"

"Kamu memang seperti itu." Satu sudut bibir Gio terangkat naik. Kentara sangat menghina dan merendahkan.

Bugh!

Satu kepalan tangan melayang mengenai wajah Gio. Kali ini dia jatuh ke lantai terkapar, meringis kesakitan. Dua pukulan sekaligus didapatnya.

"Jangan pernah lagi kamu menjelekkan Kinanti. Cobalah berkaca terlebih dahulu sebelum mulut kotormu menuduhnya seperti itu." Haidar Baskoro membalikkan badan, "Kinanti, ayo kita pulang. Percuma saja berbicara dengan lelaki macam dia!"

Ibu Kinanti menarik lengan Kinanti, "Ayo, Nak!"

Kinanti mengikuti langkah kedua o
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status