Beranda / Romansa / Cinta Tanpa Isyarat / 16. Effort-Nya Nandra

Share

16. Effort-Nya Nandra

Penulis: Zafar_Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-20 11:59:14

Triani : "Buruan list! Gue tunggu loh! Cepat!!"

Dirasa sudah cukup membaca pesan grup tersebut, Zahra memilih untuk mematikan ponselnya. Tangan lentiknya menaruh benda pipih itu di atas meja belajar, kemudian ia pun keluar untuk menyantap makanan karena sendari tadi perutnya sudah berdemo, minta diisi.

Perlahan kedua kaki jenjangnya menuruni anak tangga, selangkah demi selangkah. Langkahnya terkesan terburu-buru, serta tangan lentiknya terus saja memegangi perutnya yang rata.

Tak berselang lama, langkah kaki tersebut sudah sampai tepat di depan meja makan. Sorot mata Zahra sedikit berbinar cerah saat melihat hamparan makanan yang sudah tersaji begitu banyak di atas meja. Tanpa ba-bi-bu, gadis itu menarik kursi dan langsung mendudukinya.

Disaat tangannya hampir menyentuh centong nasi, tiba-tiba terdengar suara yang langsung menghentikan kegiatannya itu. Suara itu perlahan mulai menggoreskan kembali luka Zahra yang sebelumnya belum mengering.

"Enak banget ya jadi kamu. Makan, tidur,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Tanpa Isyarat    21. Termenung

    "Guys, gue sama Zahra duluan ya," ujar Triani tiba-tiba begitu mereka berdua telah kembali ke mejanya masing-masing. Semua teman seangkatannya seketika langsung menoleh ke arah Zahra dan Triani. Mereka semua saling pandang setelah mendengar perkataan Triani yang sangat tiba-tiba itu. "Loh, kenapa? Ada masalah?""Lo yang ngajak kita, terus lo juga yang ninggalin kita di sini? Ada apa sih?""Sorry, guys. Sebenarnya gue pengin banget ngumpul bareng kalian. Tapi saat ini yang jauh lebih penting itu kondisinya Zahra." Perkataan Triani langsung membuat semua orang kembali mengalihkan pandanganya ke arah Zahra, yang sedang berdiri di sampingnya Triani. "Lo kenapa, Ra? Nggak enak badan?""Apa ada masalah lain?""Udah nanti saja tanyanya. Yang penting sekarang Zahra harus pergi dulu dari tempat ini," sela Triani supaya mereka tak bertanya lagi kepada zahra. "Ayo, Ra!" ajak Triani sambil melirik Zahra, kemudian gadis itu menarik pergelangan tangan Zahra dan berjalan pergi meninggalkan cafe t

  • Cinta Tanpa Isyarat    20. Kenangan...

    “Kalau Zahra nggak mau ya jangan dipaksa dong!” Tiba-tiba terdengar suara yang nyaring dari arah belakang. Sontak mereka berdua langsung menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Triani sedang berdiri dengan ekspresi wajah yang mengkerut.Triani melangkahkan kakinya menghampiri mereka berdua, tatapannya terus tertuju kepada mereka, seolah tak ada hal menarik lainnya, selain Zahra dan Fathan. Melihat tatapan tajam yang dilontarkan Triani, sontak langsung membuat Zahra dan Fathan seketika menundukkan kepalanya.PLAK!Tanpa basa-basi, Triani mendaratkan salah satu tangannya tepat di pipi kiri Fathan, gerakannya begitu tiba-tiba sehinggga Zahra dan Fathan langsung melebarkan bola matanya, terutama Fathan.“Triani!”“Biarin aja, Ra. Orang kayak dia pantas ditampar, bahkan kalau bisa dihajar habis-habisan juga gapapa,” karena sudah begitu muak dengan tampang Fathan, membuat Triani berkata asal-asalan, tanpa memikirkan perasaan orang lain saja.“Ya gue tau kalau Fathan salah, tapi jangan ma

  • Cinta Tanpa Isyarat    19. "Kita mulai dari awal, ya?"

    “Ngapain sih lo ajak gue ke sini?" tanya Zahra yang langsung terus terang, gadis itu tak suka berbasa-basi apalagi dengan cowok yang dulu pernah menyakitinya.Fathan tak menjawab, pria itu menatap Zahra dengan tatapan sendu, seolah menyesal telah membuat keputusan yang ternyata malah menyakitinya. Perlahan, ia mengambil tangan Zahra, menyentuh tangan mulus itu sambil menatap dalam-dalam bola mata kecoklatan milik gadis itu."Zahra..."Deg!Mendengar suara lembut dari Fathan, seketika membuat jantung gadis itu berpancu lebih cepat dari biasanya. Dengan refleks, ia menatap balik bola mata Fathan, keduanya saling bertatapan satu sama lain."Apa kamu mau tau perasaanku setelah kita putus?"Entah keberanian apa yang membuat Zahra menganggukkan kepalanya. Melihat hal itu, Fathan mengulum senyum tipis, nyaris tak terlihat."Jujur, Ra...setelah kita putus waktu itu, namamu masih tersematkan di hatiku, Ra..."Deg!Zahra menatap Fathan dalam-dalam, mencoba untuk mencermati gerak-gerik dari Fath

  • Cinta Tanpa Isyarat    18. Reunian

    "Sorry guys, kita telat ya? Tadi macet soalnya."Begitu mobil Triani sudah terparkir rapi di area parkir dan mereka berdua sudah masuk kedalam cafe. Ternyata temen-temen yang lain sudah datang terlebih dahulu. "Gapapa kok lagian masih ada yang belum datang," sahut Fariza sambil menyeruput minuman miliknya. Setelah berjabat tangan layaknya seorang teman, Triani dan Zahra duduk di kursi dan bergabung bersama mereka. Candaan ringan terdengar di malam hari, sehingga membuat suasananya terasa menghangat. Hingga beberapa detik kemudian, pintu cafe terdengar, seolah ada yang baru saja melangkah masuk. Pandangan mereka langsung teralihkan oleh sosok tampan yang sedang berjalan ke arahnya. "Akhirnya lo datang juga, bro!" sahut Kevin setelah mengetahui siapa yang baru datang. Fathan tak menjawab, lelaki itu hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, itupun hanya beberapa detik sebelum kembali ke muka datarnya. Lelaki itu menarik kursi dan ikut bergabung bersama mereka. Sementara Zahra, gadi

  • Cinta Tanpa Isyarat    17. Gamon

    Zahra sama sekali tak menggubris ucapan dari Sinta. Gadis itu lebih memilih untuk meninggalkan wanita itu daripada meladeni ucapan pedas yang dia berikan kepadanya. "Anak zaman sekarang nggak tau adab dan sopan santun! Saya jadi heran deh!"Memilih untuk menutup telinga rapat-rapat, Zahra berjalan menaiki anak tangga dan kembali masuk ke dalam kamarnya. Tak lupa juga ia mengunci pintu kamarnya dari dalam. Dengan gerakan pelan dan sangat antusias sekali, Zahra membuka kresek yang berisi berbagai makanan dari Nandra. Matanya berbinar cerah saat melihat banyaknya makanan yang Nandra pesan untuknya. "Serius? Sebanyak ini buat gue semua? Wah kalau iya royal banget si Nandra," gumam gadis itu yang tak menyangka kalau Nandra se antusias ini memesan makanan yang begitu banyak. Me : (foto) "Serius lo pesan makanan sebanyak ini buat gue?"Zahra mengirim foto makanan yang ia terima dengan caption seperti di atas kepada Nandra. Tak berlangsung lama, Nandra kembali membalas pesan dari Zahra.

  • Cinta Tanpa Isyarat    16. Effort-Nya Nandra

    Triani : "Buruan list! Gue tunggu loh! Cepat!!"Dirasa sudah cukup membaca pesan grup tersebut, Zahra memilih untuk mematikan ponselnya. Tangan lentiknya menaruh benda pipih itu di atas meja belajar, kemudian ia pun keluar untuk menyantap makanan karena sendari tadi perutnya sudah berdemo, minta diisi. Perlahan kedua kaki jenjangnya menuruni anak tangga, selangkah demi selangkah. Langkahnya terkesan terburu-buru, serta tangan lentiknya terus saja memegangi perutnya yang rata. Tak berselang lama, langkah kaki tersebut sudah sampai tepat di depan meja makan. Sorot mata Zahra sedikit berbinar cerah saat melihat hamparan makanan yang sudah tersaji begitu banyak di atas meja. Tanpa ba-bi-bu, gadis itu menarik kursi dan langsung mendudukinya. Disaat tangannya hampir menyentuh centong nasi, tiba-tiba terdengar suara yang langsung menghentikan kegiatannya itu. Suara itu perlahan mulai menggoreskan kembali luka Zahra yang sebelumnya belum mengering. "Enak banget ya jadi kamu. Makan, tidur,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status