Share

Bab 10

Author: Ayudisha
Nada bicara Gavin tegas dan mendominasi. Dia tidak memberikan Luna kesempatan untuk menolak, dia langsung bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Sebelum Luna tersadar, ponselnya berdering.

Ibunya, Mila Effendi menelepon.

Luna menjawab telepon, lalu berjalan ke arah sofa dan duduk.

"Ibu, ada apa?"

"Luna, kamu di mana? Kenapa malam ini kamu nggak datang ke rumah sakit untuk menjenguk adikmu?"

"Aku sedang dinas, besok sore baru pulang. Karena besok pagi masih harus pergi ke Kota Bantar."

Sebagai sekretaris Gavin, dua atau tiga hari dalam sebulan dia harus mengikuti Gavin melakukan perjalanan bisnis.

Dia sudah terbiasa.

"Oh, ternyata begitu. Bibi Sinta punya anak laki-laki yang bertugas di ketentaraan. Besok, dia akan kembali. Dia lumayan tampan dan sangat berbakti. Aku mau suruh kamu pergi menemuinya."

Ini adalah keempat kalinya dia berkencan buta dalam bulan ini.

Namun, dia tidak bisa menyalahkan ibunya.

Sekarang, dia sudah berusia 28 tahun. Teman-teman yang sebaya dengannya sudah melahirkan anak kedua, bahkan beberapa di antaranya sudah menikah untuk kedua atau ketiga kalinya.

Sedangkan dia?

Dia bahkan tidak memiliki pacar, ibunya sangat mengkhawatirkannya.

Luna mengerutkan kening, dia tampak agak kesal. "Bu, bukannya aku sudah bilang nggak usah buru-buru? Kenapa Ibu jodohkan aku lagi?"

"Bagaimana mungkin nggak buru-buru? Dua tahun lagi, kamu sudah berusia 30 tahun. Aku tahu kamu peduli dengan adikmu, tapi bagaimanapun, kamu harus utamakan masa depanmu. Luna, sekarang Ibu cuma punya kamu dan Moris. Kalau suatu hari Ibu meninggal dan adikmu nggak bisa diselamatkan, kamu nggak punya keluarga lagi. Ke depannya, kamu mau andalkan siapa? Luna, dengarkan Ibu. Pergi temui putra Bibi Sinta, oke?"

Ini adalah kelima kalinya Luna mendengar ibunya mengucapkan kata-kata ini.

Luna menarik napas dalam-dalam.

"Ibu, umurku 28 tahun, bukan 38 tahun. Kenapa Ibu begitu cemas? Lagian, sekarang pekerjaanku sangat terjamin. Kalau aku punya pasangan, menikah dan punya anak, aku akan kehilangan pekerjaan ini."

"Ibu harus tunggu sampai kamu berusia 38 tahun baru boleh mendesakmu? Waktu itu tiba, kamu sudah jadi perawan tua, aku nggak akan menjodohkanmu lagi. Masa muda akan berlalu. Luna, kamu nggak boleh hanya pikirkan adikmu, kamu harus pikirkan dirimu sendiri."

Mila tahu semuanya. Dia tahu Luna bekerja keras untuk membiayai operasi Moris. Oleh karena itu, Luna masih belum memiliki pacar.

Sebagai seorang ibu, dia mengetahui isi pikiran putrinya.

"Bu, kalau aku sudah berusia 30 tahun dan masih belum menikah, siapa pun yang Ibu kenalkan ke aku, aku akan menikah dengannya, oke?"

Karena Gavin tidak mengakui keberadaannya, dia pun tidak perlu memberi tahu ibunya soal pernikahannya dengan Gavin.

Dia sudah memikirkan isi perjanjian pranikah. Salah satunya adalah bercerai setelah melahirkan anak. Dalam waktu setahun, seharusnya adiknya sudah sehat. Saat itu tiba, dia bisa memikirkan soal hubungan asmaranya.

"Kamu memang nggak bisa dinasihati, menyebalkan sekali!"

Mendengar ucapan Mila, Luna tertawa. "Benar, aku nggak bisa dinasihati, jangan marah."

"Lihatlah teman-temanmu. Mereka sudah punya dua anak, kenapa kamu masih begitu tenang?"

"Temanku juga ada yang sudah menikah tiga kali, Ibu lupa? Ibu, nggak ada untungnya menikah di usia muda. Seharusnya Ibu jelas akan hal ini."

"Maksudmu ayahmu?"

"Jangan bahas dia, aku nggak mau dengar."

"Kamu benar. Menikah di usia muda nggak ada untungnya. Ya sudah, kita bicarakan setelah kamu berusia 30 tahun. Saat itu tiba, kalau kamu masih cari alasan, kuhabisi kamu."

Luna tersenyum pasrah. "Baik, aku mengerti. Ya sudah, aku tutup dulu."

Dia langsung mengakhiri panggilan.

Tak lama kemudian, Gavin keluar dari kamar mandi.

Ketika Luna sedang magang di Grup Harris, dia sering membaca novel.

Beberapa konten di antaranya adalah presdir keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk berwarna putih.

Otot dada, perut kotak-kotak dan garis seksi.

Bahkan ada air yang menetes ke otot perut, sangat bergairah.

Luna sering dinas bersama Gavin, tetapi tidak pernah melihat Gavin berpenampilan seperti itu.

Setiap dia keluar dari kamar mandi, dia mengenakan piyama atau jubah mandi. Intinya, dia tidak pernah memperlihatkan kulitnya.

Sebulan yang lalu, dia melihat tubuh Gavin.

Sama seperti dengan yang digambarkan di novel. Otot perut yang kekar dan garis yang seksi. Itu adalah pertama kalinya dia melihat tubuh Gavin.

Dia sangat terampil dalam bidang apa pun. Satu-satunya kekurangannya adalah dia memiliki bekas luka sepanjang tiga sentimeter di sisi kiri pinggangnya.

Setelah dipikir-pikir, mungkin dia selalu berpakaian tertutup untuk menutupi bekas luka di tubuhnya.

Tentu saja, hal yang paling tidak terlupakan adalah ukurannya sangat besar.

Ketika memikirkan hal ini, Luna kembali tersipu.

Gavin memegang handuk putih. Dia berjalan ke arah Luna sambil menyeka rambutnya.

"Aku sudah bersihkan bak mandi untukmu, tapi kamu tetap harus berhati-hati. Jangan sampai terpeleset, mengerti?" Dia menatap Luna dengan serius. Meskipun dia sedang mengutarakan perhatiannya pada Luna, nada bicaranya sangat dingin.

"Oh, baik. Terima kasih, Pak Gavin."

Luna bangkit dan langsung pergi ke kamar mandi.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, Gavin sudah duduk di sofa. Televisi di depan menyala, tetapi Gavin tidak menonton siaran itu.

Melihat Luna keluar, dia bertanya pada Luna, "Sudah pesan tiket ke Kota Bantar besok?"

Luna mengangguk sambil menjawab, "Pak Gavin, aku sudah hubungi Stanley. Besok pagi, kita berangkat ke Kota Bantar."

"Kita nggak pergi ke Kota Bantar lagi, besok langsung pulang ke Kota Sandria."

"Kenapa? Bukannya kita akan pergi ke Kota Bantar untuk bicarakan kerja sama dengan Pak Sion?"

"Nggak."

Dia hanya menanggapi dengan singkat tanpa memberikan alasan jelas.

Apa perlu dijelaskan?

Sekarang, Luna sedang hamil. Dia tidak boleh sering-sering membiarkan Luna bepergian dengannya.

Tiga bulan pertama sangat penting, dia harus lebih waspada.

Luna tidak lanjut bertanya. Dia segera mengabari Stanley bahwa besok mereka akan kembali ke Kota Sandria.

"Pak Gavin, apa yang harus kukatakan pada Pak Sion?"

"Suruh dia datang."

"Baik."

Luna berjalan ke balkon, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Sion yang berada di Kota Bantar.

...

Keesokan paginya, Luna bangun dan mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, ponsel di meja kopi berdering.

Luna berjalan mendekat untuk melihat layar ponsel. Adik Gavin, Shilla menelepon.

Luna berjalan ke sofa, lalu mendorong bahu Gavin dengan pelan sambil berkata, "Pak Gavin, ponselmu berdering."

Gavin memejamkan mata. Bulu matanya yang tebal membentuk suatu bayangan samar di kelopak matanya. Hidungnya yang mandung, bibirnya yang tipis dan garis rahangnya tampak sangat memukau.

Meskipun dia tertidur pulas, auranya yang dingin dan tegas masih terpancar di antara alisnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 100

    Mungkin anak mereka sudah berumur beberapa tahun.Sayangnya, tidak semua hal berjalan sesuai keinginan.Untungnya, Tuhan masih mempertemukannya dengan Luna dan bahkan membiarkan Luna mengandung anaknya.Kali ini, dia tidak akan melepaskan Luna....Keesokan harinya.Luna datang ke kantor sekretaris. Begitu Hanna melihatnya, Hanna bergegas menghampirinya dan hampir menangis.Melihat ekspresinya yang menyedihkan, Luna melirik Fanny dan yang lainnya, lalu menatap Hanna."Diganggu anjing?"Hanna tertegun, lalu menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Bukan, Kak Luna. Aku cuma senang akhirnya kamu datang. Kamu nggak tahu betapa takutnya aku semalam. Sarafku tegang seharian. Bahkan waktu tidur pun, aku memimpikan Pak Gavin memarahiku.""..."Gadis ini terlalu penakut.Luna menepuk bahunya untuk menghiburnya. "Bukannya kamu berhasil menyelesaikan tugasmu? Selain itu, aku sudah tanyakan pada Pak Gavin, kamu nggak lakukan kesalahan. Jadi, kamu menyelesaikan pekerjaan kemarin dengan sempurna."Kem

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 99

    Gavin sedang rapat. Orang-orang di dalam ruangan pun melihat perubahan ekspresinya. Ekspresinya yang semula dingin berubah menjadi lembut, bagaikan es yang mencair.Benar, mereka melihat sisi lain Gavin.Sekarang, mereka penasaran dengan siapa yang menghubungi Gavin.Ini adalah rapat Departemen Desain Perhiasan. Selain Raffi dan staf lainnya, kepala desainer perhiasan yang baru, Mandy pun hadir.Mandy juga menyadari perubahan sikap Gavin.Gavin mengakhiri panggilan Luna. Tak lama kemudian, tatapannya kembali tegas.Semuanya diam-diam mengeluh. Bisa-bisanya sikap Gavin berubah dalam hitungan detik."Kuharap jangan ada pecundang di Departemen Desain Perhiasan. Kali ini, aku mau melihat desain perhiasan bertema klasik yang memuaskan. Kalian mengerti?" Gavin menatap mereka dengan dingin dan tegas."Pak Gavin, kami mengerti," kata para bawahan dengan serempak."Rapat selesai." Gavin berdiri, lalu menatap Mandy dengan dingin. "Mandy, datang ke kantorku."Hanna yang berdiri di samping melangk

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 98

    Sebelum dia selesai berbicara, Valton sudah menyelanya, "Gimana kalau kita ajak Pak Gavin juga?""Baik, akan kutanyakan pada Pak Gavin," kata Luna.Luna tidak berani menemui Valton sendirian, dia takut kalau dilihat oleh Nathan atau orang lainnya, dia akan celaka.Dia merasa sebaiknya dia mengajak Gavin untuk menghadiri acara makan malam seperti ini.Kalau Gavin menemaninya, Gavin tidak akan salah paham."Oke." Kemudian, Valton pergi bersama penerjemahnya.Belasan menit kemudian, perawat mendorong Moris keluar.Namun, efek obat bius belum hilang dan Moris masih belum sadarkan diri.Beberapa perawat mendorong Moris ke ICU, lalu memasang peralatan medis.Luna dan yang lainnya tunggu di luar dengan cemas.Tak lama kemudian, beberapa perawat keluar.Luna segera bertanya, "Kenapa perlu dirawat di ICU?"Perawat menjelaskan, "Ini perintah Dokter Valton. Katanya pasien baru menjalani operasi. Dia khawatir akan muncul efek lain, jadi pasien harus diamati di ICU selama dua hari. Kalau nggak ada

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 97

    Operasi Moris berlangsung dari pukul delapan pagi hingga pukul tiga sore.Melihat lampu di depan ruangan meredup, Luna dan yang lainnya pun lega.Beberapa menit kemudian, pintu ruang operasi terbuka dari luar.Seorang dokter yang mengenakan jas putih dan masker biru keluar.Melihat sepasang matanya yang berwarna biru kehijauan dan rambutnya yang berwarna pirang, Luna langsung mengetahui bahwa dia adalah dokter yang menangani operasi Moris.Luna sudah mencari tahu latar belakangnya, dia berusia sekitar 50 tahun.Namun, setelah bertemu dengan dokter itu, Luna merasa dia terlihat jauh lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Luna segera bertanya dengan bahasa Larda, "Halo, Dokter Valton. Namaku Luna, aku adalah kakaknya Moris. Aku ingin tanyakan, bagaimana operasi adikku?"Valton melepas maskernya, lalu menatap Luna dengan sepasang mata birunya sambil mengangguk. "Operasi berjalan lancar."Perkataan singkat ini menenangkan semua orang.Mila menangis bahagia. Meski Valton tidak memahami ba

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 96

    Hal ini menandakan bahwa operasi sudah dimulai.Meskipun dia tahu Valton yang menangani operasi Moris, dia tetap tidak bisa menyingkirkan rasa gugup dan takut di hatinya.Bibi ketiganya, Maya berkata, "Luna, kudengar sekarang kamu adalah sekretaris presdir?"Luna berbalik dan menatap Maya yang duduk di bangku panjang. "Ya, benar."Maya berkata sambil tersenyum, "Seingatku, dulu kamu adalah asisten manajer umum, 'kan?"Luna mengangguk. "Ya, bos kami baru menjabat setengah tahun. Aku pun baru diangkat jadi sekretarisnya.""Ternyata begitu." Maya mengangguk sambil tersenyum cerah. "Dulu, prestasimu sangat bagus. Kemudian, kamu diterima di Universitas Tasara. Setelah lulus kuliah, kamu magang di Grup Harris. Dalam waktu beberapa tahun, kamu diangkat jadi sekretaris presdir. Harus diakui kamu sangat kompeten. Ibumu mendidikmu dengan baik."Rani Effendi berkata sambil tersenyum, "Mila memang pandai mendidik anak. Kalau bukan karena dia, Luna nggak akan diterima di kampus terkenal. Luna, sete

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 95

    Winnie meninggikan suaranya dan berkata dengan nada sinis, "Luna, Hanna baru bekerja kurang dari sebulan, kamu sudah menyuruhnya menggantikan pekerjaanmu. Kalau terjadi kesalahan, kamu mau tanggung jawab?"Fanny mendengus dingin. "Nggak apa-apa. Kalau Pak Gavin marah, mereka akan dipecat."Yuri tersenyum sinis. "Benar, kalau mereka dipecat, kantor sekretaris menjadi lebih tenang. Kita nggak perlu lihat dua orang yang menyebalkan lagi."Luna menarik napas dalam-dalam, lalu memutar kursinya ke arah Yuri dan yang lainnya. Dia tersenyum sambil berkata, "Pak Gavin tahu keberadaan kalian bertiga. Menurut kalian, kenapa Pak Gavin membiarkan seorang anak magang menggantikanku, bukan menyuruh kalian menggantikanku?"Fanny dan kedua orang lainnya terdiam.Namun, wajah mereka segera memerah.Senyuman di sudut bibir Luna menjadi makin cerah. Dia menatap mereka dengan tatapan meremehkan, "Jadi, kalian harus berhenti menyudutkan orang lain. Kalau Pak Gavin marah, kalian pasti akan dijadikan santapan

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 94

    Dia sangat memahami Luna.Luna adalah wanita yang logis dan sulit dihadapi.Jadi, dia hanya bisa menggunakan cara ini untuk mempertahankan Luna di sisinya.Luna menundukkan kepalanya. Dia mengerutkan jari-jarinya dengan gugup sambil berkata dengan pelan, "Kalau aku berhenti bekerja, aku nggak akan bisa menjadi sekretarismu lagi."Gavin mengerutkan kening.Luna menolaknya karena khawatir tidak bisa menjadi sekretarisnya lagi?Gavin berkata, "Jangan khawatir. Setelah melahirkan, aku akan tetap mempekerjakanmu sebagai sekretaris administrasi."Luna menatapnya dengan penuh keraguan. "Tapi, aku harus membimbing Hanna. Setelah aku pergi, dia akan menggantikanku. Setelah aku kembali, kamu akan memecatnya?"Gavin berkata dengan tenang, "Nggak. Nanti, aku akan aturkan pekerjaan lain untuknya."Hanna adalah gadis yang baik dan polos.Kalau terjadi hal seperti itu, Hanna pasti akan menyalahkannya.Gavin bersandar di kursi presdir sambil menatapnya dengan emosional. "Kalau menurutmu ide ini kurang

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 93

    Gavin berkata dengan suara berat, "Hubungi Departemen Personalia. Berhentikan semua karyawan di Departemen Busana, lalu rekrut sekelompok desainer baru. Selain itu, hubungi penanggung jawab JM. Lusa, suruh mereka datang ke kantor untuk bicarakan kerja sama."Luna mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""Perancang busana yang baru direkrut harus mulai bekerja dalam tiga hari," kata Gavin."Baik, aku mengerti.""Pergilah.""Baik."Luna kembali ke kantor sekretaris dan segera menghubungi staf Departemen Personalia.Setelah menyampaikan pesan Gavin, dia mengakhiri panggilan dan menghubungi penanggung jawab Busana Internasional JM.Setelah panggilan tersambung, Luna bertanya, "Halo, apakah kamu penanggung jawab JM?""Benar, dengan siapa?" Terdengar suara wanita dari ujung lain telepon."Namaku Luna, aku adalah sekretaris presdir Grup Harris. Presdir kami ingin membahas kerja dengan desainer kalian."Mendengar bahwa Grup Harris ingin bekerja sama dengan mereka, dia segera mengungkapkan persetujuannya

  • Cinta Tersembunyi CEO Galak   Bab 92

    Mendengar ucapan ini, Luna tertegun sejenak. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan segera menjelaskan, "Bukan, Pak Gavin. Aku sudah terbiasa memanggilmu Pak Gavin. Tiba-tiba disuruh ganti panggilan, aku nggak terbiasa."Dia hanya menyuruh Luna memanggil namanya, bukan panggilan sayang. Apa begitu sulit diucapkan?"Kebiasaan bisa diubah. Di luar, aku nggak memintamu memanggil namaku, tapi kamu nggak boleh memanggilku Pak Gavin di rumah. Ini peringatan terakhir." Gavin menatap Luna dengan galak, seolah-olah sedang mengancam Luna.Melihat ekspresinya yang begitu galak, Luna terpaksa mengangguk. "Baik, Pak Gavin.""..."Apa Luna tidak menganggap serius perkataannya?Dia baru saja memperingatkan Luna, tetapi Luna memanggilnya "Pak Gavin" lagi.Lupakan saja, Luna butuh waktu untuk beradaptasi....Keesokan harinya adalah hari Senin. Luna pergi ke kantor sekretaris untuk merapikan berkas. Kemudian, dia mengantarkan dokumen yang perlu ditandatangani ke kantor presdir.Setelah mengantarkan do

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status