Home / Thriller / Cinta Terakhir Sang Bangsawan / 5. Malam Pertama nan 'Indah' (2)

Share

5. Malam Pertama nan 'Indah' (2)

Author: Wiselovehope
last update Huling Na-update: 2022-02-01 17:22:46

"Oh, ha-ha-hai, selamat malam, Tuan Delucas," Maharani tergagap menyadari sosok yang tetiba hadir di belakangnya dan kini berdampingan dengannya. Pemuda Everopa itu mengenakan stelan jas semi formal yang tampak elegan namun nyaman dikenakan. Sangat pantas di tubuhnya yang langsing, tinggi, ideal dan atletis.  Rambutnya cokelat sedikit gondrong hampir menyentuh bahu. Maharani tampak agak mungil di sisinya. Pemuda itu bertumpu pada pagar beranda, menatap lawan bicaranya dengan pandangan hangat. 'Tidak terkesan genit apalagi penuh nafsu, hanya ramah atau bersahabat. Atau mungkin lebih dari itu?' Demikian sempat terlintas di benak Maharani.

"Akhirnya kita bisa bertemu berdua saja, Nona Maharani. Jangan memanggilku Tuan Delucas. Sebenarnya aku bukan tuan besar dalam keluarga ini. Panggil saja aku dengan nama kecilku, Orion."

Suara pemuda itu begitu merdu didengar, senyumnya juga begitu manis, bibir lembut berpadu deretan gigi putih bersih terawat. Hidungnya mancung, matanya sedikit sipit dengan bola mata berwarna cokelat dan alis tebal lurus panjang. Maharani merona, ia tak pernah memperhatikan wajah lawan jenis sedetail ini. Buru-buru memalingkan wajah, kembali menatap pemandangan malam yang indah.

"Oh, baiklah, Orion. Maaf, aku belum terbiasa. Aku diajar keluarga besarku untuk selalu hormat kepada orang lain, terutama atasan atau majikanku, seperti Anda. Aku juga, Anda bisa memanggilku Rani."

Orion seperti ingin tertawa dan mengatakan sesuatu kepada gadis itu, namun dengan susah payah akhirnya berhasil menahannya, "Uh, baiklah, Rani, nama yang sangat indah, aku sangat mengagumi ketulusan Anda. Kudengar keluarga Bangsa Evernesia sangat meninggikan adat sopan santun, ramah tamah, bekerja sama dan toleransi, bukankah begitu?"

"Ya, betul sekali. Oh, Anda sebaiknya tidak berdua saja denganku, Istri Anda dan anak-anak, uh, tiri Anda nanti mencari," Maharani bertambah sungkan, merasa pipinya bertambah panas saat mata pemuda itu menjelajahi wajahnya.

"Biarkan saja perempuan tua itu! Aku sesungguhnya bukan suaminya!"

'Ehhh?' Maharani terbengong, tak percaya pada apa yang baru saja Orion ucapkan dalam nada berbeda itu.

"Excuse me, apa maksud Anda?"

"Maksudku, Lady Rosemary dan aku memang baru saja menikah, namun sesungguhnya bukan karena cinta. Sebenarnya, karena ibuku..."

Orion baru saja hendak mengatakan sesuatu saat Leon dan Grace bersama-sama muncul di pintu beranda, "Kalian berdua sama-sama sedang mencari udara segar? Ayo kita berkumpul lagi di ruang keluarga dan menonton televisi! Sedang ada berita besar yang perlu kalian tonton!" ujar si kakak, disambung adiknya, "Kami tahu ini sepertinya konyol, tapi sangat menarik!"

Maharani merasa sedikit kecewa karena percakapan Orion tadi belum lagi usai, namun pemuda itu tersenyum sekali lagi dan berkata, "Nanti kulanjutkan lagi ceritanya, mari kita masuk dulu ke dalam bersama, uh, Anak-anak!"

Mereka berempat masuk bersama-sama, bergabung dengan Lady Rosemary yang sedang berkonsentrasi menonton televisi layar lebar.

"Astaga. Aku benci sekali membayangkannya, namun kuharap papa kalian berdua bersama selingkuhannya sedang tak berada di Everance saat ini! Negara tetangga kita, sesama Everopa!" Lady Rose tampak tegang menyaksikan breaking news yang sedang disiarkan oleh jaringan berita internasional EverTV.

"Jenis virus baru, Everance segera melakukan lockdown di ibukota Pharez sesegera mungkin!" Leon membaca banner yang berseliweran di bagian bawah layar, "Sepertinya keren!"

"Apanya yang keren, virus itu sangat berbahaya, tahu!" Omel Grace kepada kakaknya yang suka menganggap enteng segala sesuatu yang ia tonton.

"Seperti di film-film zombie, serial yang kita sering tonton di FlixNet. Kedengarannya hebat, pasti nanti akan jatuh korban, banyak yang mati! Hahahahaha!" Leon melanjutkan candanya yang saat ini memang terdengar sama sekali tidak lucu!

"Dengar, Anak-anak..." Orion malah lebih serius menyimak, "Beberapa korban di Pharez, Everance, pada awalnya hanya diletakkan di ruang jenazah rumah sakit. Namun semuanya menghilang secara tiba-tiba..." diulanginya kalimat reporter yang belum lama diucapkan namun terlewat oleh mereka semua gegara canda Leon.

"Tak lama kemudian di kompleks rumah sakit jatuh beberapa korban lain dengan ciri penyakit yang sama disertai beberapa gigitan ringan. Mereka segera diisolasi, lalu kembali tak dapat diselamatkan! Akhirnya rumah sakit tersebut berubah menjadi neraka hidup! Pihak yang berwajib memutuskan untuk mengurung semua yang berada di dalam rumah sakit, mencegah semua orang yang masih berada di dalamnya untuk keluar!" Demikian reporter di TV melaporkan dengan nada cemas.

"Astaga, jadi ini semua kenyataan?" Maharani teringat pada sebuah pandemi virus yang belum lama merebak selama bertahun-tahun hingga memakan banyak korban jiwa. Walau terjadi pada masa remajanya di Viabata, Rani takkan bisa melupakan masa-masa itu. Saat seluruh keluarganya harus bekerja dari rumah, belajar online, mengenakan masker, hingga melakukan vaksinasi. Sayangnya sebagian besar penduduk Evernesia pada awalnya menganggap remeh, sehingga sempat jatuh ratusan ribu korban jiwa.

Orion sepertinya menangkap ekspresi cemas Maharani, "Aku tahu apa yang Anda bayangkan, Rani! Sama seperti pandemi beberapa tahun yang lalu ya? Everopa yang bersih dan penduduknya cenderung taat protokol kesehatan saja masih bisa terkena dengan hebatnya. Kita berdoa saja mudah-mudahan apa yang terjadi di Pharez tidak sampai ke kota kecil Chestertown ini!" 

Orion hanya berbicara ke Rani dalam rangka menenangkannya, namun segera Lady Rose menatap suami barunya itu dengan mata biru tajamnya. "Orion, kau ajak saja Leon dan Grace kembali ke kamar masing-masing. Dan kau juga, Nona Maharani Cempaka, bukankah besok pagi kau harus mulai mengajar anak-anak? Lebih baik kau segera kembali ke paviliunmu dan beristirahat. Kau pasti sangat lelah setelah perjalanan panjang dengan bus dari Everlondon seharian."

Rani merasa benar jika itu adalah cara halus Lady Rose untuk mengusirnya, maka ia hanya bisa menurut, "Baiklah, Lady Rose, selamat malam! Terima kasih atas jamuan makan malam dan acara keluarga yang menyenangkan!"

Wajah Lady Rose tampak jauh lebih senang saat Orion berlalu bersama kedua anaknya. Malas berlama-lama bersama wanita yang belum terlalu akrab dengannya itu, Maharani segera pamit, berjalan menuju pintu keluar utama mansion untuk kembali ke paviliunnya sendiri. Namun baru saja ia membuka pintu ganda dan melihat keluar, cuaca hujan menghentikan langkahnya.

"Astaga, sudah dingin, turun hujan. Aku tak mungkin kembali ke paviliun tanpa membasahi gaunku. Kurasa aku memerlukan sebuah payung," Maharani berbalik, hendak menuju ke sudut, di mana ada sebuah tiang besi gantungan di mana payung-payung dan jaket hujan tersedia.

"Tidak perlu, Rani!"

Suara maskulin itu lagi-lagi membuat Maharani berhenti dan menoleh.

"Anda, uh, maksudku, kamu, bisa tinggal di ruang tamu saja malam ini. Hujan di Chestertown halus-halus namun cukup deras. Daripada besok kamu jatuh sakit dan tak bisa mengajar anak-anak, lebih baik tinggal di sini untuk malam ini saja!"

"O-o-orion?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Friska.S
sudah aku kasih permata atau vote ya kk
goodnovel comment avatar
Fatma Zuhra Mahfudz
Wiselovehope adalah "senior"saya, beliau memberi banyak inspirasi lewat tulisan -tulisan yang berbeda, asli dan tak ada plagiasi.Semua tulisan beliau murni
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   Just The Two of Us(?) (Extra Ending, 18+)

    "I won't ever forget you, Orion. Begitu pula Rani. Kalian berdua akan kuingat selama sisa hidupku!"Bunker itu cenderung nyaman, malah terkesan elegan-mewah. Segalanya tersedia; listrik, bahan pangan, obat-obatan hingga fasilitas bintang lima lainnya. Sangat berbeda dengan dunia atas yang bertambah tak karuan. Lab Barn masih terbakar hebat. Entahlah dengan Kompleks Delucas yang barangkali mulai porak-poranda. Di lokasi bawah tanah ini, Lady Rosemary Delucas terpacak bersama puluhan survivor. Kedua anak kandungnya mengalami luka parah. Entah bagaimana kondisi Leon dan Grace yang sedang berjuang mempertahankan hidup. Mereka masih dalam perawatan darurat staf Lab Barn yang selamat dan ikut turun bersama penghuni Kompleks Delucas lainnya. Lady Rosemary belum mampu menjenguk mereka, batinnya masih sangat terguncang."Aku berjanji, suatu hari nanti akan keluar dari sini dan melakukan pembalasan, Orion, Maharani, Magdalene! I won't ever forget you all, just wait and see!"**********Beberapa

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   144. Akhir (3)

    "Bagaimana sekarang, Orion?""Lari, Rani. Mungkin ini tindakan pengecut, tapi kita memang tak punya apa-apa, tak bisa melumpuhkan makhluk ini. Meskipun aku masih punya ide...""Tuan Dokter! Mengapa Anda malah berbuat ini?" Wanita misterius yang mengantarkan Kenneth turut terkejut."Tak usah ikut campur. Terima kasih telah mengantarkanku kemari, tetapi kau juga kini tak kubutuhkan lagi! Saksikan saja pertunjukannya dan semoga terhibur. Lazarus, go go go. Kejar mereka. Lakukan apapun yang kau inginkan. I don't care. Ha ha ha ha ha!" Kenneth tak menghiraukan, hanya tertawa-tawa."Rani, kita segera keluar dari Kompleks Delucas. Mungkin kita harus berkorban, namun tidak di sini. Kita giring Lazarus sejauh mungkin... Segera, ke sepeda motorku!""Ba-ba-baik..." Rani setuju, "Cepat! Namun bagaimana dengan Anda, Ma'am?" Ia masih sempat-sempatnya bertanya kepada wanita pengantar Kenneth."Aku akan baik-baik saja, just leave. Aku belum sempat mengenal Anda berdua, Nona. Namun aku yakin kalian ora

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   143. Akhir (2)

    "Ka-kami-kami bukannya tak mau membukakan pintu untuk Anda, Ma'am, tapi kami khawatir jika para penghuni kompleks ini sampai keluar dari sini. Di dalam sini mungkin sedang 'chaos', tetapi di luar sana, dunia juga sedang berakhir. Lady Rose tahu hanya Kompleks Delucas yang masih punya banyak cadangan sumber daya. Sangat berbahaya apabila dunia luar sampai tahu semua ini, juga apabila mereka memutuskan untuk kembali... Maka beliau dengan tegas melarang..."Alasan panjang lebar petugas jaga itu tak bisa diterima Sang Wanita Misterius. Diam-diam dalam genggaman tangannya ada sepucuk handgun, yang ia keluarkan dan acungkan ke petugas di balik gerbang ganda besi. "Tuan, Anda pilih, nyawa Anda atau buka gerbang ini sekarang juga!"Petugas itu gentar seketika. Meskipun ia patuh pada titah Lady Rose, ia tak mampu menyangkal ia pun takut kehilangan nyawa. "Ba-ba-baiklah!"Tak lama, pintu gerbang terbuka setelah barikade-barikade disingkirkan. Para survivor yang tak sabar hendak keluar seketika

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   142. Akhir (1)

    "Jika tidak kulakukan sekarang juga, sesungguhnya aku takkan pernah bisa 'beristirahat dengan tenang' walau dalam bunker nyaman penuh pangan dan segala kebutuhan hingga akhir zaman!" monolog Lady Rosemary sambil menggenggam erat sesuatu dalam saku kanan jubahnya."Mama!" Grace segera pergi dari sisi Rani dan tiba di sisi Sang Bangsawati, belum menyadari apa yang ibunya akan lakukan."Grace, kau pulang juga! Cepat, tunggu apa lagi? Segera masuk ke bunker utama bersama kakakmu yang sudah berada di sana untuk dirawat! Jangan habiskan waktumu di sini!" tepis Rose saat putrinya berusaha memeluk seperti tadi Grace lakukan pada Rani."Ta-ta-tapi Mama juga harus ikut, aku kembali karena menurut titah Papa Orion! Ayo, Ma!" Grace merengek dan meraih lengan ibunya, menarik ke arah bunker. Namun Lady Rose teguh bertahan, "Kau saja dulu, masih ada urusan Mama yang belum selesai di sini!"Suatu firasat buruk tetiba menghinggapi Grace. Ibunya tadi sudah mengeksekusi Edward Bennet Si Pendeta Pengkhian

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   141. Terkontaminasi?

    Orion tak perlu memastikan bahwa ia sedang berhadapan dengan sosok yang mungkin akan menjadi lawan pamungkasnya. Mungkin juga hal terakhir yang dilihatnya di dunia ini. Bukan teman, bukan musuh, bukan siapa-siapanya. Akan tetapi pada titik ini hanya ada satu yang akan selamat, entah dirinya sendiri atau..."Lazarus!"Sosok pria beranggota tubuh asimetris tinggi besar yang keluar dari dalam kobaran api itu sedang terbakar hebat. Namun tubuh hangusnya seolah-olah takkan pernah habis. Bagaikan boneka arang raksasa nan masih panas membara, ia melangkah perlahan. Semakin dekat ke tempat di mana Orion dan Grace berada.Orion berseru selantang mungkin, "Grace, tunggu apa lagi? Cepat pergi dari sini!""Tapi, Orion, aku... Ba-ba-baiklah, aku..." hampir pingsan karena sesak lahir batin, Grace tak mampu lagi menahan diri, "Orion, terima kasih, selamat tinggal, good luck!" Berurai air mata, Sang Putri Bungsu akhirnya berbalik dan angkat kaki secepat yang ia bisa."Terima kasih kembali, Grace, suda

  • Cinta Terakhir Sang Bangsawan   140. Damsel in Distress

    "Anda harus menolongku, Ma'am! Sebab dunia ini , secara harfiah, sebenarnya berada dalam genggaman tanganku!"Kenneth tak tahu mengapa ia tiba-tiba saja mengatakan hal itu kepada wanita asing penyelamatnya, yang baru saja ia kenal. Ia teringat pada hal penting yang sedang ia kerjakan, sesuatu yang belum lama ini ditemukannya secara 'kebetulan'. Ia merasa harus segera menunaikan tugasnya, jika tidak...Wanita itu menggeleng, "Tidak mungkin, dan aku sama sekali tak mengerti. Apa maksud Anda, Tuan?""Aku sesungguhnya seorang dokter, ilmuwan yang secara rahasia turut bekerja sama dengan EHO, sayangnya vaksin untuk mencegah Octagon-33 belum sempat kami temukan dalam waktu sesingkat ini! Virus kali ini jauh lebih sulit dan ganas daripada Virus Hexa-19. Seiring penelitianku, aku berhasil menemukan antivirus sebagai pengganti peluru dan cara membunuh zombie! Seiring itu, kemarin aku bahkan menemukan suatu cara lagi untuk 'menghidupkan' kembali zombie yang sudah mati! Hebat, bukan? Meskipun bel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status