Cinta Tanpa Isyarat

Cinta Tanpa Isyarat

last updateLast Updated : 2025-08-27
By:  Zafar_ZahraUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
19views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Seorang gadis yang sedang berjuang melawan ujian hidupnya terutama konflik keluarganya yang semakin hari, semakin memanas, serta konflik tentang asmaranya. Mampukah dia bisa menyelesaikan masalah hidupnya seorang diri? ataukah ada seseorang yang dengan setia terus menemaninya? penasaran? yuk segera dibaca. Saya jamin ceritanya nggak melulu tentang kesedihan, ada kebahagiaan yang tersembunyi, ada sebuah pengorbanan yang begitu tulus, dan juga ada seseorang yang ternyata mencintainya diam-diam.

View More

Chapter 1

00. Prolog

Suara bentakan nyaring memecah kesunyian pagi, menggema dari dalam dapur, yang berada di ujung rumah. Seorang wanita paruh baya dengan wajah penuh amarah sedang berdiri di depan kran air. Kedua tangannya mengepal, matanya menatap tajam orang yang ada di hadapannya.

"Bisa nggak sih? Kalau buka kran air, itu jangan bolak-balik terus?! Ini keran air punyaku, aku yang bayar! Jadi, jangan terlalu boros!" katanya dengan suara yang menggelegar, membuat suasana pagi yang tadinya tenang, seketika berubah menjadi tegang.

Di depannya, seorang wanita yang jauh lebih muda, dengan apron yang masih basah karena baru saja mencuci sayuran. Wanita itu membalas dengan nada datar. Namun, terdengar jelas kalau nada yang dikeluarkan oleh kakak iparnya sangat melukai hatinya.

"Aku cuma cuci sayuran, mba! Bukan buang-buang air! Kamu juga sering mandi di kamar mandi itu, tapi aku nggak pernah mempermasalahkannya! Sekarang aku pakai air dari kran ini, kamu malah marah?"

Wanita yang menjadi kakak iparnya, atau Tante dari anaknya. Ia sedang mengerutkan kening, matanya menyipit tajam menatap adik iparnya yang sudah berani melawannya. Kedua tangannya yang awalnya mengepal, kini disilangkan di depan dada. Dagunya sedikit terangkat, wajahnya menunjukkan amarah dan arogan yang sengaja ia tunjukkan.

"Oh, jadi kamu mulai ungkit-ungkit soal kamar mandi itu?" katanya senyumannya menyeringai, menatap nyalang adik iparnya. "Dengar baik-baik, wahai adik ipar! Ini rumah milik orang tuaku! Aku sudah tinggal di sini dari kecil! Wajar saja kalau aku gunakan kamar mandi itu! Seharusnya kamu yang tahu diri! Kamu cuma numpang, cuma beban di keluarga ini!" bentaknya sambil sedikit berteriak. Dengan kesadaran penuh, dan emosi yang begitu memuncak, ia pun mendorong tubuh adik iparnya ke belakang.

Tubuh Fatim terhuyung mundur, hampir saja terjatuh. Namun beruntungnya, ada seorang gadis remaja dengan rambut panjang yang tergerai, gadis itu segera melangkah cepat dan menangkap tubuh ibunya. Nafas gadis itu memburu saat melihat sang ibu diperlakukan semena-mena oleh Tantenya sendiri.

"Ibu nggak apa-apa?" tanyanya khawatir. Suaranya sedikit gemetar, bukan cuma cemas, tetapi ada kemarahan yang begitu membara di dalam hatinya.

Fatim, wanita yang menjadi ibunya, kini menarik nafas dalam-dalam. Mencoba menenangkan dirinya sendiri dan menyakinkan sang anak, kalau dirinya baik-baik saja. "Ibu nggak apa-apa kok, Nak," jawabnya lirih, sambil berusaha menyembunyikan rasa ketakutannya.

Zahra, gadis itu kini berdiri tegak menatap Tantenya dengan tatapan tajam. Wajahnya berubah menjadi tegang, sorot matanya begitu dingin dan menusuk. Ia berusaha untuk menahan gejolak amarahnya yang bisa saja meledak.

"Ada masalah apa Tante sama ibu? Sampai-sampai Tante dorong-dorong ibu?"

Sinta, Tantenya Zahra hanya mengendus kesal. Matanya menatap Zahra dengan tatapan tajam, seakan tak terima dengan pertanyaan yang keluar dari mulut keponakannya sendiri.

"Ibumu itu orangnya boros! Masa iya dia buka tutup kran air terus? Ya saya kesal lah sama sikap ibumu itu!" katanya dengan nada ketus.

Zahra menarik nafas dalam-dalam, mencoba untuk bersikap lebih tenang. Meskipun darahnya begitu mendidih. Zahra tahu, kalau wanita yang ada di hadapannya itu lebih tua darinya. Namun, tak dapat dipungkiri kalau kesabarannya semakin menipis.

"Kalau ibu salah, coba bicarakan baik-baik. Pakai hati, bukan pakai kekerasan gini! Apalagi sampai dorong-dorong orang!" ujarnya sambil berusaha menjaga nada suaranya, supaya tidak meninggi.

"Dibicarakan baik-baik? Nggak bisa, Ra! Nanti malah ngelunjak! Ibumu juga keterlaluan. Kran air ini milik Tante! Saya yang bayar, jadi kalau mau pakai, yang hemat! Cari uang itu susah!"

Zahra tersenyum tipis. Berusaha untuk tersenyum dibalik hatinya yang bergemuruh. Ia tahu betul, kalau sang Tante juga sering menggunakan fasilitas ibunya, tanpa izin. Termasuk kamar mandi yang setiap hari selalu mereka pakai.

"Apa Tante lupa?" tanyanya, menatap Sinta tajam. "Tante sering pakai kamar mandi itu? Tante tahu kan kalau air itu ibu yang bayar! Sekarang ibu cuma pakai air ini saja, Tante marah sampai segitunya?"

Sang Tante menggeleng pelan, ia tertawa getir. "Kamar mandi itu punya orang tuaku, Zahra! Bukan bukan milik ibumu! Memang kamar mandi itu sudah jadi milik kalian, tapi tetap aja. Yang bayar air itu ya, adik ku sendiri, Faisal!" ucapnya. Sebelum pergi, ia menyenggol lengan Zahra dengan kasar. Lalu berjalan pergi meninggalkan dapur, membiarkan mereka menatap punggungnya yang mulai menjauh.

Zahra hanya diam sambil menatap punggung wanita itu dengan tatapan getir. Di sampingnya, sang ibu masih berdiri sambil menenangkan dirinya. Sementara bola mata Zahra mulai berkaca-kaca, bukan karena takut, tapi karena kecewa. Kecewa karena harus ribut dengan keluarganya sendiri. Kenapa malah sang Tante bisa meributkan hal sekecil ini? Dan membuat keluarganya menjadi berantakan, hanya karena masalah air saja.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status