Share

Bab 12

Penulis: Ayudisha
Luna berjalan ke arah ruang ganti dan melihat lemari dipenuhi dengan berbagai jenis pakaian.

Bahkan terdapat banyak baju hamil.

Dia bertanya pada Umar, lalu Umar pun menjelaskan bahwa pakaian hamil itu disiapkan untuk semua tahap kehamilan.

Selain itu, tersedia banyak jenis sepatu datar.

Luna memasuki ruang ganti, lalu menyadari semua pakaian dan sepatu yang tersedia berasal dari merek terkenal.

Selama hidup lebih dari 20 tahun, Luna tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan memiliki pakaian-pakaian ini.

Luna mengerutkan kening. Dia menatap Umar sambil bertanya, "Pak Umar, kenapa Pak Gavin membelikan begitu banyak pakaian dan sepatu untukku?"

Gavin sudah berjanji akan mengundang dokter terbaik di dunia untuk menangani operasi adiknya. Selain itu, Gavin juga membayar semua biaya operasi adiknya. Kalau dipikir-pikir, seharusnya Gavin tidak perlu membelikan begitu banyak barang untuknya.

Namun, Gavin malah menyiapkan segala sesuatu untuknya.

Umar menyilangkan jari-jarinya sambil menatap Luna dengan serius. "Bu Luna, aku cuma jalankan perintah Pak Gavin. Mengenai alasannya, aku nggak banyak bertanya."

"Baik." Karena Umar berkata demikian, Luna pun tidak lanjut bertanya.

Umar berkata, "Nona Luna, Pak Gavin pekerjakan ahli gizi untukmu. Kubawa kamu pergi temui dia."

"Oh, oke."

Luna mengangguk, lalu mengikuti Umar turun ke bawah.

Bukan hanya pakaian, sepatu dan tas, Gavin bahkan mempekerjakan ahli gizi untuknya.

Sepertinya Gavin sangat menyukai anak di dalam perutnya.

Ahli gizi yang dipekerjakan Umar bernama Siska Wutama. Sekarang, dia sedang menyiapkan makan siang di dapur untuk Luna.

Melihat Umar masuk bersama seorang gadis cantik, dia tahu bahwa gadis cantik ini adalah istri Gavin, Luna Sonara.

Siska menyeka tangannya, lalu berjalan ke arah Luna sambil tersenyum. "Halo, Nyonya. Namaku Siska Wutama. Mulai hari ini, aku adalah ahli gizimu selama masa kehamilanmu. Kalau ada sesuatu yang kamu suka atau ingin makan, kamu boleh beri tahu aku."

Setelah berkata demikian, dia mengeluarkan buku catatan kecil dan pena yang terselip di celemeknya.

"Halo, Kak Siska." Setelah menyapa Siska, Luna berkata, "Aku nggak pemilih soal makanan. Tapi, aku nggak suka makan ketumbar dan seledri, selain itu, aku bisa makan semuanya."

"Oh, nggak makan ketumbar dan seledri," gumam Siska sambil mencatat makanan yang tidak disukai Luna. "Kalau gitu, kamu bisa makan makanan pedas?"

Luna menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Aku nggak bisa makan makanan pedas."

"Kalau gitu, ada makanan yang kamu suka?" tanya Siska.

Luna berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku suka udang, ikan, daging sapi, kambing, kepiting ...."

Umar berkata, "Ibu hamil nggak boleh makan kepiting, 'kan? Daging kambing juga seharusnya nggak boleh makan."

Siska menatap Umar sambil menjelaskan, "Kepiting adalah makanan bersifat dingin, boleh dimakan dalam batas normal. Sedangkan daging kambing, sebenarnya ia sangat bergizi dan baik untuk ibu hamil."

"Oh." Umar tidak mengerti. Dia hanya pernah mendengar orang tua mengatakan pantangan makanan ibu hamil, jadi dia pun bertanya.

Luna berkata, "Kak Siska, tapi setiap hari aku harus pergi bekerja. Aku nggak akan makan siang di rumah."

Siska berkata sambil tersenyum, "Nggak apa-apa. Setelah kusiapkan, akan kukirimkan ke kantor."

"Nggak usah, deh." Luna merasa agak merepotkan.

Umar berkata, "Ini perintah Pak Gavin, Nona Luna nggak usah sungkan."

Ternyata ini perintah Gavin.

Sekarang, Luna pun tidak bisa menolak.

Siska berkata, "Nona Luna, pergilah beristirahat. Makan siang segera selesai. Makanlah dulu sebelum pergi bekerja."

"Oke." Luna mengucapkan terima kasih pada Siska, lalu keluar bersama Umar.

Luna berjalan ke sofa, lalu duduk. "Pak Umar, apa Pak Gavin akan pulang untuk makan siang?"

Umar mengangguk sambil menjawab, "Benar."

...

Pukul 12 siang, Gavin pulang.

Umar menyambutnya.

Setelah Gavin melepas jasnya dan menyerahkan jasnya pada Umar, dia pergi mencuci tangan.

Luna berdiri. Begitu Gavin selesai mencuci tangan, dia pun berjalan menghampiri Gavin dan menyapa, "Pak Gavin."

"Ya." Gavin mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Umar. Nada bicaranya sangat dingin. "Makan siang sudah siap?"

Umar mengangguk dengan hormat. "Pak Gavin, makan siang sudah siap. Anda dan Nona Luna sudah bisa menyantap makan siang."

"Ya." Gavin mengajak Luna pergi ke ruang makan.

Terdapat empat lauk dan satu sup di meja makan.

Kombinasi daging dan sayuran sangat cocok untuk ibu hamil.

Gavin mengangkat sendok, lalu menaruh sepotong daging sapi di piring Luna. "Daging sapi kaya protein. Kamu hamil, harus lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi."

"Terima kasih, Pak Gavin." Luna tersenyum. Dia melirik Gavin, lalu mengangkat sendok dan mulai makan.

Perlu diakui bahwa keterampilan memasak Siska sangat bagus.

Terutama daging sapi. Pada dasarnya, daging sapi memiliki aroma yang unik. Namun, daging sapi yang dimasak Siska bukan hanya tidak beraroma, dagingnya juga sangat empuk dan lembut.

Umar berdiri di samping Luna. Dia mengambilkan semangkuk sup, lalu meletakkan sup itu di sebelah kanan Luna.

"Nona Luna, silakan minum sup."

Gavin melirik Umar dengan sepasang mata gelapnya. "Ke depannya, panggil dia nyonya."

Luna sedang minum sup. Mendengar ucapan Gavin, dia pun tersedak.

Dia menoleh dan terbatuk beberapa kali. Wajah mungilnya yang cantik memerah, bahkan matanya yang indah pun berair.

Mendengar Luna batuk, Gavin tidak lanjut makan. Dia buru-buru mengulurkan tangan untuk menepuk punggung Luna, tatapannya dipenuhi dengan kasih sayang dan kelembutan. "Bagaimana? Sudah baikan?"

Setelah batuk beberapa kali, Luna pun membaik.

Dia mengembuskan napas, lalu menatap Gavin yang sedang mengkhawatirkannya.

Kalau bukan karena dia mengandung anak Gavin, Gavin pasti tidak akan begitu peduli padanya.

Luna menyeka air matanya, lalu tersenyum sambil berkata, "Aku baik-baik saja, Pak Gavin."

"Ya sudah, lanjut makan." Kemudian, Gavin mengambil beberapa potong jamur dan ikan untuknya.

"Oke." Luna Gavin dan lanjut makan.

Setelah selesai makan, Gavin berjalan ke sofa dan duduk. Dia menepuk tempat duduk di sampingnya untuk mengisyaratkan Luna.

Setelah Luna duduk di sampingnya, dia berkata, "Sekarang, kamu sedang hamil, nggak leluasa bekerja. Bagaimana kalau kamu berhenti bekerja dan rawat kandunganmu di rumah?"

Apa kali ini Gavin sedang menanyakan pendapatnya?

Atau Gavin sudah membuat keputusan dan hanya mengabarinya?

Luna mengerutkan bibirnya sambil berkata, "Pak Gavin, aku nggak mau cuti. Aku mau kerja, boleh?"

Kalau dia tinggal di rumah untuk merawat kandungannya, dia akan depresi dalam waktu kurang dari sebulan.

Bekerja bukan hanya bisa menghabiskan waktu, dia juga bisa membangun koneksi. Dengan begitu, dia tidak akan kehilangan segalanya setelah melahirkan anak.

Kenyataannya, dia sering melihat wanita yang berhenti bekerja di tengah hamil kesulitan untuk kembali ke dunia kerja.

Dia tidak ingin kehilangan pekerjaan ini.

"Lalu, sampai kapan kamu mau kerja? Kamu tahu kamu sedang hamil, beban kerjamu sangat berat. Aku khawatir terjadi sesuatu pada anak di dalam perutmu."

Ini adalah anaknya dengan Luna.

Anak ini berada di dalam perut Luna dan mereka pun memiliki ikatan.

Kalau mereka kehilangan anak ini, Luna akan bercerai dengannya. Saat itu tiba, dia akan kesulitan untuk mempertahankan hubungannya dengan Luna.

"Jangan khawatir, Pak Gavin. Aku akan melindungi anakku dengan baik dan bekerja dalam batas normal."

"Baik. Kalau kelelahan, beri tahu aku."

"Baik."

Gavin mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu. Sekarang sudah pukul 12.30.

"Istirahatlah sebentar, nanti kita berangkat ke kantor."

"Baik." Luna berdiri. Setelah berjalan dua langkah, dia menoleh ke arah Gavin, "Pak Gavin, bolehkah aku ... tidur di kamar lain?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Murni Pandiangan
lanjut... bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Nurmaliry
lanjut ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 100

    Mungkin anak mereka sudah berumur beberapa tahun.Sayangnya, tidak semua hal berjalan sesuai keinginan.Untungnya, Tuhan masih mempertemukannya dengan Luna dan bahkan membiarkan Luna mengandung anaknya.Kali ini, dia tidak akan melepaskan Luna....Keesokan harinya.Luna datang ke kantor sekretaris. Begitu Hanna melihatnya, Hanna bergegas menghampirinya dan hampir menangis.Melihat ekspresinya yang menyedihkan, Luna melirik Fanny dan yang lainnya, lalu menatap Hanna."Diganggu anjing?"Hanna tertegun, lalu menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Bukan, Kak Luna. Aku cuma senang akhirnya kamu datang. Kamu nggak tahu betapa takutnya aku semalam. Sarafku tegang seharian. Bahkan waktu tidur pun, aku memimpikan Pak Gavin memarahiku.""..."Gadis ini terlalu penakut.Luna menepuk bahunya untuk menghiburnya. "Bukannya kamu berhasil menyelesaikan tugasmu? Selain itu, aku sudah tanyakan pada Pak Gavin, kamu nggak lakukan kesalahan. Jadi, kamu menyelesaikan pekerjaan kemarin dengan sempurna."Kem

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 99

    Gavin sedang rapat. Orang-orang di dalam ruangan pun melihat perubahan ekspresinya. Ekspresinya yang semula dingin berubah menjadi lembut, bagaikan es yang mencair.Benar, mereka melihat sisi lain Gavin.Sekarang, mereka penasaran dengan siapa yang menghubungi Gavin.Ini adalah rapat Departemen Desain Perhiasan. Selain Raffi dan staf lainnya, kepala desainer perhiasan yang baru, Mandy pun hadir.Mandy juga menyadari perubahan sikap Gavin.Gavin mengakhiri panggilan Luna. Tak lama kemudian, tatapannya kembali tegas.Semuanya diam-diam mengeluh. Bisa-bisanya sikap Gavin berubah dalam hitungan detik."Kuharap jangan ada pecundang di Departemen Desain Perhiasan. Kali ini, aku mau melihat desain perhiasan bertema klasik yang memuaskan. Kalian mengerti?" Gavin menatap mereka dengan dingin dan tegas."Pak Gavin, kami mengerti," kata para bawahan dengan serempak."Rapat selesai." Gavin berdiri, lalu menatap Mandy dengan dingin. "Mandy, datang ke kantorku."Hanna yang berdiri di samping melangk

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 98

    Sebelum dia selesai berbicara, Valton sudah menyelanya, "Gimana kalau kita ajak Pak Gavin juga?""Baik, akan kutanyakan pada Pak Gavin," kata Luna.Luna tidak berani menemui Valton sendirian, dia takut kalau dilihat oleh Nathan atau orang lainnya, dia akan celaka.Dia merasa sebaiknya dia mengajak Gavin untuk menghadiri acara makan malam seperti ini.Kalau Gavin menemaninya, Gavin tidak akan salah paham."Oke." Kemudian, Valton pergi bersama penerjemahnya.Belasan menit kemudian, perawat mendorong Moris keluar.Namun, efek obat bius belum hilang dan Moris masih belum sadarkan diri.Beberapa perawat mendorong Moris ke ICU, lalu memasang peralatan medis.Luna dan yang lainnya tunggu di luar dengan cemas.Tak lama kemudian, beberapa perawat keluar.Luna segera bertanya, "Kenapa perlu dirawat di ICU?"Perawat menjelaskan, "Ini perintah Dokter Valton. Katanya pasien baru menjalani operasi. Dia khawatir akan muncul efek lain, jadi pasien harus diamati di ICU selama dua hari. Kalau nggak ada

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 97

    Operasi Moris berlangsung dari pukul delapan pagi hingga pukul tiga sore.Melihat lampu di depan ruangan meredup, Luna dan yang lainnya pun lega.Beberapa menit kemudian, pintu ruang operasi terbuka dari luar.Seorang dokter yang mengenakan jas putih dan masker biru keluar.Melihat sepasang matanya yang berwarna biru kehijauan dan rambutnya yang berwarna pirang, Luna langsung mengetahui bahwa dia adalah dokter yang menangani operasi Moris.Luna sudah mencari tahu latar belakangnya, dia berusia sekitar 50 tahun.Namun, setelah bertemu dengan dokter itu, Luna merasa dia terlihat jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Luna segera bertanya dengan bahasa Larda, "Halo, Dokter Valton. Namaku Luna, aku adalah kakaknya Moris. Aku ingin tanyakan, bagaimana operasi adikku?"Valton melepas maskernya, lalu menatap Luna dengan sepasang mata birunya sambil mengangguk. "Operasi berjalan lancar."Perkataan singkat ini menenangkan semua orang.Mila menangis bahagia. Meski Valton tidak memahami ba

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 96

    Hal ini menandakan bahwa operasi sudah dimulai.Meskipun dia tahu Valton yang menangani operasi Moris, dia tetap tidak bisa menyingkirkan rasa gugup dan takut di hatinya.Bibi ketiganya, Maya berkata, "Luna, kudengar sekarang kamu adalah sekretaris presdir?"Luna berbalik dan menatap Maya yang duduk di bangku panjang. "Ya, benar."Maya berkata sambil tersenyum, "Seingatku, dulu kamu adalah asisten manajer umum, 'kan?"Luna mengangguk. "Ya, bos kami baru menjabat setengah tahun. Aku pun baru diangkat jadi sekretarisnya.""Ternyata begitu." Maya mengangguk sambil tersenyum cerah. "Dulu, prestasimu sangat bagus. Kemudian, kamu diterima di Universitas Tasara. Setelah lulus kuliah, kamu magang di Grup Harris. Dalam waktu beberapa tahun, kamu diangkat jadi sekretaris presdir. Harus diakui kamu sangat kompeten. Ibumu mendidikmu dengan baik."Rani Effendi berkata sambil tersenyum, "Mila memang pandai mendidik anak. Kalau bukan karena dia, Luna nggak akan diterima di kampus terkenal. Luna, sete

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 95

    Winnie meninggikan suaranya dan berkata dengan nada sinis, "Luna, Hanna baru bekerja kurang dari sebulan, kamu sudah menyuruhnya menggantikan pekerjaanmu. Kalau terjadi kesalahan, kamu mau tanggung jawab?"Fanny mendengus dingin. "Nggak apa-apa. Kalau Pak Gavin marah, mereka akan dipecat."Yuri tersenyum sinis. "Benar, kalau mereka dipecat, kantor sekretaris menjadi lebih tenang. Kita nggak perlu lihat dua orang yang menyebalkan lagi."Luna menarik napas dalam-dalam, lalu memutar kursinya ke arah Yuri dan yang lainnya. Dia tersenyum sambil berkata, "Pak Gavin tahu keberadaan kalian bertiga. Menurut kalian, kenapa Pak Gavin membiarkan seorang anak magang menggantikanku, bukan menyuruh kalian menggantikanku?"Fanny dan kedua orang lainnya terdiam.Namun, wajah mereka segera memerah.Senyuman di sudut bibir Luna menjadi makin cerah. Dia menatap mereka dengan tatapan meremehkan, "Jadi, kalian harus berhenti menyudutkan orang lain. Kalau Pak Gavin marah, kalian pasti akan dijadikan santapan

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 94

    Dia sangat memahami Luna.Luna adalah wanita yang logis dan sulit dihadapi.Jadi, dia hanya bisa menggunakan cara ini untuk mempertahankan Luna di sisinya.Luna menundukkan kepalanya. Dia mengerutkan jari-jarinya dengan gugup sambil berkata dengan pelan, "Kalau aku berhenti bekerja, aku nggak akan bisa menjadi sekretarismu lagi."Gavin mengerutkan kening.Luna menolaknya karena khawatir tidak bisa menjadi sekretarisnya lagi?Gavin berkata, "Jangan khawatir. Setelah melahirkan, aku akan tetap mempekerjakanmu sebagai sekretaris administrasi."Luna menatapnya dengan penuh keraguan. "Tapi, aku harus membimbing Hanna. Setelah aku pergi, dia akan menggantikanku. Setelah aku kembali, kamu akan memecatnya?"Gavin berkata dengan tenang, "Nggak. Nanti, aku akan aturkan pekerjaan lain untuknya."Hanna adalah gadis yang baik dan polos.Kalau terjadi hal seperti itu, Hanna pasti akan menyalahkannya.Gavin bersandar di kursi presdir sambil menatapnya dengan emosional. "Kalau menurutmu ide ini kurang

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 93

    Gavin berkata dengan suara berat, "Hubungi Departemen Personalia. Berhentikan semua karyawan di Departemen Busana, lalu rekrut sekelompok desainer baru. Selain itu, hubungi penanggung jawab JM. Lusa, suruh mereka datang ke kantor untuk bicarakan kerja sama."Luna mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""Perancang busana yang baru direkrut harus mulai bekerja dalam tiga hari," kata Gavin."Baik, aku mengerti.""Pergilah.""Baik."Luna kembali ke kantor sekretaris dan segera menghubungi staf Departemen Personalia.Setelah menyampaikan pesan Gavin, dia mengakhiri panggilan dan menghubungi penanggung jawab Busana Internasional JM.Setelah panggilan tersambung, Luna bertanya, "Halo, apakah kamu penanggung jawab JM?""Benar, dengan siapa?" Terdengar suara wanita dari ujung lain telepon."Namaku Luna, aku adalah sekretaris presdir Grup Harris. Presdir kami ingin membahas kerja dengan desainer kalian."Mendengar bahwa Grup Harris ingin bekerja sama dengan mereka, dia segera mengungkapkan persetujuannya

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 92

    Mendengar ucapan ini, Luna tertegun sejenak. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan segera menjelaskan, "Bukan, Pak Gavin. Aku sudah terbiasa memanggilmu Pak Gavin. Tiba-tiba disuruh ganti panggilan, aku nggak terbiasa."Dia hanya menyuruh Luna memanggil namanya, bukan panggilan sayang. Apa begitu sulit diucapkan?"Kebiasaan bisa diubah. Di luar, aku nggak memintamu memanggil namaku, tapi kamu nggak boleh memanggilku Pak Gavin di rumah. Ini peringatan terakhir." Gavin menatap Luna dengan galak, seolah-olah sedang mengancam Luna.Melihat ekspresinya yang begitu galak, Luna terpaksa mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""..."Apa Luna tidak menganggap serius perkataannya?Dia baru saja memperingatkan Luna, tetapi Luna memanggilnya "Pak Gavin" lagi.Lupakan saja, Luna butuh waktu untuk beradaptasi....Keesokan harinya adalah hari Senin. Luna pergi ke kantor sekretaris untuk merapikan berkas. Kemudian, dia mengantarkan dokumen yang perlu ditandatangani ke kantor presdir.Setelah mengantarkan do

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status