Share

Bab 9

Kaina duduk di lantai sebelah kanan ranjang kamar tidur, memeluk erat kedua lututnya. Diam merenungi jalan hidupnya yang tidak sesuai dengan keinginan nya.

Tangisan itu tidak pernah berhenti di pipi Kaina. Setiap hari dia akan selalu menangis bahkan di perlakukan kasar oleh Brian dengan seenaknya.

"Kapan aku mati? Aku sudah sabar dengan semuanya, aku sudah berusaha ikhlas dengan semuanya, tapi apa? Apa yang aku dapat? AKU MENANGIS SETIAP HARI DI DALAM KAMAR INI TUHAN!" teriak Kaina meluapkan kekesalannya.

Nafas Kaina ngos ngosan, jantung nya berdetak kencang bahkan tangisan itu semakin deras. Setiap hari Kaina berteriak di dalam kamar nya meluapkan amarah nya tanpa seorang pun yang tau.

Setiap ruangan di rumah Brian memang di buat kedap suara bahkan di gudang pun juga sama seperti itu, jadi semua orang bebas berteriak dan membicarakan sesuatu yang rahasia di dalam ruangan nya masing-masing.

Ti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status