Share

Bab 9

Penulis: Ayudisha
Mereka segera tiba di Restoran Arta.

Kendi membukakan pintu mobil untuk Gavin.

Setelah Gavin keluar dari mobil, Luna pun keluar.

Tak lama kemudian, Kendi membawa Gavin dan Luna pergi ke ruang pribadi di lantai delapan.

Kendi mengetuk pintu, lalu masuk.

Di dalam ruang pribadi luas yang bergaya tradisional, terdapat sebuah meja makan bundar berbahan kayu cendana.

Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan berwarna biru tua duduk di samping meja, ditemani oleh dua wanita dan dua pria.

Kendi memberi hormat sambil berkata, "Pak Henson, Pak Gavin sudah datang."

Pria bernama Henson Sugi itu berdiri dan berjalan ke hadapan Gavin. Dia tersenyum sungkan sambil berkata, "Halo, Pak Gavin. Maaf nggak menyambutmu secara langsung."

Kedua wanita dan pria itu pun berjalan mendekat dan berdiri di samping Henson.

Ketika Henson mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Gavin, Luna yang berada di samping berkata, "Pak Henson, maaf. Pak Gavin nggak suka bersalaman dengan orang."

"Oh, ya? Maaf, aku nggak tahu hal ini." Henson menarik kembali tangannya. "Pak Gavin, biar kuperkenalkan. Namanya Rachel Tionar, dia adalah manajer Departemen Humas Grup Sentosa, ini sekretarisnya. Dia adalah Jerry Wikasa, manajer umum Grup Sentosa dan dia adalah manajer proyek, Fandy Sanjaya."

Rachel memberi hormat sambil menyapa, "Pak Gavin."

Jerry menyapa, "Pak Gavin."

Fandy menyapa, "Halo, Pak Gavin. Senang bertemu denganmu."

"Ya."

Gavin mengangguk pelan. Wajahnya yang tampan tidak dibaluti dengan ekspresi apa pun. Sekujur tubuhnya memancarkan aura dingin yang membuat orang tidak berani mendekatinya.

Henson berkata sambil tersenyum, "Pak Gavin, silakan duduk."

Luna berjalan ke samping meja, lalu menarik kursi untuk Gavin.

Setelah itu, Luna duduk di samping Gavin.

Henson menatap Kendi. "Kendi, suruh mereka sajikan makanan."

"Baik, Pak Henson." Kendi mengangguk, lalu berbalik meninggalkan ruangan pribadi.

Gavin tidak suka berbasa-basi, dia langsung bertanya pada Henson, "Apa keunggulan dari proyek ini?"

Henson memandang Fandy sambil berkata, "Fandy, jelaskan pada Pak Gavin."

"Baik." Fandy mengangguk, lalu menatap Gavin sambil berkata, "Pak Gavin, proyek baru yang kami kembangkan kali ini adalah alarm kebakaran dan pencurian. Sistem ini berbeda dengan sistem lain. Baik terjadi kebakaran atau perampokan, sistem ini akan langsung menghubungi polisi."

"Khusus untuk kebakaran, sistem ini bisa memprediksi lebih awal. Kalau ada tanda-tanda kebakaran, sistem ini akan segera membunyikan alarm sebelum terjadi kebakaran. Selain proyek ini, kami juga mengembangkan proyek lain ...."

Gavin tidak bersuara, dia hanya mendengarkan dengan tenang.

Tak lama kemudian, pelayan restoran mulai menyajikan hidangan.

Setelah Fandy selesai berbicara, Gavin pun bertanya, "Apa perangkat dasarnya?"

Fandy menjelaskan, "Didasarkan pada cip kecerdasan buatan yang kami kembangkan. Cip ini dapat digunakan di komputer maupun perangkat elektronik lainnya. Selama gunakan cip yang kami kembangkan ini, keamanannya terjamin."

Luna yang duduk di samping Gavin bertanya, "Nggak ada kekurangan?"

Karena dia adalah seorang sekretaris, dia akan selalu mengungkapkan pendapatnya ketika membicarakan investasi.

Hal ini yang membuat Gavin mengaguminya.

Fandy melirik Luna sambil tersenyum dengan penuh maksud, "Kekurangan? Kekurangannya adalah setelah memiliki cip yang kami kembangkan, efisiensinya akan meningkat drastis."

"Hehe." Luna tersenyum tipis dan tidak lanjut bertanya.

Henson tersenyum sambil berkata, "Pak Gavin, ayo makan dulu. Soal investasi, kita bicarakan nanti."

"Ya." Gavin mengangguk, lalu Henson menyuruh Rachel, manajer Departemen Humas menuangkan anggur untuk Gavin.

Saat Rachel hendak menuangkan anggur untuk Luna, Gavin yang duduk di samping Luna langsung berkata, "Dia nggak minum anggur."

Kalimat ini mengejutkan semua orang di tempat.

Bukan karena anggur, melainkan Gavin mewakili sekretarisnya untuk mengucapkan hal seperti itu.

Bukankah hal ini sangat aneh?

Umumnya, ketika membahas kerja sama, sekretaris juga harus minum.

Luna menatap Rachel sambil melambaikan tangannya. "Maaf, aku nggak minum, terima kasih."

Rachel melirik Gavin, lalu menatap Luna sambil mengangguk. "Baik."

Setelah itu, dia menuangkan anggur untuk Henson dan yang lainnya.

Setelah menyantap makan malam, Henson bertanya pada Gavin, "Pak Gavin, bagaimana pendapatmu soal proyek ini?"

Gavin mengambil serbet, lalu menyeka sudut mulutnya dengan elegan. Dia menatap Henson sambil berkata dengan tenang, "Besok, kita tanda tangan kontrak."

Mendengar ucapan Gavin, Henson dan yang lainnya sangat gembira.

Gavin menatap Luna dengan sepasang mata gelapnya. "Ayo pergi."

"Baik."

Luna berdiri dan pergi bersama Gavin.

Henson dan yang lainnya mengikuti dari belakang.

Sesampai di depan restoran, Henson mengobrol sejenak dengan Gavin. Lalu, dia menyuruh Kendi mengantar mereka kembali ke hotel.

Dalam perjalanan kembali ke hotel, Luna menerima panggilan.

Setelah orang di ujung lain telepon selesai berbicara, Luna mengakhiri panggilan. Dia menatap Gavin dengan penuh hormat.

"Pak Gavin, sesampai di hotel, masih ada jadwal rapat virtual. Kalau Bapak nggak mau menghadiri rapat ini, aku bisa mengundurkannya ke besok."

Gavin meminum anggur, dia takut Gavin kelelahan. Jadi, dia menanyakan pendapat Gavin.

"Nggak usah."

"Baik."

Mobil segera tiba di hotel.

Luna mengambil buku catatan, lalu meletakkannya di meja kopi yang berada di depan Gavin. Begitu video dinyalakan, terlihat beberapa petinggi eksekutif dari perusahaan luar negeri.

Ketika Gavin sedang rapat, Luna berdiri di samping.

Setelah rapat berakhir, dia menyiapkan air di bak mandi untuk Gavin.

Setelah selesai, dia kembali ke ruang tamu. Dia berdiri di samping Gavin sambil berkata dengan hormat, "Pak Gavin, aku sudah siapkan air di bak mandi. Kamu boleh langsung mandi, aku pergi dulu."

"Pergi?" Gavin berdiri dan menatapnya. "Pergi ke mana?"

Luna menatapnya sambil menjelaskan, "Pergi ke kamarku untuk beristirahat. Kalau butuh sesuatu di malam hari, hubungi aku."

Henson menyuruh asistennya menyiapkan kamar terpisah untuk Luna.

Meskipun sekarang Luna mengandung anak Gavin dan mereka sudah resmi menikah, dia tidak akan tinggal bersama Gavin.

Gavin tidak menanggapi.

Dia duduk di sofa. Dia mengambil rokok di meja kopi, lalu memasukkan rokok itu ke dalam mulut. Ketika dia hendak menyalakan rokok itu, dia tiba-tiba teringat bahwa Luna sedang hamil.

Dia terpaksa meletakkan kembali rokok itu ke dalam kotak.

Dia mengangkat kelopak mata untuk menatap Luna. Matanya sangat gelap dan suaranya sangat berat. "Malam ini, tidurlah di sini. Kamu tidur di kasur, aku tidur di sofa."

Sekarang, Luna sedang hamil. Dia agak khawatir kalau Luna tinggal sendirian di kamar lain.

Tanpa ragu-ragu, Luna langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu adalah atasanku, bagaimana mungkin aku membiarkan kamu tidur di sofa?"

Apalagi Gavin adalah bos perusahaan. Sebesar apa pun nyalinya, dia tidak berani membiarkan Gavin tidur di sofa.

Tatapan Gavin berubah muram, dia tampak sangat kesal. "Kita sudah menikah, kamu juga mengandung anakku. Bagaimanapun, aku nggak mungkin membiarkan kamu tidur di kamar lain. Tidurlah di sini, nggak bisa dibicarakan."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 100

    Mungkin anak mereka sudah berumur beberapa tahun.Sayangnya, tidak semua hal berjalan sesuai keinginan.Untungnya, Tuhan masih mempertemukannya dengan Luna dan bahkan membiarkan Luna mengandung anaknya.Kali ini, dia tidak akan melepaskan Luna....Keesokan harinya.Luna datang ke kantor sekretaris. Begitu Hanna melihatnya, Hanna bergegas menghampirinya dan hampir menangis.Melihat ekspresinya yang menyedihkan, Luna melirik Fanny dan yang lainnya, lalu menatap Hanna."Diganggu anjing?"Hanna tertegun, lalu menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Bukan, Kak Luna. Aku cuma senang akhirnya kamu datang. Kamu nggak tahu betapa takutnya aku semalam. Sarafku tegang seharian. Bahkan waktu tidur pun, aku memimpikan Pak Gavin memarahiku.""..."Gadis ini terlalu penakut.Luna menepuk bahunya untuk menghiburnya. "Bukannya kamu berhasil menyelesaikan tugasmu? Selain itu, aku sudah tanyakan pada Pak Gavin, kamu nggak lakukan kesalahan. Jadi, kamu menyelesaikan pekerjaan kemarin dengan sempurna."Kem

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 99

    Gavin sedang rapat. Orang-orang di dalam ruangan pun melihat perubahan ekspresinya. Ekspresinya yang semula dingin berubah menjadi lembut, bagaikan es yang mencair.Benar, mereka melihat sisi lain Gavin.Sekarang, mereka penasaran dengan siapa yang menghubungi Gavin.Ini adalah rapat Departemen Desain Perhiasan. Selain Raffi dan staf lainnya, kepala desainer perhiasan yang baru, Mandy pun hadir.Mandy juga menyadari perubahan sikap Gavin.Gavin mengakhiri panggilan Luna. Tak lama kemudian, tatapannya kembali tegas.Semuanya diam-diam mengeluh. Bisa-bisanya sikap Gavin berubah dalam hitungan detik."Kuharap jangan ada pecundang di Departemen Desain Perhiasan. Kali ini, aku mau melihat desain perhiasan bertema klasik yang memuaskan. Kalian mengerti?" Gavin menatap mereka dengan dingin dan tegas."Pak Gavin, kami mengerti," kata para bawahan dengan serempak."Rapat selesai." Gavin berdiri, lalu menatap Mandy dengan dingin. "Mandy, datang ke kantorku."Hanna yang berdiri di samping melangk

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 98

    Sebelum dia selesai berbicara, Valton sudah menyelanya, "Gimana kalau kita ajak Pak Gavin juga?""Baik, akan kutanyakan pada Pak Gavin," kata Luna.Luna tidak berani menemui Valton sendirian, dia takut kalau dilihat oleh Nathan atau orang lainnya, dia akan celaka.Dia merasa sebaiknya dia mengajak Gavin untuk menghadiri acara makan malam seperti ini.Kalau Gavin menemaninya, Gavin tidak akan salah paham."Oke." Kemudian, Valton pergi bersama penerjemahnya.Belasan menit kemudian, perawat mendorong Moris keluar.Namun, efek obat bius belum hilang dan Moris masih belum sadarkan diri.Beberapa perawat mendorong Moris ke ICU, lalu memasang peralatan medis.Luna dan yang lainnya tunggu di luar dengan cemas.Tak lama kemudian, beberapa perawat keluar.Luna segera bertanya, "Kenapa perlu dirawat di ICU?"Perawat menjelaskan, "Ini perintah Dokter Valton. Katanya pasien baru menjalani operasi. Dia khawatir akan muncul efek lain, jadi pasien harus diamati di ICU selama dua hari. Kalau nggak ada

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 97

    Operasi Moris berlangsung dari pukul delapan pagi hingga pukul tiga sore.Melihat lampu di depan ruangan meredup, Luna dan yang lainnya pun lega.Beberapa menit kemudian, pintu ruang operasi terbuka dari luar.Seorang dokter yang mengenakan jas putih dan masker biru keluar.Melihat sepasang matanya yang berwarna biru kehijauan dan rambutnya yang berwarna pirang, Luna langsung mengetahui bahwa dia adalah dokter yang menangani operasi Moris.Luna sudah mencari tahu latar belakangnya, dia berusia sekitar 50 tahun.Namun, setelah bertemu dengan dokter itu, Luna merasa dia terlihat jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Luna segera bertanya dengan bahasa Larda, "Halo, Dokter Valton. Namaku Luna, aku adalah kakaknya Moris. Aku ingin tanyakan, bagaimana operasi adikku?"Valton melepas maskernya, lalu menatap Luna dengan sepasang mata birunya sambil mengangguk. "Operasi berjalan lancar."Perkataan singkat ini menenangkan semua orang.Mila menangis bahagia. Meski Valton tidak memahami ba

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 96

    Hal ini menandakan bahwa operasi sudah dimulai.Meskipun dia tahu Valton yang menangani operasi Moris, dia tetap tidak bisa menyingkirkan rasa gugup dan takut di hatinya.Bibi ketiganya, Maya berkata, "Luna, kudengar sekarang kamu adalah sekretaris presdir?"Luna berbalik dan menatap Maya yang duduk di bangku panjang. "Ya, benar."Maya berkata sambil tersenyum, "Seingatku, dulu kamu adalah asisten manajer umum, 'kan?"Luna mengangguk. "Ya, bos kami baru menjabat setengah tahun. Aku pun baru diangkat jadi sekretarisnya.""Ternyata begitu." Maya mengangguk sambil tersenyum cerah. "Dulu, prestasimu sangat bagus. Kemudian, kamu diterima di Universitas Tasara. Setelah lulus kuliah, kamu magang di Grup Harris. Dalam waktu beberapa tahun, kamu diangkat jadi sekretaris presdir. Harus diakui kamu sangat kompeten. Ibumu mendidikmu dengan baik."Rani Effendi berkata sambil tersenyum, "Mila memang pandai mendidik anak. Kalau bukan karena dia, Luna nggak akan diterima di kampus terkenal. Luna, sete

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 95

    Winnie meninggikan suaranya dan berkata dengan nada sinis, "Luna, Hanna baru bekerja kurang dari sebulan, kamu sudah menyuruhnya menggantikan pekerjaanmu. Kalau terjadi kesalahan, kamu mau tanggung jawab?"Fanny mendengus dingin. "Nggak apa-apa. Kalau Pak Gavin marah, mereka akan dipecat."Yuri tersenyum sinis. "Benar, kalau mereka dipecat, kantor sekretaris menjadi lebih tenang. Kita nggak perlu lihat dua orang yang menyebalkan lagi."Luna menarik napas dalam-dalam, lalu memutar kursinya ke arah Yuri dan yang lainnya. Dia tersenyum sambil berkata, "Pak Gavin tahu keberadaan kalian bertiga. Menurut kalian, kenapa Pak Gavin membiarkan seorang anak magang menggantikanku, bukan menyuruh kalian menggantikanku?"Fanny dan kedua orang lainnya terdiam.Namun, wajah mereka segera memerah.Senyuman di sudut bibir Luna menjadi makin cerah. Dia menatap mereka dengan tatapan meremehkan, "Jadi, kalian harus berhenti menyudutkan orang lain. Kalau Pak Gavin marah, kalian pasti akan dijadikan santapan

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 94

    Dia sangat memahami Luna.Luna adalah wanita yang logis dan sulit dihadapi.Jadi, dia hanya bisa menggunakan cara ini untuk mempertahankan Luna di sisinya.Luna menundukkan kepalanya. Dia mengerutkan jari-jarinya dengan gugup sambil berkata dengan pelan, "Kalau aku berhenti bekerja, aku nggak akan bisa menjadi sekretarismu lagi."Gavin mengerutkan kening.Luna menolaknya karena khawatir tidak bisa menjadi sekretarisnya lagi?Gavin berkata, "Jangan khawatir. Setelah melahirkan, aku akan tetap mempekerjakanmu sebagai sekretaris administrasi."Luna menatapnya dengan penuh keraguan. "Tapi, aku harus membimbing Hanna. Setelah aku pergi, dia akan menggantikanku. Setelah aku kembali, kamu akan memecatnya?"Gavin berkata dengan tenang, "Nggak. Nanti, aku akan aturkan pekerjaan lain untuknya."Hanna adalah gadis yang baik dan polos.Kalau terjadi hal seperti itu, Hanna pasti akan menyalahkannya.Gavin bersandar di kursi presdir sambil menatapnya dengan emosional. "Kalau menurutmu ide ini kurang

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 93

    Gavin berkata dengan suara berat, "Hubungi Departemen Personalia. Berhentikan semua karyawan di Departemen Busana, lalu rekrut sekelompok desainer baru. Selain itu, hubungi penanggung jawab JM. Lusa, suruh mereka datang ke kantor untuk bicarakan kerja sama."Luna mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""Perancang busana yang baru direkrut harus mulai bekerja dalam tiga hari," kata Gavin."Baik, aku mengerti.""Pergilah.""Baik."Luna kembali ke kantor sekretaris dan segera menghubungi staf Departemen Personalia.Setelah menyampaikan pesan Gavin, dia mengakhiri panggilan dan menghubungi penanggung jawab Busana Internasional JM.Setelah panggilan tersambung, Luna bertanya, "Halo, apakah kamu penanggung jawab JM?""Benar, dengan siapa?" Terdengar suara wanita dari ujung lain telepon."Namaku Luna, aku adalah sekretaris presdir Grup Harris. Presdir kami ingin membahas kerja dengan desainer kalian."Mendengar bahwa Grup Harris ingin bekerja sama dengan mereka, dia segera mengungkapkan persetujuannya

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 92

    Mendengar ucapan ini, Luna tertegun sejenak. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan segera menjelaskan, "Bukan, Pak Gavin. Aku sudah terbiasa memanggilmu Pak Gavin. Tiba-tiba disuruh ganti panggilan, aku nggak terbiasa."Dia hanya menyuruh Luna memanggil namanya, bukan panggilan sayang. Apa begitu sulit diucapkan?"Kebiasaan bisa diubah. Di luar, aku nggak memintamu memanggil namaku, tapi kamu nggak boleh memanggilku Pak Gavin di rumah. Ini peringatan terakhir." Gavin menatap Luna dengan galak, seolah-olah sedang mengancam Luna.Melihat ekspresinya yang begitu galak, Luna terpaksa mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""..."Apa Luna tidak menganggap serius perkataannya?Dia baru saja memperingatkan Luna, tetapi Luna memanggilnya "Pak Gavin" lagi.Lupakan saja, Luna butuh waktu untuk beradaptasi....Keesokan harinya adalah hari Senin. Luna pergi ke kantor sekretaris untuk merapikan berkas. Kemudian, dia mengantarkan dokumen yang perlu ditandatangani ke kantor presdir.Setelah mengantarkan do

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status