Pagi ini seperti biasa, Tara sudah sampai di kantor. Ia lebih awal datang ke kantor karena dirinya ingin mengundurkan diri dari perusahaan tersebut, dan pengunduran ini ia lakukan dua minggu sebelumnya sesuai dengan SOP dari perusahaan. Oleh karena itu, ia ingin merapikan seluruh pekerjaannya serta membuat surat pengunduran dirinya. Tanpa terasa waktu bergulir, dan beberapa teman di kantornya satu persatu telah sampai di kantor. Begitu pun dengan Rita, teman karibnya di kantor telah datang dan menyambangi ruang kerjanya.
“Tara, mana oleh-olehnya?” tanya Rita ketika telah duduk di kursi pada ruangan kerjanya.“Maaf Rit, kemarin aku pulang lebih awal, jadi aku tidak sempat beli oleh-oleh, bagaimana kalau sekarang ajak aku traktir sarapan ya,” jawab Tara dan memberikan saran pada temannya Rita.“Boleh saja, tapi dengan cerita tentang pak Alex ya,” seloroh temannya memberikan syarat pada Tara.Sejenak Tara berpikir, karena bagi dirinya sangat sulit ia bercerita tentang pak ATerima kasih untuk pembaca yang budiman dan yang setia menunggu kelanjutan CT 🙏🙏🙏🙏🙏 Bantu untuk tanda bintangnya 💫💫💫💫💫 Sekali lagi Terima kasih ❤❤❤❤❤
Tara yang tertidur lelap karena rasa lelahnya dalam permainan hasratnya bersama pak Alex, terbangun ketika jam telah melewati waktu jam makan siang. Dilihat olehnya lelaki tampan berkulit coklat bersih, masih tertidur nyenyak di sampingnya, tanpa menggunakan selembar kain pun. Tara membuka selimut yang menutupi tubuh mereka berdua. Pikiran dan mata Tara yang nakal mengarah pada tubuh bagian bawah dari pak Alex. Ia melihat bagaimana belalai milik pak Alex yang membuat dirinya berteriak histeris, sedang tertidur pulas seperti tuannya. Tara kini sedang menikmati wajah pak Alex yang terlihat lebih lelaki, dibanding wajah pak Donny yang ia ingat, terlihat tampan dengan jambang tipisnya serta kulit nya yang putih bersih, layaknya seperti wanita.Pada wajah pak Alex, terlihat karakter seseorang yang mempunyai hati keras. Itu bisa di lihat dari kedua alisnya yang hampir saling bertautan satu sama lain. Serta rahangnya yang agak menonjol pada bagian wajahnya membuat ia tampak lebih terlih
Tara menggunakan gaun berwarna merah maron dengan belahan dada yang agak menurun. dan bahan dari gaun malam itu pun sangat lembut, sehingga mengikuti lekuk bentuk dari tubuhnya yang langsing. Pada bagian bawah gaun yang melebar membuat langkah kakinya lebih mudah dalam melangkah. Untuk bagian belakangnya tertutup, hanya bagian dari bahu hingga leher belakangnya saja yang terlihat. Untuk aksesoris, dirinya hanya menggunakan sebuah anting permata kw satu berikut satu buah cincin permata dengan bentuk yang sama pula.Untuk bagian rambutnya yang panjang itu, ia menggunakan alat penggulungan rambut, agar rambutnya yang panjangnya sebahu itu terlihat lebih ikal seperti spiral. Ia pun menyelipkan sebuah bando yang tipis di atas kepalanya yang hampir menyerupai sebuah mahkota. Riasan wajahnya yang tidak terlalu tebal, membuat wajah cantiknya terkesan natural. ditambah dengan lesung pipi dan giginya yang tertata rapi, membuat tawa dan senyumnya sangat manis.Ia juga menggun
Hari ini adalah hari pertama Tara bekerja menjadi seorang sekretaris pada perusahaan milik kolega dari pak Alex. Setelah sampai di kantor itu, seperti biasa ia melaporkan kedatangannya pada bagian resepsionis di kantor itu. Lalu oleh staf di bagian resepsionis, Tara di antar ke bagian HRD di perusahaan itu. Sesampai di ruang tunggu HRD tersebut. Beberapa saat kemudian wakil dari HRD meminta dirinya untuk masuk ke ruangannya. Sesampai di dalam ruang HRD itu, dilihat seorang lelaki berumur sekitar empat puluh tahun, memakai kaca mata tebal duduk di kursi yang berisi sandaran diruang dengan meja besarnya. Sekilas ia mengamati diri Tara. Lalu ia memperkenalkan dirinya.“Saya HRD disini, panggil saja saya pak Yoga,” ucap lelaki itu.“Tara, pimpinan telah membicarakan pada saya perihal kehadiran kamu di perusahaan ini, maka untuk sementara atas persetujuan pimpinan kamu ditempatkan di bagian operasional, kelak ketika kamu sudah paham atas pekerjaan disana maka kamu akan ditugaskan m
Alarm yang berbunyi di pagi ini telah membangunkan diri Tara dari rasa kantuknya. Udara terasa dingin, hingga ia menarik selimutnya kembali sambil memikirkan rencananya di pagi ini. Ia masih di atas tempat tidurnya, memikirkan rencana yang akan dilakukannya. karena ia benar-benar lupa mengapa sampai dirinya memasang alarm pada jam lima pagi ini. Selain rencananya pada siang hari ini untuk melakukan akad kredit atas pengajuan dari pembelian rumah melalui KPR lewat Bank. Setelah ia merasa tidak ada rencana lain selain melakukan akad kredit itu, ia lalu mengambil ponselnya. Seperti biasa, setiap pagi hari ia selalu mengecek email yang masuk pada ponselnya dan untuk menghapus seluruh panggilan masuk dan keluar, begitu pun dengan pesan masuk dan keluar.Setelah ia membuka panggilan masuk dan keluar, serta merta meloncatlah Tara dari tempat tidur. Ia baru teringat dengan janji yang telah dibuatnya pada pak Alex. Secepatnya ia menuju kamar mandi, walaupun air di pagi ini ter
Setelah seluruh urusan pengikatan dan akad kredit serta penyerahan kunci atas rumah yang mereka inginkan telah selesai. Tara kembali ke kantornya setelah sebelumnya meminta izin pada pak Yoga, meninggalkan kantor untuk pengikatan kredit. Sesampai di kantor ia langsung mengerjakan pekerjaan yang di pendingnya. Dalam pikirannya ia hanya mempunyai waktu pada hari libur kantor untuk rencana kepindahan mereka, dan itu bisa ia lakukan esok hari.Pada hari ini, Tara sangat berbahagia dengan pencapaian nya selama ini. Walaupun uang yang ia gunakan untuk mencicil rumah tidak murni dari hasil bekerja dikantor saja. tetapi ia tetap sangat mensyukurinya. Apalagi tadi pagi usaha dirinya untuk membuat pak Alex tidak marah padanya dan terpuaskan dengan pelayanannya, membuat dirinya bertambah bahagia. Lalu didengar telepon kantor pada mejanya berdering, Tara lalu mengangkat telepon tersebut.“Tara bisa kamu ke ruangan saya?” ucap pak Yoga pada saluran telepon direct kantor.“Baik Pak
Hari ini pak Donny pulang ke rumah di antar oleh seseorang lelaki, dalam keadaan mabuk berat. Ia terus mengoceh dengan kata-kata yang tidak beraturan dan terkadang lebih memaki dengan kata-kata kotor yang sebelumnya tidak pernah sekalipun di dengar oleh Tiara. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi, setelah pernikahan mereka selama dua puluh tahun. Sampai saat ini di dalam mabuknya ia memaki-maki Tiara dengan kata-kata yang tidak sepantasnya ia katakan.“Dasar wanita jalang, tidak punya perasaan!” teriak Donny dengan telunjuk mengarah ke Tiara.Terkadang terlihat pak Donny tertawa dan menangis di dalam kata-kata hinaan yang lebih mengarah ke dirinya dan lebih banyak yang ditujukan pada Tiara.“Puas kamu, melihat aku hancur wanita mandul!” serang pak Donny dengan kata-kata kasarnya.“Hahahahaha, aku adalah budakmu...Hahahaha,” pak Donny kembali mengoceh dibarengi tawanya yang keras di dalam rumah besar itu.Melihat seluruh caci maki dan hinaan serta rasa kebencian yang
Donny sangat terkejut, saat terjaga dari tidurnya, ia melihat ruangan di kamar tidurnya berantakan. Ada pecahan vas bunga serta cermin pada meja rias Tiara pecah. Kembali ia mengingat kejadian semalam. Ya, ia teringat pergi ke night club bersama temannya dan mereka minum-minum hingga mabuk ketika seorang LC (lady club) terus menuangkan minuman untuk mereka pada sebuah room yang mereka sewa. Kini Donny kembali dengan kenakalannya dengan mengunjungi beberapa night club, sejak Tara sudah tidak ingin lagi bertemu dengannya bahkan menghinanya.Bagi Donny, sekarang ini menikmati kebahagiaan di night club dengan berhura-hura serta minum hingga mabuk membuat dirinya bahagia dan bisa menghilangkan kepenatan. Keputusasaan dirinya atas pernikahan dengan Tiara yang selama ini semakin terasa semu. Apa yang ia pikirkan ketika menerima permintaan dari papanya Tiara, saat ini dirasakan adalah sebuah kesalahan dalam hidupnya. Ia kini sudah merasa seperti robot yang tanpa rasa. Mengejar kepu
Selesai Tiara membersihkan diri dan merias wajahnya, ia menemui saudara sepupu Alex yang sedang duduk bersama kedua orang tuanya. Karena sudah siang hari, maka mereka makan siang bersama. Ketika mereka sedang menikmati makan bersama tanpa hadirnya Donny disana, papanya Tiara mengatakan sesuatu.“Tiara, jika kamu mau ambil alih kepemimpinan di perusahaan itu papa setuju.” “Tetapi papa ingin kamu mulai mempelajari semua dari awal, karena itu tidak mudah.” “Saran papa, biarkan Donny menjalani perusahaan ini, tetapi kamu tetap berada disana, agar kamu bisa mempelajari semuanya,” ucap papanya Tiara panjang lebar memberikan jalan dan saran atas keinginan putrinya.“Benar apa yang dikatakan Om, buang emosi mu sesaat saja, kamu ambil semua ilmu dan relasi, kolega dari Donny, setelah itu terserah dirimu,” Alex kembali menambahkan saran yang telah di berikan oleh papanya Tiara.Mereka semua berada disini, untuk menjatuhkan Donny dengan cara mengambil seluruh hasil kerja kerasnya. Wal